Anda di halaman 1dari 7

‫ي يهيأ هييهها‬

wahai
‫ٱللذذيِنن‬
orang-orang yang
‫نءانمننوُاا‬
beriman
‫هنلل‬
apakah
‫أنندللنكلم‬
aku tunjukkan kepadamu
‫نعلنىى‬
atas
‫تذىنجنرةة‬
perdagangan
‫نتنذجيِنكم‬
ia akan menyelamatkan kamu
‫مملن‬
dari
‫نعنذا ة‬
‫ب‬
azab
‫أنذليِةم‬
pedih

10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkanmu dari azab yang pedih?

‫تنلؤذمننوُنن‬
kamu beriman
‫ذبٱِللذ‬
kepada Allah
‫نونرنسوُلذ ذۦِه‬
dan rasul-Nya
‫نوتنىنجذهندونن‬
dan kamu berjihad/berjuang
‫ذفى‬
pada
‫نسذبيِذل‬
jalan
‫ٱللذ‬
Allah
‫بذأ نلمىنوُلذنكلم‬
dengan harta kamu
‫نونأنَفنذسنكلم‬
dan jiwa kamu
‫ىنذلذنكلم‬
demikian itu
‫نخليِرْر‬
lebih baik
‫للنكلم‬
bagimu
‫ذإن‬
jika
‫نكنتنلم‬
kamu
‫تنلعلننموُنن‬
kamu mengetahui

tu/minuuna biallaahi warasuulihi watujaahiduuna fii sabiili allaahi bi-amwaalikum wa-


anfusikum dzaalikum khayrun lakum in kuntum

ISI KANDUNGAN SURAT AS-SAFF AYAT 10-11


Ayat 10

Yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yanag pedih?”
Para ulama mengatakan, apabila Allah memanggil orang-orang yang beriman dalam suatu ayat
Al Qur’an, berarti ada suatu perintah atau larangan atau informasi penting yang Allah sampaikan.
Dan salah satu satu cara untuk memahami suatu ayat adalah dengan memahami pula ayat-ayat
sebelumnya atau sesudahnya.

Sebagai contoh, tentang ayat yang artinya, apakah boleh memegang Al Qur’an bagi yang tidak
memiliki wudhu? Tidak boleh menyentuhnya kecuali mereka yang disucikan. Ayat ini sangat
ma’ruf dan banyak yang memahami dengan keliru. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa yang
dimaksud adalah bukanlah manusia, dan Allah Azza wa Jalla tidak berbicara tentang manusia
dalam hal ini. Namun Allah berbicara tentang malaikat. Karena manusia tidak disucikan oleh
Allah, kecuali bagi orang-orang yang telah bertaubat kepada Allah. Darimana kita mengetahui
bahwa yang dimaksud adalah bukan manusia? Tidak lain adalah dari penjelasan ayat
sebelumnya. Dimana ayat sebelumnya Allah berbicara tentang “Lauful Mahfudz”, yaitu Allah
bebicara tentang malaikat.

Ayat 11

Yang artinya : “ Dan kamu beriman lepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan Allah
dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebiih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Karena kebanyakan dari manusia jika berbicara tentang jihad, terkesan angker, mengerikan dan
menakutkan. Maka dari itu ketika Allah berbicara tentang jihad Allah mengatakan “ Telah
diwajibkan atas kalian jihad, perang. Dan perang adalah sesuatu hal yang tidak kamu sukai.”
Dari hal tersebut Allah ingin memberikan suatu pelajaran kepada kita semua, yaitu “ Bisa jadi
yang tidak kamu sukai (benci) adalah baik bagi Allah, dan bias jadi yang kemu anggap baik,
ternyata buruk bagi Allah.” Maka dari itu kita harus berserahdiri (tawakal) kepada Allah.

Tawakal adalah mengakui Ilmu Allah, sekaligus mengakui kebodohan diri kita serta
mengakui kemampuan Allah, sekaligus mengakui kelemahan diri kita.

Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “ sebelum kita mengakui kebodohan diri kita,
sebelum kita mengakui kelemahan, keterbatasan diri kita dan mengakui keilmuan Allah,
mengakui bahwa Allah mampu mendatangkan yang terbaik untuk kita, merupakan orang yang
lemah dalam bertawakal.”

Untuk memperkuat rasa tawakal dalam diri yaitu dengan cara mengakui keilmuan dan
kemampuan Allah.

Karena jihad adalah syariat dari Allah, maka kita tidak perlu takut dan khawatir untuk melakukan
hal tersebut. Jika berjihad dijalan Allah berarti telah melakukan perniagaan dengan Allah.
Perniagaan yang akan menyelamatkan diri kita dari adzab. Mengapa Allah menyebutkan sebagai
perniagaan? Karena keadaan orang-orang Makkah pada umumnya adalah berdagang.

Allah berfirman, “ Perniagaan yang akan menyelamatkan dari api Neraka.”


Perniagaan adalah pertukaran, pertukaran harta yang bernilai dan yang bersifat mubah.
Allah memberi perumpamaan amal dan iman kita termasuk didalamnya jihad, seperti jual
beli (berniaga). Kita beramal, Allah lah yang memberi pahala dan Allah hargai.

Hakikat jihad adalah mengerahkan seluruh tenaga dan potensi untuk merealisaaikan
segala yang dicintai oleh Allah, dan menjauhi segala hal yang dibenci oleh Allah.

4 tingkatan jihad, yaitu

1. Memerangi diri kita sendiri

2. dari kebodohan, dengan cara menuntut ilmu agama

3. dari rasa malas, keengganan dan kesombongan dari beramal, menyampaikan kebaikan
kepada orang lain

4. sabar dalam menuntut ilmu agama, mengamalkan ilmu dan dalam berdakwah

5. melawan syaithan

6. syubhat

Syubhat adalah memahami dalil dengan pemahaman yang keliru.

1. Dari hal-hal yang meragukan dan yang melemahkan iman

Cara melawan syaithan adalah dengan mengetahui hal-hal yang dapat meyakinkan dan
mengetahui hal-hal yang meragukan. Dan dengan cara memahami dalil dengan pemahaman yang
benar (kembali kepada sunnah).

Dan yang paling ditakuti oleh syaithan adalah yang berpegang teguh kepada sunnah.

3. Melawan orang-orang kafir dan munafik

Dengan :

1. Hati

Syaikh Utsaimin mengatakan, cara untuk melawan orang kafir dan munafik dengan hati adalah
dengan membencinya dan meyakini bahwa dia adalah musuh Allah

Sebagaimana dalam QS. Surah mumtahanah, Allah berfirman “ Wahai orang-orang yang
beriman! Jangan kamu jadikan musuh Ku dan musuh kalian sebagai wali kecuali Allah. “

1. Lisan
Menjelasakan jika kufur kita katakan kufur

1. Harta

Berupaya untuk membantu kaum muslimin yang ditindas dan didzalimi oleh orang-orang kafir

1. Jiwa

Yang berkewajiban untuk membantu kaum muslimin yang tengah ditindas dan didzalimi oleh
orang-orang kafir adalah wilayah sekitarnya.

4. Melawan orang-orang yang dzalim, pelaku bid’ah dan munkar

5. Jihad melawan orang-orang yang dzalim

Dengan :

 Tangan kita, apabila kita mampu

 Lisan (minimal)

 Hati (paling minimal)

1. Jihad melawan pelaku bid’ah

2. Jihad melawan kemunkaran

Dengan :

 Hati, meninggalkan tempat terjadinya kemunkaran.

Allah berfirman, “ Kalau kamu berada disuatu majelis, dimana dimajelis tersebut diolok-olok
ayat Allah, jangan kalian berada dimajelis dan duduk dimajelis itu. Jika kalian tetap duduk, maka
kamu akan mendapatkan dosa seperti yang melakukan (kemunkaran) tersebut.”

 Berbeda dengan halnya jika kalian berada dalam keadaan darurat. Misal, ketika menaiki
sebuah angkutan dan terdapat musik. Jika mampu untuk menegur maka lakukanlah, jika
tidak maka cukup diam.

Tidaklah dikatakan jihad jalan Allah kecuali yang meninggikan kalimat Allah (yang tidak
mengandung unsur dunia). Misal, untuk mendapatkan rampasan perang, untuk membela
kelompoknya dan ingin dikenang dan diberi gelar pahlawan. Ketiga orang tersebut tidak
dikatakan berjihad dijalan Allah.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Barangsiapa yang berperang untuk
meninggikan kalimat Allah.” Kalimat Allah akan tinggi dan tegak, ketika kita tegakkan Agama
dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dan orang-orang
kafir takut dengan kaum muslimin yang menegakkan sunnah. Dan tidak dikatakan berjihad
dijalan Allah jika tidak adanya tauhid, ikhlas dan tidak adanya I’tiba’.

Syaikh Utsaimin pernah ditanya, “ Apakah tentara yang tewas adalah syahid?” Beliau menjawab,
“ Jika dia tewas dalam berperang membela Negara Islam, maka ia syahid. Dan jika dia tewas
berperang dalam membela Negaranya (bukan Negara islam), dia tidak syahid.”

PENJELASAN SURAT AS-SAFF AYAT 10-11


Dalam ayat ini Allah mendorong kaum muslimin agar melakukan amal saleh dengan
mengatakan. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allan dan Rasul yang diutus-Nya, apakah
kamu sekalian mau Aku tunjukkan suatu pandangan yang bermanfaat dan pasti mendatangkan
keuntungan yang berlipat ganda dan keberuntungan yang kekal atau melepaskan kamu dari api
neraka. Ungkapan ayat di atas memberikan pengertian kepada kaum muslimin agar mereka suka
memperhatikan dan melaksanakan perdagangan yang dimaksud Allah itu, jika mereka benar-
benar menginginkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti. Kemudian disebutkan
bentuk-bentuk perdagangan yang memberikan keuntungan yang besar itu, yaitu: 1. Memperkuat
iman di dada benar-benar percaya kepada yang wajib diimani, yaitu iman kepada Allah, kepada
para malaikat, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada adanya Hari Kiamat
serta kepada kada dan kadar Allah. 2. Mengerjakan amal saleh semata-mata karena Allah bukan
karena riya. Mengerjakan amal saleh adalah perwujudan iman seseorang, karena ingin
melakukan segala sesuatu yang dituntut imannya itu. 3. Berjihad di jalan Allah. Berjihad ialah
segala macam upaya dan usaha yang dilakukan untuk menegakkan agama Allah. Ada dua macam
jihad yang disebut dalam ayat ini yaitu berjihad dengan jiwa raga dan berjihad dengan harta.
Berjihad dengan jiwa dan raga ialah berperang melawan musuh-musuh agama yang
menginginkan kehancuran Islam dan kaum muslimin. Berjihad dengan harta yaitu
membelanjakan harta benda untuk menegakkan kalimat Allah, seperti untuk biaya berperang,
mendirikan mesjid, rumah sekolah, rumah sakit dan kepentingan umum yang lain. Di samping
itu ada bentuk-bentuk jihad yang lain, yaitu berjihad menentang hawa nafsu, mengendalikan diri,
berusaha membentuk budi pekerti yang baik pada diri sendiri, menghilangkan rasa iri dan
sebagainya. Jihad-jihad yang terakhir inilah yang paling berat. Pada akhir ayat ini ditegaskan
bahwa iman dan jihad itu adalah perbuatan yang paling baik akibatnya, baik untuk diri sendiri,
anak-anak, keluarga, harta benda dan masyarakat, jika manusia itu memahami dengan sebenar-
benarnya. Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu Copy the BEST Traders
and Make Money : http://bit.ly/fxzulu Copy the BEST Traders and Make Money :
http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai