Anda di halaman 1dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBERIAN


INFORMASI DAN EDUKASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/MKE/I/2018 00 1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur Rumah Sakit Umum
Tanggal terbit Bethesda
PROSEDUR TETAP 08/01/2018

dr. Yorien Setia Alfarianti Lase

Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau


PENGERTIAN informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara
tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang
dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz
& Weihrich, 1988).
 Sebagai pedoman dalam pemberian informasi dan melakukan
edukasi kesehatan kepada pasien dan atau keluarga.
 Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi
kesehatan di rumah sakit, sehingga edukasi kesehatan dapat
berjalan lancar dan sesuai prosedur yang ada.
TUJUAN  Mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses
pelayanan.
 Pasien atau keluarga memahami penjelasan yang diberikan,
memahami pentingnya mengikuti regimen pengobatan yang telah
ditetapkan sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk berperan
aktif dalam menjalani terapi obat.

Keputusan Direktur RSU Bethesda Nomor : 602/001/R-


KEBIJAKAN BS/MKE/I/2018 tentang Kebijakan Komunikasi Efektif dalam
Pemberian Edukasi dan Informasi di RSU Bethesda Gunungsitoli-
Nias.

PROSEDUR a. Tahap asesmen


1. Semua pasien yang masuk rumah sakit dilakukan
asesmen/identifikasi tentang kebutuhan informasi dan edukasi
yang dibutuhkan, saat pertama kali bertemu petugas kesehatan
baik di rawat jalan maupun rawat inap.
2. Pasien dilakukan asesmen/identifikasi: Keyakinan dan nilai-nilai
pasien dan keluarga, kemampuan membaca, tingkat pendidikan
dan bahasa yang digunakan, hambatan emosional dan motivasi,
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBERIAN
INFORMASI DAN EDUKASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/MKE/I/2018 00 2/2

PROSEDUR keterbatasan fisik dan kognitif, kesediaan pasien menerima


informasi dan kebutuhan informasi/edukasi.
3. Hasil asesmen/identifikasi tentang kebutuhan edukasi pasien
dicatat dalam rekam medis pasien.
b. Tahap komunikasi
 Rawat jalan dan rawat inap :
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dan peran petugas
3. Identifikasi pasien
4. Petugas kesehatan melakukan pendidikan/edukasi kepada pasien
dan keluarga dengan metode yang dipilih sesuai dengan formulir
edukasi terintegrasi.
5. Petugas kesehatan mengisi formulir edukasi sesuai dengan
edukasi yang telah diberikan.
6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap
materi edukasi yang telah diberikan
7. Formulir edukasi ditandatangani oleh pasien/keluarga yang
menerima edukasi.
8. Formulir disimpan di rekam medis pasien.
9. Ucapkan terima kasih dan salam penutup
 Unit pendaftaran :
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri
3. Tanyakan nama pasien (“maaf dengan bapak/ibu?”)
4. Tawarkan bantuan (“ada yang bias dibantu bapak/ibu?”)
5. Ciptakan suasana yang nyaman
6. Nilai suasana hati lawan bicara dan memperhatikan sikap non
verbal
7. Tunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan
8. Berikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien/keluarga
dengan bahasa yang mudah dimengerti
9. Jika pasien/keluarga telah mengerti dengan informasi yang
disampaikan tawarkan kembali bantuan (“ada lagi yang bisa
saya bantu bapak/ibu?”)
10. Ucapkan terimakasih dan salam penutup.

1. Komite Medik
2. UGD
UNIT TERKAIT 3. Unit Rawat Jalan
4. Unit Rawat Inap
5. Unit Pendaftaran

Anda mungkin juga menyukai