Anda di halaman 1dari 1

1.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembiayaan secara moratorium dan berikan
contohnya?

Jawaban : Moratorium berasal dari bahasa latin yaitu morari yang berarti penundaan.
Secara hukum moratorium adalah otorisasi legal untuk menunda pembayaran utang atau
kewajiban tertentu selama batas waktu yang ditentukan. Istilah ini juga sering digunakan
untuk mengacu ke waktu penundaan pembayaran itu sendiri, sementara otorisasinya
disebut sebagai undang-undang moratorium. Pembiayaan secara moratorium ini biasanya
dilakukan saat terjadi defisit anggaran APBN atau krisis tertentu untuk mencegah krisis
keuangan negara yang berkepanjangan dan biasa terjadi pada negara-negara dengan
kemampuan membayar rendah. Indonesia sendiri sejak tahun 2010 telah berkomitmen
sebagai negara yangng masuk ke kategori investment grade yaitu memiliki prospek
investasi yang baik sehingga sebagaimanapun krisis kecuali bencana alam yang besar
Indonesia beretika tidak akan melakukan pembiayaan secara moratorium.

2. Tanggal 20 Mei 2015 lalu Presiden World Bank menawarkan pinjaman utang untuk
investasi di bidang ekonomi, kesehatan, infrastruktur, dan sosial kepada Indonesia.
Walaupun diperkirakan hanya meningkatkan total utang sebesar 25 % selama kurun 4
tahun terakhir, setujukah Anda dengan pendapat Presiden World Bank bahwa
pinjaman ini akan membantu pengentasan kemiskinan dalam peningkatan
keberlangsungan program pemerintah dan keseimbangan APBN? Jelaskan alasannya?
Sumber : www.cnnindonesia.com

Jawaban : Menurut saya untuk membangun investasi di bidang ekonomi, kesehatan,


infrastruktur, dan sosial Indonesia masih mampu untuk tidak meminjam kepada World
Bank karena iklim investasi di Indonesia sedang meningkat. Menurut Gubernur Bank
Indonesia Agus Martowardojo mengatakan (2015) kebijakan yang telah diambil oleh
Pemerintahan Jokowi-JK telah sejalan dan membuat iklim investasi yang lebih aman bagi
investor. Di antaranya rencana program membangunan infrastruktur nasional yang dapat
meningkatkan daya saing nasional di mata dunia. Pinjaman kepada pihak World Bank
hanya akan menambah ketergantungan negara-negara berkembang terhadap institusi
tersebut, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kondusif dalam pembangungan.
Saya lebih setuju kebijakan internal seperti optimalisasi pajak negara, peningkatkan
produksi dalam negeri untuk mendukung komoditi ekspor yang menguntungkan
dibandingkan pinjaman luar negeri yang bagaikan jebakan untuk mengikat Indonesia
menjadi negara yang tidak percaya diri dalam nasionalisasi pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai