Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda – tanda vital sangat dibutuhkan,
karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat membuat beberapa diagnose tentang apa yang dialami
pasien/klien. Ada beberapa pemeriksaan fisik diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan, nadi,
tekanan darah dan suhu.

Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau kondisi klien
atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan. Data ini
juga memberikan sebagian keterangan pokok yang memungkinkan diussunnya rencana keperawatan.
Selanjutnya pengambilan tanda – tanda vital ini dilakukan dengan jarak waktu pengambilan tergantung
pada keadaan umum klien.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja prosedur pelaksanaan dan tanda – tanda vital

2. Apa saja masalah yang harus dikaji dan tanda – tanda vital

3. Berapakah batasan normal setiap tanda – tanda vital

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengatahui prosedur pelaksanaan dari tanda – tanda vital

2. Untuk mengatahui masalah yang harus dikaji dan tanda – tanda vital

3. Untuk mengetahui batasan normal setiap tanda – tanda vital

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Beranda Informasi Kesehatan

Informasi Kesehatan
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV) dan Nilai Normal

Bagikan

pemeriksaan-tanda-tanda-vital-doktersehat

DokterSehat.Com – Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan yang bisa dijadikan acuan
mengenai status kesehatan seseorang. Ada empat tanda-tanda vital yang utama. Keempat tanda-tanda
vital tersebut diantaranya adalah suhu tubuh, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.

Cari tahu lebih lanjut tentang informasi mengenai pengertian tanda-tanda vital, kegunaan pemeriksaan
tanda-tanda vital, jenis-jenis pemeriksaan tanda-tanda vital, dan nilai normal dari setiap tanda-tanda
vital.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Tanda-tanda vital adalah ukuran dari fungsi-fungsi vital tubuh yang paling dasar. Ada empat tanda-tanda
vital utama yaitu suhu tubuh, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah. Oleh karena itu,
diperlukan untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Pemeriksaan tanda-tanda vital akan dilakukan oleh tenaga medis profesional di rumah sakit atau di
rumah. Setelah pemeriksaan dijalani maka akan didapatkan nilai dari setiap tanda-tanda vital tersebut
yang akan dibandingkan dengan nilai normal tanda-tanda vital.

Anda perlu tahu bahwa nilai normal untuk setiap tanda-tanda vital ini berbeda tergantung pada
kelompok usia, jenis kelamin, berat badan, dan lainnnya. Jadi, hasil pemeriksaan nilai tanda-tanda vital
Anda akan dibandingkan dengan nilai normal yang sesuai dengan karakteristik Anda.

B. petunjuk pengukuran Tanda-tanda Vital

1.Suhu tubuh

Suhu tubuh merupakan salah satu jenis pemeriksaan tanda-tanda vital yang sederhana karena bisa
dilakukan sendiri di rumah dengan menggunakan termometer selain dibantu oleh tenaga medis.

Pemeriksaan suhu tubuh berguna untuk menilai kondisi metabolisme tubuh. Metabolisme tubuh
berkaitan dengan suhu tubuh. Hal ini dikarenakan, proses metabolisme di dalam tubuh akan
menghasilkan panas secara kimiawi.

Nilai normal suhu tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, waktu pemeriksaan,
aktivitas fisik, lingkungan, dan masalah pada organ. Akan tetapi, nilai normal suhu tubuh memiliki kisaran
mulai dari 36 hingga 37,4 derajat Celcius.

Seseorang baru bisa dikatakan bersuhu tubuh rendah atau hipotermia apabila memiliki suhu tubuh
kurang dari 36 derajat Celcius. Kondisi suhu tubuh yang tinggi ditunjukkan dengan suhu tubuh mulai dari
suhu 37,5 – 38 derajat Celcius. Apabila suhu tubuh di atas itu maka bisa menyebabkan demam febris
bahkan hipertermia bila lebih dari 40 derajat Celcius.
Pengukuran suhu tubuh ternyata tidak hanya bisa dilakukan pada ketiak dan mulut saja. Ada beberapa
cara untuk mengukur suhu tubuh yang perlu Anda ketahui. Pengukuran suhu tubuh bisa dilakukan di
mulut (oral), di ketiak (aksilaris), di telinga, dan di dubur (rektal).

2. Denyut nadi atau denyut jantung

Pemeriksaan denyut nadi sama dengan pengukuran denyut jantung. Pengukuran denyut jantung adalah
mengukur berapa kali jantung berdetak setiap menit. Jantung berdetak setiap kali mendorong darah ke
arteri sehingga arteri mengembang dan berkontraksi.

Setiap peningkatan suhu sebanyak 1 derajat celcius maka akan meningkatkan denyut nadi sebanyak 15-
20 kali per menit. Pengukuran denyut jantung bisa juga untuk mengetahui ritme jantung dan kekuatan
denyut nadi. Nilai normal denyut nadi untuk orang dewasa (di atas 18 tahun) yang sehat adalah 60-100
kali per menit.

Angka denyut jantung bisa berbeda pada kelompok usia di bawah 18 tahun dan lanjut usia. Nilai angka
denyut nadi ini juga bisa meningkat apabila Anda melakukan olahraga, merokok, sedang sakit, atau
perubahan perasaan seperti emosi atau takut. Nilai normal denyut nadi yang dimiliki oleh para atlet
berkisar 40 kali per menit.

Pengukuran denyut jantung bisa dilakukan di beberapa bagian tubuh. Anda bisa melakukan pemeriksaan
denyut nadi sendiri pada beberapa bagian seperti pada pergelangan tangan, leher, pelipis, dan beberapa
lipatan (paha, siku, dan lutut). Di rumah sakit, pengukuran denyut nadi dilakukan oleh tenaga medis
dengan menggunakan stetoskop.

3. Laju pernapasan

Tanda-tanda vital selanjutnya adalah laju pernapasan. Pengukuran laju pernapasan bisa menunjukkan
apakah Anda memiliki pernapasan normal atau tidak normal. Pernapasan tidak normal akan
mengindikasikan bahwa Anda memiliki pernapasan cepat, lambat atau sulit bernapas.

Laju pernapasan adalah jumlah tarikan napas setiap menit. Pengukuran laju pernapasan biasa dilakukan
saat sedang beristirahat. Anda bisa mengukurnya sendiri di rumah. Pemeriksaan laju pernapasan
diketahui dengan cara menghitung berapa kali tarikan napas yang ditandai dengan mengembangnya
rongga dada selama satu menit.

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ini cukup menggunakan
stopwatch. Laju pernapasan normal untuk orang dewasa ketika beristirahat adalah 12-24 kali per menit.
Anda bisa mengukur nilai pengukuran laju pernapasan yang telah Anda lakukan dengan nilai laju
pernapasan normal ini.

Apabila nilai laju pernapasan di bawah angka 12 atau di atas 24 maka dianggap pernapasan tidak normal.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkannya, di antaranya adalah demam, cemas, penyakit paru-paru,
asma, pneumonia, gagal jantung, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Nilai laju pernapasan normal pada anak-anak dan bayi memiliki nilai yang berbeda. Laju pernapasan
normal pada anak-anak berkisar antara 20-50 kali per menit, sedangkan laju pernapasan normal pada
bayi adalah 30-40 kali per menit.

4. Tekanan darah

Tekanan darah menunjukkan kekuatan darah mendorong dinding arteri selama kontraksi dan relaksasi
jantung. Pemeriksaan tanda-tanda vital ini memiliki kaitan erat dengan pemeriksaan denyut nadi. Hal ini
dikarenakan setiap kali jantung berdetak maka darah terpompa ke arteri dan akan menghasilkan tekanan
darah.

Apabila jantung berkontraksi maka tekanan darah yang dihasilkan akan tinggi dan apabila jantung rileks
maka tekanan darah akan turun. Ada dua jenis angka untuk pengukuran tekanan darah, yaitu tekanan
sistolik dan tekanan diastolik.

Tekanan sistolik adalah tekanan di dalam arteri saat jantung berkontraksi memompa darah ke seluruh
tubuh. Tekanan diastolik adalah tekanan di dalam arteri ketika jantung rileks untuk kembali mengisi
darah.
Satuan tekanan darah (sistol dan diastol) dinyatakan dalam mmHg yang akan terlihat pada manometer
air raksa pada alat Sfigmomanometer (tensimeter). Pemeriksaan tekanan darah masa kini sudah mulai
banyak menggunakan tensimeter digital.

Tidak seperti pemeriksaan tanda-tanda vital lainnya, pemeriksaan tekanan darah tidak bisa dilakukan
sendiri. Pengukuran tekanan darah harus dilakukan dengan bantuan tenaga medis seperti perawat dan
dokter.

Nilai normal tekanan darah sistolik tidak melebihi 120, sedangkan nilai normal tekanan darah diastolik
tidak kurang dari 80. Jadi tekanan darah yang normal untuk orang dewasa adalah 120/80 mmHg.

Jika tekanan darah Anda lebih kecil dari 110/70 mmHg maka Anda dinyatakan hipotensi atau tekanan
darah rendah. Apabila Anda memiliki tekanan darah di atas 140/ 90 mmHg maka bisa dinyatakan Anda
memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.

C. Fisiologi Suhu tubuh

Suhu tubuh normal dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara panas yang dihasilkan dan panas
yang hilang. Dikendalikan oleh pusat pengatur panas di hipotalamus yang sangat peka terhadap suhu
darah. Panas dihasilkan oleh aktivitas metabolik dalam otot, tulang dan hati. Glikogen diubah menjadi
glukosa yang dapat dioksidasikan. Untuk mempertahankan produksi panas yang normal di perlukan
jumlah bahan bakar yang tepat.

Pelepasan panas dirangsang oleh vasodilatasi pada kulit akibat pengeluaran keringat. Suhu turun terjadi
karena vasokontriksi berlangsung lama, disebabkan dingin atau kelaparan sehingga tubuh menggigil dan
gemetar dalam usaha menghangatkan badan.

pengaturan suhu tubuh

Pusat termoregulator hipotalamus merupakan sekelompok sarafpada area preoptik dan hipotalamus
posterior yang berfungsi sebagai termostat. Termostat hipothalamus memiliki semacam titik kontrol
yang disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh :

1. Termoreseptor perifer, terletak di dalam kulit, mendeteksi perubahan suhu kulit dan membran
mukosa tertentu serta mentransmisi informasi tersebut ke hipothalamus.
2. Termoreseptor sentral, terletak di antara hipothalamus anterior, medula spinalis, organ abdomen
dan struktur internal lainnya, juga mendeteksi perubahan suhu darah.

Sangat sukar untuk menetapkan secara tepat suhu bagian mana dari tubuh yang disebut sebagai suhu
tubuh. Ada 3 cara untuk menentukan :

1. Suhu inti untuk menggambarkan suhu organ-organ dalam

2. Suhu perifer mencerminka suhu kulit dan jaringan subkutan

3. Suhu tubuh rata-rata dapat di hitung secara kasar dengan rumus suhu rata-rata = 0.7 suhu inti + 0.3
suhu perifer

Pada manusia untuk mendapatkan gambaran suhu tubuh dilakukan pengukuran yang dapat dipilih :

1. Suhu ketiak. Pengukuran suhu ketiak dilakukan dengan cara meletakkan termometer di ketiak
selama minimal 5 menit, lengan atas di dekapkan erat-erat kebadan, jangan lupa ketiak harus
dikeringkan terlebih dahulu. Suhu ketiak biasanya 0.2°-0.4°C lebih rendah dari suhu mulut dan 0.5°-1°C
dibawah suhu rektum.

2. Suhu mulut. Pengukuran suhu mulut dilakukan dengan cara meletakkan termometer dibawah lidah
dengan mulut tertutup. Makanan, minuman, atau merokok mempengaruhi suhu mulut, sehingga dapat
mengecoh hasil pengukuran suhu tubuh. Suhu mulut biasanya 0.3-0.5C di bawah suhu rektum

3. Suhu rektum. Pengukuran suhu rektum dilakukan dengan cara memasukkan termometer sedalam
5-6 cm, sehingga diukur benar-benar suhu didalam rektum. Suhu rektum lebih dapat dipercaya sebagai
ukuran suhu tubuh dibandingkan suhu ketiak dan suhu mulut

Pada keadaan tertentu misalnya demam, termostat akan diubah ke nilai yang tinggi misalnya 39C. Suhu
tubuh yang semula normal akan menyesuaikan dengan keadaan baru ini. Tubuh berusaha agar suhu
sesuai dengan nilai termostat. Dalam hal ini akan terjadi vasokontriksi pembuluh darah kulit, sekresi
epinefrin meningkat dan menggigil atau peningkatan pembentukan panas yang disebut fase rasa dingin
pada keadaan demam.

D.Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh


1. Variasi diluar. Kegiatan tubuh sepanjang hari dapat bervariasi. Penggunaan energi dalam
metabolisme selalu timbul panas. Biasanya pada siang hari suhu tubuh lebih tinggi dari malam hari.

2. Umur. Pada bayi yang baru lahir suhu tubuh masih belum mantap. Dalam masa ini suhu tubuh
masih belum mantap.

3. Jenis kelamin. Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi dari wanita. Selain
itu wanita juga dipengaruhi oleh siklus menstruasi

4. Gizi. Pada keadaan kurang gizi atau puasa, suhu tubuh lebih rendah

5. Kerja jasmani. Sesudah kerja jasmani suhu tubuh akan naik sampai 41C

6. Lingkungan. Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh yang terdapat dalam
tubuh, serta akibatknya pada laju metabolisme.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Setelah memahami tentang tanda-tanda vital. Dan kesimpulannya adalah kesehatan pada tubuh
kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut nadi, tekanan darah, pernapasan,
suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan yang berperan penting kepada
masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah pengetahuan. Seperti pada tekanan darah,
seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka tekanan darah akan meningkat. Dan emosi ataupun
rasa nyeri yang di alami oleh seseorang itu juga berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah.

Dengan demikian Suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut
nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat
menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuansistem kardiovaskuler,
yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.

B. SARAN

Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda – tanda vital. Karena
kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda – tanda vital maka kita tidak bisa memberikan evaluasi
respon klien terhadap intravena yang diberikan karena pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan
bagian dari proses pemeriksaan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.

.2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika.

Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya .

Depkes RI.1994
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, proses dan praktik. Jakarta : EGC.

Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital . Keperawatan.umm.ac.id , diakses pada 11 Oktober 2015.

Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta III. 2009. Panduan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia I. Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2011. Pengkajian Keperawatan. Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Kozier, et al. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

DAFTAR PUSTAKA

H. Syaifudin (2012) Anatomi Fisiologi Untuk Keperawatan dan Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai