Disusun Oleh :
LULUT OKTAVIA
201702079
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat dapat memahami tentang
penyakit HIV/AIDS.
B. Tujuan Khusus
1. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan kembali tentang pengertian
HIV/AIDS.
2. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan penyebab HIV/AIDS.
3. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan tanda dan gejala HIV/AIDS.
4. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan cara penularan HIV/AIDS.
5. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan hal – hal yang bukan penularan
HIV/AIDS.
6. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan cara mencegah penularan
HIV/AIDS.
C. Materi
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Penularan HIV/AIDS
5. Bukan penularan HIV/AIDS
6. Cara Mencegah HIV/AIDS
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media Penyuluhan
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Pengorganisasian
a. Kelompok
1) Moderator:
Job Description:
2) Presenter:
Job Description:
3) Fasilitator:
Job Description:
4) Observer:
Job Description:
Keterangan:
Presenter Audience
Observer &
fasilitator
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Pengertian HIV/AIDS
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi
serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah
stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi,
ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat
meningkatkan harapan hidup penderita.
2. Penyebab HIV/AIDS
o Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang
yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui
berbagai cara, antara lain:
Hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik
melalui vagina maupun dubur (anal). Meskipun sangat jarang, HIV juga
dapat menular melalui seks oral. Akan tetapi, penularan lewat seks oral
hanya akan terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya
seperti gusi berdarah atau sariawan.
Berbagi jarum suntik. Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita
HIV, adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV.
Misalnya menggunakan jarum suntik bersama saat membuat tato, atau
saat menggunakan NAPZA suntik.
Transfusi darah. Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima
donor darah dari penderita HIV.
Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke
janin yang dikandungnya. Virus HIV juga dapat menular pada proses melahirkan,
atau melalui air susu ibu saat proses menyusui.
Perlu diketahui, HIV tidak menyebar melalui kontak kulit seperti berjabat
tangan atau berpelukan dengan penderita HIV. Penularan juga tidak terjadi melalui
ludah, kecuali bila penderita mengalami sariawan, gusi berdarah, atau terdapat luka
terbuka di mulut.
Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap infeksi
akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV.
Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk antibodi
untuk melawan virus HIV.
Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah infeksi
terjadi. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena
gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh
kembali. Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah virus di aliran darah cukup tinggi.
Oleh karena itu, penyebaran infeksi lebih mudah terjadi pada tahap ini.
Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung
hingga beberapa minggu, yang meliputi:
Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap laten
dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini, virus HIV
semakin berkembang dan merusak kekebalan tubuh.
Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa penderita tidak
merasakan gejala apapun selama tahap ini. Akan tetapi, sebagian penderita lainnya
mengalami sejumlah gejala, seperti:
Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV
semakin berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga,
yaitu AIDS. Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah
rusak parah, sehingga membuat penderita lebih mudah terserang infeksi lain.
4. Penularan HIV/AIDS
7. Pengobatan
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun
ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini
disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang
dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV
menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV, antara lain:
Efavirenz
Etravirine
Nevirapine
Lamivudin
Zidovudin
Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera minum begitu ingat, dan
tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun bila dosis yang terlewat cukup banyak,
segera bicarakan dengan dokter. Dokter dapat mengganti resep atau dosis obat
sesuai kondisi pasien saat itu.
Pasien HIV juga dapat mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam sehari.
Karena itu, pasien perlu mengetahui efek samping yang timbul akibat konsumsi
obat ini, di antaranya:
Diare.
Mual dan muntah.
Mulut kering.
Kerapuhan tulang.
Kadar gula darah tinggi.
Kadar kolesterol abnormal.
Kerusakan jaringan otot (rhabdomyolysis).
Penyakit jantung.
Pusing.
Sakit kepala.
Sulit tidur.
Tubuh terasa lelah.