Anda di halaman 1dari 17

Keperawatan Paliatif Ca Gaster yang

berhungan dengan mual dan muntah


Kelompok 4 :
1. Berliana Putri (201702057)
2. Yulia Setia M (201702058)
3. Lulut Oktaviani (201702079)
Definisi
Mual adalah kecenderungan untuk muntah atau
sebagai perasaan di tenggorokan atau daerah
epigastrium yang memperingatkan seorang individu
bahwa muntah akan segera terjadi. Mual sering disertai
dengan peningkatan aktivitas sistem saraf parasimpatis
termasuk diaphoresis, air liur, bradikardia, pucat dan
penurunan tingkat pernapasan. Muntah didefinisikan
sebagai ejeksi atau pengeluaran isi lambung melalui
mulut, seringkali membutuhkan dorongan yang kuat
(Dipiro et al., 2015).
Etiologi
Muntah adalah gejala dari berbagai macam penyakit,
maka evaluasi diagnosis mutah tergantung pada deferensial
diagnosis yang dibuat berdasarkan faktor lokasi stimulus,
umur dan gejala gastrointestinal yang lain. Kelainan
anatomik kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih
sering terlihat pada periode neonatal, sedangkan peptik,
infeksi, dan psikogenik sebagai penyebab mutah lebih
sering terjadi dengan meningkatnya umur.Intoleransi
makanan, perilaku menolak makanan dengan atau tanpa
mutah sering merupakan gejala dari penyakit jantung,
ginjal, paru, metabolik, genetik, kelainan neuromotor.
MANIFESTASIKLINIS MUAL DAN MUNTAH
BERHUBUNGAN DENGAN CA GASTER

Keterkaitan dari manifestasi Keringat dingin ,Suhu tubuh yang


meningkat , Mual,Nyeri perut ,Akral teraba dingin ,Wajah pucat ,Terasa
tekanan yang kuat pada abdomen dan dada ,Pengeluaran saliva yang
meningkat ,Bisa disertai dengan pusing dengan kanker lambung setelah
dilakukan pengobatan kemoterapi pasien akan mengalami efek samping
yaitu
• Rambut rontok.
• Nyeri.
• Kehilangan nafsu makan.
• Mual dan muntah.
• Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia.Kulit kering dan
terasa perih.
• Pendarahan seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan
PATOFISIOLOGI
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat
muntah sebagai aferen vagus dan simpatis.
Impuls- impuls aferen berasal dari lambung
atau duodenum dan muncul sebagai respon
terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau
kadang- kadang sebagai respon terhadap
rangsangan kimiawi oleh bahan yang
menyebabakan muntah.
PATHWAY
Penatalaksanaan Medis

1. Antagonis Dopamin
2. Antagonis terhadap Histamine (AH1)
3. Prokloperazin dan Klropomerazine
4. Antikolinergik
5. 5-HT3 Antagonis Serotonim
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboraturium
2. Ultrasonografi
3. Foto polos abdomen
4. Barium meal
5. Barium enema
Kasus
Seorang pasien bernama Tn. S berusia 49 tahun
datang ke UGD dengan keluhan tidak bisa makan,
nafsu makan menurun, mual dan muntah 2x/hari warna
hijau cair berampas, diare cair warna kehijauan 5-6
x/hari sejak 2 hari yang lalu. Dari hasil anamnesa
pasien mengatakan post kemoterapi dengan suspect Ca
Gaster, rambut pasien mengalami kerontokan, anemia
dan kelelahan yang mengakibatkan lemahnya memori
dan konsentrasi. Hasil pemeriksaan fisik tampak
meringis, pasien tampak memegangi perut bagian atas
kiri, pasien tampak lemah dan gelisah, dan mukosa
mulut kering. TTV, TD:115/78 mmHg, S : 36,3 derajat
celcius, N : 122 x/menit, RR : 22 x/menit.
A. Pengkajian Fisik
1. Riwayat Keperawatan
• Keluhan Utama
Pasien mengeluh badan lemas, mual dan muntah cair berampas berwarna
kehijauan
• Riwayat penyakit sekarng
Klien datang ke UGD dengan keluhan tidak bisa makan, nafsu makan
menurun, mual dan muntah 2x/hari warna hijau cair berampas, diare cair
warna kehijauan 5-6x/hari, badan lemas sejak 2 hari yang lalu dipasang
infus RL 40 ml/jam di UGD dan setelah itu dibawa ke ruang rawat inap
Ursinia kamar 617
• Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan Post Op Laparotomy di Johor, Malaysia tanggal 27 Mei
2015 dengan suspect Ca Gaster. Pasien mengatakan tidak mempunyai
riwayat penyakit hipertensi, DM, dan penyakit genetik lainnya.
3. Kardiovaskuler
2. Pemeriksaan Fisik Warna kulit : Normal
Tanda-tanda Vital Nyeri Dada : Tidak ada
TD : 115/78mmHg Denyut Nadi : Teratur
S : 36,30C Sirkulasi : Akral hangat
Nadi : 122x/menit Pulsasi : Kuat
RR : 22x/meniT
SpO2 : 94 % 4. Respirasi
Skala nyeri : vas 4 Pola Nafas : Normal
Volume Pernafasa : Normal
Berat Badan Jenis Pernafasan :
BB : 49,5 kg Pernafasan Dada
TB : 166 cm Irama Nafas :Teratur
BMI : 17,7 Kesulitan Bernafas : Ya
Batuk : Tidak
SpO2 : 94 %
6. Neurologi
Penglihatan : Tidak Ada
Kelainan dan Tidak
5. Gastrointestinal menggunakan alat bantu
Mulut : Mukosa Mulut penglihatan
Kering
Gigi : Tidak Ada Kelainan Pendengaran : Tidak Ada
Lidah : Tidak Ada Kelainan Kelainan dan Tidak
Tenggorokan: Tidak Ada menggunakan alat bantu
Kelainan penglihatan
Abdomen : Tegang Bicara (Artikulasi): Jelas
Klien terpasang NGT Sensorik : Tidak Ada
Klien dipuasakan Kelainan
Motorik : Tidak Ada
Kelainan
Kekuatan Otot : Kuat
B. PENGKAJIAN PSIKOLOGIS
Pasien telah melakukan kemoterapi berkali
kali dan terakhir pasien kemoterapi 2 hari yang
lalu, pasien mengalami efek samping dari
kemoterapi mual dan muntah serta diare. Pasien
juga mengalami suasana hati yang gelisah dan
kekhawatiran dalam adaptasi dan koping yang
semakin hari semakin menurun. Pasien
mengeluhkan kesulitan dalam istirahat tidur, dan
di RS pasien istirahat/tidur kurang lebih 2-3 jam
perhari.
C. PENGKAJIAN BUDAYA
Pasien lahir dan bertempat tinggal karanganyar solo
Jawa Tengah. Pasien mengatakan dalam mengobati
permasalahan ca gaster dengan meminum jamu kunyit
asam. Pasien medapatkan informasi jamu kunyit asam
tersebut dari orang tua. Pasien dan keluarga
menggunakan bahasa utama dan kedua menggunakan
bahasa jawa dan mengerti bahasa Indonesia. Pasien
menggunakan komunikasi verbal dan non verbaik
dengan baik. Pasien mempercayai akan sembuh jika
minum jamu, tetapi pasien juga mau mengikuti
pengobatan medis yang berlaku di rumah sakit.
D. PENGKAJIAN SOSIAL
Pasien seorang buruh pabrik yang terkenal humoris
dan sangat dekat dengan keluarga maupun tetangga
nya. Tetapi sejak mengetahui bahwa pasien mengalami
penyakit Ca Gaster dan sudah melakukan beberapa kali
kemoterapi.Sekarang pasien cenderung sering
menjauhkan diri/ mengasingkan diri kepada keluarga
dan tetangga karena efek samping semakin hari
semakin terasa dan merasa penyakitnya semakin hari
semakin parah.tetapi keluarga masih terus mendukung
pasien dalam pengobatan segi medis farmakologi
maupun segi terapi.
E. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Pasien seorang muslim dan setiap hari
melakukan ibadah sholat. Pasien mempercayai
penyakitnya beban dari Allah. Apabila pasien
merasakan badannya enakan. Biasanya mengikuti
keagamaan seperti pengajian dll. Setelah
melakukan kemoterapi, pasien mengalami anemia
dam kelelahan yang menyulitkan unttuk
beribadah. Pasien sudah iklas apabila akan
meninggal dan sekarang pasien lebih sering
melakukan ibadah.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai