PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit pelayanan yang ada dan
seluruh petugas kesehatan yang ada berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu
dan dan peduli terhadap keselamatan pasien, masyarakat dan seluruh petugas yang bekerja di
puskesmas
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan prgram yang wajib
direncanakan, dilaksanakan, dimonitor , dievaluasi dan di tindaklanjuti di seluruh jajaran yang
ada di puskesmas Koppe, mulai dari kepala puskesmas dan jajarannya.
Oleh karena itu perlu di susun program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
menjadi acuan dalam penyusunan program-program mutu dan keselamatan pasien.
B. Latar Belakang
1. Puskesmas Koppe terletak di pinggir jalan raya poros makassar bone dengan kejadian
kecelakaan lalu lintas hampir setiap hari yang dibawa ke puskesmas
2. Jumlah kejadian kecelakaan yang terjadi di Puskesmas Koppe dari bulan Januari sampai
Agustusi ada sekitar 30 kejadian.
3. Pilihan Prioritas
Berdasarkan data tersebut diatas, maka peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien di Puskesmas Koppe adalah pelayanan kegawatdaruratan
C. Tujuan Pedoman
Sebagai dasar dari seluruh program dan sebagai acuan dari berbagai kebijakan
dan prosedur terkait dengan manjmen mutu, reisiko dan keselamatan pasien di Puskesmas
E. Batasan Operasional
1. Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama berbagi kompunen dan departemen
terkait yang secara rinci yang terlampir dalam daftar tim penyusun
2. Sederhana , pedoman ini di susun dengan kalimat yang mudah dimengerti dandi
pahami
3. Nyata, pedoman ini di susun dengan memperhatikan dimensi ruang, waktu dan
persyaratan atau prosedur tekniks.
4. Terukur, seluruh indicator dan standar di dalam pedoman ini dapat di ukur baik
kualitatif maupun kuantitatif
5. Terbuka, pedoman ini dapat di akses seluruh karyawan puskesmas dan
masyarakat umum.
6. Terjangkau, pedoman ini dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan
dana yang tersedia.
7. Akuantabel, pedoman ini dapa dipertangungguatkan kepada public.
8. Bertahap, pedoman ini mengikuti perkembangan kebutuhan, kemampuan,
keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian standar ini.
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat
(1) yang menerangkan bahwa Setiap Orang Berhak Memperoleh Pelayanan
Kesehatan, dan pasal 34 ayat (3) yang menerangkan bahwa Negara Bertanggun
jawab atas Penyediaan Fasilitas Playanan Umum Yang Layak.
2. Undang-Undang Republik Inonesia Nomor 23 Tahun 100 Tentang Kesehatan
(Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 3495).
3. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran ( Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4431).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
5. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/per/XI/2005 Tentang Organisasi dan tata kerja Departement
Kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan.
1. Direksi bertangung jawab dalam menyusun perencanaan manjmen mutu, resiko dan
keslamatan pasien di puskesmas dan meminta persetujuan dari Kepala Puskesmas
tersebut meliputi pembuata pedoman, penetapan proritas pemantauan kegiatan,
penetapan proses atau mekanisme pengawasan terhadap program terhadap
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. Direksi bertanggung jawab dalam penyelengaraan manjmen mutu, resiko dan
keselamatan pasien puskesmas sesuai dengan standar yang di sesuaikan.
3. Direksi berpartisipasi dalam pemanauan program manjmen mutu, resiko dan
keslamatan pasien
4. Direksi bertanggung jawab untuk melaporkan hasil program manjmen mutu, rsiko
dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas.
5. Kepala Puskesmas memahami pentingnya teknologi untuk mengumpulkan dan
membandingkan hasil pemantauan serta menyediakan teknologi dan fasilitas sesuai
dengan sumber daya Puskesmas.
C. Jadual Kegiatan
Waktu pelaksanaan
Batas waktu
BAB III
PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA
A. Pengorganisasian
Kepala Puskesmas
Wakil manajmen
mutu
Penanggung jawab
tim PMKP
BAB IV
TATALAKSAN PELAYANAN
Quality
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu system dimana dimana puskesms membuat
asuhan pasien lebih aman untuk mencegah cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat menjalankan suatu tindakan atau idak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
2. Tujuan
a) Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
b) Meningkatnya akuantabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat.
c) Menurunnya kejadian tidak di harapkan (KTD) di puskesmas
d) Terlaksananya program-program pencegaha sehingga tdak terjadi pengulangan
kejaian yang tidak di harapkan
e) Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan pengunjung puskesmas
koppe
f) Mempertahankan repurtasi puskesmas koppe
g) Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
3. Manfaat
a) Budaya safety meningkat dan berkembang
b) Komonikasi dengan pasien berkembang
c) Kejadian tidak diharapkan (KTD) menurun
d) Resiko klinis menurun
e) Keluhan berkurang
f) Mutu playanan puskesmas meningkat
g) Citra puskesmas dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti dengan
kepercayaan diri yang meningkat
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Quality
PENGENDALIAN MUTU
1. Pengertian
Mutu adalah tingkat kesempurnaan penampilan dari sesuatu yang diamati atau derajat
kepatuhan rhadap standar yang dientukan terlebih dahulu.Manjmen mutu adalah suatu
upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,sistematis, objektif dan terpadu
dalam identifikasi dan menetapkan masalah dan penyeab masalah mutu playanan
berdasrkan sandar yang telah ditetapkan, menetapkan dan mrlaksanakan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia serta menilai hasil yang
dicapai da menyusun saran dan tindak lanjut untuk meningkatkan mutu playanan.
2. Tujuan
Tujuan program manjmen mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok yaitu sebagai
berikut:
a) Tujuan antara
Tujuan antara yang hendak dicapai oleh manjmen mutu ialah diketahuinya mutu
playanan melalui aktivitas kendali mutu dan manajmen mutu.
b) Tujuan akhir
Tujuan akhir yang hendak dicapai oleh manajmen mutu ialah semakin meningkatnya
mutu pelayanan
3. Manfaat
a) Dapat lebih meningkatkan efektifitas playanan kesehatan
Peningkatan efektifitas yang dimaksud erat hubungannya dengan dapat diselesaikan
masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang benar. Karena dengan
diselenggarakannya manjmen mutu dapa dihrapkan pemilihan masalah telah
dilakukan secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian masalah
telah dilakukan masalah secara benar.
b) Dapat lebih meningkatkan efeiensi playanan kesehatan
Peningkatan efisiensi yang dimaksud erat hubungannya dengan dapat dicegahnya
penyelengaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah standar. Biaya
tambahan karena pelayanan yang berlebiahan atau karena harus mengatasi berbagai
efek samping karena playanan dibawah standar akan dapat dicegah.
c) Dapa meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
Peningkatan penerimaan masyarakat ini erat hubungannya dengan telah sesuainya
pelayanan kesehatan yang diselengarakan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat
sebagai pemakai jasa playanan.
d) Dapat melindungi pelaksanaan playanan kesehatan dari kemungkinan munculnya
gugatan hukum
Dengan terselengarannya pelayanan kesehatan yang bermutu yang akan berdampak
pada peningkatan kepusan para pemakai jasa playanan kesehatan tentunya akan
melindungi kemungkinan munculnya gugatan hokum dari masyarakat yang tidak
puas terhadap playanan kesehatan.
4. Prinsip-prinsip manajmen mutu
Manajmen mutu harus melibatkan setiap orang yang berada dalam organisasi untuk
meningkatkan pelayanan yang terus menerus dimana mereka akan memenuhi kebutahan
standar dan harapan dari pada pelanggan baik pelanggan intern ataupun pelanggan
ekstrern
a) Setiap orang didalam organisasi harus dilibatakn dalam penentuan, pengertian dan
peningkatan proses yang berkelanjutan dengan masing-masing control dan tanggung
jawab dalam setiap mutu yang dihasilkan oleh masing-masing orang
b) Setiap orang harus sepakat untuk memasukkan masing-masing pelanggan, baik
pelanggan eksternal maupun pelanggan internal
c) Peningkatan mutu dilakasanakan dengan mengunakan metode ilmiah yaitu dengan
menggunakan data untuk pengambilan keputusan, pengunaa alat-alat statistic dan
keterlibatab setiap orang yang terkait
d) Adanya pengertia dan penerimaan terhadap suatu perbedaan yang alami
e) Pembentukan team work, baik dalam part time work, full time work, ataupun
crossfuntional team
f) Adanya komitmen tentang pengembangan karyawan melalui keterlibatan didalam
pengambila keputusan
g) Partisipai dari pada setiap orang dalam kegiatan merupakan dorongan yang positif
dan harus dilaksanakan
h) Program pendidikan dan pelatihan dianggap sebagai suatu investasi/modal dalam
rangka pengembangan dalam kemampuan dan pengetahuan pegawai untuk mencapai
potensi mereka.
i) Suipilers dan custumer diintegrasikan dalam proses peningkatan mutu.
5. Bentuk manjmen mutu di puskesmas
Bentuk majmn mutu di puskesmas ada 3 yaitu
a) Input
b) Proses
c) Output
BAB IX
PENUTUP