Anda di halaman 1dari 78

BAB V

PERENCANAAN BENDUNG DAN LONG STORAGE

5.1 Tinjauan Umum


Dalam suatu perencanaan struktur sangat diperlukan adanya analisis, baik itu analisis
hidrologi maupun analisis struktur. Analisis struktur bertujuan mendesain bangunan utama
yang meliputi dimensi tanggul untuk long storage, dimensi mercu bendung, lebar bendung,
kolam olak, panjang lantai muka dan lain-lain. Setelah analisis struktur dilakukan kemudian
langkah berikutnya adalah analisis stabilitas. Analisis stabilitas bertujuan untuk mengecek
kembali perhitungan dari perencanaan struktur bendung dan long storage untuk memastikan
bahwa bangunan tersebut aman dari gaya guling, geser dan eksentrisitas yang bekerja pada
struktur tersebut. Long storage yang nantinya akan di bangun di hulu Bendung Cipero
diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan air di D.I Rambut.

5.2 Kebutuhan Volume Tampungan


Berdasarkan neraca air yang diperoleh dari BAB IV total volume kebutuhan air yang
dibutuhkan untuk long storage dapat dilihat pada tabel berikut ini:

164
Tabel 5.1 Analisa kebutuhan volume tampungan

Volume Selisih
Kebutuhan Air Debit Andalan Inflow-Outflow
No Bulan Periode
(Outflow) (Inflow) Defisit Surplus
m³/detik m³ m³/detik m³ m³ m³
1 Oktober I 3,59 4.652.640,00 3,03 3.926.880,00 -725.760,00
II 9,69 12.558.240,00 5,21 6.752.160,00 -5.806.080,00
2 November I 10,39 13.465.440,00 5,94 7.698.240,00 -5.767.200,00
II 11,09 14.372.640,00 6,02 7.801.920,00 -6.570.720,00
3 Desember I 9,12 11.819.520,00 5,97 7.737.120,00 -4.082.400,00
II 9,94 12.882.240,00 5,79 7.503.840,00 -5.378.400,00
4 Januari I 6,02 7.801.920,00 5,81 7.529.760,00 -272.160,00
II 1,83 2.371.680,00 7,42 9.616.320,00 7.244.640,00
5 Februari I 6,53 8.462.880,00 7,39 9.577.440,00 1.114.560,00
II 10,55 13.672.800,00 7,28 9.434.880,00 -4.237.920,00
6 Maret I 9,45 12.247.200,00 6,64 8.605.440,00 -3.641.760,00
II 10,12 13.115.520,00 6,51 8.436.960,00 -4.678.560,00
7 April I 11,01 14.268.960,00 4,81 6.233.760,00 -8.035.200,00
II 10,84 14.048.640,00 5,56 7.205.760,00 -6.842.880,00
8 Mei I 8,23 10.666.080,00 3,79 4.911.840,00 -5.754.240,00
II 3,30 4.276.800,00 2,09 2.708.640,00 -1.568.160,00
9 Juni I 2,49 3.227.040,00 1,66 2.151.360,00 -1.075.680,00
II 4,58 5.935.680,00 1,34 1.736.640,00 -4.199.040,00
10 Juli I 4,36 5.650.560,00 1,27 1.645.920,00 -4.004.640,00
II 2,85 3.693.600,00 1,03 1.334.880,00 -2.358.720,00
11 Agustus I 0,42 544.320,00 0,68 881.280,00 336.960,00
II 0,19 246.240,00 0,62 803.520,00 557.280,00
12 September I 0,29 375.840,00 0,55 712.800,00 336.960,00
II 0,10 129.600,00 0,56 725.760,00 596.160,00
Jumlah -74.999.520,00 10.186.560,00
Sumber: Perhitungan

165
5.3 Perencanaan Volume Tampungan
Long storage direncanakan mampu memenuhi kebutuhan kekurangan air sesuai dengan
kebutuhan. Untuk mendapatkan volume tersebut dibuat tampungan memanjang ke hulu
sungai dengan panjang tampungan yang mampu memenuhi kebutuhan air tersebut. Long
storage dapat direncanakan dengan berseri sampai mendapatkan jumlah volume yang
diinginkan. Skema perencanaan long storage dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5.1 Skema perencanaan long storage

Perhitungan dilakukan dengan mencari jumlah volume air pada ketinggian tertentu di
setiap potongan melintang penampang sungai. Dengan menghitung luas area setiap potongan
dikalikan dengan jarak antar patok maka akan diketahui besarnya volume yang dapat
ditampung.

Dalam perencanaan kali ini dibuat tampungan long storage secara berseri. Panjang
tampungan disesuaikan berdasarkan tinggi elevasi muka air terhadap elevasi dasar sungai.
Analisis setiap tampungan dapat dijelaskan berikut ini:

5.3.1 Analisa Tampungan I


Tampungan I adalah tampungan berdasarkan tinggi mercu bendung existing atau
bendung yang telah ada. Besarnya volume dihitung setiap pias dengan ketinggian setiap 0,5
meter sampai ke muka air tampungan. Perhitungan Tampungan I dapat dijelaskan sebagai
berikut:

166
a) Contoh perhitungan pada Tampungan I di ketinggian air 2,5 sampai 3 meter pada
cross section P0 dan P1

Gambar 5.2 Perhitungan luas area pada cross section P0

Dari hasil perhitungan dengan AutoCAD pada P0 didapat luas area di ketinggian
air 2,5 sampai 3 meter sebesar 170, 520 m².

Gambar 5.3 Perhitungan luas area pada cross section P2

Dari hasil perhitungan dengan AutoCAD pada P1 didapat luas area di ketinggian
air 2,5 sampai 3 meter sebesar 93,668 m².

 Perhitungan: Diketahui luas pada P0 = 170, 520 m² dan luas pada P1 = 93,668 m².

Luas rata-rata = m².

Jarak antar titik 100 m. Maka volume pada ketinggian air 2,5 sampai 3 meter di titik
P0 dan P1 sebesar:

= 132,094 x 100

= 13.209,4 m³

167
1) Tampungan I dengan Tinggi 0 sampai 0,5 meter

Tabel 5.2 Jumlah volume pada ketinggian 0 sampai 0,5 meter Tampungan I

Jarak Dari Elevasi Rata-rata


Titik Jarak Antar Elevasi Dasar Luas Cross Volume Total
No Bendung Muka Luas Cross
Patok Patok (m) Saluran (m²) (m³) Volume (m³)
(m) Air (m²)
1 P0 0 100 22,13 22,63 170,520 85,26 8526 8.526,000
2 P1 100 100 23,848 22,63 0,000 0 0 8.526,000
3 P2 200 100 24,859 22,63 0,000 0 0 8.526,000
4 P3 300 100 24,896 22,63 0,000 0 0 8.526,000
5 P4 400 100 24,98 22,63 0,000 0 0 8.526,000
6 P5 500 100 25,151 22,63 0,000 0 0 8.526,000
7 P6 600 100 25,008 22,63 0,000 0 0 8.526,000
8 P6+50 650 50 25,275 22,63 0,000 0 0 8.526,000
Sumber: Perhitungan

168
2) Tampungan I dengan Tinggi 0,5 sampai 1 meter

Tabel 5.3 Jumlah volume pada ketinggian 0,5 sampai 1 meter Tampungan I

Jarak Dari Elevasi Rata-rata


Titik Jarak Antar Elevasi Dasar Luas Cross Volume Total
No Bendung Muka Luas Cross
Patok Patok (m) Saluran (m²) (m³) Volume (m³)
(m) Air (m²)
1 P0 0 100 22,13 23,13 170,520 85,26 8526 8.526,000
2 P1 100 100 23,848 23,13 0,000 0 0 8.526,000
3 P2 200 100 24,859 23,13 0,000 0 0 8.526,000
4 P3 300 100 24,896 23,13 0,000 0 0 8.526,000
5 P4 400 100 24,98 23,13 0,000 0 0 8.526,000
6 P5 500 100 25,151 23,13 0,000 0 0 8.526,000
7 P6 600 100 25,008 23,13 0,000 0 0 8.526,000
8 P6+50 650 50 25,275 23,13 0,000 0 0 8.526,000
Sumber: Perhitungan

169
3) Tampungan I dengan Tinggi 1 sampai 1,5 meter

Tabel 5.4 Jumlah volume pada ketinggian 1 sampai 1,5 meter Tampungan I

Jarak Dari Elevasi Rata-rata


Titik Jarak Antar Elevasi Dasar Luas Cross Volume Total
No Bendung Muka Luas Cross
Patok Patok (m) Saluran (m²) (m³) Volume (m³)
(m) Air (m²)
1 P0 0 100 22,13 23,63 170,520 85,26 8526 8.526,000
2 P1 100 100 23,848 23,63 0,000 0 0 8.526,000
3 P2 200 100 24,859 23,63 0,000 0 0 8.526,000
4 P3 300 100 24,896 23,63 0,000 0 0 8.526,000
5 P4 400 100 24,98 23,63 0,000 0 0 8.526,000
6 P5 500 100 25,151 23,63 0,000 0 0 8.526,000
7 P6 600 100 25,008 23,63 0,000 0 0 8.526,000
8 P6+50 650 50 25,275 23,63 0,000 0 0 8.526,000
Sumber: Perhitungan

170
4) Tampungan I dengan Tinggi 1,5 sampai 2 meter

Tabel 5.5 Jumlah volume pada ketinggian 1,5 sampai 2 meter Tampungan I

Jarak Dari Elevasi Rata-rata


Titik Jarak Antar Elevasi Dasar Luas Cross Volume Total
No Bendung Muka Luas Cross
Patok Patok (m) Saluran (m²) (m³) Volume (m³)
(m) Air (m²)
1 P0 0 100 22,13 24,13 170,520 132,0281 13202,81 13.202,810
2 P1 100 100 23,848 24,13 93,536 46,7681 4676,81 17.879,620
3 P2 200 100 24,859 24,13 0,000 0 0 17.879,620
4 P3 300 100 24,896 24,13 0,000 0 0 17.879,620
5 P4 400 100 24,98 24,13 0,000 0 0 17.879,620
6 P5 500 100 25,151 24,13 0,000 0 0 17.879,620
7 P6 600 100 25,008 24,13 0,000 0 0 17.879,620
8 P6+50 650 50 25,275 24,13 0,000 0 0 17.879,620
Sumber: Perhitungan

171
5) Tampungan I dengan Tinggi 2 sampai 2,5 meter

Tabel 5.6 Jumlah volume pada ketinggian 2 sampai 2,5 meter Tampungan I

Jarak Dari Elevasi Rata-rata


Titik Jarak Antar Elevasi Dasar Luas Cross Volume Total
No Bendung Muka Luas Cross
Patok Patok (m) Saluran (m²) (m³) Volume (m³)
(m) Air (m²)
1 P0 0 100 22,13 24,63 170,520 132,094 13209,4 13.209,400
2 P1 100 100 23,848 24,63 93,668 46,834 4683,4 17.892,800
3 P2 200 100 24,859 24,63 0,000 0 0 17.892,800
4 P3 300 100 24,896 24,63 0,000 0 0 17.892,800
5 P4 400 100 24,98 24,63 0,000 0 0 17.892,800
6 P5 500 100 25,151 24,63 0,000 0 0 17.892,800
7 P6 600 100 25,008 24,63 0,000 0 0 17.892,800
8 P6+50 650 50 25,275 24,63 0,000 0 0 17.892,800
Sumber: Perhitungan

172
6) Tampungan I dengan Tinggi 2,5 sampai 3 meter

Tabel 5.7 Jumlah volume pada ketinggian 2,5 sampai 3 meter Tampungan I

Jarak Dari Elevasi Rata-rata


Titik Jarak Antar Elevasi Dasar Luas Cross Volume Total
No Bendung Muka Luas Cross
Patok Patok (m) Saluran (m²) (m³) Volume (m³)
(m) Air (m²)
1 P0 0 100 22,13 25,13 170,520 132,094 13209,4 13.209,400
2 P1 100 100 23,848 25,13 93,668 132,409 13240,9 26.450,300
3 P2 200 100 24,859 25,13 171,150 131,8284 13182,84 39.633,140
4 P3 300 100 24,896 25,13 92,507 80,8272 8082,72 47.715,860
5 P4 400 100 24,98 25,13 69,148 97,3979 9739,79 57.455,650
6 P5 500 100 25,151 25,13 125,648 102,1547 10215,47 67.671,120
7 P6 600 100 25,008 25,13 78,661 39,3306 3933,06 71.604,180
8 P6+50 650 50 25,275 0 0,000 0 0 71.604,180
Sumber: Perhitungan

173
Berdasarkan perhitungan volume di atas didapat perhitungan komulatif tiap
ketinggian adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8 Perhitungan komulatif volume Tampungan I

Tinggi Tampungan Total Komulatif


No Volume (m³)
(m) Volume (m³)
1 0 - 0,5 8.526,000 8.526,000
2 0,5 - 1 8.526,000 17.052,000
3 1 - 1,5 8.526,000 25.578,000
4 1,5 - 2 17.879,620 43.457,620
5 2 - 2,5 17.892,800 61.350,420
6 2,5 - 3 71.604,180 132.954,600
Sumber: Perhitungan

Jadi Tampungan I mampu menampung air sebanyak 132.954,600 m³. Jumlah ini
masih kurang jika dibandingkan dengan jumah kebutuhan air pada neraca air. Untuk itu
direncanakan long storage dengan sistem seri. Grafik total volume pada Tampungan I dapat
dilihat berikut ini:

174
Total Volume Tampungan I
3.5

3 132.954.600

2.5 61.350.420
Tinggi Air (m)

2 43.457.620

1.5 25.578.000

1 17.052.000

0.5 8.526.000

0 0
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000
Volume Komulatif (m³)

Gambar 5.4 Grafik komulatif perhitungan volume air Tampungan I

175
5.3.2 Analisa Tampungan II

5.3.2.1 Perencanaan Elevasi Mercu Bendung Baru


Perencanan tinggi mercu long storage dapat menggunakan beberapa alternatif
perhitungan, yaitu :
a) Perhitungan penentuan elevasi mercu long storage dengan mempertimbangkan
elevasi sawah tertinggi yang akan diari.
b) Perhitungan penentuan elevasi mercu long storage dengan memperhatikan faktor
tinggi tekanan yang diperlukan untuk pembilasan sedimen.
Perencanan elevasi tinggi mercu bendung dapat menggunakan perhitungan (tinggi
mercu direncanakan 6 m), yaitu :
 Elevasi dasar saluran + 25,275
 Tinggi mercu bendung baru 6 m
 Elevasi mercu bendung + 31,275

Pada perencanaan Tampungan II direncanakan terdapat bangunan bendung long


storage pada patok P7 atau sejauh 700 meter dari Bendung Cipero. Ketinggian mercu long
storage direncanakan sebesar 6 meter dari dasar sungai. Berdasarkan gambar skema sungai,
panjang long storage pada Tampungan II adalah 1.640 meter.

Gambar 5.5 Tinggi rencana long storage pada Tampungan II

Analisa perhitungan mengenai daya tampung volume long storage tersebut pada
Tampungan II adalah sebagai berikut:

176
a) Contoh perhitungan pada Tampungan II di ketinggian air 5 sampai 5,5 meter pada
cross section P7 dan P8

Gambar 5.6 Perhitungan luas area pada cross section P7

Dari hasil perhitungan dengan AutoCAD pada P0 didapat luas area di ketinggian air
2,5 sampai 3 meter sebesar 116,000 m².

Gambar 5.7 Perhitungan luas area pada cross section P8

Dari hasil perhitungan dengan AutoCAD pada P0 didapat luas area di ketinggian air 2,5
sampai 3 meter sebesar 228,725 m².

 Perhitungan: Diketahui luas pada P0 170, 520 m² dan luas pada P1 93,668 m².

Luas rata-rata = m². Jarak antar titik 100 m.

Maka volume = 172,363 x 100 = 17.236,3 m³

177
1) Tampungan II dengan Tinggi 0 sampai 0,5 meter

Tabel 5.9 Jumlah volume pada ketinggian 0 sampai 0,5 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 25,775 116,000 145,144 14.514,420 14.514,420
2 P8 100 100 25,519 25,775 174,288 87,144 8.714,420 23.228,840
3 P9 200 100 26,073 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
4 P10 300 100 26,235 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
5 P11 400 100 27,485 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
6 P12 500 100 27,038 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
7 P13 600 100 27,684 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
8 P14 700 100 27,49 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
9 P15 800 100 28,242 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
10 P16 900 100 29,08 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
11 P17 1000 100 29,059 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
12 P18 1100 100 29,34 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
13 P19 1200 100 29,633 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
14 P20 1300 100 30,097 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
15 P21 1400 100 30,082 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
16 P22 1500 100 30,971 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
17 P23 1600 100 31,215 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
18 P23+40 1640 100 31,488 25,775 0,000 0,000 0,000 23.228,840
Sumber: Perhitungan

178
2) Tampungan II dengan Tinggi 0,5 sampai 1 meter

Tabel 5.10 Jumlah volume pada ketinggian 0,5 sampai 1 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 26,275 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 26,275 228,725 189,156 18.915,560 36.151,810
3 P9 200 100 26,073 26,275 149,586 127,124 12.712,350 48.864,160
4 P10 300 100 26,235 26,275 104,661 52,330 5.233,040 54.097,200
5 P11 400 100 27,485 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
6 P12 500 100 27,038 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
7 P13 600 100 27,684 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
8 P14 700 100 27,49 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
9 P15 800 100 28,242 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
10 P16 900 100 29,08 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
11 P17 1000 100 29,059 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
12 P18 1100 100 29,34 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
13 P19 1200 100 29,633 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
14 P20 1300 100 30,097 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
15 P21 1400 100 30,082 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
16 P22 1500 100 30,971 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
17 P23 1600 100 31,215 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
18 P23+40 1640 100 31,488 26,275 0,000 0,000 0,000 54.097,200
Sumber: Perhitungan

179
3) Tampungan II dengan Tinggi 1 sampai 1,5 meter

Tabel 5.11 Jumlah volume pada ketinggian 1 sampai 1,5 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 26,775 580,000 861,813 86.181,250 86.181,250
2 P8 100 100 25,519 26,775 1.143,625 686,175 68.617,500 154.798,750
3 P9 200 100 26,073 26,775 228,725 212,513 21.251,250 176.050,000
4 P10 300 100 26,235 26,775 196,300 98,150 9.815,000 185.865,000
5 P11 400 100 27,485 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
6 P12 500 100 27,038 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
7 P13 600 100 27,684 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
8 P14 700 100 27,49 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
9 P15 800 100 28,242 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
10 P16 900 100 29,08 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
11 P17 1000 100 29,059 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
12 P18 1100 100 29,34 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
13 P19 1200 100 29,633 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
14 P20 1300 100 30,097 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
15 P21 1400 100 30,082 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
16 P22 1500 100 30,971 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
17 P23 1600 100 31,215 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
18 P23+40 1640 100 31,488 26,775 0,000 0,000 0,000 185.865,000
Sumber: Perhitungan

180
4) Tampungan II dengan Tinggi 1,5 sampai 2 meter

Tabel 5.12 Jumlah volume pada ketinggian 1,5 sampai 2 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 27,275 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 27,275 228,725 228,725 22.872,500 40.108,750
3 P9 200 100 26,073 27,275 228,725 212,513 21.251,250 61.360,000
4 P10 300 100 26,235 27,275 196,300 98,150 9.815,000 71.175,000
5 P11 400 100 27,485 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
6 P12 500 100 27,038 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
7 P13 600 100 27,684 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
8 P14 700 100 27,49 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
9 P15 800 100 28,242 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
10 P16 900 100 29,08 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
11 P17 1000 100 29,059 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
12 P18 1100 100 29,34 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
13 P19 1200 100 29,633 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
14 P20 1300 100 30,097 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
15 P21 1400 100 30,082 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
16 P22 1500 100 30,971 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
17 P23 1600 100 31,215 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
18 P23+40 1640 100 31,488 27,275 0,000 0,000 0,000 71.175,000
Sumber: Perhitungan

181
5) Tampungan II dengan Tinggi 2 sampai 2,5 meter

Tabel 5.13 Jumlah volume pada ketinggian 2 sampai 2,5 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 27,775 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 27,775 228,725 229,636 22.963,560 40.199,810
3 P9 200 100 26,073 27,775 230,546 213,423 21.342,310 61.542,120
4 P10 300 100 26,235 27,775 196,300 166,768 16.676,750 78.218,870
5 P11 400 100 27,485 27,775 137,235 96,346 9.634,570 87.853,440
6 P12 500 100 27,038 27,775 55,456 29,600 2.960,000 90.813,440
7 P13 600 100 27,684 27,775 3,744 2,757 275,730 91.089,170
8 P14 700 100 27,49 27,775 1,771 0,886 88,550 91.177,720
9 P15 800 100 28,242 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
10 P16 900 100 29,08 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
11 P17 1000 100 29,059 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
12 P18 1100 100 29,34 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
13 P19 1200 100 29,633 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
14 P20 1300 100 30,097 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
15 P21 1400 100 30,082 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
16 P22 1500 100 30,971 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
17 P23 1600 100 31,215 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
18 P23+40 1640 100 31,488 27,775 0,000 0,000 0,000 91.177,720
Sumber: Perhitungan

182
6) Tampungan II dengan Tinggi 2,5 sampai 3 meter

Tabel 5.14 Jumlah volume pada ketinggian 2,5 sampai 3 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 28,275 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 28,275 228,725 228,725 22.872,500 40.108,750
3 P9 200 100 26,073 28,275 228,725 210,905 21.090,530 61.199,280
4 P10 300 100 26,235 28,275 193,086 210,905 21.090,530 82.289,810
5 P11 400 100 27,485 28,275 228,725 167,880 16.788,020 99.077,830
6 P12 500 100 27,038 28,275 107,035 65,921 6.592,140 105.669,970
7 P13 600 100 27,684 28,275 24,807 20,605 2.060,490 107.730,460
8 P14 700 100 27,49 28,275 16,402 8,201 820,120 108.550,580
9 P15 800 100 28,242 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
10 P16 900 100 29,08 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
11 P17 1000 100 29,059 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
12 P18 1100 100 29,34 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
13 P19 1200 100 29,633 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
14 P20 1300 100 30,097 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
15 P21 1400 100 30,082 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
16 P22 1500 100 30,971 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
17 P23 1600 100 31,215 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
18 P23+40 1640 100 31,488 28,275 0,000 0,000 0,000 108.550,580
Sumber: Perhitungan

183
7) Tampungan II dengan Tinggi 3 sampai 3,5 meter

Tabel 5.15 Jumlah volume pada ketinggian 3 sampai 3,5 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 28,775 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 28,775 228,725 228,725 22.872,500 40.108,750
3 P9 200 100 26,073 28,775 228,725 212,513 21.251,250 61.360,000
4 P10 300 100 26,235 28,775 196,300 212,513 21.251,250 82.611,250
5 P11 400 100 27,485 28,775 228,725 168,064 16.806,350 99.417,600
6 P12 500 100 27,038 28,775 107,402 75,072 7.507,200 106.924,800
7 P13 600 100 27,684 28,775 42,742 49,225 4.922,540 111.847,340
8 P14 700 100 27,49 28,775 55,709 45,274 4.527,390 116.374,730
9 P15 800 100 28,242 28,775 34,839 17,420 1.741,950 118.116,680
10 P16 900 100 29,08 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
11 P17 1000 100 29,059 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
12 P18 1100 100 29,34 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
13 P19 1200 100 29,633 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
14 P20 1300 100 30,097 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
15 P21 1400 100 30,082 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
16 P22 1500 100 30,971 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
17 P23 1600 100 31,215 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
18 P23+40 1640 100 31,488 28,775 0,000 0,000 0,000 118.116,680
Sumber: Perhitungan

184
8) Tampungan II dengan Tinggi 3,5 sampai 4 meter

Tabel 5.16 Jumlah volume pada ketinggian 3,5 sampai 4 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 29,275 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 29,275 228,725 228,725 22.872,500 40.108,750
3 P9 200 100 26,073 29,275 228,725 212,513 21.251,250 61.360,000
4 P10 300 100 26,235 29,275 196,300 212,513 21.251,250 82.611,250
5 P11 400 100 27,485 29,275 228,725 169,102 16.910,210 99.521,460
6 P12 500 100 27,038 29,275 109,479 125,470 12.547,000 112.068,460
7 P13 600 100 27,684 29,275 141,461 137,648 13.764,840 125.833,300
8 P14 700 100 27,49 29,275 133,836 142,285 14.228,500 140.061,800
9 P15 800 100 28,242 29,275 150,734 103,857 10.385,670 150.447,470
10 P16 900 100 29,08 29,275 56,979 54,060 5.405,980 155.853,450
11 P17 1000 100 29,059 29,275 51,140 25,570 2.557,010 158.410,460
12 P18 1100 100 29,34 29,275 0,000 0,000 0,000 158.410,460
13 P19 1200 100 29,633 29,275 0,000 0,000 0,000 158.410,460
14 P20 1300 100 30,097 29,275 0,000 0,000 0,000 158.410,460
15 P21 1400 100 30,082 29,275 0,000 0,000 0,000 158.410,460
16 P22 1500 100 30,971 29,275 0,000 0,000 0,000 158.410,460
17 P23 1600 100 31,215 29,275 0,000 0,000 0,000 158.410,460
18 P23+40 1640 100 31,488 29,275 0,000 0,000 0,000 158.410,460
Sumber: Perhitungan

185
9) Tampungan II dengan Tinggi 4 sampai 4,5 meter

Tabel 5.17 Jumlah volume pada ketinggian 4 sampai 4,5 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 29,775 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 29,775 228,725 228,725 22.872,500 40.108,750
3 P9 200 100 26,073 29,775 228,725 212,513 21.251,250 61.360,000
4 P10 300 100 26,235 29,775 196,300 212,513 21.251,250 82.611,250
5 P11 400 100 27,485 29,775 228,725 190,655 19.065,450 101.676,700
6 P12 500 100 27,038 29,775 152,584 165,645 16.564,460 118.241,160
7 P13 600 100 27,684 29,775 178,705 174,406 17.440,600 135.681,760
8 P14 700 100 27,49 29,775 170,107 191,906 19.190,640 154.872,400
9 P15 800 100 28,242 29,775 213,706 154,382 15.438,170 170.310,570
10 P16 900 100 29,08 29,775 95,057 81,270 8.126,960 178.437,530
11 P17 1000 100 29,059 29,775 67,482 52,177 5.217,660 183.655,190
12 P18 1100 100 29,34 29,775 36,871 26,894 2.689,350 186.344,540
13 P19 1200 100 29,633 29,775 16,916 8,458 845,780 187.190,320
14 P20 1300 100 30,097 29,775 0,000 0,000 0,000 187.190,320
15 P21 1400 100 30,082 29,775 0,000 0,000 0,000 187.190,320
16 P22 1500 100 30,971 29,775 0,000 0,000 0,000 187.190,320
17 P23 1600 100 31,215 29,775 0,000 0,000 0,000 187.190,320
18 P23+40 1640 100 31,488 29,775 0,000 0,000 0,000 187.190,320
Sumber: Perhitungan

186
10) Tampungan II dengan Tinggi 4,5 sampai 5 meter

Tabel 5.18 Jumlah volume pada ketinggian 4,5 sampai 5 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 30,275 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 30,275 228,725 228,725 22.872,500 40.108,750
3 P9 200 100 26,073 30,275 228,725 212,513 21.251,250 61.360,000
4 P10 300 100 26,235 30,275 196,300 212,513 21.251,250 82.611,250
5 P11 400 100 27,485 30,275 228,725 208,039 20.803,910 103.415,160
6 P12 500 100 27,038 30,275 187,353 184,177 18.417,680 121.832,840
7 P13 600 100 27,684 30,275 181,000 176,877 17.687,690 139.520,530
8 P14 700 100 27,49 30,275 172,753 196,478 19.647,770 159.168,300
9 P15 800 100 28,242 30,275 220,202 192,738 19.273,760 178.442,060
10 P16 900 100 29,08 30,275 165,273 137,937 13.793,670 192.235,730
11 P17 1000 100 29,059 30,275 110,600 78,686 7.868,620 200.104,350
12 P18 1100 100 29,34 30,275 46,772 42,655 4.265,540 204.369,890
13 P19 1200 100 29,633 30,275 38,539 34,099 3.409,930 207.779,820
14 P20 1300 100 30,097 30,275 29,660 24,665 2.466,510 210.246,330
15 P21 1400 100 30,082 30,275 19,670 9,835 983,510 211.229,840
16 P22 1500 100 30,971 30,275 0,000 0,000 0,000 211.229,840
17 P23 1600 100 31,215 30,275 0,000 0,000 0,000 211.229,840
18 P23+40 1640 100 31,488 30,275 0,000 0,000 0,000 211.229,840
Sumber: Perhitungan

187
11) Tampungan II dengan Tinggi 5 sampai 5,5 meter

Tabel 5.19 Jumlah volume pada ketinggian 5 sampai 5,5 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 30,775 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 30,775 228,725 228,725 22.872,500 40.108,750
3 P9 200 100 26,073 30,775 228,725 212,513 21.251,250 61.360,000
4 P10 300 100 26,235 30,775 196,300 212,513 21.251,250 82.611,250
5 P11 400 100 27,485 30,775 228,725 252,564 25.256,430 107.867,680
6 P12 500 100 27,038 30,775 276,404 230,344 23.034,370 130.902,050
7 P13 600 100 27,684 30,775 184,284 179,842 17.984,180 148.886,230
8 P14 700 100 27,49 30,775 175,400 200,914 20.091,370 168.977,600
9 P15 800 100 28,242 30,775 226,428 200,686 20.068,590 189.046,190
10 P16 900 100 29,08 30,775 174,944 160,839 16.083,890 205.130,080
11 P17 1000 100 29,059 30,775 146,734 104,652 10.465,170 215.595,250
12 P18 1100 100 29,34 30,775 62,570 57,397 5.739,680 221.334,930
13 P19 1200 100 29,633 30,775 52,224 50,097 5.009,670 226.344,600
14 P20 1300 100 30,097 30,775 47,970 41,983 4.198,290 230.542,890
15 P21 1400 100 30,082 30,775 35,996 17,998 1.799,810 232.342,700
16 P22 1500 100 30,971 30,775 0,000 0,000 0,000 232.342,700
17 P23 1600 100 31,215 30,775 0,000 0,000 0,000 232.342,700
18 P23+40 1640 100 31,488 30,775 0,000 0,000 0,000 232.342,700
Sumber: Perhitungan

188
12) Tampungan II dengan Tinggi 5,5 sampai 6 meter

Tabel 5.20 Jumlah volume pada ketinggian 5,5 sampai 6 meter Tampungan II

Jarak
Jarak Dari Elevasi Elevasi Rata-rata
Titik Antar Luas Cross Volume Total Volume
No Long Dasar Muka Luas Cross
Patok Patok (m²) (m³) (m³)
Storage (m) Saluran Air (m²)
(m)
1 P7 0 100 25,275 31,275 116,000 172,363 17.236,250 17.236,250
2 P8 100 100 25,519 31,275 228,725 228,725 22.872,500 40.108,750
3 P9 200 100 26,073 31,275 228,725 212,513 21.251,250 61.360,000
4 P10 300 100 26,235 31,275 196,300 212,513 21.251,250 82.611,250
5 P11 400 100 27,485 31,275 228,725 255,890 25.588,960 108.200,210
6 P12 500 100 27,038 31,275 283,054 235,114 23.511,370 131.711,580
7 P13 600 100 27,684 31,275 187,173 182,619 18.261,870 149.973,450
8 P14 700 100 27,49 31,275 178,064 205,348 20.534,810 170.508,260
9 P15 800 100 28,242 31,275 232,632 205,131 20.513,100 191.021,360
10 P16 900 100 29,08 31,275 177,630 165,361 16.536,110 207.557,470
11 P17 1000 100 29,059 31,275 153,092 150,200 15.020,000 222.577,470
12 P18 1100 100 29,34 31,275 147,308 129,341 12.934,060 235.511,530
13 P19 1200 100 29,633 31,275 111,373 86,709 8.670,870 244.182,400
14 P20 1300 100 30,097 31,275 62,044 59,728 5.972,760 250.155,160
15 P21 1400 100 30,082 31,275 57,411 51,656 5.165,560 255.320,720
16 P22 1500 100 30,971 31,275 45,900 35,251 3.525,130 258.845,850
17 P23 1600 100 31,215 31,275 24,603 12,301 1.230,130 260.075,980
18 P23+40 1640 100 31,488 31,275 0,000 0,000 0,000 260.075,980
Sumber:Perhitungan

189
Berdasarkan perhitungan volume di atas didapat perhitungan komulatif tiap
ketinggian pada Tampungan II adalah sebagai berikut:

Tabel 5.21 Perhitungan komulatif Tampungan II

No Tinggi Tampungan (m) Volume (m³) Total Volume (m³)


1 0 - 0,5 23.228,840 23.228,840
2 0,5 - 1 54.097,200 77.326,040
3 1 - 1,5 185.865,000 263.191,040
4 1,5 - 2 71.175,000 334.366,040
5 2 - 2,5 91.177,720 425.543,760
6 2,5 - 3 108.550,580 534.094,340
7 3 - 3,5 118.116,680 652.211,020
8 3,5 - 4 158.410,460 810.621,480
9 4 - 4,5 187.190,320 997.811,800
10 4,5 - 5 211.229,840 1.209.041,640
11 5 - 5,5 232.342,700 1.441.384,340
12 5,5 - 6 260.075,980 1.701.460,320
Sumber: Perhitungan

Jadi Tampungan II mampu menampung air sebanyak 1.701.460,320 m³. Sedangkan


grafik dari total volume tersebut dapat dilihat berikut ini:

190
Total Volume Tampungan II
7

6 1.701.460.320
1.441.384.340
5 1.209.041.640
997.811.800
Tinggi Air (m)

4 810.621.480
652.211.020
3 534.094.340
425.543.760
2 334.366.040
263.191.040
1 77.326.040
23.228.840
0 0
0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000
Volume Komulatif (m³)

Gambar 5.8 Grafik komulatif perhitungan volume air Tampungan II

191
5.3.3 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui besarnya volume setiap tampungan sebagai berikut:

Tabel 5.22 Perbandingan volume kebutuhan

Panjang Volume Defisit Awal Defisit Setelah ada


Tampungan Patok
Long Storage (m) Long Storage (m³) (m³) Long Storage (m³)
I P0 - P10 650 132.954,600
-74.999.520,00  -45.675.951,120
II P10 -P23 1.640 1.701.460,320
Panjang Long Storage 2.290 m
Sumber: Perhitungan

Perhitungan neraca air yang baru setelah adanya long storage sebagai berikut:

Tabel 5.23 Perhitungan neraca air setelah adanya long storage

OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JANUARI PEBRUARI MARET


URAIAN I II I II I II I II I II I II
3
TOTAL DEBIT KEBUTUHAN AIR ( m / dt ) 3.59 9.69 10.39 11.09 9.12 9.94 6.02 1.83 6.53 10.55 9.45 10.12
3
DEBIT ANDALAN BARU (m / dt ) 4.45 6.63 7.36 7.44 7.39 7.21 7.23 8.84 8.81 8.70 8.06 7.93
PEMENUHAN KEBUTUHAN ( % ) 100.00 68.37 70.79 67.05 80.98 72.49 100.00 100.00 100.00 82.42 85.24 78.31
APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER
URAIAN I II I II I II I II I II I II
TOTAL DEBIT KEBUTUHAN AIR ( m3 / dt ) 11.01 10.84 8.23 3.30 2.49 4.58 4.36 2.85 0.42 0.19 0.29 0.10
DEBIT ANDALAN BARU (m3 / dt ) 6.23 6.98 5.21 3.51 3.08 2.76 2.69 2.45 2.10 2.04 1.97 1.98
PEMENUHAN KEBUTUHAN ( % ) 56.54 64.35 63.25 100.00 100.00 60.16 61.59 85.81 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber: Perhitungan

192
Gambar 5.9 Grafik neraca air setelah adanya long storage

193
Tabel 5.24 Kebutuhan air setelah adanya long storage

Volume Selisih
Tampungan Long Storage Volume Baru
Kebutuhan Air Debit Andalan Inflow-Outflow
No Bulan Periode
(Outflow) (Inflow) Defisit Surplus Tampungan I Tampungan II Defisit Surplus
m³/detik m³ m³/detik m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³
1 Oktober I 3,59 4.652.640,00 3,03 3.926.880,00 -725.760,00 132.954,600 1.701.460,320 1.108.654,92
II 9,69 12.558.240,00 5,21 6.752.160,00 -5.806.080,00 132.954,600 1.701.460,320 -3.971.665,080
2 November I 10,39 13.465.440,00 5,94 7.698.240,00 -5.767.200,00 132.954,600 1.701.460,320 -3.932.785,080
II 11,09 14.372.640,00 6,02 7.801.920,00 -6.570.720,00 132.954,600 1.701.460,320 -4.736.305,080
3 Desember I 9,12 11.819.520,00 5,97 7.737.120,00 -4.082.400,00 132.954,600 1.701.460,320 -2.247.985,080
II 9,94 12.882.240,00 5,79 7.503.840,00 -5.378.400,00 132.954,600 1.701.460,320 -3.543.985,080
4 Januari I 6,02 7.801.920,00 5,81 7.529.760,00 -272.160,00 132.954,600 1.701.460,320 1.562.254,92
II 1,83 2.371.680,00 7,42 9.616.320,00 7.244.640,00 132.954,600 1.701.460,320 9.079.054,92
5 Februari I 6,53 8.462.880,00 7,39 9.577.440,00 1.114.560,00 132.954,600 1.701.460,320 2.948.974,92
II 10,55 13.672.800,00 7,28 9.434.880,00 -4.237.920,00 132.954,600 1.701.460,320 -2.403.505,080
6 Maret I 9,45 12.247.200,00 6,64 8.605.440,00 -3.641.760,00 132.954,600 1.701.460,320 -1.807.345,080
II 10,12 13.115.520,00 6,51 8.436.960,00 -4.678.560,00 132.954,600 1.701.460,320 -2.844.145,080
7 April I 11,01 14.268.960,00 4,81 6.233.760,00 -8.035.200,00 132.954,600 1.701.460,320 -6.200.785,080
II 10,84 14.048.640,00 5,56 7.205.760,00 -6.842.880,00 132.954,600 1.701.460,320 -5.008.465,080
8 Mei I 8,23 10.666.080,00 3,79 4.911.840,00 -5.754.240,00 132.954,600 1.701.460,320 -3.919.825,080
II 3,30 4.276.800,00 2,09 2.708.640,00 -1.568.160,00 132.954,600 1.701.460,320 266.254,92
9 Juni I 2,49 3.227.040,00 1,66 2.151.360,00 -1.075.680,00 132.954,600 1.701.460,320 758.734,92
II 4,58 5.935.680,00 1,34 1.736.640,00 -4.199.040,00 132.954,600 1.701.460,320 -2.364.625,080
10 Juli I 4,36 5.650.560,00 1,27 1.645.920,00 -4.004.640,00 132.954,600 1.701.460,320 -2.170.225,080
II 2,85 3.693.600,00 1,03 1.334.880,00 -2.358.720,00 132.954,600 1.701.460,320 -524.305,080
11 Agustus I 0,42 544.320,00 0,68 881.280,00 336.960,00 132.954,600 1.701.460,320 2.171.374,92
II 0,19 246.240,00 0,62 803.520,00 557.280,00 132.954,600 1.701.460,320 2.391.694,92
12 September I 0,29 375.840,00 0,55 712.800,00 336.960,00 132.954,600 1.701.460,320 2.171.374,92
II 0,10 129.600,00 0,56 725.760,00 596.160,00 132.954,600 1.701.460,320 2.430.574,92
Jumlah -74.999.520,00 10.186.560,00 3.190.910,400 40.835.047,680 -45.675.951,120 24.888.949,20
Sumber: Perhitungan

194
5.4 Analisis Hidrolis Bendung
5.4.1 Perencanaan Lebar Efektif Bendung (Be)

5.4.1.2 Lebar Bendung (B)


Lebar bendung yang akan di rencananakan ditentukan berdasarkan perhitungan 1,2
kali dari lebar sungai rata-rata ( KP-02 ). Dimana lebar sungai di sungai Cipero berkisar
antara 38 – 42 m, lebar rata-rata ditentukan sebesar 40,2 m ( diantara 38-40 m )

5.4.1.3 Lebar Bangunan Pembilas dan Pilar Pembilas


Lebar bangunan pembilas minimum diambil 1/6-1/10 kali lebar bendung ( KP-02 )
Maka perhitungan lebar pembilas:

=5m

Bangunan pembilas dibuat 2 buah dengan lebar 1,5 m dengan menggunakan 2 pilar
dengan lebar 1 m.

5.4.1.4 Lebar Efektif Bendung (Be)


( )
dimana:
Be = Lebar efektif bendung (m).
B = Lebar mercu bendung ( 48,25 m).
n = Jumlah pilar. ( 0 buah )
Kp = Koefisien kontraksi pilar.
= Pilar bulat → Kp = 0,01.
Ka = Koefisien kontraksi pangkal bendung.
= Pangkal bendung 45 → Ka = 0 2.
( )
( )

m.

195
5.4.2 Perhitungan Tinggi Energi di Atas Mercu (H1)

di mana :
Q = Q100 = Debit banjir rencana ( 491,82 m3/det).
Cd = Koefisien debit.
Be = Lebar efektif bendung (m).
H1 = Tinggi energi di atas mercu bendung (m).
Dengan mengasumsikan nila Cd = 1,3 maka :

( ) √

( )

Direncanakan menggunakan mercu bulat dengan 1 jari-jari, di mana nilai r = 0,6 m.

( )

Gambar 5.10 Harga-harga koefisien C0 untuk bendung ambang bulat


Sebagai fungsi perbandingan H1/r.

196
( )

Gambar 5.11 Koefisien C1 sebagai fungsi perbandingan P/H1.

Karena nilai Cd = 1 485 ≠ Cd = 1,3, maka harus dihitung kembali.

( ) √

Dengan trial and error didapatkan nilai H1 = 2,58 m.

Check :

( )

197
Maka dapat ditentukan :
Be = Lebar efektif = 47,16 m.
H1 = Tinggi energi di atas mercu = 2,58 m.

5.4.3 Perhitungan Tinggi Air di Atas Mercu Pada Kondisi Banjir (Hd)
a) Kecepatan Aliran Peralihan (Va).

di mana :
Q = Q100 = 491,82 m3/det.
A = Luas penampang basah (m2).

( ) ( )
b) Tinggi Air di Atas Mercu Pada Kondisi Banjir (Hd).

5.4.4 Kontrol Bahaya Kavitasi

( )

Gambar 5.12 Tekanan pada mercu bendung bulat sebagai fungsi perbandingan H1/r.

198
Bendung terbuat dari beton maka syarat besar tekanan ( ) agar

terhindar dari bahaya kavitasi. Nilai yang didapat > dari ,

maka bendung aman dari bahaya kavitasi.


5.4.5 Elevasi Muka Air Banjir di Hulu Mercu
a) Elevasi muka air di Banjir hulu mercu = Elevasi Mercu + Hd
= +31,275 + 2,5
= +33,775.

Gambar 5.13 Perencanaan hidrolis bendung.

199
b) Tinggi Air di Hilir Bendung

Diketahui :

Debit banjir rencana (Q100) = 491,82 m3/dt

Lebar dasar sungai = 28 m

Kemiringan sungai = 0,0035

Perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Dari penampang profil sungai dapat dihitung luas basah dan keliling basah
kemudian dapat ditentukan ketinggian muka air banjir berdasarkan Q100

⁄ ⁄
Rumus :

Luas penampang basah (16 m2 )

Keliling penampang basah ( 29,41 m )

Jari-jari hidrolis penampang ( 0,54 )

n = koefisien manning = 0,03

I = kemiringan saluran = (28,357-24,859)/1000 = 0,0035

200
Tabel 5.25 Perhitungan tinggi muka air di hilir bendung

NO. h A P R K I V Q

(m) ( m2 ) (m) (m) ( m/det ) ( m3/det )

1 0,00 0,00 0,00 0,00 30,00 0,0035 0,00 0,00

2 0,50 16,00 29,41 0,54 30,00 0,0035 1,18 18,92

3 1,00 32,00 30,83 1,04 30,00 0,0035 1,82 58,23

4 1,50 48,00 32,24 1,49 30,00 0,0035 2,31 111,09

5 2,00 64,00 33,66 1,90 30,00 0,0035 2,72 174,38

6 2,50 80,00 35,07 2,28 30,00 0,0035 3,08 246,11

7 3,00 96,00 36,49 2,63 30,00 0,0035 3,38 324,84

8 3,50 112,00 37,90 2,96 30,00 0,0035 3,66 409,50

9 4,00 128,00 39,31 3,26 30,00 0,0035 3,90 499,24

10 4,50 144,00 40,73 3,54 30,00 0,0035 4,12 593,40

11 5,00 160,00 42,14 3,80 30,00 0,0035 4,32 691,41

12 5,50 176,00 43,56 4,04 30,00 0,0035 4,50 792,83

13 6,00 192,00 44,97 4,27 30,00 0,0035 4,67 897,25

Sumber: Perhitungan

Jadi tinggi air banjir rencana di hilir bendung adalah 3,95 m

Elevasi muka air di hilir bendung adalah = elevasi dasar hilir + h

= +23,275 + 3,95 = +27,23 m

201
5.4.6 Analisis Kolam Olak

5.4.6.1 Penentuan Jenis Kolam Olak


a) Kecepatan Awal Loncat Air (V1)

√ ( )

dimana :

V1 = Kecepatan awal loncatan air (m/det).

H1 = Tinggi energi di atas mercu (m).

z = Tinggi jatuh (m) = 33,775 – 27,23 = 6,55 m

g = Percepatan gravitasi (m/det2).

√ ( )

√ ( )

Debit Satuan (m3/det/m)

dimana :

q = Debit satuan (m3/det/m).

Q = Q100 = Debit banjir rencana (m3/det).

Be = Lebar efektif bendung (m).

202
c) Bilangan Froude (Fr)

4,31
√ √

(√ )

(√ )

Nilai Fr yang didapat sebesar 4,31 maka jenis kolam olak yang digunakan adalah
kolam olak USBR tipe IV.

Gambar 5.14 Kolam olak USBR tipe IV

5.4.6.2 Analisis Hidrolis Kolam Olak

a) Panjang Kolam Olak (L)


(√ )

(√ )

203
b) Kedalaman Kritis (hc)

√ √

c) Panjang Lompatan Hidrolis (Lj)

( ) ( ) .

d) Kedalaman Air di Kolam Olak

(√ )

(√ )

e) Panjang Chute Block (Lc)

f) Lebar Chute Block (w)

g) Jarak antar Chute Block (Sc)

= 2,1 m

h) Tinggi Chute Block (ac)

i) Tinggi End Sill (n)

204
5.4.7 Penentuan Panjang Lantai Muka Bendung

Gambar 5.15 Rencana bendung Tampungan II pada kondisi muka air banjir

Berdasarkan Gambar 5.18 rencana Bendung pada kondisi muka air banjir, maka dapat
dicek apakah panjang lantai muka rencana aman terhadap rembesan yang terjadi atau tidak
dengan nilai rembesan minimum (Cr) yang ditentukan berdasarkan jenis tanah di lokasi
rencana.
Untuk perhitungan panjang lantai muka digunakan persamaan sebagai berikut:

∑ ∑

dimana :
Lw = panjang garis rembesan (m).
Σ Lv = panjang creep line vertikal (m).
Σ Lh = panjang creep line horisontal (m).

Faktor rembesan / creep ratio (CW) = ⁄ , jika nilai CW > CL maka bendung aman
terhadap bahaya rembesan.
Dari hasil penyelidikan tanah diketahui jenis tanah yang ada pada kondisi rencana
bendung adalah berpasir dan berkerikil, sehingga dapat ditentukan nilai Safe Creep Ratio
menurut Lane nilai CL = 5.
Panjang Lw dihitung sampai pangkal hilir dengan nilai Cw sebagai berikut :
1
L = ∑ Lv ∑ Lh
3
L = 13 47
L = m
= leva i mercu leva i muka air diata
= 33 78 – 29 23
= 4 55 m
L
C =

205
39 42
C = = 8 67
4 55
Px = (Hx - Δ ).γw
Pa = (Ha - Δ a).γw = (8,5 - 0,29) x 1 = 8,21 t/m2

Sesuai hasil perhitungan di atas, nilai Cx = 8,67 > CL = 5


Dari perhitungan diatas didapatkan nilai Cx sebesar 8,67 dimana lebih besar
dibandingkan nilai CL maka bendung aman.

206
Tabel 5.26 Perhitungan Panjang Rembesan dan Tekanan Air pada Kondisi Banjir.
Koordinat Panjang Rembesan Total Beda Tekanan Air Tinggi Energi Tekanan Air
Titik Garis X Y LH LV LH/3 LX= LV+1/3 LH Δ = L /C Hx P= Δ
(m) (m) (m) (m) (t/m2 ) (t/m2 ) (t/m2 )
A A-B 0 25,275 0 2,5 0,00 2,50 0,29 8,50 8,21
B
B-C 0 22,775 1 0 0,33 2,83 0,33 11,00 10,67
C
C-D 1 22,775 1 1 0,33 4,17 0,48 11,00 10,52
D
D-E 2 23,775 5 0 1,67 5,83 0,67 10,00 9,33
E
E-F 7 23,775 0 1 0,00 6,83 0,79 10,00 9,21
F
F-G 7 22,775 0,5 0 0,17 7,00 0,81 11,00 10,19
G
G-H 7,5 22,775 0 1 0,00 8,00 0,92 11,00 10,08
H
H-I 7,5 23,775 6 0 2,00 10,00 1,15 10,00 8,85
I
I-J 13,5 23,775 0 0,5 0,00 10,50 1,21 10,00 8,79
J
J-K 13,5 23,275 1,5 0 0,50 11,00 1,27 10,50 9,23
K
K-L 15 23,275 0 2,5 0,00 13,50 1,56 10,50 8,94
L
L-M 15 20,775 1 0 0,33 13,83 1,60 13,00 11,40
M
M-N 16 20,775 1 1 0,33 15,17 1,75 13,00 11,25
N
N-O 17 21,775 2 0 0,67 15,83 1,83 12,00 10,17
O
O-P 19 21,775 0 1 0,00 16,83 1,94 12,00 10,06
P
P-Q 19 20,775 1 0 0,33 17,17 1,98 13,00 11,02
Q
Q-R 20 20,775 0 1,5 0,00 18,67 2,15 13,00 10,85
R
R-S 20 19,275 3,5 0 1,17 19,83 2,29 14,50 12,21
S
S-T 23,5 19,275 0 1,5 0,00 21,33 2,46 14,50 12,04
T
T-U 23,5 20,775 15 0 5,00 26,33 3,04 13,00 9,96
U
U-V 38,5 20,775 1 2 0,33 28,67 3,31 13,00 9,69
V
V-W 39,5 18,775 0,9 0 0,30 28,97 3,34 15,00 11,66
W
W-X 40,4 18,775 0 5,12 0,00 34,09 3,93 15,00 11,07
X
X-MAB 40,4 23,9 0 5,33 0,00 39,42 4,55 9,88 5,33
MAB
MAB
40,4 29,23 39,42 4,55 4,55 0,00
Jumlah 25,95 13,47

Sumber: Perhitungan

207
5.4.8 Tinjauan Terhadap Gerusan.
Tinjauan terhadap gerusan bendung digunakan untuk menentukan kedalaman gerusan
di hilir bending sehingga tinggi dinding haling ( koperan ) di ujung hilir bendung dapat
ditentukan. Material yang berada di dasar sungai berupa pasir kasar dengan diameter rata-rata
50 mm. Untuk menghitung kedalaman gerusan digunakan metode Lacey sebagai berikut :

1⁄3
= 0 47 ( f )

Dimana :

R = kedalaman gerusan (m)

Q = debit outflow = 491,82 m3/dt


f = factor lumpur Lacey = 1,76 Dm½
Dm = diameter rata-rata material
Perhitungan
A = Be x Hd = 47,16 x 2.5 = 117,9 m2
V rata- rata = Q/A
= 491,82 / 117,9 = 4,17 m/dt
Untuk menghitung turbulensi dan aliran, R ditambah 1,5 nya lagi (data empiris).
Untuk menentukan Dm dapat diligat dari grafik berikut :

Gambar 5.16 Grafik nilai Dm

208
Dari grafik diatas didapatkan nilai Dm sebesar 0,4 m
f = 1,76 Dm½
= 1,76 x 40½
= 11,13
1⁄3
= 0 47 ( f )

491 82 1⁄3
= 0,47 ( 11 13 )

= 1,66 m.
Berdasarkan perhitungan kedalaman gerusan maka bila dibandingkan dengan
kedalaman pondasi bendung, kedalaman pondasi bendung = 5,12 m > 1,66 m, sehingga
konstruksi aman terhadap gerusan.
Dengan angka keamanan 1,5 maka = 1.5 1 66 = 2 49 m
Tebal lapisan batu kosong = 3 x Dm = 3 x 0,4 = 1,2 m
Panjang apron =4xR = 4 x 1,66 = 6,65 m
Di daerah hilir bendung terjadi turunan dan tanah dasar sungainya termasuk dalam
tanah keras, maka panjang lindungan dari pasangan batu bronjong = 0,5 m dari End Sill.

5.4.9 Bangunan Pembilas Bendung


Bangunan pembilas bendung adalah salah satu perlengkapan pokok bendung yang
terletak di dekat dan menjadi satu kesatuan dengan intake. Berfungsi untuk menghindarkan
angkutan muatan sedimen dan mengurangi muatan sedimen layang yang masuk ke intake.
Bangunan pembilas yang terdapat di Bendung Tampungan 1 Cipero menggunakan bangunan
pembilas konvensional yang terdiri dari dua lubang pintu.
Pendimensian Bangunan :
 Lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1/6 –
1/10 dari lebar bersih bendung (jarak antara pangkal-pangkalnya), untuk
sungai-sungai yang lebarnya kurang dari 100 m (KP-02, Saluran pengambil
dan pembilas). Lebar pembilas = , maka diambil

lebar total pembilas 5 m. Pintu pembilas menggunakan 2 (dua) pintu dengan


masing-masing lebar 2.5 meter dan 2 (dua) buah pilar.
 Lebar pilar pembilas sebesar 1 meter.
 Ukuran sponengan = 0,25 x 0,25 m (Desain Hidraulik Bendung Tetap : 75).

209
 Pada bangunan pembilas digunakan pintu tanpa pelimpah, seperti Gambar
5.4.B, dimana terdiri dari satu pintu dengan bagian pintu depan dapat
diangkat untuk pembilas.

Gambar 5.17 Bangunan pintu pembilas

5.4.10 Bangunan Pengambilan (Intake)

Pintu pengambilan dilengkapi dengan pintu dan bagian depannya terbuka untuk
menjaga jika terjadi muka air tinggi selama banjir, besarnya bukaan pintu bergantung kepada
kecepatan aliran masuk yang diizinkan. Kecepatan ini bergantung kepada ukuran butir bahan
yang dapat diangkut.

Kapasitas pengambilan harus sekurang-kurangnya 120% dari kebutuhan pengambilan


(dimension requirement) guna menambah fleksibilitas dan agar dapat memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi selama umur proyek.

1) Perencanaan Bangunan Pengambilan (Intake)


Elevasi ambang bangunan Intake ditentukan dari tinggi dasar sungai. Ambang
direncana di atas dasar dengan ketentuan tinggi ambang 1,00 m karena sungai
mengangkut sedimen pasir dan kerikil. (KP-02, Saluran Pengambilan dan pembilas).

210
p ˜ 0.50 - 1.50 m
d ˜ 0.15 - 0.25 m
z ˜ 0.15 - 0.30 m
n ˜ 0.05 m Pintu
t ˜ 0.10 m

t=0.10m

a = 1.00 m

d h = 0.90 m
Z = 0.3 m
Q

p = 1.00 m

Gambar 5.18 Pintu Pengambilan (Intake)

Dari Gambar 5.17, didapat data :

 d = 0,25 m.
 a = 1,00 m.
 z = 0,30 m.
 h = 0,90 m.

Kebutuhan air irigasi dan efisiensi jaringan irigasi untuk kapasitas saluran diambil
dari tabel pola tanam.

a) Kebutuhan air irigasi (NFR)


Kebutuhan air Gol I = 1,69 lt/det/ha
Kebutuhan air Gol II = 1,69 lt/det/ha
b) Luas daerah yang akan diairi (A)
Luas daerah Gol I = 3817 Ha
Luas daerah Gol II = 3817 Ha
Dengan menggunakan data yang ada maka debit saluran pengambilan (Qp) dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

( ) ( )

211
Debit pengambilan:

Qn = 1,2 x Qp = 1,2 x 12,9 = 15,48 m3/dtk.

a) Perbandingan antara lebar bukaan dan tinggi pintu pengambilan


b : h = 1 : 1.
b : h = 1,5 : 1.
b : h = 2 : 1.
(KP-02, 1986)
b) Perbandingan antara lebar bukaan dan tinggi bukaan pintu ditetapkan 1 : 1
(b : h = 1 : 1).
c) Dimensi lubang intake

dimana :
Qi = debit intake = 15,48 m3/det.
μ = koefisien debit = 0,8.
b = lebar bukaan (m).
a = tinggi bukaan = 1 m.
g = percepatan garvitasi = 9,8 m2/det.
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan (m).

b diambil 8 m, dibuat 4 bukaan.


Lebar bukaan pintu intake : 2 m.
Tinggi bukaan pintu intake : 2 m.
d) Pilar di pintu pengambilan
 Qn ≥ 1 m3, perlu pilar dan dinding banjir.
 Tebal pilar 0,7 – 1,0 m, diambil tebal pilar 1 m.
 Dinding banjir dan sponengan.
Diperlukan bangunan pengambilan untuk mencegah banjir masuk. Jika terbuat dari
beton bertulang, maka tebalnya 0,25 m (Desain Hidraulik Bendung Tetap : 57).

212
e) Elevasi pada bangunan pengambilan (Intake)
 Elevasi dasar bangunan pengambilan = +25,275 m.
 Tinggi bukaan (a) = 1 m; z = 0,3 m; d = 0,25 m.
 Elevasi muka air di hilir pintu = +31,275 – 0,3 = +30,975 m.
 Elevasi air di muka pintu bagian hulu = +31,275 m

5.4.11 Analisis dimensi Kantong Lumpur


1) Luas Permukaan Rata-rata
Di Indonesia dipakai suhu air 20oC dan diameter partikel 70 x 10-6 m, Dengan
menggunakan grafik Shield dperoleh kecepatan endap (W) = 0,004 m/det.

Gambar 5.19 Grafik hubungan diameter saringan dan kecepatan endap lumpur untuk
air tenang.

Qn = 12,9 m3/det.

Agar aliran di dalam kantong lumpur tidak meander, maka direncanakan L/B > 8,
karena L > 8B, maka dapat dihitung = L > 8B => 8B x B =3225 m2. Jadi B < 20 m
dan L > 160,6 m.

Penentuan Kemiringan Energi (In) Selama Eksploitasi Normal (Kantong Sedimen


Hampir Penuh).
a) Nilai dari eksploitasi normal (Vn) diambil 0,4 m/det. Untuk mencegah
tumbuhnya vegetasi dan agar partikel yang lebih besar tidak langsung
mengendap di hilir pengambilan.

213
b) Koefisien Strickler (Ks) untuk saluran, jika Qn = 12,9 m3/det (10 m3/det< Qn )
maka diambil sebesar 45 (materi kuliah Bangunan Air).
 Luas Penampang Basah (An)

 Kedalaman Air (hn)

Dari nilai B < 20 m, B = 10 m, kedalaman air (hn) menjadi :

 Keliling Basah (Pn)

Pn = B + 2 x Hn √ = 10 + 2 x 3,2 √ = 24,3 m.

 Jari-jari Hidrolis (Rn)

 Kemiringan Energi (In)

( ) ( )

 Lebar Dasar Saluran

b = B – 2 (0,5 . 2 hn)

= 10 – 2 (0,5 . 2 . 3,225)

= 3,55 m

214
Penentuan, kemiringan energi saat pengurasan (Is)
 Debit Pengurasan (Qs)

 Luas Kantong Lumpur Saat Kosong

 Kecepatan Pengurasan (Vs)

kecepatan rata-rata yang diperlukan selama pembilasan berdasarkan sedimen


yang masuk kedalam kantong lumpur berupa pasir halus (KP-02, Saluran
Kantong Lumpur).

 Tinggi Endapan Lumpur (hs)


Lebar dasar = lebar kantong lumpur (b) = 3,55 m.

Jari-jari Hidrolis dalam Keadaan Kosong (Rs)

Kemiringan Energi (Is).

( ) ( )

.
Gambar 5.20 Potongan melintang saluran kantong lumpur pada keadaan kosong.

215
Agar pengurasan dapat dilakukan dengan baik, Vs aliran harus dijaga agar aliran air
tetap subkritis atau Fr < 1.

√ √

 Panjang Kantong Lumpur (L)

L = 322,5 m.

 Volume Kantong Lumpur (V)


V = Luas Penampang x Panjang
= (3,55 x 4,36) x 322,5 = 4991,655 m3
 Elevasi di Saluran Kantong Lumpur.
Elevasi MA di hulu kantong lumpur = +30,975

Elevasi MA di hilir kantong lumpur = +30,975- in x L

= +30,975-(5,4x10-5) x 322,5

= +30,95

Elevasi lumpur di hulu kantong lumpur = +30,975 – 3,225

= +27,75

Elevasi hulu dasar kantong lumpur = +27,75 – 4,36

= +23,39

Elevasi lumpur di hilir kantong lumpur = +27,75 – is x L

= +27,75 - (1,9x103) x 322,5

= +20,62

Elevasi hilir dasar kantong lumpur =+23,39 – is x L

=+23,39 –(1,9x10-3)x322,5

=+23,06

216
Gambar 5.21 Potongan Memanjang Saluran Kantong Lumpur.

2) Pengurasan Kantong Lumpur


Volume Kantong Lumpur = 4991,655 m3
V = 0,0005 x Qp x T

T=

T = 7,464 hari
Atau kantong lumpur dikuras setiap 7 hari sekali.

Skema pengoperasian kantong lumpur sebagai berikut:

Gambar 5.22 Skema situasi kantong lumpur

217
5.5 Perhitungan Stabilitas Bendung

5.5.1 Perhitungan Gaya-Gaya Pada Kondisi Kosong

5.5.1.1 Berat Sendiri Bangunan


Gambar bendung adalah sebagai berikut:

Gambar 5.23 Gaya akibat berat sendiri pada tubuh bendung

218
Struktur bendung dirancang menggunakan beton bertulang, dengan berat jenis beton
bertulang (γ) = 2 4 T/m3. Contoh perhitungannya sebagai berikut:

a) Contoh perhitungan W1

Diketahui: Panjang = 5,4 m dan lebar = 1,5 m

Luas = 5,4 x 1,5 = 8,1 m2 ; γ = 2 4 T/m3.

W1 = 8,1 x 2,4 = 19,44 Ton.

Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.27

Tabel 5.27 Perhitungan berat sendiri bendung

Terhadap Titik M
Besar
Panjang Lebar Luas Panjang
No Gaya ϒ Gaya Momen
Lengan
(m) (m) (m²) (Ton) (m) (Tm)
1 W1 5,4 1,5 8,100 2,4 19,440 5,750 111,780
2 W2 5,4 3,5 9,450 2,4 22,680 3,833 86,932
3 W3 0,6 0 0,283 2,4 0,678 6,200 4,205
4 W4 0,9 0,6 0,270 2,4 0,648 5,600 3,629
5 W5 6,5 1,5 9,750 2,4 23,400 3,250 76,050
6 W6 2,5 1 2,500 2,4 6,000 6,000 36,000
7 W7 1,5 1 1,500 2,4 3,600 5,000 18,000
8 W8 2 1,5 3,000 2,4 7,200 2,500 18,000
9 W9 1 1 1,000 2,4 2,400 5,167 12,401
10 W10 4,5 2,5 11,250 2,4 27,000 2,250 60,750
11 W11 3,5 1,5 5,250 2,4 12,600 1,750 22,050
12 W12 2 1,5 3,000 2,4 7,200 9,250 66,600
Jumlah 132,846 516,397
Sumber: Perhitungan

5.5.1.2 Gaya Gempa (G)


Gempa yang direncanakan hanya pada arah horizontal ke arah kanan sebagai momen
pengguling bendung. Koefisien gempa dapat dihitung berdasarkan rumus di bawah ini.

Rumus :

219
dimana :
ad = percepatan gempa rencana (cm/dt2).
v = koefisien untuk jenis tanah setempat (untuk batuan) = 0,8.
ac = percepatan gempa dasar (g) = 181,21 g = 1,812 m/dtk2.
z = faktor gempa untuk wilayah Kab. Tegal 0,6 – 0,9 = 0,7.
k = koefisien gempa.
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/dt2 = 981 cm/dt2.

Gambar
Gambar 5.242-1.
PetaPetaZona
Zona Gempa
GempaIndosesia (Pusat Puslitbang
Indonesia SDA, Dep.
(Puslitbang SDA,PU, 2004)
PU, 2004).

a) Contoh perhitungan G1:


08 1 812 07

Gaya akibat berat sendiri (W1) = Lua γ = 2 5 2 4 = 6 Ton.


Gaya gempa (G1) = W1 x k = 6 x 0,1 = 0,6 Ton.
Perhitungan selengkapnya disajikan pada Tabel 5.28

220
Tabel 5.28 Perhitungan gaya gempa pada bendung

Besar Terhadap M
Besar
Luas Koefisien Gaya Panjang
No Gaya ϒ Gaya
Gempa Momen
Gempa Lengan
(m²) (Ton) (Ton) (m) (Tm)
1 G1 1,500 2,4 0,100 3,600 0,360 19,440 6,998
2 G2 3,500 2,4 0,100 8,400 0,840 22,680 19,051
3 G3 0,000 2,4 0,100 0,000 0,000 0,678 0,000
4 G4 0,600 2,4 0,100 1,440 0,144 0,648 0,093
5 G5 1,500 2,4 0,100 3,600 0,360 23,400 8,424
6 G6 1,000 2,4 0,100 2,400 0,240 6,000 1,440
7 G7 1,000 2,4 0,100 2,400 0,240 3,600 0,864
8 G8 1,500 2,4 0,100 3,600 0,360 7,200 2,592
9 G9 1,000 2,4 0,100 2,400 0,240 2,400 0,576
10 G10 2,500 2,4 0,100 6,000 0,600 27,000 16,200
11 G11 1,500 2,4 0,100 3,600 0,360 12,600 4,536
12 G12 1,500 2,4 0,100 3,600 0,360 7,200 2,592
Jumlah 4,104 63,367
Sumber: Perhitungan

5.5.1.3 Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif

Gambar 5.25 Gaya akibat tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif

221
Hasil dari laboratorium tanah di lokasi, diperoleh data sebagai berikut:

- Sudut geser (Φ) = 40,91 o.


- PercepatanGravitasi = 9,81 m/dtk2.
- Gs = 2,639
- Berat jenis air (γw) = 1 T/m3.
- e = 0,693

- Berat jenis tanah basah (γsat) = = 1,968 T/m³.

- Berat jenis tanah bawah (γsub) = γsat – γw = 0,968 T/m³.

Ada 2 (dua) macam gaya yang diakibatkan oleh tekanan tanah :


1) Tekanan Tanah Aktif (Ka).
Ka = tan2(45° - θ/2)
= tan2(45° - 40,91o/2)
= 0,2
Pa =

Pa = 1,96 T/m2
2) Tekanan Tanah Pasif (Kp).
Kp = tan2(45° θ/2)
= tan2(45° + 40,91/o2)
= 4,79
Pp =

Pp = 37,09 T/m2
Tabel 5.29 Perhitungan gaya akibat tekanan tanah aktif dan pasif
Panjang
Jenis Gaya Lengan Momen
(Ton) (m) (Tm)
Pa 1,960 3,000 5,880
Pp 37,090 1,333 49,441
Sumber: Perhitungan

222
Berikut rekapitulasi gaya-gaya yang bekerja pada kondisi kosong:

Tabel 5.30 Rekapitulasi gaya pada bendung saat kondisi kosong

RH RV Momen
No Gaya
(Ton) (Ton) Guling Tahanan
1 Berat 105,246 -406,097
2 Gempa 10,525 40,610
3 Tanah Aktif 1,960 5,880
4 Tanah Pasif 37,090 -49,441
Total 49,575 105,246 46,490 -455,538
Sumber: Perhitungan

5.5.1.4 Analisis Perhitungan Bendung pada Kondisi Kosong


1) Terhadap Guling:

( )

2) Terhadap Geser:

( ) ( )

3) Terhadap Daya Dukung Tanah:


a) Eksentrisitas.

( ) ( )

( ) ( )

( )

b) Tekanan Tanah.

Hasil dari laboratorium tanah di sekitar rencana pembangunan long storage


diperoleh data:

 Sudut geser (θ) = 40 91°


 Berat jeni tanah ba ah (γsat) = 1,968 t/m³
 Daya dukung tanah.
Besarnya daya dukung tanah dipengaruhi oleh dalamnya pondasi, lebar
pondasi, berat isi tanah, sudut geser dalam dan kohesi dari tanah. Daya dukung tanah
(Ultimate Bearing Capacity) dihitung dengan rumus (Terzaghi).

223
Dari data tanah pada lokasi long storage, diperoleh :
c = 2,41 T/m2
γ = 1,968 T/m2.
Nc = 95,7 (Tabel 2.22)
Nq = 81,3 (Tabel 2.22)
Nγ = 100,4 (Tabel 2.22)
Rumus daya dukung tanah Terzaghi.
qult = c.Nc γ.Nq + 0,5.B.Nγ

Faktor keamanan (Safety Factor) diambil 3, maka besarnya daya dukung ijin
tanah adalah :

( ) ( ) ( )

231,363 T/m2
V 6.e
= (1 )
B B
105 246 6
= (1 )
10 10
sehingga:
max = 11,19 T/m2 < 231,363 T/m2 (Aman).
min = 9,85 T/m2 > 0.00 T/m2 (Aman).

5.5.2 Perhitungan Gaya pada Kondisi Muka Air Normal


Gaya pada kondisi normal dapat diartikan sebagai gaya yang terjadi saat bendung
mengalami kondisi normal (muka air berada tepat di mercu bendung). Gaya yang bekerja
adalah :

1. Gaya akibat berat sendiri bendung (W).


2. Gaya gempa (G).
3. Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Ps).
4. Gaya hidrostatis di bendung (H).
5. Gaya angkat/ Uplift Pressure (U).

224
Perhitungan gaya pada kondisi muka air normal sebagai berikut:

Gambar 5.26 Perhitungan gaya pada kondisi muka air normal

5.5.2.1 Gaya Hidrostatis Kondisi Muka Air Normal


Gaya hidrostatis merupakan fungsi kedalaman dibawah permukaan air. Berat jenis air
(γ air) = 1 T/m². Perhitungan gaya hidrostatis dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Contoh perhitungan H1
 Gaya hidrostatis = Luas H1 γ air
= 0,5 x 6 x 6 x 1 = 18 T
 Momen = Gaya hidrostatis x Panjang lengan
= 18 T x 7,5 m
= 135 Tm.

225
Perhitungan lengkap diberikan pada tabel berikut:

Tabel 5.31 Perhitungan gaya hidrostatis horizontal pada kondisi muka air banjir

Besar Panjang
A ϒair Momen
No Gaya Gaya Lengan
(m²) (T/m³) (Ton) (m) (Tm)
1 H1 18 1 18 7,5 135
Σ 18 Σ M 135
Sumber: Perhitungan

Sedangkan perhitungan untuk tekanan tanah kondisi muka air normal sebagai berikut:

Tabel 5.32 Perhitungan gaya tekan tanah horizontal pada kondisi muka air normal

Besar Panjang
A ϒtanah Momen
No Gaya Gaya Lengan
(m²) (T/m²) (Ton) (m) (Tm)
1 H2 24 1,968 47,232 3,5 165,312
2 H3 9,375 1,968 18,450 2,75 50,738
3 H4 1,5 1,968 2,952 2 5,904
4 H5 3,375 1,968 6,640 0,75 4,980
5 H6 8 1,968 -15,744 1,33 -20,940
6 H7 0,5 1,968 -0,984 2 -1,968
Σ 58,546 Σ M 204,026
Sumber: Perhitungan

5.5.2.2 Gaya Angkat Kondisi Muka Air Normal (Uplift Pressure)


Gaya angkat adalah gaya yang diakibatkan tekanan air dan rembesan. Gaya ini
dihitung berdasarkan perhitungan gaya rembesan dan tekanan air yang telah dihitung
sebelumnya.

226
Tabel 5.33 Besar tekanan air pada tiap titik rembesan

Titik Tekanan (T/m²)


D 9,33
E 9,21
F 9,19
G 9,08
H 7,85
I 7,79
J 8,23
K 7,94
L 9,4
M 9,25
Sumber: Perhitungan

a) Contoh perhitungan pada U1


 Luas area U1 = ((PD+PE) x D—E x 0,5
= (9,33+9,21) +1,5 x 0,5
= 13,9 T
 Besar momen = Panjang lengan x Luas U1
= 9,25 x 13,9 = 128,6 Tm

Perhitungan lengkap sebagai berikut:

Tabel 5.34 Besar gaya angkat pada kondisi muka air normal

Besar Panjang
Momen
No Gaya Gaya Lengan
(T) (m) (Tm)
1 U1 13,905 9,250 128,621
2 U2 9,135 8,000 73,080
3 U3 12,6975 7 88,883
4 U4 11,73 5,500 64,515
5 U5 12,1275 4,500 54,574
6 U6 13,9875 1,750 24,478
ΣU 73,5825 ΣUM 334,151
Sumber: Perhitungan

227
Berikut rekapitulasi gaya-gaya yang bekerja dalam kondisi muka air normal:

Tabel 5.35 Rekapitulasi gaya pada bendung saat kondisi muka air normal

RH RV Momen
No Gaya
(Ton) (Ton) Guling Tahanan
1 Berat 105,246 406,097
2 Gempa 10,525 40,610
3 Tanah Aktif 1,960 5,880
4 Tanah Pasif 37,090 49,441
5 Hidrostatis 18,000 135
6 Uplift -58,546 -73,583 334,15 204,026
Total 9,029 31,664 515,640 794,08
Sumber: Perhitungan

5.5.2.3 Analisis Perhitungan Bendung Pada Kondisi Muka Air Normal


1) Terhadap Guling:

( )

2) Terhadap Geser:

( ) ( )

3) Terhadap Daya Dukung Tanah:


a) Eksentrisitas.

( ) ( )

( ) ( )

( )

b) Tekanan Tanah.

Hasil dari laboratorium tanah di sekitar rencana pembangunan long storage


diperoleh data:

 Sudut geser (θ) = 40 91°


 Berat jeni tanah ba ah (γ at) = 1,968 t/m3
 Daya dukung tanah.

228
Besarnya daya dukung tanah dipengaruhi oleh dalamnya pondasi, lebar
pondasi, berat isi tanah, sudut geser dalam dan kohesi dari tanah. Daya dukung tanah
(Ultimate Bearing Capacity) dihitung dengan rumus (Terzaghi).
Dari data tanah pada lokasi long storage, diperoleh :
c = 2,41 T/m2
γ = 1,968 T/m³.
Nc = 11,283 (Tabel 2.22)
Nq = 1,667 (Tabel 2.22)
Nγ = 2,125 (Tabel 2.22)
Rumus daya dukung tanah Terzaghi.
qult = c.Nc γ.Nq + 0,5.B.Nγ

Faktor keamanan (Safety Factor) diambil 3, maka besarnya daya dukung ijin
tanah adalah :

( ) ( ) ( )

231,363 T/m2
V 6.e
= (1 )
B B
6
= (1 )
10 10
sehingga:
max = 3,94 T/m2 < 231,363 T/m2 (Aman).
min = 2,3 T/m2 > 0.00 T/m2 (Aman).

5.5.3 Perhitungan Gaya pada Kondisi Muka Air Banjir


Gaya pada kondisi banjir adalah gaya yang terjadi saat bendung mengalami kondisi
banjir (muka air berada diatas mercu bendung). Gaya yang terjadi pada bendung antara lain:

1) Gaya akibat berat sendiri bendung (W).


2) Gaya gempa (G).
3) Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Ps).
4) Gaya hidrostatis di bendung (H).
5) Gaya angkat/ Uplift Pressure (U).

229
Berikut gambar gaya yang bekerja pada kondisi muka air banjir:

Gambar 5.27 Gaya yang bekerja pada kondisi muka air banjir

5.5.3.1 Gaya Hidrostatis Muka Air Banjir


Gaya hidrostatis merupakan fungsi kedalaman dibawah permukaan air. Berat jenis air
(γ air) = 1 T/m². Perhitungan gaya hidrostatis dapat dijelaskan sebagai berikut:

b) Contoh perhitungan H1
 Gaya hidrostatis = Luas H1 γ air
= 0,5 x 6 x ((2 x 8,5)-6) x 1 = 33 T
 Momen = Gaya hidrostatis x Panjang lengan
= 33 T x 8,333 m
= 275 Tm.

230
c) Contoh perhitungan H2
 Gaya hidrostatis = Luas H2 γ air
= (2,5 x 1,5) x 1 = 3,75 T
 Momen = Gaya hidrostatis x Panjang lengan
= 3,75 T x 5,75 m
= 21,56 Tm

Perhitungan lengkap diberikan pada tabel berikut:

Tabel 5.36 Perhitungan gaya hidrostatis horizontal pada kondisi muka air banjir

Luas Besar Panjang


ϒ air Momen
No Gaya (A) Gaya Lengan
(m²) (T/m²) (Ton) (m) (Tm)
1 H1 33 1 33 8,333 274,989
2 H9 18 1 -18 6 -108
Σ 15 ΣMH 166,989
Sumber: Perhitungan

Tabel 5.37 Perhitungan gaya hidrostatis vertikal pada kondisi muka air banjir

Besar Panjang
A ϒ tanah Momen
No Gaya Gaya Lengan
(m²) (T/m²) (Ton) (m) (Tm)
1 H10 48,375 1,968 95,202 2 190,404
2 H11 32 1,968 -62,976 2 -125,952
3 H12 1,5 1,968 2,952 2 5,904
4 H13 3,375 1,968 6,642 0,75 4,982
5 H14 1,5 1,968 -2,952 2 -5,904
Σ 38,868 Σ M 69,434
Sumber: Perhitungan

231
Sedangkan gaya akibat tekanan tanah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.38 Perhitungan gaya tekan tanah horizontal pada kondisi muka air banjir

Besar Panjang
A ϒ tanah Momen
No Gaya Gaya Lengan
(m²) (T/m²) (Ton) (m) (Tm)
1 H10 48,375 1,968 81,415 2 162,830
2 H11 32 1,968 -53,856 2 -107,712
3 H12 1,5 1,968 2,525 2 5,049
4 H13 3,375 1,968 5,680 0,75 4,260
5 H14 1,5 1,968 -2,525 2 -5,049
Σ 33,239 Σ M 59,378
Sumber: Perhitungan

5.5.3.2 Gaya Angkat Kondisi Banjir (Uplift Pressure)


Gaya angkat adalah gaya yang diakibatkan tekanan air dan rembesan. Gaya ini
dihitung berdasarkan perhitungan gaya rembesan dan tekanan air yang telah dihitung
sebelumnya.

Tabel 5.39 Besar tekanan air pada tiap titik rembesan

Titik Tekanan (T/m²)


D 9,33
E 9,21
F 9,19
G 9,08
H 7,85
I 7,79
J 8,23
K 7,94
L 9,4
M 9,25
Sumber: Perhitungan

b) Contoh perhitungan pada U1


 Luas area U1 = (D-E x P2) + (0,5 x D-E x (P1-P2))
= (1,5 x 9,21) + (0,5 x 1,5 x (9,33-9,21))
= 13,9 T
 Besar momen = Panjang lengan x Luas U1
= 9,25 x 13,9 = 128,6 Tm

232
Perhitungan lengkap sebagai berikut:

Tabel 5.40 Besar gaya angkat pada kondisi banjir

Besar Panjang
Momen
No Gaya Gaya Lengan
(T) (m) (Tm)
1 U1 13,905 9,250 128,621
2 U2 9,135 8,000 73,080
3 U3 12,6975 7 88,883
4 U4 11,73 5,500 64,515
5 U5 12,1275 4,500 54,574
6 U6 13,9875 1,750 24,478
ΣU 73,5825 ΣUM 334,151
Sumber: Perhitungan

Tabel 5.41 Rekapitulasi gaya pada bendung saat kondisi muka air banjir

RH RV Momen
Gaya
No (Ton) (Ton) Guling Tahanan
1 Berat 105,250 406,100
2 Gempa 10,520 40,610
3 Tanah Aktif 1,960 5,880
4 Tanah Pasif 37,090 49,440
5 Hidrostatis 15,000 22,840 69,430 166,990
6 Uplift -33,330 -73,580 334,150 59,370
Total 31,240 54,510 450,070 681,900
Sumber: Perhitungan

5.5.3.3 Analisis Perhitungan Bendung Pada Kondisi Muka Air Banjir


1) Terhadap Guling:

( )

2) Terhadap Geser:

( ) ( )

3) Terhadap Daya Dukung Tanah:


a) Eksentrisitas.

( ) ( )

233
( ) ( )

( )

c) Tekanan Tanah.

Hasil dari laboratorium tanah di sekitar rencana pembangunan long storage


diperoleh data:

 Sudut geser (θ) = 40 91°


 Berat jeni tanah ba ah (γ at) = 1,968 t/m3
 Daya dukung tanah.
Besarnya daya dukung tanah dipengaruhi oleh dalamnya pondasi, lebar
pondasi, berat isi tanah, sudut geser dalam dan kohesi dari tanah. Daya dukung tanah
(Ultimate Bearing Capacity) dihitung dengan rumus (Terzaghi).
Dari data tanah pada lokasi long storage, diperoleh :
c = 2,41 T/m2
γ = 1,968 T/m³.
Nc = 11,283 (Tabel 2.22)
Nq = 1,667 (Tabel 2.22)
Nγ = 2,125 (Tabel 2.22)
Rumus daya dukung tanah Terzaghi.
qult = c.Nc γ.Nq + 0,5.B.Nγ

Faktor keamanan (Safety Factor) diambil 3, maka besarnya daya dukung ijin
tanah adalah :

( ) ( ) ( )

231,363 T/m2
V 6.e
= (1 )
B B
6
= (1 )
10 10
sehingga:
max = 5,89 T/m2 < 231,363 T/m2 (Aman).
min = 5,007 T/m2 > 0.00 T/m2 (Aman).

234
5.5.4 Perhitungan Stabilisasi Gaya Akibat Sedimentasi

Gambar 5.28 Gaya yang bekerja pada kondisi muka air banjir dan gaya sedimentasi

Besarnya gaya yang bekerja akibat adanya sedimentasi adalah:

γsedimentasi = 2,56 T/m³.

H15 = Volume sedimentasi x γsedimentasi

= (1 x 1 x 1) x 2,56

= 2,56 Ton

Tabel hasil rekapitulasi akibat adanya gaya sedimentasi sebagai berikut:

235
Tabel 5.42 Rekapitulasi gaya pada bendung saat terjadi sedimentasi

RH RV Momen
No Gaya
(Ton) (Ton) Guling Tahanan
1 Berat 105.250 406.100
2 Sedimentasi 2,56
3 Gempa 10.520 40.610
4 Tanah Aktif 1.960 5.880
5 Tanah Pasif 37.090 49.440
6 Hidrostatis 15.000 22.840 69.430 166.990
7 Uplift -33.330 -73.580 434.150 59.370
Total 33.80 54.510 550.070 681.900
Sumber: Perhitungan

5.5.4.1 Analisis Perhitungan Bendung Pada Kondisi Akibat Adanya Sedimentasi


 Terhadap Guling:

( )

 Terhadap Geser:

( ) ( )

 Eksentrisitas.

( ) ( )

( ) ( )

( )

 Tekanan Tanah
( ) ( ) ( )

231,363 T/m2
sehingga:
max = 5,89 T/m2 < 231,363 T/m2 (Aman).
min = 5,007 T/m2 > 0.00 T/m2 (Aman).

236
5.6 Perhitungan Tanggul Long Storage

5.6.1 Gaya yang Bekerja pada Tanggul


Direncanakan tanggul long storage maksimal pada kondisi muka air banjir sebagai
berikut:

Gambar 5.29 Perencanaan tanggul long storage


Perencanaan tinggi tanggul sebagai berikut:

 Tinggi elevasi tanggul rencana berdasarkan perhitungan HEC-Ras +36.610


= (Elevasi muka air banjir + Tinggi jagaan - Elevasi tanah dasar)
= (35.610 + 0.4 – 26.500)
= 9,5 m
 Berdasarkan tinggi tanggul sebesar H = 9,5 m, besarnya ukuran dimensi yang lain
sebagai berikut:
 A = 1/6 H = 1/6 x 9,5
= 1,583 1,6 m
 B = 2/3 H = 2/3 x 9,5
= 6 333 65m
 C = 1/5 H = 1/5 x 9,5
=19 20m
 D = 1/6 H = 1/6 x 9,5
= 1,583 1,6 m

237
Hasil dari laboratorium tanah di lokasi long storage, diperoleh data sebagai berikut:

- Sudut geser (Φ) = 40,91 o.


- PercepatanGravitasi = 9,81 m/dtk2.
- Gs = 2,639
- Berat jenis air (γw) = 1 T/m3.
- e = 0,693

- Berat jenis tanah basah (γsat) = = 1,968 T/m3.

- Berat jenis tanah bawah (γsub) = γsat – γw = 0,968 T/m3.


- Daya dukung tanah = 231,363 T/m2
- Berat jenis pasangan batu = 2,2 T/m³

Gambar 5.30 Gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah


Berikut gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah:
Tabel 5.43 Gaya hidrolis yang bekerja pada dinding penahan tanah

Terhadap Titik B
Gaya
No Gaya Luas x Tekanan Lengan Momen
Ton m Tm
1 H1 0,5 x 6,9 x 6,9 x 1 23,8 3,9 92,82
2 H2 1,6 x 6,9 x 1 11,04 5,05 55,752
Σ 34,84 148,572
Sumber: Perhitungan

238
Tabel 5.44 Gaya tekan yang bekerja pada dinding penahan tanah

Terhadap Titik B
Gaya
No Gaya Luas x Tekanan Lengan Momen
Ton m Tm
1 H3 7,9 x 2 x 2,2 34,76 3,9 135,564
2 H4 0,5 x 7,9 x 1,3 x 2,2 11,29 2,467 27,85243
3 H5 6,5 x 1,6 x 2,2 22,88 3,25 74,36
4 H6 0,5 x 7,9 x 1,3 x 1,968 10,1 2,033 20,5333
5 H7 7,9 x 1,6 x 1,968 24,87 0,8 19,896
ΣV 103,9 278,2057
Sumber: Perhitungan
Berdasarkan perhitungan stabilitas sebelumnya didapat:

 Ka = tan2(45° - θ/2)
= tan2(45° - 40,91o/2)
= 0,2
 Kv = 0
 Pv = Kv x H²/2 = 0
 Ph = Ka x H²/2 = 0,2 x 9,5²/2 = 9,025 T
Panjang lengan H/3 = 9,5/3 = 3,167 m
Besar momen = Panjang lengan x Ph
= 3,167 x 9,025 = 28,58 Tm

Tabel 5.45 Rekapitulasi gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah

RH RV Momen (Tm)
No Gaya
(Ton) (Ton) Guling Tahanan
1 Berat sendiri 103,900 278,206
2 Tekanan tanah Ph 9,025 28,580
3 Hidrostatis 34,840 148,572
Total 43,865 103,900 177,152 278,206
Sumber: Perhitungan

239
5.6.2 Analisis Perhitungan Stabilitas Dinding Penahan Tanah
1) Terhadap Guling:

( )

2) Terhadap Geser:

( ) ( )

3) Terhadap Daya Dukung Tanah:


a) Eksentrisitas.

( ) ( )

( ) ( )

( )

b) Tekanan Tanah.

Hasil dari laboratorium tanah di sekitar rencana pembangunan long storage


diperoleh data:

 Sudut geser (θ) = 40 91°


 Berat jeni tanah ba ah (γ at) = 1,968 t/m3
 Daya dukung tanah.
Besarnya daya dukung tanah dipengaruhi oleh dalamnya pondasi, lebar
pondasi, berat isi tanah, sudut geser dalam dan kohesi dari tanah. Daya dukung tanah
(Ultimate Bearing Capacity) dihitung dengan rumus (Terzaghi).
Dari data tanah pada lokasi long storage, diperoleh :
c = 2,41 T/m2
γ = 1,968 T/m2.
Nc = 11,283 (Tabel 2.22)
Nq = 1,667 (Tabel 2.22)
Nγ = 2,125 (Tabel 2.22)
Rumus daya dukung tanah Terzaghi.
qult = c.Nc γ.Nq + 0,5.B.Nγ

Faktor keamanan (Safety Factor) diambil 3, maka besarnya daya dukung ijin
tanah adalah :

240
( ) ( ) ( )

231,363 T/m2
V 6.e
= (1 )
B B
6
= (1 )
65 65
sehingga:
max = 16,18 T/m2 < 231,363 T/m2 (Aman).
min = 15,78 T/m2 > 0.00 T/m2 (Aman).

Untuk letak dan posisi dinding penahan tanah dapat dilihat pada hasil perhitungan
menggunakan sofware hec-ras.

241

Anda mungkin juga menyukai