Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : SMAN 5 Padang


Mata pelajaran : Sejarah Wajib
Kelas/Semester : X/ 1
Materi Pokok : tipologi hasil budaya zaman praaksara
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit ( 3 kali pertemuan )

A. Kompetensi Inti
Kompetensi sikap menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4


3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil 4.4 Menalar informasi mengenai hasil budaya
budaya praaksara Indonesia termasuk yang praaksara di Indonesia termasuk yang berada di
berada di lingkungannya lingkungannya terdekat dan menyajikan dalam
bentuk tertulis.

IPK dari KD3 IPK dari KD4


KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4
3.4.1 Mengidentifikasi pembabakan waktu 4.4.1 menyajikan dalam bentuk tulisan contoh
pada zaman batu hasil budaya yang berkembang di lingkungan
3.4.2 Mengemukakan hasil-hasil kebudayaan terdekat.
pada zaman batu tua (paleolithikum)
3.4.3 Mengemukakan hasil-hasil kebudayaan
pada zaman batu tengah
(mesolithikum)
3.4.4 Mengemukakan hasil-hasil kebudayaan
pada zaman batu muda (neolithikum)
3.4.5 Menyelidiki hasil kebudayaan zaman
batu yang terdapat di lingkungan
sekitar
3.4.6 Menganalisis kaitan antara teknologi
mengenal api dengan isu local bangsa
Indonesia pada saat ini.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari
berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan
siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin
tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat
menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya praaksara Indonesia termasuk yang
berada di lingkungannya menalar informasi mengenai hasil budaya praaksara di
Indonesia termasuk yang berada di lingkungannya terdekat dan menyajikan dalam bentuk
tertulis

Materi Pembelajaran
 pembabakan waktu pada zaman batu
 hasil-hasil kebudayaan pada zaman batu tua (paleolithikum)
 hasil-hasil kebudayaan pada zaman batu tengah (mesolithikum)
 hasil-hasil kebudayaan pada zaman batu muda (neolithikum)
 hasil kebudayaan zaman batu yang terdapat di lingkungan sekitar
 menganalisis kaitan antara teknologi mengenal api dengan isu local bangsa Indonesia
pada saat ini.

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan
Model : Discovery Learning

F. Media Pembelajaran
Media : powerpoin
Alat : LCD Proyektor, Papan Tulis, alat dan bahan Sejarah Indonesia
LKPD : Teori masuknya Agama dan kebudayaan Islam di Nusantara
G. Sumber Belajar

1. Kemdikbud RI. 2016. Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemdikbud
2. Posponegoro, Marwati Djoened (dkk). 1993. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II,
Jakarta : Balai PustakaTaufik Abdullah (ed).2011. Indonesia Dalam Arus Sejarah.
Jakarta : PT Ikhtiar Baru Van Hoeve

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 ( 2 x 45 menit )
IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari
KD3.4 KD 4.5

3.4.1 mengidentifikasi pembabakan waktu Menyajikan dalam bentuk peta konsep hasil-
pada zaman batu hasil budaya zaman batu tua dan batu tengah
3.4.2 mengemukakan hasil-hasil kebudayaan beserta penyebarannya
pada zaman batu tua (paleolithikum) .
3.4.3 mengemukakan hasil-hasil kebudayaan
pada zaman batu tengah
(mesolithikum)

Kegiatan Sintak (langkah-


N Alokasi
langkahpembelaja Deskripsikegiatan
o Waktu
ran)
1 Pendahulu 1. Memberi salam dan berdoa 15 menit
an sebelum pembelajaran dimulai;
2. Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan;
3. Absensi
4. Appersepsi

Kegiatan Stimulation peserta didik ditunjukkan gambar


Inti (pemberian peralatan dari batu.Gambar apakah ini?
rangsangan) alat ini sampai sekarang masih banyak
kita temukan di rumah tangga di
Indonesia. Alat ini sering disebut dengan
cobek, alat untuk menghaluskan rempah-
rempah, menghaluskan bumbu masak atau
tempat membuat sambal. Alat bebatuan
ini sudah dikenal ribuan tahun yang lalu.
Nah, kali ini kita akan mengkaji tentang
“Perkembangan teknologi bebatuan
sampai dengan masa mesolitikum”.

Identifikasi 1. Perserta didik dibagi kedalam


masalah/ beberapa kelompok (penentuan
pertanyaan kelompok ditetapkan oleh guru).
Tiap kelompok terdiri 4–5 orang.
2. Peserta didik berdiskusi dalam
kelompok untuk menganalisis
tipologi hasil budaya praaksara
Indonesia .
3. Dibagikan bahan bacaan
tambahan disamping buku-buku
yang telah dimiliki peserta didik
untuk bahan diskusi perserta
didik.

Data collection Peserta didik mencari dan


(Pengumpulan mengumpulkan data dari hasil
data) diskusi maupun dari tanyangan
presentasi tentang :
 pembabakan waktu pada zaman
batu
 hasil-hasil kebudayaan pada
zaman batu tua (paleolithikum)
 hasil-hasil kebudayaan pada
zaman batu tengah (mesolithikum

Data processing 1. Peserta didik terlibat aktif dalam


(pengolahan data) diskusi dan mengkaji materi yang
disajikan kemudian
menyelesaikan masalah yang ada,
peserta didik termotivasi untuk
berdiskusi dalam menggali
informasi dari berbagai sumber
maupun hand-out yang telah
dibagikan.

2. Peserta didik termotivasi untuk


berdiskusi tentang tipologi hasil
budaya praaksara Indonesia

Peserta didik menuliskan hasil


pekerjaanya (untuk masing-
masing peserta didik) dan hasil
diskusi kelompok pada kertas
manila yangtelah disediakan
dengan kreativitas masing-
masing.

Verification 1. Peserta didik menuliskan hasil


(pembuktian) diskusi pada lembar aktivitas
siswa

2. Guru memantau jalannya diskusi


dan membimbing peserta didik
untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
3. Masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan dengan
menempelkan hasil-hasil kerja
kelompok di sekitar dinding ruang
belajar.

Generalization 1. Hasil-hasil kerja kelompok yang


(menarik telah dituliskan (ditempelkan di
kesimpulan) dinding) untuk digunakan sebagai
bahan pada langkah berikutnya.

2. Perwakilan kelompok
memperhatikan sajian/paparan
serta menilai hasil karya dari
kelompok lain yang telah
ditempelkan pada dinding sekitar
ruang belajar,mencermatinya dan
membandingkan dengan hasil dari
kelompoknya sendiri kemudian
mendiskusikan kembali pada
kelompok masing-masing.

3. Perwakilan kelompok untuk


memberikan tanggapan dengan
mengajukan pertanyaan,meminta
konfirmasi ataupun memberikan
masukkan terhadap kelompok
lainnya.

4. Guru mencatat hal-hal yang


menyimpang atau tumpang tindih
atau “unik” antara kelompok
yang satu dengan yang lain.

5. Guru menilai keaktifan peserta


didik (individu dan kelompok)
dalam kelas saat berdiskusi,
merancang/melakukan
penyelidikan sederhana maupun
presentasi berlangsung.

1. Peserta didik mengkaji ulang dan


Generalisation menyimpulkan hasil diskusi
15 menit
dalam kelompok tentang konsep
perubahan dan keberlanjutan
dalam sejarah

2. Guru memberikan penguatan


dengan memberikan penjelasan
pada materi baru dan berbeda
pada tiap kelompok.
Penutup 1. Memfasilitasi dalam
menemukan kesimpulan tentang
tipologi hasil budaya praaksara
Indonesia Memberikan tugas
kepada peserta didik, dan
mengingatkan peserta didik
untuk mempelajari materi yang
akan dibahas dipertemuan
berikutnya
2. Mengingatkan untuk
mempersiapkan diri
menghadapi tes/ evaluasi akhir
di pertemuan berikutnya
(kegiatan ini dilakukan di
pertemuan ke-1).
3. Melakukan penilaian untuk
mengetahui tingkat ketercapaian
indikator (kegiatan ini dilakukan
di pertemuan ke-2).
4. Memberikan PR
5. Menutup pembelajaran dengan
memberi salam.

