Anda di halaman 1dari 3

Tips Fotografi Foto Model Fashion & Editorial Photography

#Diskusi & Tips Fotografi |TANYA: Saya pernah


bertanya kepada Nicoline Patricia Malina, seorangfashion photographer hebat cewek dari Indonesia ketika bertemu
di acara JEPEGE2011. Saya tanya begini: “Mbak Nic, dalam setiap Anda memotretfashion, seberapa penting detil
pori-pori kulit dan tone warna baju dalam jepretan Anda?”

JAWABNYA: “kalau tidak ingin ada pori-porinya, motret manekin atau patung saja mas, buat apa
harus ada model manusianya? Lalu, kalau warna baju tidak muncul, kita bisa tidak bayaran. Warna
harus disesuaikan dengan konsep dan apa yang diinginkan oleh klien berdasarkan deal yang sudah
kita sepakati bersama,” begitu jawab Nicoline.
Simpel tapi sungguh mengena sekali dan
memuaskan jawabannya. Jadi, menurut saya pribadi, sebenarnya, semua itu kembali pada selera
masing-masing saja, namun, yang paling penting kita perhatikan dengan seksama adalah untuk
tujuan apa kita memotret dan untuk siapa? Dalamcommercial photography, klien adalah raja dan
pihak yang harus kita puaskan ‘hajatnya’.

Memang, kadang, sesekali, kita perlu mengalahkan idealisme pribadi kita sebagai fotografer.
Idealisme kita sebagai fotografer fashion, bisa kita masukkan melalui konsep yang kita tawarkan
kepada klien kita. Kita bisa pertahankan konsep yang sesuai idealisme kita dengan pertanggung
jawaban dan ciri khas kita dalam memotret.

Boleh boleh saja, kita haluskan sehalus-halusnya kulit si model sampai mulus-lus, asalkan klien kita
berkenan. Begitu juga, sah-sah saja kita ubah warna baju jadi warna selera kita, asalkan klien masih
mau membayarnya.

Catatan: kalau ketika motret fashion, yang punya baju mengatakan warnanya tidak jadi patokan,
tapi yang penting bentuk dan desainnya, foto bebas kita apakan saja, bahkan kita bikinBlack &
White (BW) juga tidak apa. Sekali lagi, klien perlu kita ajak komunikasi konsep dan apa-apanya ya…
:)
salam,

Anda mungkin juga menyukai