Anda di halaman 1dari 12

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

CARA PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT HIV/AIDS

Disusun Oleh :

LULUT OKTAVIA
201702079

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit HIV/AIDS


Sub Pokok Bahasan : Cara Penularan dan Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : Rabu, 08 Juli 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : Aula StiKes Bhakti Husada Mulia
Pembicara : Lulut Oktavia

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat dapat memahami tentang
penyakit HIV/AIDS.

B. Tujuan Khusus
1. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan kembali tentang pengertian
HIV/AIDS.
2. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan penyebab HIV/AIDS.
3. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan tanda dan gejala HIV/AIDS.
4. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan cara penularan HIV/AIDS.
5. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan hal – hal yang bukan penularan
HIV/AIDS.
6. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan cara mencegah penularan
HIV/AIDS.

C. Materi
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Penularan HIV/AIDS
5. Bukan penularan HIV/AIDS
6. Cara Mencegah HIV/AIDS

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media Penyuluhan
Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media


Kegiatan Pemateri/Penyuluh
Pendahuluan 1. Memberi salam - Menjawab Salam - Ceramah
2. Memperkenalkan - Mendengarkan
Diri
3. Menjelaskan
Tujuan
Penyajian Menjelaskan Tentang : - Menyimak - Ceramah
1. Pengertian - Mendengarkan - Diskusi
HIV/AIDS - Mencatat bila
2. Penyebab perlu
HIV/AIDS - Bertanya
3. Tanda dan gejala
HIV/AIDS
4. Cara Penularan
HIV/AIDS
5. Bukan penularan
HIV/AIDS
6. Cara Pencegahan
HIV/AIDS
Evaluasi 1. Menjelaskan Menjawab pertanyaan - Ceramah
Pengertian dari - Diskusi
Penyakit
HIV/AIDS.
2. Menyebutkan
Penyebab
HIV/AIDS.
3. Menyebutkan
Tanda dan gejala
HIV/AIDS.
4. Menyebutkan
Cara Penularan
HIV/AIDS.
5. Menyebutkan
Bukan penularan
HIV/AIDS.
6. Menyebutkan
Cara Pencegahan
HIV/AIDS.
Penutup 1. Tanya Jawab Bertanya - Ceramah
2. Menyimpulkan
3. Memberi Salam

G. Pengorganisasian
a. Kelompok
1) Moderator:
Job Description:

a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.


b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan

2) Presenter:
Job Description:

a. Menggali pengetahuan keluarga tentang Penyakit HIV/AIDS


b. Menjelaskan materi mengenai Penyakit HIV/AIDS
c. Menjawab pertanyaan peserta

3) Fasilitator:
Job Description:

a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan


b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d. Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

4) Observer:
Job Description:

a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan


b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung
c. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil
penyuluhan
H. Setting Tempat

Keterangan:

Presenter Audience

Moderator Flip Chart

Observer &
fasilitator
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Pengertian HIV/AIDS

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem


kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin
banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga
rentan diserang berbagai penyakit.

Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi
serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah
stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi,
ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat
meningkatkan harapan hidup penderita.

2. Penyebab HIV/AIDS

AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). HIV yang


masuk ke dalam tubuh akan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah bagian dari
sel darah putih yang melawan infeksi. Semakin sedikit sel CD4 dalam tubuh, maka
semakin lemah pula sistem kekebalan tubuh seseorang.

o Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang
yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui
berbagai cara, antara lain:
 Hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik
melalui vagina maupun dubur (anal). Meskipun sangat jarang, HIV juga
dapat menular melalui seks oral. Akan tetapi, penularan lewat seks oral
hanya akan terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya
seperti gusi berdarah atau sariawan.
 Berbagi jarum suntik. Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita
HIV, adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV.
Misalnya menggunakan jarum suntik bersama saat membuat tato, atau
saat menggunakan NAPZA suntik.
 Transfusi darah. Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima
donor darah dari penderita HIV.

Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke
janin yang dikandungnya. Virus HIV juga dapat menular pada proses melahirkan,
atau melalui air susu ibu saat proses menyusui.

Perlu diketahui, HIV tidak menyebar melalui kontak kulit seperti berjabat
tangan atau berpelukan dengan penderita HIV. Penularan juga tidak terjadi melalui
ludah, kecuali bila penderita mengalami sariawan, gusi berdarah, atau terdapat luka
terbuka di mulut.

3. Tanda dan gejala HIV/AIDS

Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap infeksi
akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV.
Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk antibodi
untuk melawan virus HIV.

Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah infeksi
terjadi. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena
gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh
kembali. Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah virus di aliran darah cukup tinggi.
Oleh karena itu, penyebaran infeksi lebih mudah terjadi pada tahap ini.

Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung
hingga beberapa minggu, yang meliputi:

 Demam hingga menggigil.


 Muncul ruam di kulit.
 Muntah.
 Nyeri pada sendi dan otot.
 Pembengkakan kelenjar getah bening.
 Sakit kepala.
 Sakit perut.
 Sakit tenggorokan dan sariawan.

Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap laten
dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini, virus HIV
semakin berkembang dan merusak kekebalan tubuh.

Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa penderita tidak
merasakan gejala apapun selama tahap ini. Akan tetapi, sebagian penderita lainnya
mengalami sejumlah gejala, seperti:

 Berat badan turun.


 Berkeringat di malam hari.
 Demam.
 Diare.
 Mual dan muntah.
 Herpes zoster.
 Pembengkakan kelenjar getah bening.
 Sakit kepala.
 Tubuh terasa lemah.

Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV
semakin berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga,
yaitu AIDS. Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah
rusak parah, sehingga membuat penderita lebih mudah terserang infeksi lain.

Gejala AIDS meliputi:

 Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.


 Berkeringat di malam hari.
 Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.
 Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang.
 Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
 Diare kronis.
 Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan.
 Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina.
 Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
 Mudah marah dan depresi.
 Ruam atau bintik di kulit.
 Sesak napas.
 Tubuh selalu terasa lemah.

4. Penularan HIV/AIDS

Ditularkan melalui 5 cara:


a. Melalui hubungan seks yang tidak terlindungi (anal, oral, vaginal) dengan
pengidap HIV/AIDS tanpa memakai kondom.
b. Melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
c. Menggunakan jarum suntik bergantian atau menggunakan jarum bekas.
d. Dari ibu ke anak melalui kelahiran .
e. Dari ibu keanak melalui ASI.

5. Hal-hal yang bukan penularan HIV/ AIDS

a. Bekerja bersama orang yang terinfeksi HIV/AIDS.


b. Digigit nyamuk atau serangga lain
c. Berpegangan tangan atau saling berpelukan.
d. Berhubungan seks dengan menggunakan kondom.
e. Berbagi makanan atau menggunakan peralatan makan bersama.
f. Menggunakan toilet bersama.
g. Terpapar batuk atau bersin.

6. Cara Pencegahan HIV/AIDS

a. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual. Pastikanuntuk tidak


berhubungan seks dengan orang yang terinveksivirus HIV. Berganti-ganti
pasangan seksual sangat beresikotinggi mudah tertular virus HIV.
b. Pencegahan penularan melalui transfusi darah. Pastikan bahwadarah yang akan
di transfusi steril dari kontaminasi virus HIV.
c. Pencegahan penularan melalui kehamilan. Ibu yang terinveksiHIV sebaiknya
tidak hamil.
d. Pencegahan penularan melalui penyalah gunaan obat.Penyalah gunaan narkoba
dengan jarum suntik sangat mudahsekali menularkan virus HIV.
e. Pencegahan penularan melalui alat tidak steril. Setiap alatyang di gunakan untuk
orang banyak yang beresiko membawavirus HIV harus disterilkan terlebih dahulu
denganmenggunakan lisol, detol, atau alkohol.
f. Pencegahan penularan melalui pola hidup sehat. Orang-orangyang memiliki
kebiasaan seks bebas, bertato, pemakaian narkoba dengan jarum termasuk
mereka yang beresiko tinggi terkena AIDS. Untuk itu perlu mengubah
kebiasaan untuk hidup lebih sehat dan aman.
g. Pencegahan penularan melalui pernikahan. Pernikahan dengan orang-orang
yang memiliki riwayat pekerjaan atau kebiasaan hidup beresiko tinggi tertular
HIV sebaiknya dilakukan tes HIV/AIDS.

7. Pengobatan

Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun
ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini
disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang
dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV
menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV, antara lain:

 Efavirenz
 Etravirine
 Nevirapine
 Lamivudin
 Zidovudin

Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus


dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel CD4
akan dilakukan tiap 3-6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV RNA dilakukan sejak
awal pengobatan, dilanjutkan tiap 3-4 bulan selama masa pengobatan.

Pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita HIV,


agar perkembangan virus HIV dapat dikendalikan. Menunda pengobatan hanya
akan membuat virus terus merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
risiko penderita HIV terserang AIDS. Selain itu, penting bagi pasien untuk
mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Melewatkan konsumsi obat akan
membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pasien.

Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera minum begitu ingat, dan
tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun bila dosis yang terlewat cukup banyak,
segera bicarakan dengan dokter. Dokter dapat mengganti resep atau dosis obat
sesuai kondisi pasien saat itu.

Pasien HIV juga dapat mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam sehari.
Karena itu, pasien perlu mengetahui efek samping yang timbul akibat konsumsi
obat ini, di antaranya:

 Diare.
 Mual dan muntah.
 Mulut kering.
 Kerapuhan tulang.
 Kadar gula darah tinggi.
 Kadar kolesterol abnormal.
 Kerusakan jaringan otot (rhabdomyolysis).
 Penyakit jantung.
 Pusing.
 Sakit kepala.
 Sulit tidur.
 Tubuh terasa lelah.

Anda mungkin juga menyukai