Ekosistem merupakan sebuah kemandirian, sistem yang dinamis yang terbentuk dari
populasi dari spesies di lingkungan. Konsep ini digunakan untuk mempelajari
interaksi yang kompleks antara organisme, tumbuhan, hewan, bakteri dan jamur yang
membentuk komunitas. Ada banyak cara yang berbeda dimana komunitas organisme
saling berinteraksi.
Ada rantai makanan dimana setiap organisme dalam produsen, konsumen, predator
dan hubungan mangsa. Ada siklus oksigen dan siklus air yang menopang organisme
untuk hidup di lingkungan ini. Ketika suatu ekosistem tercemar, keseimbangan alam
dalam sistem akan terganggu dan ini akan mempengaruhi organisme yang hidup
dalam alam ini.
Keseimbangan ekosistem dapat terwujud jika adanya keselarasan antara faktor biotik
dan abiotik. Keseimbangan ekosistem dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a) Faktor alami, faktor alami dapat menyebabkan perubahan keseimbangan
komponen biotik dan abiotik, diantaranya gunung berapi, banjir, dan sebagainya
sehingga bisa menimbulkan terputusnya rantai makanan yang menunjukan
bahwa keseimbangan ekosistem terganggu.
b) Fator manusia
Manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat
di bumi ini. Dengan kemamuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi,
manusia mempunyai pengaruh yang besar untuk memusnahkan ekosistem
maupun meningkatkan ekosistem.
Diantara komponen-komponen ekosistem akan terjadi interaksi, saling
membutuhkan dan saling memberikan apa yang menjadi sumber penghidupannya.
Namun salah satu komponen ekosistem mengalami masalah maka akan
menimbulkan kegagalan keseimbangan ekosistem, seperti halnya sampah. Sampah
memberi dampak buruk bagi lingkungan terutama menyebabkan terjadinya
pencemaran air, udara, dan tanah. Lindi dari tanah menimbulkan pencemaran tanah,
dan merusak kesuburan tanah, sehingga akan berakibat buruk pada tumbuhan.
Tumbuhan yang menyerap zat berbahaya dan beracun dari tanah tersebut akan
mempengaruhi kualitas tumbuhan,dan menimbulkan bahaya apabila tumbuhan
tersebut termakan oleh organisme. Sampah merupakan tempat perkembangbiakan
vektor penyakit, dimana vektor penyakit ini akan menularkan penyakit yang dibantu
oleh pembawa penyakit, seperti hewan peliharaan dan sebagainya. Hewan peliharaan
seperti anjing, kucing dan lainnya akan menularkan berbagai penyakit seperti
ringworm yang merupakan penyakit yang dibawa oleh anjing dan akan ditularkan
melalui sentuhan, dan akan menimbulkan dampak buruk bagi organisme lain. Proses
dekomposisi sampah juga dapat menghasilkan zat beracun yang akan mempengaruhi
udara bebas disekitarnya seperti CH4, CO, CO2, H2S yang akan merusak
pernapasan dari mahluk hidup disekitarnya. Adanya pencemaran yang ditimbulkan
sampah tersebut, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem antara
komponen abiotik dan biotik.
b. Kualitas udara
Kualitas udara harus bebas dari gas beracun dengan syarat sebagai berikut:
(1) Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
(2) Debu dengan diameter kurang dari 10 µg dan maksimum 150μg/m3
(3) Gas SO2 maksimum 0,1 ppm
(4) Debu maksimum 350 mm3/m2/hari
d. Kualitas tanah
(1) Kandungan timah hitam (Pb) dengan nilai maksimum 300 mg/kg
(2) Kadungan arsenik (As) dengan nilai maksimum 100 mm/kg
(3) Kandungan cadmium ( Cd ) dengan nilai maksimum 20 mm/kg
(4) Kandungan benzo pyrene dengan nilai maksimum 1 mg/kg
f. Vektor penyakit
(1) Indeks lalat harus memenuhi syarat.
(2) Jumlah jentik nyamuk dibawah 5%
g. Penghijauan
Disekitar lingkungan hendaknya memiliki pepohonan untuk penghijauan
lingkungan, pelindung, kesejukan lingkungan, keindahan dan kelestarian alam.
Kesimpulannya
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih, dengan kriteria sebagai
berikut:
(1) Udara bersih dan segar
(2) Tanah yang subur
(3) Sumber air yang bersih
(4) Air sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih
(5) Sampah tidak berserakan, sehingga tidak menimbulkan penyakit
(6) Banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: