Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 OSPFv3

Open Shortest Path First (OSPF) adalah IETF link-state protocol [6] yang
dikembangkan untuk memperbaiki kinerja dari routing protocol RIP. OSPF adalah
routing protocol yang menggunakan konsep area. Kelebihan dari OSPF
dibandingkan dengan RIP adalah kecepatan dalam melakukan konvergensi dan
lebih luasnya jaringan yang bisa dijangkau. Pada dasarnya OSPFv3 menggunakan
jenis paket yang sama pada OSPFv2. Perbedaan yang paling jelas ialah OSPFv3
mendukung pengalamatan 128-bit. OSPFv2 menggunakan alamat 224.0.0.5 dan
224.0.0.6, OSPFv3 menggunakan alamat multicast IPv6 yaitu FF02::5 dan alamat
FF02::6 untuk router DR (designated routers) dan BDR (Backup DRs). OSPFv3
menggunakan alamat link-localnya untuk melakukan advertisements bukan alamat
globalnya [7].
Dan berikut merupakan beberapa perbedaan yang terdapat pada OSPFv2 dan
OSPFv3:
1. OSPFv2 hanya dapat digunakan oleh protokol IPv4 sedangkan OSPFv3 dapat
digunakan untuk sistem pengalamatan IPv4 dan IPv6.
2. OSPFv2 dan OSPFv3 memiliki format paket yang berbeda.
3. OSPFv3 adjacencies terbentuk atas komunikasi IPv6 link-local

4. OSPFv3 menggunakan link local IPv6 untuk berkomunikasi dengan


neighbor.
5. OSPFv3 memperkenalkan LSA baru yakni berdasarkan prefik dan panjang
prefik pada alamat IPv6.
6. OSPFv3 dapat menggunakan fitur IPsec sebagai authentication.

8
Gambar 2.2 Contoh Topologi OSPFv3 [7]

2.2 Virtual Local Area Network (VLAN)

Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada suatu LAN
atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan)
sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke
jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah
segmen LAN berbeda [8]. Vlan dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga.
VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan IP yang terpisah secara logic. VLAN
memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan- jaringan kecil (subnet) berada
pada jaringan switched switched yang sama. Agar computer dapat berkomunikasi
pada VLAN yang sama, setiap computer harus memiliki sebuah alamat IP dan
subnet mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan
VLAN dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port.

Sebuah VLAN memungkinkan seorang administrator untuk menciptakan


sekelompok peralatan yang secara logic dihubungkan satu sama lain. Dengan VLAN,
kita dapat membagi jaringan switch secara logik berdasarkan fungsi, departemen
atau project team.

9
Penerapan sebuah teknologi VLAN memungkinkan sebuah jaringan menjadi lebih
fleksibel untuk mendukung tujuan bisnis. Berikut ini beberapa keuntungan
menggunakan VLAN:

1. Security– Departemen yang memiliki data sensitive terpisah dari jaringan


yang ada, akan mengurangi peluang pelanggaran akses ke informasi rahasia
dan penting.

2. Cost reduction – Penghematan biaya dihasilkan dari tidak diperlukannya


biaya yang mahal untuk upgrades jaringan dan efisiensi penggunaan
bandwidth dan uplink yang tersedia.

3. Higher performance – Dengan membagi jaringan layer 2 menjadi beberapa


worksgroup secara logik (broadcast domain) mengurangi trafik yang tidak
diperlukan pada jaringan dan meningkatkan performa.

4. Broadcast storm mitigation – Dengan membagi sebuah jaringan menjadi


VLAN mengurangi jumlah peralatan yang berpartisipasi dalam broadcast
storm.

5. Improved IT staff efficiency – Dengan VLAN pengelolaan jaringan lebih


mudah, karena user-user dengan kebutuhan jaringan yang sama berbagi
VLAN yang sama.

6. Simpler project or application management – Memiliki fungsi-fungsi


terpisah mempermudah pengelolaan sebuah project atau bekerja
dengan aplikasi khusus.

Gambar 2.3 contoh topologi VLAN

10
2.3 IPv6

Transisi IPv4 ke IPv6 merupakan fenomena yang tidak dapat dielakan oleh semua
kalangan. Walaupun IPv4 tetap dapat digunakan, IPv6 memiliki versi design
berbeda dan memiliki kegunaan lebih dibanding IPv4. Disertai dengan tumbuhnya
inovasi-inovasi perangkat berteknologi, maka Negara-negara di dunia dituntut
mampu bersaing atau setidaknya secara bertahap mulai untuk
mengimplementasikan IPv6. Menurut jurnal Internet Protocol, diperkirakan tak
sampai tahun 2011, jatah alamat IP yang masih belum digunakan saat ini akan
habis. Maka muncullah suatu metode peangalamatan baru yang dikenal dengan
sebutan IPv6. Di Indonesia, salah satu penyedia jasa Internet, Indosat Mega Media
(Indosat M2), sejak 2004 telah siap menyewakan jaringan IPv6 ini [1].

IPv6 merupakan metode pengalamatan IP yang perlahan-lahan mulai menggantikan


IPv4. IPv6 digunakan sebagai pengalamatan karena keterbatasan jumlah IP yang
dimiliki oleh IPv4, mengingat semakin bertambahnya perangkat berbasis IP saat ini.
IPv6 atau Internet Protocol version 6 adalah protokol Internet terbaru yang
merupakan pengembangan lebih lanjut dari protokol yang dipakai saat ini, IPv4
(Internet Protocol version 4). Pengalamatan IPv6 menggunakan 128-bit alamat yang
jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengalamatan 32-bit milik IPv4.

Pada IPv6 alamat ditulis dalam format hexadesimal dengan pemisah berupa titik
dua diantara masing-masing 16-bit. Format penulisan alamat IPv6 adalah x : x : x : x
: x : x : x : x dimana x adalah empat digit bilangan heksadesimal. Ada beberapa
aturan dalam penulisan atau meringkas alamat IPv6, sebagai contoh untuk alamat
2033:0000:140E:0000:0000:09D0:683A:140A, ada beberapa yang dapat
disederhanakan, dengan cara sebagai berikut:

1. Angka nol (0) di awal adalah optional. Sebagai contoh pada 09Do
disederhanakan menjadi 9D0, dan 0000 dapat disederhanakan menjadi 0,
sehingga 2033:0000:140E:0000:0000:09D0:683A:140A dapat ditulis
menjadi 2033:0:140E:0000:0000:9D0:683A:140A.

11
2. Angka nol yang berurutan dapat disederhanakan dengan dua tanda titik
dua “::”. Namun penyederhanaan ini hanya dapat digunakan satu kali
dalam sebuah alamat. Sebagai contoh
2033:0:140E:0000:0000:9D0:683A:140A, dapat ditulis menjadi
2033:0:140E::9D0:683A:140A.

Arsitektur pengalamatan pada IPv6 dibagi tiga, yaitu:

1. Unicast Address
Unicast address adalah alamat yang digunakan untuk komunikasi satu
lawan satu dengan menunjuk satu host [9]. Pada alamat unicast dibagi
menjadi menjadi 3, yaitu: alamat link local alamat yang digunakan dalam
satu link jaringan, alamat site local setara dengan alamat private pada IPv4,
dan alamat global, yaitu alamat public yang digunakan oleh ISP (Internet
Service Provider).

2. Multicast Address
Multicast address adalah alamat yang digunakan untuk 1 lawan banyak
yang diawali dengan “FF” [9]. Paket yang dikirimkan ke alamat ini akan
dikirimkan ke semua interface yang dian oleh alamat ini. Alamat multicast
didesain untuk menggantikan alamat broadcast pada IPv4.

3. Anycast Address
Anycast address adalah alamat yang menunjukkan beberapa interface
(biasanya untuk node yang berbeda). Paket diserahkan kepada router
tujuan yang paling cocok bagi pengiriman paket tersebut [9].

Dengan kapasitas alamat IP yang sangat besar pada IPv6, setiap perangkat yang
dapat terhubung ke Internet (komputer desktop, laptop, personal digital assistant,
atau telepon seluler GPRS/3G) bisa memiliki alamat IP yang tetap. Sehingga, cepat
atau lambat setiap perangkat elektronik yang ada dapat terhubung dengan Internet

12
melalui alamat IP yang unik. Protokol IPv6 ini memiliki beberapa fitur baru yang
merupakan perbaikan dari IPv4, diantaranya

1. Memiliki format header baru


Header pada IPv6 memiliki format baru yang didesain untuk menjaga agar
overhead header minimum, dengan menghilangkan field-field yang tidak
diperlukan serta beberapa field opsional Perbandingan IPv4 dan IPv6 yang
ditempatkan setelah header IPv6. Header IPv6 sendiri besarnya adalah dua
kali dari besar header dari IPv4.
2. Range alamat yang sangat besar
IPv6 memiliki 128-bit atau 16-byte untuk masing-masing alamat IP source
dan destination. Sehingga secara logika IPv6 dapat menampung sekitar 3.4
x 1038 kemungkinan kombinasi alamat.
Pengalamatan secara efisien dan hierarkis serta infrastruktur routing
Alamat global dari IPv6 yang digunakan pada porsi IPv6 di Internet, didesain
untuk menciptakan infrastruktur routing yang efisien, hierarkis, dan mudah
dipahami oleh pengembang.

3. Konfigurasi pengalamatan secara stateless dan statefull


IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara statefull, seperti
konfigurasi alamat menggunakan server DHCP, atau secara stateless yang
tanpa menggunakan server DHCP. Pada konfigurasi kedua, host secara
otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 untuk link
yang disebut dengan alamat link-lokal dan alamat yang diturunkan dari
prefik yang ditransmisikan oleh router local.

4. Built-in security
Dukungan terhadap IPsec memberikan dukungan terhadap keamanan
jaringan dan menawarkan interoperabilitas antara implementasi IPv6 yang
berbeda.

13
5. Dukungan yang lebih baik dalam hal QoS
Pada header IPv6 terdapat trafik yang di identifikasi menggunakan field
Flow Label, sehingga dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan
meskipun payload paket terenkripsi melalui IPsec.

6. Protokol baru untuk interaksi node


Pada IPv6 terdapat Protokol Neighbor Discovery yang menggantikan
Address Resolution Protokol.

7. Ekstensibilitas
IPv6 dapat dengan mudah ditambahkan fitur baru dengan menambahkan
header ekstensi setelah header IPv6. Ukuran dari header ekstensi IPv6 ini
hanya terbatasi oleh ukuran dari paket IPv6 itu sendiri.

2.4 Cisco IOS (Internetworking Operating System)

Internetwork Operating System atau yang biasa disebut dengan IOS merupakan
sebuah Operating System (OS) yang dipasang pada device Cisco [10]. Fungsi dari IOS
sama dengan OS yang ada pada PC/LAPTOP pada umumnya tetapi dengan ukuran
yang jauh lebih kecil dibandingkan OS pada PC/LAPTOP dan tersimpan ada Flash
Memory.
Untuk mengakses IOS dan konfigurasi ada berbagai macam cara, antara lain:

1. Console

Port Console yang terdapat pada masing-masing digunakan untuk


mengakses IOS dan konfurasi baik secara langsung atau jarak jauh (remote)
dan console satu-satunya cara mengkonfigurasi jika router mengalami hang
atau error.

14
2. Telnet/SSH

Fungsi Telnet/SSH ini harus diaktifkan terlebih dahulu agar device dapat di
akses. Penggunaan Telnet/SSH bisa melalui jaringan lokal (LAN) yang
terhubung langsung dengan router.

3. AUX Port

Selain port ethernet dan port console, pada device juga terdapat port AUX.
Dengan AUX, device juga dapat diakses secara remote dari jarak yang
sangat jauh menggunakan koneksi dial-up dengan modem yang
tersambung ke router. Aux juga bisa sebagai alternatif jika terjadi
kerusakan pada port console.

Gambar 2.4 Hirarki konfigurasi pada Cisco IOS [11]

15
1. User Executive Mode (User router> Perintah dasar yang bisa dilakukan
EXEC) oleh semua user. Ex: ping, enable, dsb.

2. Privileged Executive Mode router# Perintah user EXEC ditambah


(Privileged EXEC) dengan beberapa syntax lain yang hanya bisa
dipakai oleh admin. Ex: configure terminal,
dsb.

3. Global Configuration Mode Router(config)# Memuat berbagai syntax


(config) yang mengatur kerja internal device Cisco
secara umum (global). Ex: router rip (untuk
mengatur router bekerja dengan rip) Pada
router ditandai dengan prompt

4. Specific Configuration Modes Router(config-router)# Syntax IOS yang


(config-if) spesifik sesuai untuk device yang terkait.

16

Anda mungkin juga menyukai