Anda di halaman 1dari 4

FENOMENA ALAM SEMESTA

1.Air Laut Yang Tidak Bercampur

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing" [QS. Ar-Rahman (55) : 19-20]

Biasanya pertemuan laut dengan laut akan menyatu padu, baik itu warna air laut atau suhu
pada air laut. Namun ada yang janggal antara pertemuan dua laut ini, yaitu laut
Mediteranian dan laut Antlantik. Ketika kedua laut ini bertemu yaitu pada selat Gibraltar,
Kejanggalannya adalah kedua laut ini tetap mempertahankan warnanya masing-masing dan
suhu air masing-masing tanpa ada percampuran antara keduanya, seolah-olah ada dinding
yang memisahkan keduanya.

Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan
benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negara Maroko dan Spanyol.Arus selat Gibraltar
memang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini dikarenakan perbedaan suhu, kadar
garam, dan kerapatan air (density)nya. Air laut di Laut Tengah (mediterania) memiliki
kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudra Atlantik.
Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air
yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat menuju Samudra
Atlantik. Lalu apakah air ini akan bercampur dengan air di Samudra Atlantik?

Tidak! Ternyata ketika air laut dari Laut Tengah menuju Samudra Atlantik, mereka tidak
mencampur. Seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara
kedua air dari dua buah laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudra Atlantik berwarna biru
cerah, sedangkan air laut dari laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap. Inilah keajaiban
alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut ini. Ternyata, air laut dari
Laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air laut dari Samudra Atlantik ini menyusup
dibawah air laut berasal dari Samudra Atlantik. Air dari Laut Tengah ini menyusup di bawah
air dari Samudra Atlantik di bawah kedalaman 1000 meter dari permukaan Samudra
Atlantik

2.Api di dalam Laut

Api jika kita siram dengan air pasti akan mati. Tapi, mengapa api di dalam laut yang sejatinya
terdapat di air yang amat sangat banyak, tidak bisa memadamkan api tersebut?

Allah SWT berfirman yang artinya “Demi lautan yang di dalamnya ada api” *QS. Ath-Thur
(52) ayat 6]. Ketika ayat ini diturunkan, bangsa Arab tidak mampu menangkap dan
memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalamnya ada api.

Ayat Al-Qur’an ini menjelaskan struktur bumi itu sendiri. Ini terbukti dengan teori
pemisahan lantai laut (seafloor spreading) yang menyebabkan magma di bawah kerak bumi
keluar dengan tekanan yang kuat ke permukaan di bawah laut.
Dalam penelitiannya dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri
Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat, Rona Clint pernah meneliti tentang
kerak bumi dan patahannya di dasar laut. Para ilmuwan tersebut, menyelam ke dasar laut
sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami. Sbagovich bersama kedua rekannya
menggunakan kapal selam canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut.

Di dasar laut itulah mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat panas
mengalir ke arah retakan batu. Kemudian aliran air itu disertai dengan semburan lava cair
panas menyembur layaknya api di daratan dan disertai debu vulkanik layaknya asap
kebakaran di daratan. Tidak tanggung-tanggung panasnya suhu api vulkanis di dalam air
tersebut ternyata mencapai 231 derajat Celcius.

Mereka menemukan fakta bahwa fenomena alam itu terjadi akibat aliran lava vulkanis yang
terjadi di dasar laut, layaknya gunung api bila di daratan. Dan kemudian mereka
menemukan lebih banyak lagi gunung aktif di bawah laut yang tersebar di seluruh lautan.

3.Gunung Warna-Warni

“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan
dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-
gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula)
yang hitam pekat.” *QS: Al Fathir (35): 27]

Fenomena gunung pelangi dan warna-warni (rainbow mountain) terdapat di di sebelah


tenggara dan barat daya China, terdiri dari tebing-tebing lengkung warna-warni. Tepatnya
berada di Kota Zhangye, di Provinsi Gansu, China. The Zhangye Danxia Geological Park
Nasional ini mencakup area seluas 510 kilometer persegi.

Gunung pelangi ini dinilai sangat menakjubkan karena bukit dan lembahnya terdiri dari
lapisan warna merah, biru, hijau zamrud, coklat, dan kuning. Menariknya, di tempat itu tak
ditemukan tumbuhan atau hewan apapun karena kondisi tanahnya yang tandus.

Menurut Telegraph, warna-warni menakjubkan perbukitan tersebut berasal dari batuan


pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak periode Kapur, tepatnya 24 juta tahun
lalu.Formasi batuan tersebut kemudian mengalami pergeseran lempeng tektonik yang juga
membentuk pegunungan Himalaya. Hujan dan angin yang menerpa daerah itu selama
jutaan tahun juga ikut andil dalam membentuk ceruk, lembah, dan pola warna Zhangye
Danxia.

3. Kegelapan di dasar lautan

"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya
ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia
mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada
diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." [QS An-
Nuur (24):40]

Keadaan umum tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam buku berjudul Oceans:

Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau
lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter,
tidak terdapat cahaya sama sekali.

Para ilmuwan menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang "terjadi pada
pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang
berbeda." Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di
kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa
jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti
gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang
permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya
dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat
tertentu.

Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di


atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan
laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut.
Akan tetapi, dalam surat An Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang
yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para
ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.

4.Pembentukan Hujan

"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya,dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan
itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi
gembira" [QS Ar-ruum( 30):48]

Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu
yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan
hujan.

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke
udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang
memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan.

TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."


Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan
pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air
tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh
angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol,
membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut,
sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau
partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diameter
antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit.
Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel - partikel debu itu
mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada
udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu,
tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena
alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar
mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang
pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai