Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN

BRONKOPNEUMONIA DENGAN FOKUS KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN


JALAN NAFAS DI RSUD KABUPATEN MAGELANG
Muslimah Wiguna Arufina1)
Email Korespondensi: muslimahwigunaaa@gmail.com

ABSTRACT
Background:Bronchopneumonia is a type of pneumonia, an infection that causes
inflammation of the lungs caused by a virus, bacteria, or fungus which is the biggest
cause of death for lower airway disease that attacks infants and children. According to
one study, it is estimated that pneumonia occurs mostly in infants less than 2 months,
therefore treatment of pneumonia sufferers can reduce child mortality. Objective: The
authors aim to discuss and examine the application of nursing care with a focus on the
ineffectiveness of airway clearance in patients with bronchopneumonia. Method: the
method used is descriptive method that is systematically describing managed cases.
Results: the results of the study were obtained during the 3x24 hour nursing care
problem, the problem of the ineffectiveness of the airway cleaning can be resolved by
the criteria set by the results of the implementation carried out have a response that
shows the client's development. Conclusion: the ineffectiveness of airway cleaning for
patients with bronchopneumonia is very important for it is expected that nurses can give
more attention to the cleaning of the patient's airway so that they can provide nursing
action as soon as possible.
Keywords: Bronchopneumonia, Care, Nursing

66
ABSTRAK
Latar belakang: Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia, yaitu infeksi
yang mengakibatkan terjadinya peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh virus,
bakteri, atau jamur yang menjadi penyebab kematian terbesar untuk penyakit saluran
napas bawah yang menyerang balita dan anak-anak. Menurut sebuah penelitian,
diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu
pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan angka kematian anak. Tujuan:
penulis bertujuan untuk membahas dan mengkaji penerapan asuhan keperawatan
dengan fokus ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien dengan
bronkopneumonia. Metode: metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu
menggambarkan kasus kelolaan secara sistematis. Hasil: hasil dari penelitian
didapatkan selama diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam masalah kebutuhan masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat teratasi dengan kriteria yang ditetapkan
dengan hasil implementasi yang dilakukan memiliki respon yang menunjukkan
perkembangan pasien. Kesimpulan: ketidakefektifan bersihan jalan nafas bagi pasien
dengan bronkopneumonia sangat penting untuk itu diharapkan perawat dapat
memberikan perhatian yang lebih terhadap bersihan jalan nafas pasien sehingga dapat
memberikan tindakan keperawatan sesegera mungkin.
Kata kunci: Bronkopneumonia, Asuhan, Keperawatan

67
PENDAHULUAN Penyebab tersering terhadap anak
Bronkopneumonia merupakan suatu meliputi Pneumokokus, Streptococcus
cadangan pada perenkim paru yang pneumonia, Stapilakokus aureus,
meluas sampai bronkeoli atau dengan Haemophillus influenza, Jamur (seperti
kata lain peradangan yang terjadi pada candida albicans), dan Virus. Penyebab
jaringan paru melalui cara penyebaran tersering terhadap bayi dan anak kecil
langsung melalui saluran pernafasan ditemukan staphylococcus aureus
atau melalui hematogen sampai ke sebagai penyebab yang berat, serius dan
bronkus (sujono dan sukarmin, 2009). sangat progresif dengan mortalitas
tinggi (Sujono dan Sukarmin, 2009).
Bronkopneumonia adalah peradangan
pada parenkim paru yang disebabkan penyebab pneumoni pada anak dan bayi
oleh bakteri, virus, jamur, ataupun meliputi dengan adanya virus, jamur,
benda asing yang ditandai dengan gejala dan benda asing, serta meliputi
panas yang tinggi, gelisah, dipsnie, streptococcus grup B dan bakteri garam
nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, negative seperti E. Colli, pseudomonas
serta batuk kering dan produktif sp, atau klebsiella sp. Pada bayi dan
(Hidayat, 2011). anak pneumonia di sebabkan oleh
infeksi streptococcus pneumonia,
Bronkopenemoni merupakan suatu
haemopillus infleenzae tipe B, dan
peradangan paru yang menyerang
staphylococcussaureus, sedangkan pada
dibronkoli terminal. Bronkeoli terminal
anak yang lebih besar itu disebabkan
tersumbat oleh eksudat mokopurulen
oleh infeksi mychoplasma pneumonia
yang membentuk bercak-bercak
(Fadhila A,2013).
konsolidasi dilobuli yang berdekatan
(Nurarif dan Hardhi, 2013). Pada anak usia sekolah
bronkopneumonia disebabkan oleh
Bronkopneumonia dimulai pada
virus, yaitu Adeno, Parainfluenza,
bronkeolus terminal, yang tersumbat
Influenza A atau B dan berbagai
dengan eksudat mukopurulen yang
bakteri, yaitu S pneumonia,
membentuk bidang yang terkonsolidasi
Streptococus A dan Mycoplasma.Faiz
pada lobus-lobus didekatnya (Wong
(Mochammad Silmy, dkk,2014)
Dona L. dkk, 2008).

68
Di Indonesia angka kejadian pneumonia Kriteria responden yaitu pasien yang
dan bronkopneumonia yaitu berjumlah megalami ketidakefektifan bersihan
6 juta pertahun, dan angka kematian jalan nafas dan dalam rekam medik
anak dan balita maupun anak akibat pasien terdiagnosa bronkopneumonia,
pneumonia atau bronkopneumonia 5 per sampel diambil dari data rekam medik
1000 balita per tahun. Ini berarti bahwa di instalasi rekam medik dirumah sakit,
pneumonia menyebabkan kematian kemudian data diolah berdasarkan
lebih dari 100.000 balita setiap tahun, variabel yang diteliti.
atau hampir 300 balita setiap hari, atau
Pengolahan data dilakukan setelah
1 balita setiap 5 menit. Di Indonesia,
pengumpulan data dengan melalui
pneumonia merupakan penyebab
langkah editing, coding, entry, cleaning,
kematian nomor tiga setelah
dan analyzing. Pengolahan data
kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor
menggunakan komputer.
sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian
(Misnadiarly, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin Pasien yang dikelola oleh


menganalisis tentang “Asuhan penulis bernama An.S dengan jenis
Keperawatan pada Pasien dengan kelamin perempuan adalah seorang
Bronkopneumonia” balita yang berusia 7 bulan, beragama
islam, dan tinggal di kecamatan adikarto
muntilan magelang. Penanggung jawab
METODE PENELITIAN
dari pasien bernama Ny. E yaitu ibu dari
Metode yang dilakukan dalam
pasien, penanggung jawab pasien
studi kasus ini adalah metode deskriptif,
berjenis kelamin perempuan umur 26
menggambarkan tentang proses asuhan
tahun yang merupakan seorang ibu
keperawatan dengan memfokuskan
rumah tangga, agama islam yang juga
pada salah satu masalah penting dalam
bertempat tinggal di kecamatan adikarto
kasus yang dipilih yaitu asuhan
muntilan magelang.
keperawatan pada pasien
bronkopneumonia dengan fokus Pada tanggal 8 januari 2018 penulis

ketidakefektifan bersihan jalan nafas. melakukan pengkajian awal pada pasien

69
pada pukul 7:30 pagi dan diperoleh Tindakan keperawatan untuk mengatasi
data subjektif dimana ibu pasien masalah keperawatan ketidakefektifan
mengatakan anaknya batuk dan diare bersihan jalan nafas ini, penulis
sekitar 4 hari dan juga pilek. Juga memutuskan untuk menggunakan
dilakukan pengkajian gordon dengan perencanaan menurut buku NIC
berfokus pada kelainan yang dialami (Nursing Intervention Care), beberapa
oleh pasien. Pasien juga muntah intervensi yang digunakan diantaranya
bercampur dahak dan BAB 1x dengan yaitu monitor RR dan TTV lainnya,
konsistensi lembek pagi ini. Sedangkan monitor pernafasan dan status
data objektif yang diperoleh adalah oksigenasi, dan kelola terapi nebulizer
klien menangis dan menyebabkan ia ultrasonik.
menjadi batuk, klien muntah setelah
Implementasi hari pertama dilakukan
diberikan diet ASI PASI, RR: 40x/menit
pada pukul 11:00 tanggal 12 januari
N: 137 S:36,7 0 C.
2018 yaitu penulis melakukan monitor
Pada tanggal yang sama dilakukan RR serta TTV lainnya, lalu memonitor
analisa data yang berisi data subjektif status pernafasan dan oksigenasi pasien.
dan obyektif pada pasien, kemudian Setelah itu dilakukan terapi nebulizer
diperoleh dua diagnosa yaitu pada pasien.
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Respon hari pertama yang didapatkan
dan diskontinuitas pemberian ASI.
oleh penulis data subjektif dari ibu
Dari diagnosa diatas, diagnosa prioritas pasien dan data objektif dari pasien
yang muncul yaitu masalah yaitu pasien tampak sesak dan terpasang
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. oksigen 1 liter,ibu pasien mengatakan
Dalam hal ini dilakukan asuhan setiap anaknya menangis setelahnya ia
keperawatan dengan tujuan umum yang akan batuk dan sesak,setelah dilakukan
akan dicapai yaitu setelah dilakukan terapi nebulizer pasien masih belum
tindakan keperawatan selama 3x24 jam bisa mengeluarkan sekretnya karena
diharapkan frekuensi pernafasan pasien masih kecil dan belum tau cara
menjadi normal, sekret dapat mengeluarkan sputumnya dan
dikeluarkan, dan batuk berkurang. RR:40x/menit N:137x/menit dan S:
0
36,7 C. Dengan data respon tersebut
maka dapat diambil kesimpulan bahwa

70
masalah pasien belum teratasi dan Evaluasi respon hari ketiga
masih perlu melanjutkan intervensi. menunjukkan hasil yang tidak jauh
berbeda dengan hari kedua namun
Pada hari kedua, implementasi
menunjukan keadaan yang lebih baik.
dilakukan pada tanggal 13 januari 2018
Respon yang didapatkan adalah pasien
pukul 10:50 dengan melanjutkan
masih sesak dan masih terpasang
intervensi pertama, kedua, dan ketiga
oksigen 1 liter,ibu pasien mengatakan
yaitu penulis memulai dengan
anaknya masih batuk tetapi bisa tidur
memonitor RR dan TTV lainnya dan
dimalam hari dengan nyenyak, pasien
memonitor pernafasan dan status
muntah bercampur sekret hari ini, RR:
oksigenasi lalu melakukan terapi
0
37x/menit N:128x/menit S:36,6
nebulizer pada pasien.
C,pasien menangis dan batuk saat
Respon hari kedua didapatkan pasien dipasang nebulizer. Kesimpulan yang
tampak masih sesak dan masih didapat dengan data tersebut adalah
terpasang oksigen 1 liter, ibu pasien bahwa masalah yang dialami pasien
mengatakan anaknya masih batuk dan telah teratasi. Dari kesimpulan evaluasi
muntah yang bercampur dahak setelah tersebut terlihat bahwa pasien
dilakukan terapi nebulizer pada pasien, mengalami peningkatan pada kondisi
RR: 41x/menit N: 130x/menit dan kesehatannya setelah dilakukan
0
S:36,4 C dengan data respon tersebut beberapa tindakan keperawatan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi sebagian dan masih
KESIMPULAN
perlu melanjutkan intervensi.
Hasil penelitian ini
Pada ketiga implementasi dilakukan
menyimpulkan bahwa responden
pada tanggal 14 januari 2018 pukul
dengan bronkopneumonia mampu
15:30 dengan melanjutkan intervensi
menunjukkan respon positif terhadap
sebelumnya yaitu penulis melakukan
proses keperawatan yang didasarkan
monitor RR dan TTV lainnya serta
pada 3 intervensi, yaitu monitor RR dan
memonitor pernafasan dan status
TTV lainnya, monitor pernafasan dan
oksigenasi setelah itu melakukan terapi
status oksigenasi serta kelola terapi
nebulizer pada pasien.
nebulizer ultrasonik.

71
SARAN Klekner, Almos et al. (2006).
Hasil penelitian ini “Effectiveness of
merekomendasikan untuk dijadikan Cephalosporins in the Sputum of
bukti referensi pada bidang pelayanan Patients with Nosocomial
kesehatan. Bronkopneumonia.” Journal of
Clinical Microbiology.

Fatkhurianto, Galih; Adi Patria.


DAFTAR PUSTAKA
(2013). “Pemberian Terapi
Sujono & Sukarmin,(2009),”Asuhan
Nebulizer sebagai Intervensi
Keperawatan Pada Anak,Edisi
Bersihan Jalan Nafas pada Anak
I” ,Yogyakarta: Graha Ilmu
dengan Bronkopneumonia.”
Jurnal Kesehatan Hesti Wira
Misnadiarly,(2008),”Penyakit Infeksi
Sakti.
Saluran Napas Pneumoni pada
Anak Orang Dewasa,Usia Mackenzie, Grant.(2016). “The
Lanjut Edisi 1”,Jakarta : Pustaka Definition and Classification of
Obor Populer Pneumonia.” Pneumonia.

Donna L. Wong. et all.(2008)."Buku


Doenges, Marilynn.(2000). “Rencana
Ajar Keperawatan
Asuhan Keperawatan”, Edisi 3,
Pedriatik".Cetakan pertama.
Jakata : EGC.
Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C.(2000). “Buku Kemenkes RI. (2012). “Pneumonia

Ajar Keperawatan Medikal Balita Modul Tatalaksana

Bedah” Volume I, Jakarta : Standar Pneumonia.”

EGC (Kemenkes RI 2010)Kemenkes RI. 2010.


“Pneumonia Balita.” Buletin
A, Fadhila.( 2013). “Penegakan Jendela Epidemiologi.
Diagnosis Dan Penatalaksanaan
Bronkopneumonia Pada Pasien
Bayi Laki-Laki Berusia 6
Bulan.” Medula.

72

Anda mungkin juga menyukai