Present Tasi
Present Tasi
PENDAHULUAN
1.
2.
3.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pada dasaranya keluarga itu adalah sebuah komunitas dalam “satu atap”.
Kesadaran untuk hidup bersama dalam satu atap sebagai suami istri dan saling
interaksi dan berpotensi punya anak akhirnya membentuk komunikasi baru yang
disebut keluarga. Karenanya keluargapun dapat diberi batasan sebagai sebuah
group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita perhubungan mana
sedikit banyak bertahan lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.
Pengertian keluarga menurut Noor (1983) adalah suatu unit atau lingkungan
masyarakat yang paling kecil atau merupakan masyarakat yang paling bawah dari
satu lingkungan negara. Posisi keluarga atau rumah tangga ini sangat sentral
seperti diungkapkan oleh Aristoteles (dalam Noor, 1983) bahwa keluarga rumah
tangga adalah dasar pembinaan negara. Dari beberapa keluarga rumah tangga
berdirilah suatu kampung kemudian berdiri suatu kota. Dari beberapa kota berdiri
daru propinsi, dan dari beberapa propinsi berdiridatu negara.
Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan
membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan
masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam
kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan.
2.2 Konsep keluarga
1. Keluarga
a. Definisi Keluarga
keluarga dalam unit terkecil dan masyarakat yang terdiri atas kepala
adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam
kebudayaan.
dalam masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
mempunyai hubungan sarat satu sama lain dan mereka hidup dalam
b. Tipe keluarga
terdiri dari :
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
c. Peran Keluarga
1) Peran ayah, ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperanan
2) Peranan ibu sbagai istri dan ibu dari anak-anaknya ibu mempunyai
spiritual.
d. Fungsi keluarga
keluarga
4) Tahap menghadapi anak pra sekolah; pada tahap ini anak sudah
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.
Dan fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan
6) Tahap menghadapi anak remaja; tahap ini adalah tahap yang paling
rawan karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri
dan dari kedua orang tua sangat diperlukan komunikasi dan saling
dan dikembangkan
saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak
stress
9) Tahap masa tua; tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan keluarga
ini.
2.3 Ciri-ciri komunikasi keluarga
a. Keterbukaan (openess)
Keterbukaan adalah sejauh mana individu memiliki keinginan untuk terbuka
dengan orang lain dalam berinteraksi. Keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi
memungkinkan perilakunya dapat memberikan tanggapan secara jelas terhadap
segala pikiran dan perasaan yang diungkapkannya.
b. Empati (Empathy)
Empaty adalah suatu perasaan individu yang merasakan sama seperti yang
dirasakan orang lain, tanpa harus secara nyata terlibat dalam perasaan ataupun
tanggapan orang tersebut.
c. Dukungan
Adanya dukungan dapat membantu seseorang lebih bersemangat dalam
melakukan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. Dukungan ini lebih
diharapkan dari orang terdekat yaitu, keluarga.
d. Perasaan Positif (Positiveness)
Perasaan yaitu dimana individu mempunyai perasaan positif terhadap apa yang
sudah dikatakan orang lain terhadap dirinya.
e. Kesamaan (Equality)
kesamaan disini dimaksudkan individu mempunyai kesamaan dengan orang lain
dalam hal berbicara dan mendengarkan.
2.4 Bentuk-bentuk komunikasi dalam keluarga
a. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran
penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga dengan
anggota keluarga (ayah, ibu, anak).
1.Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude).
Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari
si lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia
melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan
melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di
sekitanya.
2.Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi
yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan
untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti
oranglain.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya,
tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan
membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya.
Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula
mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat memunculkan rasa saling percaya
dan keterbukaan dalam keluarga.
3.Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah
pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si
penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang
sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4.Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak
pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi
dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka
pahami (melihat tingkatan usia).
5.Tepat
Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat baik
waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan
masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi,
karena ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6.Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling
menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah
lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka
laaawaaan diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat
diungkapkan dari diskusi tersebut.
B. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit
berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa,
merasa irihati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
C. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan
cara yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan
yang terjadi di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di
rumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian
juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat
memiliki norma yang harus diataati, maka komunikasi yang berlangsungpun harus
taat norma.
D. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting
dan strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola
kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola
komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk
hubungan-hubungan tersebut.
E. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa
sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang
dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu
objek yang dibicarakan secara tepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang
digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat.
Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
F. Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa
berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara.
Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka
mempunyai dunia masing-masing yang harus dipahami.
1. Kebisingan
2. Keadaan psikologis komunikan
3. Kekurangan komunikator atau komunikan
4. Kesalahan penilaian oleh komunikator
5. Keterbatasan pengetahuan komunikator atau komunikan
6. Bahasa
7. Isi pesan berlebihan
8. Bersifat satu arah
9. Faktor teknis
10. Kepentingan atau interes
11. Prasangka
12. Cara penyajian yang verbalistis
2.10 Peran perawat dalam memberi asuhan perawatan keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain:
a. Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
b. Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan kesehatan keluarga
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat
mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu
mencarikan jalan pemecahannya
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah
perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku yang sehat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidup kita tak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang
penting dalam hidup, kita tidak mungkin tidak berkomunikasi baik secara
dalam membina hubungan rumah tangga. Seorang istri harus mengerti cara
rumah tangga tak hanya saat berbicara empat mata atau saat berkumpul
dengan keluarga, pakaian dan parfum yang dipakai pun merupakan salah satu
bentuk komunikasi, hal tersebut bisa menjadi pesan bagi sang suami, selain itu
yang diberikan.
orang tua adalah untuk mendapatkan saran, nasihat, masukan atau dalam
memberikan respon dari pertanyaan orang tua. Komunikasi antar anggota
sikap dan persaan dan aspek psikomotor menyangkut perilaku dan tindakan.
3.2 Saran
1. Bagi keluarga
komunikasi yang baik antar anggota kelurga sehingga akan tercipta sebuah
keluarga yang harmonis dan jauh dari berbagai konflik yang dapat
2. Bagi penulis