Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaundice (Ikterus) merupakan turunan dari kata Perancis 'Jaune' yang


berarti 'kuning', hal ini menunjukkan suatu keadaan hiperbilirubinemia yaitu
kadar bilirubin tak terkonjugasi atau terkonjugasi yang berlebihan. Ikterus
dapat mengenai kulit, membran mukosa, dan sklera sehingga tampak
menguning. Bilirubin sendiri merupakan suatu pigmen yang disintesis secara
endogen yang dapat bersifat racun terutama pada bayi baru lahir.1
Sekitar 60% dari semua bayi yang lahir di Amerika Serikat mengalami
ikterik, sedangkan di Indonesia kasus ikterus neonatus mencapai 50% bayi
cukup bulan dan 58% pada bayi kurang bulan (prematur) mencapai 58%.
Namun, penyakit kuning dapat terjadi pada berbagai tingkatan usia dan
biasanya merupakan hasil dari kondisi penyakit yang mendasarinya.2,3
Ikterus pada bayi baru lahir juga dapat bersifat fisiologis yang secara
klinis tampak jelas pada hari ke-3 dengan waktu puncak pada hari ke-5
sampai dengan ke-7, dan dapat berakhir pada hari ke-14. Kondisi ini dapat
terjadi karena produksi bilirubin pada neonatus 2-3 kali lebih tinggi dibanding
orang dewasa normal, hal ini terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus
lebih banyak dan usianya lebih pendek.1
Gejala klinis ikterus pada dewasa akan muncul ketika kadar bilirubin
melebihi 34,2 μmol/L atau 2 mg/dL, namun ada juga sumber yang
mengatakan > 3 mg/dL (51.3 µmol/L). Sedangkan pada neonatus ikterus
1,4
dapat muncul bila konsentrasi bilirubin serum > 5 mg/dL Ikterus akut
biasanya menjadi indikator yang signifikan dari suatu penyakit yang
mendasari dan menjadi gejala sekunder dari etiologi intrahepatik dan
ekstrahepatik.4
Sebuah penelitian retrospektif menunjukkan bahwa lebih dari 700 kasus
individu (55%) mengalami ikterus akut yang disebabkan oleh gangguan
intrahepatik, seperti virus hepatitis, penyakit hati akibat alkohol, dan

1
2

kerusakan hati karena induksi obat. Sedangkan 45% sisa dari kasus ikterus
akut berasal dari ekstrahepatik, termasuk diantaranya penyakit batu empedu,
hemolisis, dan keganasan.4
Berdasarkan penyebab terjadinya ikterik seperti yang dijelaskan
sebelumnya, maka adapun tujuan dari penulisan referat ini yaitu untuk
mengetahui penyakit-penyakit yang mendasari terjadinya ikterik.

Anda mungkin juga menyukai