Pertemuan 2 ( 2 x 45 menit )
IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari
KD3.4 KD 4.4
3.4.4 mengemukakan hasil-hasil kebudayaan 4.4.1 membuat dalam bentuk konsep hasil
pada zaman batu muda (neolithikum) budaya pada zaman batu muda
3.4.5 menyelidiki hasil kebudayaan zaman 4.4.2 mencari klipping tentang hasil budaya
batu yang terdapat di lingkungan yang terdapat di lingkungan sekitar
sekitar
3.4.6 menganalisis kaitan antara teknologi
mengenal api dengan isu local bangsa
Indonesia pada saat ini

Kegiatan Sintak (langkah-


N Alokasi
langkahpembelaja Deskripsikegiatan
o Waktu
ran)
1 Pendahulu 5. Memberi salam dan berdoa 15 menit
an sebelum pembelajaran dimulai;
6. Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan;
7. Absensi
8. Appersepsi
Kegiatan Stimulation peserta didik ditunjukkan gambar
Inti (pemberian peralatan dari batu.Gambar apakah ini?
rangsangan) alat ini sampai sekarang masih banyak
kita temukan di rumah tangga di
Indonesia. Alat ini sering disebut dengan
cobek, alat untuk menghaluskan rempah-
rempah, menghaluskan bumbu masak atau
tempat membuat sambal. Alat bebatuan
ini sudah dikenal ribuan tahun yang lalu.
Nah, kali ini kita akan mengkaji tentang
“Perkembangan teknologi bebatuan
sampai dengan masa mesolitikum”.

Identifikasi 4. Perserta didik dibagi kedalam


masalah/ beberapa kelompok (penentuan
pertanyaan kelompok ditetapkan oleh guru).
Tiap kelompok terdiri 4–5 orang.
5. Peserta didik berdiskusi dalam
kelompok untuk menganalisis
tipologi hasil budaya praaksara
Indonesia .
6. Dibagikan bahan bacaan
tambahan disamping buku-buku
yang telah dimiliki peserta didik
untuk bahan diskusi perserta
didik.

Data collection Peserta didik mencari dan


(Pengumpulan mengumpulkan data dari hasil
data) diskusi maupun dari tanyangan
presentasi tentang :
 hasil-hasil kebudayaan pada
zaman batu muda (neolithikum)
 hasil kebudayaan zaman batu
yang terdapat di lingkungan
sekitar
 menganalisis kaitan antara
teknologi mengenal api dengan
isu local bangsa Indonesia pada
saat ini.

Data processing 3. Peserta didik terlibat aktif dalam


(pengolahan data) diskusi dan mengkaji materi yang
disajikan kemudian
menyelesaikan masalah yang ada,
peserta didik termotivasi untuk
berdiskusi dalam menggali
informasi dari berbagai sumber
maupun hand-out yang telah
dibagikan.

4. Peserta didik termotivasi untuk


berdiskusi tentang tipologi hasil
budaya praaksara Indonesia

Peserta didik menuliskan hasil


pekerjaanya (untuk masing-
masing peserta didik) dan hasil
diskusi kelompok pada kertas
manila yangtelah disediakan
dengan kreativitas masing-
masing.

Verification 4. Peserta didik menuliskan hasil


(pembuktian) diskusi pada lembar aktivitas
siswa

5. Guru memantau jalannya diskusi


dan membimbing peserta didik
untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.

6. Masing-masing kelompok untuk


mempresentasikan dengan
menempelkan hasil-hasil kerja
kelompok di sekitar dinding ruang
belajar.

Generalization 6. Hasil-hasil kerja kelompok yang


(menarik telah dituliskan (ditempelkan di
kesimpulan) dinding) untuk digunakan sebagai
bahan pada langkah berikutnya.

7. Perwakilan kelompok
memperhatikan sajian/paparan
serta menilai hasil karya dari
kelompok lain yang telah
ditempelkan pada dinding sekitar
ruang belajar,mencermatinya dan
membandingkan dengan hasil dari
kelompoknya sendiri kemudian
mendiskusikan kembali pada
kelompok masing-masing.

8. Perwakilan kelompok untuk


memberikan tanggapan dengan
mengajukan pertanyaan,meminta
konfirmasi ataupun memberikan
masukkan terhadap kelompok
lainnya.

9. Guru mencatat hal-hal yang


menyimpang atau tumpang tindih
atau “unik” antara kelompok
yang satu dengan yang lain.

10. Guru menilai keaktifan peserta


didik (individu dan kelompok)
dalam kelas saat berdiskusi,
merancang/melakukan
penyelidikan sederhana maupun
presentasi berlangsung.

3. Peserta didik mengkaji ulang dan


Generalisation menyimpulkan hasil diskusi
15 menit
dalam kelompok tentang konsep
perubahan dan keberlanjutan
dalam sejarah

4. Guru memberikan penguatan


dengan memberikan penjelasan
pada materi baru dan berbeda
pada tiap kelompok.

Penutup 6. Memfasilitasi dalam


menemukan kesimpulan tentang
tipologi hasil budaya praaksara
Indonesia Memberikan tugas
kepada peserta didik, dan
mengingatkan peserta didik
untuk mempelajari materi yang
akan dibahas dipertemuan
berikutnya
7. Mengingatkan untuk
mempersiapkan diri
menghadapi tes/ evaluasi akhir
di pertemuan berikutnya
(kegiatan ini dilakukan di
pertemuan ke-1).
8. Melakukan penilaian untuk
mengetahui tingkat ketercapaian
indikator (kegiatan ini dilakukan
di pertemuan ke-2).
9. Memberikan PR
10. Menutup pembelajaran dengan
memberi salam.

I. Penilaian

a. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Portofolio

b. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan

c. Instrumen Penilaian (terlampir)

d. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
tes tertulis kembali.

e. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
- Siwa yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP
1. Uraian Materi

a. Antara Batu dan Tulang


Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat dari batu
yang seadanya dan juga dari tulang. Peralatan ini berkembang pada zaman
Paleolitikum atau zaman batu tua. Zaman batu tua ini bertepatan dengan zaman
Neozoikum terutama pada akhir zaman Tersier dan awal zaman Quartai r.
Zaman ini berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Zaman ini merupakan
zaman yang sangat penting karena terkait dengan munculnya kehidupan baru,
yakni munculnya jenis manusia purba. Zaman ini dikatakan zaman batu tua
karena hasil kebudayaan terbuat dari batu yang relatif masih sederhana dan
kasar. Kebudayaan zaman Paleolitikum ini secara umum ini terbagi menjadi
Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.

b. Kebudayaan pacitan

Kebudayaan ini berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur. Beberapa alat dari
batu ditemukan di daerah ini. Seorang ahli, von Koeningwald dalam
penelitiannya pada tahun 1935 telah menemukan beberapa hasil teknologi
bebatuan atau alat-alat dari batu di Sungai Baksoka dekat Punung. Alat batu itu
masih kasar, dan bentuk ujungnya agak runcing, tergantung kegunaannya. Alat
batu ini sering disebut dengan kapak genggam atau kapak perimbas. Kapak ini
digunakan untuk menusuk binatang atau menggali tanah saat mencari umbi -
umbian. Di samping kapak perimbas, di Pacitan juga ditemukan alat batu yang
disebut dengan choppersebagai alat penetak. Di Pacitan juga ditemukan alat -
alat serpih

c. Kebudayaan ngandong

Kebudayaan Ngandong berkembang di daerah Ngandong dan juga Sidorejo,


dekat Ngawi. Di daerah ini banyak ditemukan alat-alat dari batu dan juga alat-
alat daritulang. Alat-alat dari tulang ini berasal dari tulang binatang dan tanduk
rusa yang diperkirakan digunakan sebagai penusuk atau belati. Selain itu,
ditemukan juga alat-alat seperti tombak yang bergerigi. Di Sangiran juga
ditemukan alat-alat dari batu, bentuknya indah seperti kalsedon. Alatalat ini
sering disebut dengan flake.Sebaran artefak dan peralatan paleolitik cukup luas
sejak dari daerah-daerah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Halmahera.

d. Antara pantai dan gua

Zaman batu terus berkembang memasuki zaman batu madya atau batu
tengah yang dikenal zaman Mesolitikum.Hasil kebudayaan batu madya ini
sudah lebih maju apabila dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum
(batu tua). Sekalipun demikian, bentuk dan hasil-hasil kebudayaan zaman
Paleolitikumtidak serta merta punah tetapi mengalami penyempurnaan. Bentuk
flakedan alat-alat dari tulang terus mengalami perkembangan. Secara garis
besar kebudayaan Mesolitikumini terbagi menjadi dua kelompok besar yang
ditandai lingkungan tempat tinggal, yakni di pantai dan di gua.

1) Zaman batu
Adalah zaman di mana manusia menggunakan alat-alat dari batu untuk keperluan
hidup. Tetapi juga menggunakan peralatan penunjang dari benda lain misalnya tulang dan
kayu. Zaman batu terbagi menjadi beberapa tahap perkembangan sebagai berikut :

a. Zaman Batu Tua (Palaeolitikum)


Zaman ini berlangsung selama 600.000 tahun yang lalu selama masa plestosen
(dilluvium) keadaan alam masih sangat labil, sering terjadi silih berganti zaman
glasial dan interglasial sehingga perkembangan budayanya lambat.

 Peninggalan budaya
Alat-alat yang digunakan dari batu, pekerjaannya masih sangat kasar belum diasah.
Berdasarkan tempat penemuannya budaya batu tua dibagi menjadi dua :
1. Kebudayaan Pacitan
Alat-alat batu dari Pacitan ditemukan oleh G.H.R. Von Koenigswald tahun 1935 di
Kalibaksoko, Punong Pacitan Jawa Timur. Contoh alat-alat batu kebudayaan Pacitan
(masa pleistocen tengah) :
kapak genggam,
kapak perimbas,kapak penetak,
kapak pahat genggam,
alat serpih (flakes)
Tempat-tempat penemuan selain di Pacitan yaitu : Sukabumi, Perigi, dan Gombong
(Jateng), Tambang Bengkulu, Lahat Sumatera Selatan, Kalianda Lampung, Awang
Bangkal Kalimantan Selatan, Cabbenge Sulawesi Selatan, sembilan dan Trunyan (Bali),
Batu Tring (Sumbawa), Maumere (flores), dan Atambua (Timor)
2. Kebudayaan Ngandong (Ngawi Jawa Timur)
Contoh budaya alat batu Ngandong : kapak genggam, serpih, juga alat dari tulang
dan tanduk misalnya penusuk belati dan ujung tombak. Daerah-daerah lain tempat
penemuan budaya Ngandong yaitu : di Sangiran dan Cabbenge (Sulawesi Selatan).

 Manusia Pendukung
Manusia pendukung kebudayaan Pacitan adalah Pitecanthropus Erectus Sedangkan
pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis

 Sosial Masyarakat
Hidupnya berkelompok dan berpindah pindah (nomaden), berburu dan
mengumpulkan makanan (Hunting and Food Gathering)

 Kepercayaan
Manusia pendukung zaman batu tua di Asia Timur dan Indonesia belum mengenal
kepercayaan. Di Afrika - Eropa dan Asia kecil sudah di temukan bukti kepercayaan
yaitu kepercayaan pada alam

b. Zaman Batu Madya (Mesolitikum)


Zaman ini berlangsung pada masa holosen perkembangan budaya sangat cepat karena
didukung manusia yang sudah cerdas dan kondisi alam yang stabil sering disebut proses
evolusi yang sangat cepat

 Peninggalan budaya
Alat–alat masa batu tua masih digunakan kemudian berkembang hasil-hasil
budaya sebagai berikut :

a) Kebudayaan tulang sampung (Sampung Bone Culture)


Berupa alat-alat batu dan tulang yang ditemukan di abris sous roche (Gua-gua
tempat tinggal) yang berupa mata panah dari batu, flakes, batu penggiling dan alat
dari tulang dan tanduk. Tokoh-tokoh peneliti budaya ini Dr. P.V. Van Stein
Callenfels dan Van Heekern.

b) Kebudayaan Toala (Flakes Culture)


Tokoh peneliti Fritz Sarasin dan Paul Sarasin yang melakukan penelitian di gua
Lomoncong Sulawesi Selatan, alat yang ditemukan alat serpih, mata panah, dan
alat-alat dari tulang.

c) Kebudayaan Kapak Genggam Sumatra (Pebble Culture)


Ditemukan di tumpukan sampah kulit kerang Kjokkenmodinger oleh Dr. P.V. Van
Stein Callenfels tahun 1925 juga ditemukan kapak pendek Hache Courte, batu
penggiling, alu, lesung batu dan pisau batu

 Manusia pendukung
Manusia pendukung kebudayaan mesolitikum adalah Papua Melanesoid.
Hidupnya masih berburu dan mengumpulkan makanan sebagian sudah menetap di
goa-goa dan mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana dengan menanam ubi-
ubian dengan cara berpindah-pindah lahan. Mereka juga mulai memelihara binatang
Pada masa mesolitikum juga sudah berkembang seni. Misalnya ditemukan lukisan di
dinding-dinding goa seperti di gua Leang-leang Sulawesi Selatan yang
menggambarkan seekor babi rusa di panah. Di Maluku ditemukan gambar cap tangan,
kadal, manusia, rusa, burung, perahu, mata, di dinding-dinding gua

 Kepercayaan
Kepercayaan sudah berkembang yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang sebagai
kekuatan magis. Totemisme (pengramatan binatang), penguburan mayat (kepercayaan
kehidupan baru di alam baka) Pada masa Mesolithikum ,mereka yang tinggal di daratan
memilih tempat berlindung di goa-goa, di tempat ketinggian yang tidak jauh dari air. Gua-
gua tempat tinggal itu disebut Abris Sous Roche, yang ditemukan di Leang-leang Sulawesi
Selatan. Selain itu ditemukan Kjokkenmoddinger yaitu tumpukan atau timbunan kulit siput
dan kerang yang menggunung. Hal ini menunjukkan manusia purba bertempat tinggal di tepi
pantai.

REVOLUSI KEBUDAYAAN NEOLITUKUM


Revolusi kebudayaan terjadi pada zaman neolitikum karena perubahan pola hidup
manusia. Pola hidup food gathering menjadi pola food producing. Hal ini seiring dengan
terjadinya perubahan jenis pendukung kebudayaanya. Pada zaman ini telah hidup jenis Homo
sapiens sebagai pendukung kebudayaan zaman batu baru yang hidup menetap dan telah
memiliki tempat tinggal. Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak sebagai
proses untuk menghasilkan atau memproduksi bahan makanan. Hidup bermasyarakat dengan
bergotong royong mulai dikembangkan. Hasil kebudayaannya sudah halus dan sempurna
yang dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu kapak persegi dan kapak lonjong .

1. Kebudayan Kapak Persegi


Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil.
Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul.
Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat
pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat. Bahan untuk membuat
kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar
kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan,
azimat atau tAnda kebesaran. Untuk lebih jelasnya bentuk kapak persegi dari chalcedon.
Kapak Persegi
Daerah asal kapak persegi adalah daratan Asia masuk ke Indonesia melalui jalur barat
dan daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Walaupun kapak persegi berasal dari daratan Asia, tetapi
di Indonesia banyak ditemukan pabrik/tempat pembuatan kapak tersebut yaitu di Lahat
(Sumatera Selatan), Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan serta lereng selatan
gunung Ijen (Jawa Timur). Pada waktu yang hampir bersamaan dengan penyebaran kapak
persegi, di Indonesia Timur juga tersebar sejenis kapak yang penampang melintangnya
berbentuk lonjong sehingga disebut kapak lonjong.

2. Kebudayan Kapak Lonjong


Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman.
Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip
menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk
keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus. Ukuran yang dimiliki kapak
lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan
Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran
kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak
lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog
menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.

Kapak lonjong
3. Peta penemuan kapak persegi dan kapak lonjong
RPP Mata Pelajaran Sejarah Wajib - Kelas X

1. Penilaian
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan pendidikan : SMAN 5 Padang
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Mi
WAKT KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK
ng NAMA
U PERILAKU SIKAP NEG LANJUT
u
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah” 18


RPP Mata Pelajaran Sejarah Wajib - Kelas X

INSTRUMEN PENUGASAN
Satuan Pendidikan : SMAN 5 Padang
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.4 menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya praaksara
Indonesia termasuk yang berada di lingkungannya
Materi : Tipologi budaya Praaksara

Critical Thinking, Creativity, Communication,


Collaboration, HOTS

Contoh Tugas:

Mencari klipping atau koran yang berkaitan dengan situs sejarah


yang menggambarkan hasil budaya zaman praaksara yang masih ada
sampai saat sekarang ini

“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah” 19


RPP Mata Pelajaran Sejarah Wajib - Kelas X

Rubrik Penilaian

Nama peserta didik/kelompok : …………………………………………………


Kelas : ………………………………………………….
Tanggal Pengumpulan : .................................................................

No Kategori Skor Alasan


1. 1. Apakah tugas dikerjakan lengkap dan
sesuaidengan tanggal pengumpulan yang
telah disepakati?
2. 3. Apakahterdapatdaftar pustaka sumber
infomasidalam penyelesaian tugas yang
dikerjakan?
3. Apakah terdapat gambar / tabel dibuat
yang menarik sesuai dengan konsep?
4. Apakahbahasa yang
digunakanuntukmenginterpretasikanlugas
, sederhana, runtut dan
sesuaidengankaidah EYD?
5. Apakah laporan yang dikerjakan sesuai
dengan konsep yang telah dipelajari?
6. Apakah dibuat kesimpulan?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangatbaik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangatkurang

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal

Mengetahui, Padang, Juli 2017


Kepala Sekolah Guru mata Pelajaran Sejarah

Dra.Hj.Yenni Putri Dra. Zurnetti


NIP. 196612081990032004 NIP.196412311989032053

“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah” 20


RPP Mata Pelajaran Sejarah Wajib - Kelas X

INSTRUMEN SOAL

Essay

1. sebutkanlah pembabakan waktu pada zaman batu


2. kemukakanlah hasil-hasil kebudayaan pada zaman batu tua (paleolithikum) beserta penyebarannya
3. mengemukakan hasil-hasil kebudayaan pada zaman batu tengah (mesolithikum)
4. mengemukakan hasil-hasil kebudayaan pada zaman batu muda (neolithikum)
5. menyelidiki contoh hasil kebudayaan zaman batu yang terdapat di lingkungan sekitar
6. Pada saat ini sering terjadi pembakaran hutan secara liar,bagaimana pendapat anda dengan kebiasaan manusia pada masa praaksara yang
telah mengenal system slash and burn (tebas dan bakar)?

“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah” 21


RPP Mata Pelajaran Sejarah Wajib - Kelas X

INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI


Nama Satuan pendidikan : SMAN 5 Padang
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Kelengkapan Penulisan Kemampuan
Total Nilai
No Nama Siswa Materi Materi Presentasi
Skor Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1

10

11

12

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor maksimal

“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah” 22


RPP Mata Pelajaran Sejarah Wajib - Kelas X

PEDOMAN PENSKORAN:

SKOR
NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI
MAKS
 Presentasi terdiri atas, Judul, Isi Materi dan
Daftar Pustaka
 Presentasi sistematis sesuai materi
4
 Menuliskan rumusan masalah
1 Kelengkapan Materi  Dilengkapi gambar / hal yang menarik yang
sesuai dengan materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
 Materi dibuat dalam bentuk charta / Power
Point
 Tulisan terbaca dengan jelas
4
 Isi materi ringkas dan berbobot
2 Penulisan Materi  Bahasa yang digunakan sesuai dengan
materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
 Percaya diri, antusias dan bahasa yang
lugas
 Seluruh anggota berperan serta aktif
4
 Dapat mengemukanan ide dan
3 Kemampuan presentasi berargumentasi dengan baik
 Manajemen waktu yang baik
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
SKOR MAKSIMAL 12

Mengetahui, Padang, Juli 2017


Kepala Sekolah Guru mata Pelajaran Sejarah

Dra.Hj.Yenni Putri,MM Dra. Zurnetti


NIP. 196612081990032004 NIP.196412311989032053

“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah” 23

Anda mungkin juga menyukai

  • RPP SC KD 3.8
    RPP SC KD 3.8
    Dokumen19 halaman
    RPP SC KD 3.8
    Anonymous Fv4vYjLgw
    Belum ada peringkat
  • RPP KD 3.3
    RPP KD 3.3
    Dokumen22 halaman
    RPP KD 3.3
    Anonymous Fv4vYjLgw
    Belum ada peringkat
  • RPP KD 3.2
    RPP KD 3.2
    Dokumen15 halaman
    RPP KD 3.2
    Anonymous Fv4vYjLgw
    Belum ada peringkat
  • RPP KD 3.1
    RPP KD 3.1
    Dokumen16 halaman
    RPP KD 3.1
    Anonymous Fv4vYjLgw
    Belum ada peringkat
  • Ambis Sejarah Bab 2
    Ambis Sejarah Bab 2
    Dokumen6 halaman
    Ambis Sejarah Bab 2
    Anonymous Fv4vYjLgw
    Belum ada peringkat