Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Jahe (Zingiber officinale rosc) merupakan salah satu jenis tanaman yang
bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin
dari “Officina” yang berarti digunakan dalam farmasi atau pengobatan (Bermawie
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
terdiri atas 47 genus dan 1.400 species. Genus Zingiber meliputi 80 species yang
salah satu diantaranya adalah jahe yang merupakan species paling penting dan
paling banyak manfaatnya (Hapsoh, 2008 dalam Putri, 2014). Ada tiga jenis jahe,
yaitu :
lebih besar dan gemuk jika dibandingkan jenis jahe lainnya. Jika diiris
dengan panjang 15,83 – 32,75 cm, ukuran tinggi 6,02 – 12,24 cm. Ruas
rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini
bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai
jahe segar maupun jahe olahan (Hapsoh, 2008 dalam Putri, 2014).
Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu
Pasifik yang tersebar dari India sampai China. Oleh karena itu kedua
merah (Zingiber officinale var rubrum) disebut juga jahe sunti. Selain itu,
banyak nama lain dari jahe dari berbagai daerah di Indonesia antara lain
(Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai
2015: 17).
rimpang dengan bobot antara 0,5 - 0,7 kg/rumpun. Struktur rimpang jahe
kemerahan, ukuran lebih kecil dari jahe kecil. Memiliki serat yang kasar.
Rasanya pedas dan aromanya sangat tajam. Diameter rimpang 4,2 -4,3 cm
dan tingginya antara 5,2 - 10,40 cm. Panjang rimpang dapat mencapai
12,39 cm. sama seperti jahe kecil, jahe merah juga selalu dipanen setelah
tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi
rimpang jahe adalah antara lain: jenis jahe, tanah sewaktu jahe ditanam, umur
rimpang saat dipanen, pengolahan rimpang jahe (Putri, 2014). Komponen yang
terkandung dalam jahe antara lain adalah air 80,9%, protein 2,3%, lemak 0,9%,
Menurut Denyer, secara umum jahe mengandung pati, minyak atsiri, serat,
sejumlah kecil protein, vitamin, mineral, dan enzim proteolitik yang disebut
zingibain. Menurut penelitian Hernani dan Hayani (2001), jahe merah mempunyai
kandungan pati (52,9%), minyak atsiri (3,9%) dan ekstrak yang larut dalam
alkohol (9,93%) lebih tinggi dibandingkan jahe emprit (41,48; 3,5 dan 7,29%) dan
dan curcumin. Jahe juga mengandung zat aktif shogaol dan gingerol yang
jenis tanaman antioksidan terkuat sedunia (Anonim, 2007). Komponen kimia jahe
menguap (non volatile oil) dan pati. Minyak menguap biasa disebut minyak atsiri.
Minyak atsiri umumnya berwarna kuning, sedikit kental, dan merupakan senyawa
yang memberikan aroma yang khas pada jahe (Soepardie, 2001 dalam Yuwono,
Kandungan minyak atsiri dan oleoresin pada rimpang jahe merah cukup
tinggi sehingga jahe merah memiliki peranan penting dalam dunia pengobatan,
kemajuan tekhnologi (Evans, 2002 dalam Hernani & Winarti, 2013). Rasa
dominan pedas pada jahe disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Senyawa
lain yang turut menyebabkan rasa pedas pada jahe adalah golongan fenilalkil
keton atau yang biasa disebut gingerol dan [6]-gingerol. Keduanya merupakan
sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe juga sering digunakan sebagai obat untuk
gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar (Setiawan, 2015: 26).
sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar. Hal tersebut mengakibatkan
tekanan darah menjadi turun. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang
Ekstrak jahe merah jika diminum dalam dosis rendah 0,2 – 2 mg/kg
sinergisitas senyawa dalam ekstrak jahe merah. Bahkan ketika diberikan kepada 8
dalamnya vertigo yang berhubungan dengan mabuk laut (Grontved dkk, dalam
mempelajari jahe, mereka menemukan enam penelitian yang menguji jahe pada
wanita hamil. Dikemukakan, jahe berfungsi lebih baik dibandingkan plasebo atau
vitamin B6 dan dianggap aman untuk wanita hamil. Jahe, dalam beberapa
terhambat (Hayati, 2004 dalam Hernani dan Winarti, 2013). Alkaloid dalam
ekstrak jahe merah mampu menghambat sintesis dan pelepasan leukotrin sehingga
tubuh untuk mencerna dan menyerap makanan. Pertama, lipase yang berfungsi
memecah lemak dan kedua adalah protease yang berfungsi memecah protein.
tubuh. Senyawa kimia pada jahe di antaranya adalah minyak atsiri yang terdiri
terdapat juga shogaol, gingerol, pati, damar, asam-asam organik seperti asam
jahe, sangat efektif terhadap Escheria coli penyebab diare, terutama pada anak-
anak karena jahe merah memiliki kandungan gingerone dan gingerol yang tinggi
Bacillus Subtilis. Sebagai salah satu tanaman obat, jahe memiliki efek
Tabel 2.2. Efek Farmakologis dari Zat Aktif pada Tanaman Jahe
No Nama Zat Aktif Efek Farmakologis
1 Limoen Menghambat jamur Candida
albicans, obat flu
2 1,8-sineol Mengatasi ejakulasi prematur,
penguat lapar, perangsang aktivitas
syaraf pusat
3 10-dehidrogingerdion Merangsang keluarnya ASI
10-gingerdion Menghambat kerja enzim
6-gingerdion siklooksigenase
6-gingerol
4 ⍺-asam linolenik Anti-pendarahan diluar haid
Merangsang kekebalan tubuh,
merangsang produksi getah bening
5 Arginin Mencegah kemandulan
6 Asam aspartate Perangsang syaraf, penyegar
7 Betha-sitoserol Perangsang hormon androgen,
menghambat hormon estrogen
8 Asam saprilik Antijamur Candida albicans
9 Capsaicin Meningkatkan aktivitas kelenjar
(Seluruh bagian tanaman) endokrin,
10 Asam klorogenik Mencegah proses penuaan
(Seluruh bagiann tanaman)
11 Farnesol Bahan pewangi makanan, parfum dan
merangsang regenerasi sel.
Sumber: (Hariana, 2002 dalam Hernani & Winarti, 2013)
1. Peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh haid, pencegah mual,
3. Menghangatkan badan.
perjalanan, dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal-gatal akibat gigitan
menetralkan efek merusak yang diakibatkan oleh radikal bebas dalam tubuh.
menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan, hal ini karena jahe
minuman. Beberapa produk yang bisa dikembangkan dari jahe dan telah banyak
beredar di luar negeri adalah acar jahe, roti jahe, biskuit, permen, beer (ginger
Produk-produk dari jahe seperti teh jahe digunakan sebagai karminatif dan
ditambahkan pada bir untuk mengobati diare, mual dan muntah. Jahe dikenal
radikal bebas dan dapat menghambat kolagenase elastisitas pada kulit sehingga
dapat digunakan sebagai antiselulit (Murad & Marina dalam Hernani & Winarti,
2013).
Produk di dalam negeri yang dibuat dari jahe antara lain, jahe kering,
permen jahe, bubuk jahe, minyak jahe, oleoresin produk berbasis jahe memiliki
membuat sabun dengan prospek ekspor yang baik juga. Jahe juga dimanfaatkan
minuman, kosmetika, dan bahan baku dalam kegiatan industri. Semakin pesatnya
meningkat dari tahun ke tahun. Jahe gajah ini tidak hanya berprospek di dalam
negeri saja. Jahe gajah berpotensi sebagai komoditas ekspor yang dikirim dalam
bentuk segar, kering, asinan, minyak atsiri dan oleoresin. Negara pengimpor jahe
gajah saat ini adalah Singapura, Jepang, Jerman, USA, Kanada, Maroko, Perancis,
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas
amilosa dan amilopektin (Jacobs dan Delcour, 1998 dalam Herawati, 2010). Pati
jahe merupakan hasil samping dari proses pengendapan sari jahe pada proses
pembuatan jahe instan yang masih belum dimanfaatkan untuk bahan makanan.
Pemanfaatan yang sudah dilakukan saat ini, antara lain sebagai campuran
makanan untuk ternak ayam dan itik atau campuran obat untuk ternak sapi dan
kambing. Selain itu, digunakan sebagai bahan untuk dioleskan pada bagian tubuh
bahwa penambahan pati jahe pada makanan ayam dapat terjadi penurunan yang
signifikan pada tingkat plasma trigliserida dan tingkat kolestrol. Penelitian Fitriani
(2013), pemberian pati jahe merah sebagai growth promotor pada ransum ayam
dimanfaatkan sebagai produk jahe instan. Pada proses pengolahan jahe instan
akan didapatkan hasil samping berupa pati jahe yang belum termanfaatkan secara
merupakan salah satu usaha untuk mengurangi penggunaan tepung terigu, dapat
juga digunakan sebagai bahan pengganti tepung tapioka, dan dapat memberikan
aroma jahe yang khas serta menambah kandungan gzi dari produk yang
dihasilkan. Penggunaan pati jahe ini dapat menjadikan kue bawang yang
komponen bioaktif yang dapat memberi pengaruh positif pada fungsi metabolisme
cemilan diwaktu sedang santai ataupun sedang bekerja. Kue bawang juga
merupakan salah satu makanan ringan yang sering dijadikan makanan jamuan
Kue Bawang mengandung energi sebesar 488 kilokalori, protein 8,8 gram,
miligram, dan zat besi 1,5 miligram. Kue bawang itu di dalam Kue Bawang juga
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram
Kue Bawang, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %. Berikut tabel
hasil yang didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi baik cara
1. Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari biji gandum yang dihaluskan
(Susiasih dan Adjie, 2015). Menurut Syarbini (2013) dalam Regar (2015), tepung
terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu
tanaman biji-bijian yang biasa tumbuh di Amerika, Kanada, Eropa dan Australia.
Secara umum tepung terigu biasa digunakan untuk membuat aneka macam
makanan seperti kue dan roti. Hal ini menjadi salah satu bahan konsumsi
terigu mengandung gluten yang dapat membuat adonan makanan menjadi tipis
dan elastis. Menurut Syarbini (2013 : 19), tepung terigu dibagi menjadi tiga jenis
ini memiliki kandungan protein antara 12-14% yang sangat baik untuk
pembuatan aneka macam roti dan cocok untuk pembuatan mie karena
Tepung ini biasanya disebut dengan all purpose flour karena memiliki
cake, mie basah, pastry, dan bolu. Contohnya, terigu dengan merk
Dalam penelitian ini jenis tepung terigu yang digunakan adalah Soft Flour
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas
amilosa dan amilopektin (Jacobs dan Delcour, 1998 dalam Herawati, 2010). Pati
Pati jahe merupakan hasil samping dari proses pengendapan sari jahe pada
proses pembuatan jahe instan yang masih belum dimanfaatkan untuk bahan
makanan. Pati jahe yang digunakan adalah pati jahe yang sudah kering dan sudah
dihaluskan. Pati jahe didapatkan dari jahe merah yang sudah tua dan masih segar.
Penggunaan pati jahe merah pada penelitian ini adalah untuk mengurangi
penggunaan terigu dan pengganti dari tepung tapioka. Selain itu, dapat menambah
aroma, tekstur dan rasa jahe merah yang khas pada produk kue bawang dan juga
3. Tepung Tapioka
Nama lain dari tepung tapioka adalah tepung singkong, tepung kanji
(dalam bahasa Jawa), atau aci sampeu (dalam bahasa Sunda). Tepung tapioka
merupakan salah satu produk hasil olahan singkong yang banyak digunakan
sebagai bahan baku utama maupun bahan penolong dalam beberapa produk
pangan baik di rumah tangga maupun industri (Rahman, 2007). Tepung tapioka
dibuat dari hasil penggilingan ubi kayu yang dibuang ampasnya. Ubi kayu
yang tinggi tetapi lebih rendah daripada ketan yaitu amilopektin 83 % dan amilosa
yang digunakan sedikit yaitu hanya 20% pada produk dengan label A1 karena jika
terlalu banyak, produk kue bawang akan menghasilkan tekstur yang keras.
Tepung tapioka terbuat dari ubi / singkong sehingga ketika digoreng akan
4. Bawang Merah
Sesuai dengan objek penelitian ini yaitu kue bawang, maka bawang
merupakan salah satu bahan yang diperlukan. Bawang adalah salah satu bumbu
yang hampir dipakai dalam setiap masakan. Itu artinya, bawang ikut
tanaman bawang merah bukan merupakan kebutuhan pokok, akan tetapi hampir
tidak dapat dihindari oleh konsumen rumah tangga sabagai pelengkap bumbu
ciri-ciri berbentuk bulat dan berlapis-lapis (Raghafan, 2007 dalam Fatty, 2012).
kandungan beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan, dan khasiatnya sebagai
zat anti kanker dan pengganti antibiotik, penurunan tekanan darah, kolesterol serta
kalsium, fosfor, zat besi, karbohidrat, vitamin seperti A dan C (Irawan, 2010).
5. Bawang Putih
dan penambah rasa gurih. Kebanyakan orang memberikan bumbu penyedap instan
untuk memberikan rasa pada makanan. Namun, penyedap instan jika digunakan
terlalu sering tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, penggunaan bawang
putih dalam penelitian ini adalah sebagai pengganti dari bumbu penyedap instan.
siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit
tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam (Rahmawati, 2012). Dalam beberapa
budaya, bawang putih (Allium Sativum) dikenal sebagai pengusir roh jahat yang
mengandung sulfur (Aliin, 0.21%, dihitung terhadap bobot segar). Bawang putih
harus dikonsumsi sesuai dosis. Dosis konsumsi bawang putih ialah setengah
sampai tiga siung per hari. Dosis tersebut akan memberikan dampak perlindungan
karsinogenik (Khomsan, 2003). Jika lebih dari itu akan menyebabkan diare,
6. Seledri
Dalam penelitian ini seledri digunakan untuk penambah rasa dan aroma
terhadap kue bawang. Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan
tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara
termasuk Jepang, China dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai
dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Aromanya
yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri
yang dikandung, paling tinggi pada buahnya yang dikeringkan (Fauziah, 2015).
7. Telur
adonan yang lebih renyah. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling
lengkap gizinya dan sangat populer di kalangan masyarakat. Selain itu, bahan
pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai
Komposisinya terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih telur dan 31% kuning
telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6 gram, lemak 5
gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur (Sudaryani, 2003 dalam Regar,
2105). Dalam penelitian ini, telur yang digunakan adalah telur ayam.
8. Garam
Dalam penelitian ini garam berfungsi memberi rasa asin sebagai penyedap
dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia.
Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia. Bentuknya
kristal putih, dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang tersedia secara
umum adalah Natrium klorida (NaCl), dengan komposisi natrium (40%) dan
Asin merupakan rasa yang selalu dilekatkan dengan garam. Rasa asin
inilah yang merupakan salah satu komponen rasa yang sangat penting dalam
memasak. Oleh sebab itu garam menjadi bumbu wajib hampir dalam seluruh
9. Margarin
yang renyah. Margarin di Indonesia dibuat dari minyak kelapa dan minyak kelapa
sawit melalui proses hidrogenasi. Dalam proses ini tidak semua asam lemak tidak
Ciri-ciri margarin adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak
keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan,serta segera dapat mencair di
dalam mulut. Margarin dibedakan atas margarin dapur dan margarin meja. Pada
minyak, yaitu sekitar 16 persen air di dalam minimal 80 persen minyak atau
lemak nabati. Fase lemak umumnya terdiri dari minyak nabati, yang sebagian
telah dipadatkan agar diperoleh sifat plastis yang diinginkan pada produk akhir
(Apriyantono, 2008).
10. Air
Menurut Astawan (2008), secara kimia air merupakan suatu zat organik yang
terdiri atas 2 molekul hidrogen dan memiliki rumus molekul H2O. Air yang
digunakan harus air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum, diantaranya
minuman, air sangat penting karena itu seluruh air yang akan digunakan untuk
tujuan air minum dan memasak harus bebas dari bakteri patogen yang
telah dicetak. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
Deodorized). Olein merupakan salah satu hasil olahan kelapa sawit yang menjadi
bahan makanan pokok yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Minyak
sosial, ekonomi, politik (Buana, 2001 dalam Darus dan Chalil, 2010).
cukup mudah. Berikut resep dasar kue bang dan cara pembuatannya :
Tabel 2.5. Bahan Yang Diperlukan Untuk Pembuatan Kue Bawang Pati Jahe Merah
Jenis Bahan A1
Tepung terigu 300 g
Tepung tapioka 100 g
Bawang merah 6 siung
Bawang putih 3 siung
Seledri 2 batang
Merica bubuk 1/4 sdt
Telur 1 butir
Margarin 1 sdm
Santan Secukupnya
Garam halus Secukupnya
Minyak makan Secukupnya
Sumber : (Sholihah, 2015)
2. Haluskan bawang merah, bawang putih, dan selderi yang telah dicincang
4. Aduk rata semua bahan hingga bisa digumpalkan. Jangan terlalu lembek agar
penggiling mie.
7. Susun hasil potongan dalam piring. Jangan terlalu penuh agar tidak
8. Panaskan minyak. Setelah itu goreng dengan api sedang hingga kue bawang
berwarna kecoklatan.
makanan yang disajikan (Susiwi, 2009 dalam Simanjuntak, 2015). Uji penerimaan
atau uji daya terima produk ini digunakan untuk mengevaluasi daya terima produk
atau untuk menentukan apakah satu atau lebih produk tertentu lebih diterima
menggunakan konsumen sebagai panelisnya. Oleh karena itu, uji daya terima
produk ini sering dipandang sebagai salah satu fungsi dari penelitian pasar dalam
1. Warna
Menurut Moehji (2000) dalam Kamal (2015) cita rasa makanan mencakup
dua aspek utama yaitu penampilan makanan sewaktu dihidangkan dan rasa
makanan pada saat dimakan. Oleh karena itu, faktor warna memiliki pengaruh
penting karena merupakan rangsangan pertama pada indera mata dan kadang –
kadang sangat menentukan suatu bahan pangan yang dinilai enak, bergizi dan
teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak
indah dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang
seharusnya.
karena panas. Penggorengan yang terlalu lama akan menjadikan warna kue
2. Aroma
penting untuk menghasilkan rasa yang lezat. Komponen aroma haruslah dalam
bentuk uap kemudian berinteraksi dengan saraf penghidu yang akan menghasilkan
stimulus untuk diteruskan ke otak untuk dikenali (Winarno, 1997 dalam Fatty,
2012).
aroma dari senyawa-senyawa kimia yang bersifat volatile sehingga ikut menguap
bersama air bebas yang terkandung dalam bahan pangan tersebut (Ubadillah dan
tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga
senyawa yang mudah menguap sebagai akibat atau reaksi karena pekerjaan enzim
Aroma dapat didefinisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan indera
pembau untuk data menghasilkan aroma, zat harus dapat menguap, sedikit larut
dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Senyawa berbau sampai ke jaringan
pembau dalam hidung bersama – sama dengan udara. Penginderaan cara ini
3. Tekstur
Rasa dan aroma makanan juga dipengaruhi oleh tekstur makanan. Hal ini
terhadap indera penghidu serta kelenjar air liur yang akhirya berdampak pada
proses pembentukan stimulus dari indera penghidu serta indera perasa yang
berperan dalam pembentukan persepsi rasa dan aroma makanan (Winarno, 1997
tekstur dan konsistensi bahan akan mempengaruhi cita rasa suatu bahan.
Perubahan tekstur dan viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau yang
reseptor alfaktori dan kelenjar air liur, semakin kental suatu bahan penerimaan
terhadap intensitas rasa , bau, dan rasa semakin berkurang (Ubadillah dan
Hersoelistyorini, 2010).
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh indera itu kita menghendaki
makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai dengan yang kita
harapkan, sehingga bila kita membeli makanan, maka pentingnya nilai gizi
4. Rasa
Persepsi rasa akan dipengaruhi oleh kepekaan papilla lidah. Selain itu,
persepsi rasa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain senyawa kimia,
suhu, konsentrasi, dan interaksi komponen rasa yang lain (Winarno, 1997 dalam
Fatty, 2012).
menghasilkan rasa yang gurih sebagai efek samping dari reaksi kimia dalam
faktor yang cukup penting dari suatu makanan. Komponen yang dapat
bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu macam rasa yang terpadu sehingga
menimbulkan cita rasa makanan yang utuh. Perbedaan penilaian penelis terhadap
rasa dapat diartikan sebagai penerimaannya terhadap flavor atau cita rasa yang
sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang paling sederhana atau sudah
mutu dalam industri pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Penilaian ini
beberapa hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling
metode dalam penelitian dan pengembangan produk. Dalam hal ini prosedur
komoditi, panel bertindak sebagai instrumen atau alat. Panel ini terdiri atas orang
atau kelompok yang bertugas menilai sifat dari suatu komoditi. Orang yang
Sifat sensori merupakan persepsi dari alat indera sebagai respon dari
serta peraba merupakan komponen penting dalam membentuk persepsi sensori ini
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu uji sensori yang
menggunakan skala kesukaan akan suatu produk. Skala ini dibuat tidak hanya
kesukaan akan sampel. Skala ini berisi pernyataan yang menyatakan tingkat
2.6. Panelis
panelis agak terlatih, panelis tidak terlatih, panelis konsumen dan panelis
1. Panelis Perseorangan
spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang
sangat intensif. Panelis perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara
2. Panelis Terbatas
Panelis terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi
sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-
3. Panelis Terlatih
Panelis terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup
baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan
latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau
spesifik.
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih
berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak
seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan. Panel
tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria
6. Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada
target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan
7. Panel Anak-anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10
produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya.
terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka snoopy
Kue bawang yang diberikan penambahan pati jahe merah dengan dua
perlukuan yaitu perlakuan A1 (pati jahe merah 30%, tepung tapioka 20 %, dan
tepung terigu 50%). A2 (pati jahe merah 50% dan tepung terigu 50%). Kue
karbohidrat, kalsium, dan zat besi. Kemudian kue bawang pati jahe merah juga
akan diuji berdasarkan daya terima yang meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa.
.
Perlakuan
A1 : Pati jahe merah 30%
Tepung tapioka 20 %
Tepung terigu 50%
A2 : Pati jahe merah 50%
Tepung tapioka 0 %
Tepung terigu 50%
Gambar 2.6. Kerangka Konsep Pemanfaatan Pati Jahe Merah sebagai Bahan
Modifikasi dalam Pembuatan Kue Bawang