Anda di halaman 1dari 6

2. Bagaimana pengaruh sampah terhadap keseimbangan ekosistem ?

Ekosistem merupakan sebuah kemandirian, sistem yang dinamis yang terbentuk dari
populasi dari spesies di lingkungan. Konsep ini digunakan untuk mempelajari
interaksi yang kompleks antara organisme, tumbuhan, hewan, bakteri dan jamur yang
membentuk komunitas. Ada banyak cara yang berbeda dimana komunitas organisme
saling berinteraksi.
Ada rantai makanan dimana setiap organisme dalam produsen, konsumen, predator
dan hubungan mangsa. Ada siklus oksigen dan siklus air yang menopang organisme
untuk hidup di lingkungan ini. Ketika suatu ekosistem tercemar, keseimbangan alam
dalam sistem akan terganggu dan ini akan mempengaruhi organisme yang hidup
dalam alam ini.
Keseimbangan ekosistem dapat terwujud jika adanya keselarasan antara faktor biotik
dan abiotik. Keseimbangan ekosistem dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a) Faktor alami, faktor alami dapat menyebabkan perubahan keseimbangan
komponen biotik dan abiotik, diantaranya gunung berapi, banjir, dan sebagainya
sehingga bisa menimbulkan terputusnya rantai makanan yang menunjukan
bahwa keseimbangan ekosistem terganggu.
b) Fator manusia
Manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat
di bumi ini. Dengan kemamuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi,
manusia mempunyai pengaruh yang besar untuk memusnahkan ekosistem
maupun meningkatkan ekosistem.
Diantara komponen-komponen ekosistem akan terjadi interaksi, saling
membutuhkan dan saling memberikan apa yang menjadi sumber penghidupannya.
Namun salah satu komponen ekosistem mengalami masalah maka akan
menimbulkan kegagalan keseimbangan ekosistem, seperti halnya sampah. Sampah
memberi dampak buruk bagi lingkungan terutama menyebabkan terjadinya
pencemaran air, udara, dan tanah. Lindi dari tanah menimbulkan pencemaran tanah,
dan merusak kesuburan tanah, sehingga akan berakibat buruk pada tumbuhan.
Tumbuhan yang menyerap zat berbahaya dan beracun dari tanah tersebut akan
mempengaruhi kualitas tumbuhan,dan menimbulkan bahaya apabila tumbuhan
tersebut termakan oleh organisme. Sampah merupakan tempat perkembangbiakan
vektor penyakit, dimana vektor penyakit ini akan menularkan penyakit yang dibantu
oleh pembawa penyakit, seperti hewan peliharaan dan sebagainya. Hewan peliharaan
seperti anjing, kucing dan lainnya akan menularkan berbagai penyakit seperti
ringworm yang merupakan penyakit yang dibawa oleh anjing dan akan ditularkan
melalui sentuhan, dan akan menimbulkan dampak buruk bagi organisme lain. Proses
dekomposisi sampah juga dapat menghasilkan zat beracun yang akan mempengaruhi
udara bebas disekitarnya seperti CH4, CO, CO2, H2S yang akan merusak
pernapasan dari mahluk hidup disekitarnya. Adanya pencemaran yang ditimbulkan
sampah tersebut, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem antara
komponen abiotik dan biotik.

5. Bagaimana criteria lingkungan yang sehat?


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi
hal sebagai berikut:
a. Lokasi
(1) Tidak terletak pada daerah rawan bencana seperti bantaran sungai, tanah
longsor, tsunami, dan sebagainya
(2) Tidak terletak pada daerah bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah
(3) Tidak terletak pada daerah yang rawan kecelakaan dan kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan/ bandara

b. Kualitas udara
Kualitas udara harus bebas dari gas beracun dengan syarat sebagai berikut:
(1) Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
(2) Debu dengan diameter kurang dari 10 µg dan maksimum 150μg/m3
(3) Gas SO2 maksimum 0,1 ppm
(4) Debu maksimum 350 mm3/m2/hari

c. Kebisingan dan getaran


(1) Kebisingan dianjurkan 45 dB. A dan nilai maksimum 55 dB.A
(2) Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik

d. Kualitas tanah
(1) Kandungan timah hitam (Pb) dengan nilai maksimum 300 mg/kg
(2) Kadungan arsenik (As) dengan nilai maksimum 100 mm/kg
(3) Kandungan cadmium ( Cd ) dengan nilai maksimum 20 mm/kg
(4) Kandungan benzo pyrene dengan nilai maksimum 1 mg/kg

e. Prasarana dan sarana lingkungan


(1) Memiliki taman bermain untuk anak-anak, tempat rekreasi keluarga
dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan
(2) Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perkembangbiakan
vektor penyakit.
(3) Memiliki sarana jalan yang baik dengan ketentuan tidak adanya konstruksi
trotoar yang membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat.
(4) Memiliki jembatan yang memiliki pagar pengaman, lampu penerangan
jalan yang tidak menyilaukan mata yang berakibat kecelakaan.
(5) Adanya air bersih dengan ketentuan sesuai kualitas air yang baik untuk
kesehatan.
(6) Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan.
(7) Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan sebagainya.
(8) Adanya pengaturan instansi listrik yang menjamin keamanan pengguna
(9) Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus bisa menjamin mengenai tidak
adanya makanan yang terkontaminasi yang berakibat keracunan.

f. Vektor penyakit
(1) Indeks lalat harus memenuhi syarat.
(2) Jumlah jentik nyamuk dibawah 5%

g. Penghijauan
Disekitar lingkungan hendaknya memiliki pepohonan untuk penghijauan
lingkungan, pelindung, kesejukan lingkungan, keindahan dan kelestarian alam.

Kesimpulannya
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih, dengan kriteria sebagai
berikut:
(1) Udara bersih dan segar
(2) Tanah yang subur
(3) Sumber air yang bersih
(4) Air sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih
(5) Sampah tidak berserakan, sehingga tidak menimbulkan penyakit
(6) Banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur

3. Mengapa kesadaran masyarakat masih kurang terhadap sampah? Bagaimana cara


meningkatkan kesadaran masyarakat tersebut?

Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor ketidaktahuan atau faktor pengetahuan.


Masyarakat memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai dampak yang
ditimbulkan dari sampah dan ketidaktahuan masyarakat. Seseorang yang tahu
akan pentingnya lingkungan sehat bagi mahluk hidup, maka orang tersebut akan
senantiasa menjaga dan memelihara lingkungannya, dan tidak membuang
sampah karena mereka akan mempertimbangkan dampak yang akan
ditimbulkan.
b. Faktor kemiskinan
Kemiskinan dapat membuat orang lupa akan lingkungan disekitarnya.
Kemiskinan yaitu ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Jika dalam keadaan miskin, maka mereka sangat sulit bila berbicara
mengenai kepedulian dan kesadaran lingkungan, yang dipikirkan mereka
hanyalah cara untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga pemikiran mengenai
pengelolaan lingkungan menjadi terabaikan, bahkan mereka tidak perduli dengan
aktivitas mereka yang selalu membuang sampah di sungai terutama bagi mereka
yang tinggal di sungai.
c. Faktor kemanusiaan
Kemanusiaan dapat diartikan sebagai manusia. Manusia adalah bagian alam atau
pengatur alam (Chiras,2009). Dalam pernyataan tersebut pengatur memiliki arti
sebagai manusia yang memiliki sifat serakah, dimana mereka menganggap
semua dibumi ini adalah milik dirinya dan keturunannya, dari prinsip tersebut
menimbulkan pengenyampingan untuk perduli dengan sesama. Mereka memiliki
pemikiran yang berarah pada egoisme, sehingga banyak dari mereka yang
melakukan hal yang berdampak buruk bagi orang lain demi kepuasan pribadinya,
seperti halnya mereka yang membuang sampah sembarangan disungai, mereka
tidak memikirkan pengaruh dan dampak yang ditimbulkan dari perlakuan
dirinya, hanya demi kepuasan pribadi.
d. Faktor gaya hidup
Sejalan dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
pesat, tentu akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Bermacam-macam gaya
hidup masyarakat akibat IPTEK dan Globalisasi diantaranya yaitu:
(1) Gaya hidup hedonisme, yaitu gaya hidup yang menganggap kesenangan dan
kenikmatan materi adalah tujuan nyata baagi hidupnya, biasanya gaya hidup
ini dikenal dengan berfoya-foya
(2) Meterialistik, yaitu hidup dengan mengutamakan materi
(3) Konsumerisme, yaitu memiliki gaya yang konsumtif
(4) Individualisme, yaitu gaya hidup dengan mementingkan kepentingan pribadi
(5) Sekularisme, gaya hidup yang mengutamakan dunia
Dari beberapa pandangan individu inilah yang akan mengurangi tingkat
kepedulian terhadap lingkungan, dan perhatian terhadap lingkungan sering
diabaikan.
Cara meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sampah yaitu:

Dengan menggalakan Penyuluhan Tentang Hidup Sehat Kepedulian dari


lembaga–lembaga kesehatan sangat diharapkan masyarakat. Pemanfaatan
tempat–tempat pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah satu upaya
ideal dalam mewujudkan kesadaran masyarakat untuk selalu berperilaku sehat.
Kepercayaan masyarakat terhadap petugas–pertugas kesehatan dilingkungan
memiliki nilai tambah tersendiri. Masyarakat akan lebih mudah menerima
masukan–masukan yang diberikan. Beberapa analisa survei bahwa beberapa
masalah lingkungan ini berhubungan dengan masyarakat yang berpenghasilan
rendah dan kurang ilmu pengetahuan.Masyarakat harus diberitahu bahwa
terjadinya penyakit adalah karena adanya interaksi antara 3 faktor, yaitu
enviroment, host dan agent. Penyuluhan–penyuluhan dapat diberikan pada saat
kegiatan–kegiatan masyarakat berlangsung. Penyuluhan yang cukup efektif
dapat dilakukan terhadap ibu rumah tangga, karena kondisi kesehatan keluarga
erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan ibu. Ibu rumah tangga dapat
dianjurkan untuk memulai perilaku sehat secara secara dini terhadap balitanya.
Kepada masayrakat yang tinggal di daerah aliran sungai, perlu dilakukan
penyuluhan tentang penyehatan air agar layak konsumsi, dan diajak untuk
mengenal perubahan–perubahan yang terjadi disungai, seperti perubahan warna
air, banyaknya ikan yang mati atau gangguan lain, dimana berarti sumber air
yang mereka pakai telah kemasukan benda asing yang berbahaya bagi
kehidupan mereka.

a) Memberi contoh lingkungan sehat bagi masyarakat


Banyak masyarakat tidak akan menerima langsung isi penyuluhan–penyuluhan
tentang kesehatan. Masyarakat lebih tertarik dengan hal–hal yang praktis tidak
suka berfikir mengenai hal yang harus dilakukan terhadap lingkungan agar
mereka terhindar dari penyakit. Sebaiknya masyarakat langsung ditunjukan
contoh–contoh lingkungan sehat yang akan dijadikan panutan agar lebih efektif
dan membantu. Contoh lingkungan sehat bagi masyarakat yang cocok adalah
suatu rumah sederhana dengan perkarangan yang bersih, mempunyai jamban
yang cukup syarat kesehatan, air yang cukup tersedia, dan tempat pembuangan
air limbah serta sampah tersedia baik.
Dari adanya contoh–contoh seperti ini, masyarakat akan mengerti bahwa
dengan kesederhanaan yang mereka miliki, mereka dapat juga menikmati
lingkungan yang sehat dan terhindar dari penyakit–penyakit yang timbul karena
keadaan lingkungan sekitar mereka.

c) Menunjang kesehatan mayarakat dalam bidang sanitasi lingkungan


Konsep dan teknis sanitasi yang cocok untuk suatu wilayah, seringkali bisa
timbul dari masyarakat sendiri. Hal ini merupakan sumbangan besar bagi
terlaksananya usaha sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan yang dilakukan
masyarakat kadang-kadang tidak disengajai. Contohnya pemanfaatan sampah
rumahtangga yang diolah menjadi kompos. Tujuan utama mereka adalah untuk
menambah bahan organik pada tanaman yang diusahakan. Secara tidak sadar
sebenarnya mereka telah ikut meniadakan vektor–vektor penyakit yang hidup di
sampah–sampah. Kegiatan–kegiatan sanitasi seperti ini merupakan suatu
potensi untuk mengatasi dan mengurangi pencemaran.Maka dari itu perlunya
dukungan pihak-pihak yang berkompeten untuk mengajak dan menumbuhkan
minat dan kesadaran masyarakat untuk perduli terhadap lingkungannya.

d) Pemberian penghargaan bagi lingkungan sehat


Keinginan untuk dihargai adalah mutlak dalam diri manusia. Penghargaan dapat
dinyatakan melalui dukungan terhadap apa yang telah dilakukan, pemberian
tambahan sarana–sarana dan hadiah jika memungkinkan. Adanya penghargaan
akan lebih memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap
keadaan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai