Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

HUBUNGAN BULLYING VERBAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA


REMAJA DI PONDOK PESANTREN AL-FATIH KAAFAH NUSANTARA
(AFKN) BEKASI
2019

FITRI MELANI (NPM. 15.156.01.11.053)


KIKI DENIATI, S.KEP., NERS., M.KEP (NIDN. 0316028302)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
BEKASI 2019

0
ABSTRAK

Hubungan Bullying Verbal Dengan Motivasi Belajar Pada Remaja Di Pondok Pesantren Al-
Fatih Kaafah Nusantara (Afkn) Bekasi 2019
Peneliti1, Pembimbing2
Fitri Melani1, Kiki Deniati2
1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
fitrimelani02@gmail.com, bundacadir@gmail.com
Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti, hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi secara fisik,
psikis atau verbal, yang menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh
seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, berulang, dan dilakukan dengan
perasaan senang. Salah satu dampak dari perilaku bullying menyebabkan menurunnya motivasi belajar.
Faktor yang menyebabkan bullying seperti faktor kelompok teman sebaya, pola asuh orang tua, dan
faktor iklim sekolah. Salah satu indikator keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari motivasi
belajar siswa. Tujuan Peneliti mengetahui hubungan bullying verbal dengan motivasi belajar pada
remaja di Pondok Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara (AFKN) Bekasi Tahun 2019. Metode
penelitian peneliti menggunakan penelitian jenis Kuantitatif, dalam desain penelitian Analitik dengan
metode pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling
dengan jumlah 48 responden dengan menggunakan uji chi square. Hasil Penelitian berdasarkan hasil
analisa statistik menggunakan uji chi square test diperoleh nilai p value sebesar 0,013 ≤ 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bullying verbal
dengan motivasi belajar pada remaja.

Kata Kunci : Bullying verbal, Motivasi Belajar, Remaja.

ABSTRACT

The Relationship of Verbal Bullying With Learning Motivation In Adolescents At Islamic


Boarding School Al-Fatih Kaafah Nusantara Bekasi 2019.

Bullying is a desire to hurt, a desire to be shown in action physically, physically, or verbally,


to cause someone pain. It is performed directly by a person or a stronger group, irresponsible,
repetitive, and indulged. One effect of the behavior of bullying has resulted in decreased learning
motivation. What cause bullying is like that of a peer group, parental up bringing, and school climate
factors. One indicator of an educations success can be seen from the motivation of learning.The
Purpose of the researcher to knowing relationship of verbal bullying with learning motivation in
adolescents at Islamic Boarding School Al-Fatih Kaafah Nusantara Bekasi 2019. The research method
this study using kind of quantitative research, in the analytic research design with cross sectional
approach and purposive sampling technique for a number of 48 respondens and using chi square test.
Result of research based on result of statistical analytic using the chi square test has interpreted of p
value = 0,013 ≤ α = 0,05. It is mean H0 has rejected, so it can be inferred that there is have
relationship of Verbal Bullying With Learning Motivation In Adolescents At Islamic Boarding School
Al-Fatih Kaafah Nusantara Bekasi 2019.

Keywords : Verbal bullying, learning motivation, adolescents.

1
PENDAHULUAN Hasil studi pendahuluan yang
Salah satu tempat untuk mewujudkan dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Al-
pendidikan yang berkualitas adalah sekolah. Fatih Kaafah Nusantara (AFKN) Bekasi pada
Upaya melakukan pendidikan di sekolah, tanggal 27 Mei 2019 didapatkan data bahwa
diperlukan beberapa faktor pendukung. Salah siswi kelas 2 SMP berjumlah 44 siswi,
satu faktor pendukung yang penting adalah sedangkan kelas 3 SMP berjumlah 29 siswi.
suasana yang kondusif. Kondusif disini Hasil wawancara bersama ketua HIMSANI
mengandung arti secara fisik dan non fisik. mengatakan bahwa 65% siswi kelas 2, dan 3
Secara fisik, kondusif berarti memenuhi pernah mengalami bullying, dan siswi tersebut
kebutuhan yang meliputi bangunan sekolah, cenderung lebih pendiam dibanding siswi yang
fasilitas, dan lingkungan yang mendukung tidak mengalami bullying.
proses belajar mengajar. Adapun secara non Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
fisik, kondusif dapat diartikan sebagai hubungan bullying verbal dengan motivasi
terjaganya suasana sekolah, seperti terciptanya belajar pada remaja di Pondok Pesantren Al-
ketenangan dan kedamaian di dalam sekolah.1 Fatih Kaafah Nusantara (AFKN) Bekasi 2019.
Terciptanya suasana sekolah yang
kondusif dapat terhambat karena adanya METODE
perilaku bullying. Bullying adalah sebuah Desain penelitian yang digunakan pada
hasrat untuk menyakiti, hasrat ini penelitian ini menggunakan jenis penelitian
diperlihatkan ke dalam aksi secara fisik, psikis Kuantitatif, dalam desain penelitian Analitik
atau verbal, yang menyebabkan seseorang dengan metode pendekatan cross sectional,
menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung dimana pengambilan data terhadap beberapa
oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, variabel penelitian dilakukan pada satu waktu.5
tidak bertanggung jawab, berulang, dan Mengetahui hubungan bullying verbal dengan
dilakukan dengan perasaan senang.2 motivasi belajar pada remaja di Pondok
Bullying merupakan suatu aksi atau Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara (AFKN)
serangkaian aksi negatif yang seringkali Bekasi Tahun 2019.
agresif dan manipulatif, dilakukan oleh satu Populasi dalam penelitian ini sebanyak
atau lebih orang terhadap orang lain atau 92 remaja. Kriteria dalam penelitian ini adalah
beberapa orang selama kurun waktu tertentu, siswi sekolah menengah pertama yang duduk
bermuatan kekerasan baik verbal maupun di kelas 2 dan 3, siswi yang bersedia mengisi
fisik, dan melibatkan ketidakseimbangan lembar kuesioner, siswi yang pernah di
kekuatan. Pelaku biasanya mencuri-curi bullying. Maka jumlah sampel dalam
kesempatan dalam melakukan aksinya, dan penelitian ini adalah remaja kelas 2 dan 3 SMP
bermaksud membuat orang lain merasa tidak dengan jumlah 48 remaja. Penelitian ini
nyaman atau terganggu, sedangkan korban dilakukan di Pondok Pesantren Al-Fatih
biasanya juga menyadari bahwa aksi itu akan Kaafah Nusantara (AFKN) Bekasi. Waktu
berulang menimpanya.3 penelitian 19 Juni 2019.
Kasus bullying di Indonesia pun sering Alat ukur atau instrumen penelitian
kali terjadi, jumlah kasus pendidikan per yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tanggal 30 Mei 2018, berjumlah 161 kasus, lembar kuesioner untuk mengukur bullying
adapun rinciannya untuk anak korban verbal dan motivasi belajar menggunakan
kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus atau skala likert.
(22,4%), anak pelaku kekerasan dan bullying Analisa yang digunakan dalam
sebanyak 41 kasus atau (25,5%). Kasus penelitian ini analisa univariat untuk
pengaduan kekerasan dan bullying terbanyak mengetahui distribusi frekuensi karakteristik
berasal dari jenjang SD sebanyak 13 kasus responden berdasarkan usia, kelas, dan
atau (50%), sedangkan SMP sebanyak 5 kasus kecenderungan berkelompok (gank),
atau (19,3%) dan SMA/SMK sebanyak mengetahui distribusi frekuensi kejadian
sembilan kasus atau (34,7%). Pengaduan bullying verbal, mengetahui distribusi
terbanyak dari daerah Jabodetabek sebanyak frekuensi motivasi belajar. Analisa bivariat
(21 %). Wilayah asal pengaduan selain dengan menggunakan uji statistik chi square
Jabodetabek adalah Bandung, Bali, diolah dengan Statistic Product and Service
Yogjakarta, Lombok Timur, dan Palu.4 Solution (SPSS) untuk melihat hubungan

2
bullying verbal dengan motivasi belajar pada Tabel 2
remaja. Gambaran distribusi frekuensi
karakteristik bullying verbal di Pondok
HASIL ANALISA UNIVARIAT Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara
Tabel 1 (AFKN) Bekasi
Gambaran Distribusi Frekuensi Sumber: Hasil olah data statistik Fitri Melani,
Karakteristik Responden Berdasarkan Juni 2019.
Usia, Kelas, dan Kecenderungan
Berkelompok Pada Remaja Di Pondok Berdasarkan hasil tabel 2 dapat
Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara diketahui bahwa dari 48 responden, yang
(AFKN) Bekasi 2019 memperoleh jumlah tertinggi adalah
responden yang sering di bullying verbal
dengan jumlah 26 responden (54,2%).
No Variabel F (%)
1 Usia
Tabel 3
13-15 Thn 37 77,1
Gambaran distribusi frekuensi
16-17 Thn 11 22,9
karakteristik motivasi belajar di Pondok
Total 48 100
Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara
2 Kelas 2 24 50,0
Kelas 3 24 50,0 Bullying Verbal F (%)
Total 48 100 Tidak Pernah 11 22,9
3 Teman Kelompok Jarang 11 22,9
(Gank) Sering 26 54,2
Ya 34 70,8 Total 48 100,0
Tidak 14 29,2 (AFKN) Bekasi
Total 48 100
Sumber: Hasil olah data statistik Fitri Melani, Motivasi Belajar F (%)
Juni 2019. Sangat Kurang 19 39,6
Kurang 12 25,0
Berdasarkan hasil tabel 1 dapat Cukup 6 12,5
diketahui bahwa dari 48 responden, responden Baik 11 22,9
berdasarkan usia dengan jumlah terbanyak
Total 48 100,0
dalam penelitian ini adalah dengan klasifikasi
Sumber: Hasil olah data statistik Fitri Melani,
usia 13-15 tahun dengan jumlah 37 responden
Juni 2019.
(77,1%).
Berdasarkan hasil tabel 1 dapat
Berdasarkan hasil tabel 3 dapat
diketahui bahwa setengah dari responden
diketahui bahwa dari 48 responden, sebanyak
(50%) duduk di kelas 2 dan setengahnya lagi
19 responden (39,6%) memiliki motivasi
(50%) duduk di kelas 3. Maka dari itu dapat
belajar yang sangat kurang. Dapat disimpulkan
disimpulkan bahwa proporsi antara siswa kelas
bahwa responden memiliki motivasi belajar
2 dan kelas 3 adalah sama.
yang sangat kurang.
Berdasarkan hasil tabel 1 teman
kelompok (gank) diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki teman kelompok
yaitu sebanyak 34 responden (70,8%), oleh
karena itu dapat dijelaskan bahwa responden
yang mendominasi pada penelitian ini adalah
memiliki teman kelompok (gank).

3
HASIL ANALISA BIVARIAT

Tabel 4
Hubungan Bullying Verbal dengan Motivasi Belajar Pada Remaja Di Pondok Pesantren Al-
Fatih Kaafah Nusantara (AFKN) Bekasi Tahun 2019
Bullying Verbal Motivasi Belajar
Sangat Kurang Cukup Baik
Kurang
N % N % N % N % Total % P-
Value
Tidak Pernah 3 6,2 1 2,0 1 2,0 6 12,5 11 22,9
Jarang 1 2,0 5 10,4 2 4,1 3 6,2 11 22,9 0,013%
Sering 15 31,5 6 12,5 3 6,2 2 4,1 26 54,2
Total 19 39,6 12 25,0 6 12,5 11 22,9 48 100.0
Sumber: Hasil olah data statistik Fitri Melani, Juni 2019.

Hasil analisa menggunakan uji chi


square test didapatkan bahwa diperoleh nilai p positif untuk mendukung perkembangan yang
value sebesar 0,013 dapat disimpulkan p value baik bagi remaja. Hal ini didukung penelitian
(0,013) < nilai a (0,05). Hal ini menunjukan lain menunjukkan bahwa 29,8% anak usia 7-
bahwa H0 ditolak, dan didapatkan hasil 12 tahun di bully sejak pertama masuk
tertinggi 26 responden (54,2%) sering di sekolah. Bentuk tindakan yang paling sering
bullying verbal dengan 15 responden (31,5%) dirasakan adalah verbal (23,6%).6
memiliki motivasi belajar sangat kurang. Berdasarkan hasil penelitian yang
Dapat disimpulkan bahwa dari uji analisa chi dilakukan oleh peneliti dari 48 total responden,
square test menunjukan bahwa ada hubungan diketahui bahwa responden yang duduk di
bullying verbal dengan motivasi belajar pada kelas 2 sebanyak (50%) dan responden yang
remaja. duduk di kelas 3 sebanyak (50%). Maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa proporsi antara
PEMBAHASAN siswa kelas 2 dan kelas 3 adalah sama dan
ANALISA UNIVARIAT tidak ada salah satu kelas yang lebih dominan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
1. Gambaran Distribusi Frekuensi dilakukan oleh peneliti dari 48 responden
Karakteristik Responden Berdasarkan didapatkan data bahwa sebagian besar
Usia, Kelas, dan Kecenderungan responden memiliki teman kelompok yaitu
Berkelompok Pada Remaja Di Pondok sebanyak 34 responden (70,8%), dan sebanyak
Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara 14 responden (29,2%) tidak memiliki teman
(AFKN) Bekasi 2019 kelompok. Maka dapat dijelaskan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang responden yang mendominasi pada penelitian
dilakukan pada 48 responden, menunjukan ini adalah memiliki teman kelompok (gank).
bahwa remaja dengan kategori usia 13-15
tahun yang paling banyak mengalami 2. Gambaran distribusi frekuensi
bullying verbal dengan jumlah responden karakteristik bullying verbal di Pondok
sebanyak 37 responden (77,1%). Hasil Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara
analisa peneliti yang dilakukan di Pondok (AFKN) Bekasi
Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara Berdasarkan hasil penelitian yang
(AFKN) Bekasi menunjukan bahwa remaja dilakukan oleh peneliti menunjukan hasil
yang berada dibawah 15 tahun lebih sering yang paling tinggi adalah responden yang
mengalami bullying verbal, karena pada sering di bullying verbal sebanyak 26
masa ini remaja mengalami perubahan responden (54,2%) dengan memiliki
emosional dan pencarian identitas diri motivasi belajar yang sangat kurang
sehingga perlu lingkungan yang sebanyak 15 responden (31,5%).

4
Bullying merupakan suatu aksi atau bahwa ada hubungan bullying verbal
serangkaian aksi negatif yang seringkali dengan motivasi belajar pada remaja.
agresif dan manipulatif, dilakukan oleh Menurut analisa peneliti yang
satu atau lebih orang terhadap orang lain dilakukan oleh peneliti di Pondok
atau beberapa orang selama kurun waktu Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara
tertentu, bermuatan kekerasan baik verbal (AFKN) Bekasi didapatkan hasil penelitian
maupun fisik, dan melibatkan bahwa bullying verbal memiliki hubungan
ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku erat dengan motivasi belajar pada remaja.
biasanya mencuri-curi kesempatan dalam Remaja yang tidak pernah di bullying
melakukan aksinya, dan bermaksud cenderung memiliki motivasi belajar yang
membuat orang lain merasa tidak nyaman lebih baik, dibandingkan remaja yang
atau terganggu, sedangkan korban biasanya sering di bullying.
juga menyadari bahwa aksi itu akan Hal ini didukung oleh teori
berulang menimpanya.3 penelitian lain, perilaku bullying dapat
menghancurkan semangat dan motivasi
3. Gambaran distribusi frekuensi siswa dan terutama menciptakan situasi
karakteristik motivasi belajar di Pondok yang tidak nyaman untuk belajar. Motivasi
Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusantara belajar siswa yang menjadi lemah dan
(AFKN) Bekasi lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi
Berdasarkan hasil penelitian yang belajar tersebut akan melemahkan
dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar
responden dengan motivasi belajar yang akan rendah.8
sangat kurang memiliki jumlah tertinggi Hal ini didukung oleh teori
sebanyak 19 responden (39,6%). penelitian lain, faktor yang menyebabkan
Motivasi belajar merupakan bullying seperti faktor kelompok teman
kekuatan (power motivation), daya sebaya, hal ini dinyatakan siswa-siswa
pendorong (driving force), atau alat pengaruh ikut-ikutan kelompok/grup
pembangun kesediaan dan keinginan yang pertemanan untuk berbuat usil dan
kuat dalam diri peserta didik untuk belajar mengolok-olok. Selanjutnya karena faktor
secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan pola asuh orang tua yang kurang berperan
menyenangkan dalam rangka perubahan ini dinyatakan para siswa disebabkan
perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, kurangnya attention (perhatian) orang tua
dan psikomotor.7 dilingkungan keluarga dalam membentuk
tingkah laku yang baik dan terakhir karena
PEMBAHASAN faktor iklim sekolah yang kurang
ANALISA BIVARIAT mendukung, para siswa-siswi menyatakan
bahwa sekolah banyak melakukan
1. Hubungan Bullying Verbal dengan pembiaran dan kurang menindaklanjuti,
Motivasi Belajar Pada Remaja Di dalam hal ini disiplin sekolah masih
Pondok Pesantren Al-Fatih Kaafah bersifat lemah yang menyebabkan bullying
Nusantara (AFKN) Bekasi Tahun 2019 ini dapat terjadi. Salah satu dampak dari
Berdasarkan hasil penelitian yang perilaku bullying menyebabkan
dilakukan pada 48 responden, dari hasil menurunnya motivasi belajar. Adanya
menggunakan uji chi square test bullying yang terjadi pada remaja
didapatkan bahwa didapatkan hasil menyebabkan remaja sulit untuk mengikuti
tertinggi 26 responden (54,2%) sering di pelajaran dikelas, dikarenakan adanya
bullying verbal dengan 15 responden perasaan tidak nyaman dan aman sehingga
(31,5%) memiliki motivasi belajar sangat remaja tersebut sulit untuk bisa fokus
kurang. Diperoleh nilai p value sebesar akibat adanya perasaan cemas, takut secara
0,013 dapat disimpulkan p value (0,013) < berlebih sehingga motivasi belajarpun
nilai a (0,05). Hal ini menunjukan bahwa mengalami penurunan yang
H0 ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa mengakibatkan menurunnya prestasi
dari uji analisa chi square test menunjukan disekolah.9

5
Hal ini di dukung oleh penelitian, antara pola asuh orang tua dengan motivasi
perilaku bullying yang terjadi di belajar siswa.11
lingkungan sekolah akan berdampak pada Berdasarkan hasil data penelitian
tidak adanya rasa aman dan nyaman, yang dilakukan oleh peneliti didapatkan
membuat para korban bullying merasa bahwa remaja yang sering di bullying
takut dan terintimidasi, rendah diri serta verbal sebanyak 26 responden (54,2%)
tak berharga, sulit berkonsentrasi dalam dengan motivasi belajar cukup sebanyak 3
belajar, tidak bergerak untuk bersosialisasi responden (6,2%) dan motivasi belajar baik
dengan lingkungannya, enggan bersekolah, sebanyak 2 responden (4,1%). Hasil data
pribadi yang tidak percaya diri dan sulit tersebut dapat disimpulkan bahwa masih
berkomunikasi, sulit berpikir jernih ada remaja yang sering di bullying verbal
sehingga prestasi akademisnya dapat memiliki motivasi belajar yang cukup dan
terancam merosot. Mungkin pula, para baik. Tidak semua remaja yang mengalami
korban bullying akan kehilangan rasa bullying verbal akan mempengaruhi
percaya diri kepada lingkungan yang motivasinya dalam belajar, hal ini
banyak menyakiti dirinya.10 dikarenakan adanya mekanisme koping
Berdasarkan hasil penelitian adaptif dan maladaptiv pada setiap
diatas, diketahui bahwa remaja yang tidak individu remaja.
pernah di bullying verbal sebanyak 11 Remaja yang sering di bullying verbal
responden (22,9%) yang memiliki motivasi namun tetap mempunyai motivasi belajar
belajar sangat kurang sebanyak 3 yang baik adalah remaja yang memiliki
responden (6,2%) dan kurang sebanyak 1 mekanisme koping adaptif, remaja yang
responden (2,0%), dapat disimpulkan memiliki mekanisme koping adaptif akan
bahwa ada faktor lain yang bisa lebih mudah dalam menangani masalah,
menyebabkan motivasi belajar menurun misalnya teman yang membully bisa
selain adanya bullying verbal. Faktor yang dengan mudah ia abaikan, dan lebih berani
sangat berpengaruh pada menurunnya untuk berpendapat dengan cara melaporkan
motivasi belajar adalah lingkungan ke pihak yang bisa ia percayai. Berbeda
keluarga yang tidak mendukung. Salah dengan remaja yang memiliki koping
satunya pada remaja dengan latar belakang maladaptif dimana remaja akan
pola asuh orang tua yang otoriter. Pola melampiaskan emosi (venting) dari
asuh otoriter menyebabkan remaja tersebut masalah yang ia hadapi dengan hal negatif,
merasa tidak dihargai atas hasil belajar misalnya mengurung diri, tidak mau
yang ia dapat, adanya tekanan orang tua makan, dan menurunkan prestasi
yag mengharuskan anak tersebut harus akademik.
sesuai dengan apa yang orang tua inginkan, Hal ini diperkuat dengan teori
terlalu sering melarang anak untuk penelitian lain, mekanisme coping adaptif
mengeksplor apa yang ia inginkan, adalah mekanisme coping yang
sehingga anak tersebut merasa bahwa mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
dirinya tidak berharga dan menjadi ragu belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya
akan kemampuan yang ia miliki, karena adalah berbicara dengan orang lain,
tidak adanya dukungan dari orang tua memecahkan masalah secara efektif, teknik
tersebut menyebabkan anak tersebut relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas
memiliki sikap acuh terhadap belajar. konstruktif. Ketika individu menggunakan
Hal ini didukung oleh penelitian mekanisme coping adaptif, efek negatif
yang berjudul hubungan antara pola asuh yang timbul dari suatu masalah dapat
orang tua dengan motivasi belajar pada berkurang.12
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Melihat tingginya kejadian bullying
Bumi 2018, dengan hasil indeks korelasi verbal yang terjadi disekolah, bukan hal
variabel pola asuh orang tua dengan yang seharusnya dianggap spele, remaja
motivasi belajar diperoleh r hitung = 0,671 yang menjadi korban bullying verbal
> r tabel = 0,159 dan nilai p = 0,002; p < = dengan mekanisme koping individu yang
0,05, sehingga dapat diartikan bahwa ada tidak baik akan mudah untuk mengalami
hubungan yang positif dan signifikan depresi, dan bullying ini memiliki dampak

6
jangka panjang yang sedikit demi sedikit 2. Arya Lutfi. (2018). Melawan Bullying
akan membuat korban bullying mengalami (1st ed.; Wiyanto Suud, ed.). CV.
trauma yang lebih serius hingga tahap SepilarPublishing House.
isolasi sosial. Suatu pendidikan bisa 3. http://lbhmawarsaron.or.id/home/publika
menciptakan budaya anti bullying dengan si/materi-seminar-dan-penyuluhan/149-
cara memberikan sanksi tegas pada pelaku bullying-pada-institusi-pendidikan-
bullying, akan tetapi masih banyak ditinjau-dari-sudut-pandang-hukum.
sekolah-sekolah yang masih mengabaikan Diakses pada hari Jum’at, 10 Mei 2019.
adanya perilaku bullying, sehingga tidak 4. http://nasional.tempo.co/read/1109584/ha
adanya efek jera bagi pelaku bullying. 7 ri-anak-nasional-kpai-catat-kasus-
bullying-paling-banyak. Diakses pada
PENUTUP hari Rabu,15 Mei 2019.
1. Distribusi Frekuensi karakteristik 5. Dharma, (2015). Metodologi penelitian
berdasarkan kategori usia didapatkan keperawatan. Pedoman melaksanakan
hasil tertinggi yaitu 37 responden dan menerapkan hasil penelitian, Jakarta:
(77,1%) dengan usia 13-15 tahun. CV Trans Info Media.
2. Distribusi frekuensi karakteristik 6. http://news.liputan6.com/read/2191106/s
berdasarkan kelas diketahui proporsi nya urvei-icrw-84-anak-indonesia-alami-
adalah sama, dengan kategori remaja kekerasan-di-sekolah. Diakses pada 09
yang duduk dikelas 2 = 24 (50%), dan Mei 2019.
kategori remaja yang duduk dikelas 3 =
24 (50%). 7. Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi
3. Distribusi frekuensi karakteristik Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung:
berdasarkan teman kelompok (gank) Rineka Cipta.
dengan kategori yang mendominan 8. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar
remaja yang memiliki teman kelompok dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke
(gank) sebanyak 34 responden (70,8%). Cipta.
4. Distribusi frekuensi karakteristik bullying 9. Saifullah. F. 2016. Hubungan antara
verbal didapatkan responden terbanyak Konsep Diri Dengan Bullying Pada
26 responden (54,2%) dengan bullying Siswa-Siswi SMP (SMP Negeri 16
verbal kategori sering. Samarinda) eJournal Psikologi,2016, 4
5. Distribusi frekuensi karakteristik (2): 200-214.
berdasarkan motivasi belajar responden 10. SEJIWA. (2008). BULLYING (Ariobimo
terbanyak dengan kategori motivasi Nusantara, ed.). Jakarta: PT Grasindo.
belajar sangat kurang 19 responden 11. http://digilib.unila.ac.id/29777/2.pdf.
(39,6%). Diakses pada 09 Juni 2019
6. Terdapat hubungan Bullying Verbal 12. Stuart, G. W. (2013). Principles and
dengan Motivasi Belajar. Berdasarkan Practice of Psychiatric Nursing 10
hasil penelitian yang dilakukan oleh Edition. St. Louis: Elvesier Mosby.
peneliti menunjukan bahwa H0 ditolak
artinya ada hubungan bullying verbal
dengan motivasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Darmalina, Bibit. 2014. Perilaku School
Bullying Di SD N Grindang,
Hargomulyo,Kokap, Kulon Progo,
Yogyakarta (Jurnal Online)
http://eprints.uny.ac.id/14262/1SKRIPSI
%20BIBIT%20DARMALINA%2010108
244121.pdf. Diakses pada Senin, 13 Mei
2019.

Anda mungkin juga menyukai