Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN MATERI 1

Lampiran 1

Dimensi Tiga
A. Pendahuluan
1. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan jarak dalam ruang (Antar titik, titik ke garis, dan titik ke bidang)
4.1 Menentukan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis, titik ke bidang)

2. Indikator
3.1.1 Mengemukakan konsep geometri ruang
3.1.2 Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang pada bangun
ruang
3.1.3 Mendeskripsikan jarak antar titik dalam ruang
3.1.4 Menemukan rumus jarak antar titik
4.1.1 Menentukan jarak antar titik dalam ruang
4.1.2 Menyelesaikan masalah kontektual yang berkaiatan dengan
jarak antar titik dalam ruang
3. Materi Pokok
Jarak titik ke titik

B. Peta Konsep

Dimensi Tiga

Jarak antar
Titik

Rumus pembantu
digunakan

Teorema Pythagoras

Penerapan dalam
Kehidupan Sehari-hari
C. Uraian Materi
1. UNSUR-UNSUR BANGUN RUANG
Bangun ruang merupakan bangun matematika (matematika) yang memiliki isi atau
volume. Bangun ruang dalam matematika dibagi menjadi beberapa bangun ruang yakni
sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi merupakan bidang pada bangun ruang yang membatasi
antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya, Rusuk merupakan pertemuan dua sisi
yang berupa ruas garis pada bangun ruang sedangkan Titik sudut adalah titik dari hasil
pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih. Pada umumnya bangun ruang yang telah
kita kenal adalah balok, kubus, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Pada setiap
bangun ruang tersebut mempunyai rumusan dalam menghitung luas maupun
isi/volumenya.

a. KUBUS

Kubus adalah bangun ruang yang berbentuk yang semua sisinya berbentuk
persegi.Sisi pada kubus sepasang-sepasang berhadapan satu sisi dinamakan bidang
alas atau dasar. Sedangkan sisi yang berhadapan dengan alas dinamakan bidang
atas atau tutup. Sisi-sisi yang lainya di namakan sisi tegak atau dinding. Pertemuan
dua sisi beruparuas garis dinamakan rusuk.rusuk-rusukbidang atas dinamakan rusuk
atas, rusuk-rusuk bidang bawah dinamakan rusuk bawah. Sedangkan rusuk-rusuk
yang lainnya dinamakan rusuk-rusuk tegak.

Pertemuan 3 rusuk dinamakan titk sudut atau pojok kubus. Ada 8 sudut sepasang-
pasang berhadapan.Diagonal suatu sisi kubus dinamakan diagonal sisi. Dua titik
sudut yang berhadapan dalam kubus yang dihubungkan dengan garis à garis
tersebut disebut diagonal ruang. Sebagai ilustrasi diagonal AG.
Unsur-unsur kubus :
a. Sisi/bidang
Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus
b. Busuk
Rusuk kubus adalah garis potong antara 2 sisi bidang kubus dan terlihat seperti
kerangka yang menyusun kubus. Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk,
yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH

c. Titik sudut Titik sudut kubus adalah titik potong antara 2 rusuk. Kubus
memiliki 8 buah titik sudut
d. Diagonal bidang
Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan titik A dan F yang saling
berhadapan dalam satu sisi atau bidang.
e. Diagonal ruang
Pada kubus ABCD.EFGH terdapat ruas garis HB yang menghubungkan 2 titik
sudut yang saling berhadapan dalam 1 ruang, ruas garis tersebut dinamakan
diagonal ruang.
f. Bidang diagonal
Pada gambar terlihat 2 buah diagonal bidang yaitu AC dan GE. Ternyata,
diagonal AC dan GE beserta 2 rusuk sejajar yaitu AE dan CG membentuk
suatu bidang di dalam ruang kubus bidang ACGE pada kubus ABCD. Bidang
ACGE disebut sebagai bidang diagonal.

2. Kedudukan Titik
Kedudukan Titik dapat terhadap Garis atau Bidang. Kedudukan Titik terhadap garis
terdiri atas:
a) Titik terletak pada garis
Sebuah garis 𝑔 dikatakan terletak pada bidang 𝛼, jika garis 𝑔 dan bidang 𝛼 itu
sekurang-kurangnya memiliki dua titik persekutuan.

𝑔
A
Gambar 10. Titik A terletak pada garis 𝑔

b) Titik di Luar garis


Sebuah titik A dikatakan berada di luar garis𝑔, jika titik A tidak dapat dilalui oleh garis
𝑔

Gambar 11. Titik A di luar garis 𝑔


Kedudukan titik terhadap bidang terdiri atas:
a) Titik terletak pada bidang
Sebuah titik A dikatakan terletak pada bidang 𝛼, jika titik A dapat dilalui oleh
bidang 𝛼

A
𝛼

Gambar 12. Titik A terletak pada bidang 𝛼


b) Titik di luar bidang
Sebuah titik A dikatakan berada di luar bidang 𝛼, jika titik A tidak dapat dilalui
oleh bidang 𝛼 A

𝛼
Gambar 13. Titik A terletak di luar bidang 𝛼

3. Jarak Antar Titik


Jarak antara dua buah bangun adalah panjang ruas garis penghubung kedua bangun
itu yang terpendek dan bernilai positif.Jarak antara titik A dan titik B adalah panjang
ruas garis AB.
Langkah-langkah dalam menentukan jarak dua titik pada dimensi tiga sebagai berikut:
a) Tentukan posisi atau kedudukan titik-titik pada bangun dimensi tiga.
b) Identifikasi kedudukan dua titik tersebut apakah segaris, sebidang, atau berlain
bidang.
Jarak titik ke titik pada bangun ruang ada beberapa letak sebagai berikut:
a) Jika titik-titik tersebut segaris

Gambar 14. Kubus ABCD.EFGH

Misalkan menentukan jarak titik A ke B. Jarak titik A ke B adalah ruas garis AB .


Jika pada bangun ruang kubus, jarak antara dua titik yang segaris adalah ukuran
rusuk pada kubus.
b) Jika titik-titik tersebut sebidang

Gambar 15. Kubus ABCD.EFGH

Misalkan menentukan jarak titik A ke C. Titik A dan C terletak dalam satu bidang
yaitu bidang ABCD. Untuk menentukan jarak titik A ke C langkah-langkahnya
yaitu:
 Buatlah dua garis bantu pada bidang yang sama sehingga membentuk segitiga
siku-siku sehingga AC merupakan sisi miring segitiga
 Gunakan teorema Phytagoras untuk menentukan panjang AC

Gambar 16. Segitiga ABC

Misalnya dua garis yang diambil adalah garis AB dan AC sehingga terbentuk
segitiga ABC. Langkah untuk menentukan panjang AC adalah:
 Menentukan panjang AB dan BC
 Subtitusi pada rumus AC  AB2  BC 2

c) Jika titik-titik tersebut tidak sebidang


Gambar 17. Kubus ABCD.EFGH

Misalkan menentukan jarak titik B ke H. Jarak titik B ke H adalah panjang ruas


garis HB . Karena B dan H terletak pada bidang yang berbeda maka dibutuhkan
garis bantu lain hasil proyeksi ruas garis HB pada salah satu bidang. Langkah –
langkahnya adalah:
 Tarik garis dari titik H ke titik B sehingga terbentuk ruas garis HB
 Proyeksikan HB terhadap salah satu bidang. Misal diproyeksikan terhadap
bidang ABCD sehingga terbentuk ruas garis DB
 Tarik garis dari titik H ke titik D sehingga terbentuk segitiga BDH.
 Gunakan Teorema Phytagoras untuk menentuakan panjang HB

Anda mungkin juga menyukai