Anda di halaman 1dari 6

Dasar kewirus

1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability),
dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan
berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W. Zimmerer (1996),
kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan krativitas dan keinovasian
dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada
paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya
keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka dewasa sedang terjadi perubahan paradigma
pendidikan. Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang
independen. Hal itu menurut Soeharto Prawirokusumo (1997), dikarenakan:

Kewirausahaan berisi “body of knowledge” yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori, konsep,
dan metode ilmiah lengkap.

Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi “venture-growth“, ini tidak jelas masuk dalam kerangka
pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.

Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri.

Kewirausahaan merupakan alat untuk mendiptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan.

Disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat, yaitu berkembang
bukan hanya pada dunia usaha semata melainkan juga pada berbagai bidang seperti bidang industri,
perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi-institusi lainnya, misalnya birokrasi pemerintahan,
perguruan tinggi, dan swadaya lainnya. Pada mulanya, kewirausahaan berkembang dalam bidang
perdagangan. Dalam bidang-bidang tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam
menciptakan perubahan, pembaharuan, dan kemajuan.

2. Objek Studi Kewirausahaan

Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku. Menurut Soemahamidjaja (1997:14-15), kemampuan seseorang yang menjadi objek
kewirausahaan meliputi:
Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha.

Kemampuan memotovasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala.

Kemampuan untuk berisiniatif.

Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan berulang-ulang akan
melahirkan motivasi.

Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu dalam segala
tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak menunda pekerjaan.

Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.

Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun
menyakitkan.

3. Hakikat Kewirausahaan

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko
untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental
mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak
pasti. Ada dua pendapat tentang pengertian kewirausahaan, yaitu Peter F. Drucker mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian
ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan sesuatu yang
sudah ada sebelumnya.

Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan
dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:

Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola.

Menyetor modal dan pengelolaan ditangan pihak mitra.

Hanya menyerahkan tenaga umum dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai bukti kepemilikan
usaha.
Dewasa ini belum ada terminologi yang persis sama tentang kewirausahaan. Kewirausahaan pada
hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas,
keinovasian, dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk
membentuk dan memelihara usaha baru. Dari beberapa konsep kewirasuahaan, ada enam hakikat
penting kewirausahaan, yaitu:

Kewirausahaan adalah suatu hasil yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatuyang baru dan berbeda (Drucker,
1959).

Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha) (Zimmerer, 1996).

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan
perkembangan usaha (verture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).

Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru (creative), dan sesuatu yang
berbeda (innovative) yang bermanfaat memberikan nilai lebih.

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-
sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk untuk memenangkan persaingan.

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.

4. Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

a. Karakteristik kewirausahaan

Banyak para ahli yang mengemukakan kerakteristik kewirausahaan dengan berbagai konsep yang
berbeda-beda. Karakteristik wirausaha antara lain:

Syukur.

Jujur.

Semangat bekerja.

Toleransi.

Berzakat dan berinfaq.


b. Nilai-nilai hakiki kewirausahaan

Masing-masing karakteristik kewirausahaan memiliki makna dan perangai tersendiri yang disebut nilai.
Nilai-nilai kewirausahaan identik dengan sistem nilai yang melekat pada sistem nilai manager. Ada empat
nilai dengan orientasi dan ciri-ciri masing-masing sebagai berikut:

Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirnya pengambilan resiko,
terbuka terhadap teknologi, dan mengutamakan materi.

Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi. Wirausaha ini hanya
ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap positif, dan kreativitas.

Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya
dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap ke arah tertentu (aliran fengshui) supaya
berhasil.

Wirausaha yang berorientasi pada non-materi, dengan bekerja berdasarkan kebiasaan, wirausaha model
ini biasanya tergantung pada pengalaman, berhitung dengan menggunakan mistik, paham etnosentris,
dan taat pada tata cara leluhur.

5. Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan.

Menurut Zimmerer tujuh langkah proses kreatif yaitu dengan menggunakan otak sebelah kiri, yaitu:

Persiapan (preparation), yaitu menyangkut kesiapan kita untuk berpikir kreatif.

Penyelidikan (investigation) dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan


pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan.

Transformasi (transformation), yaitu menyangkut kesamaan dan perbedaan pandangan diantara


informasi yang terkumpul.

Penetasan (incubation), yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titi terang yang
terus-menerus.

Penerangan (illimination), yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang
yang terus-menerus.

Pengujian (verivication), yaitu menyangkut ketepatan ide-ide seakurat mungkin dan semanfaat mungkin.

Implementasi (implementation), yaitu mentransformasikan ide-ide ke dalam praktek bisnis.

Modal kesuksesan
1. Niat dan komitmen

Niat dan komitmen merupakan modal utama untuk melakukan setiap pekerjaan. Niat seseorang akan
mengarahkannya ke tujuan yang ingin dicapai. Bagi seorang entrepreneur yang ingin sukses, hal tersebut
akan membuatnya memikirkan alasan mengapa harus jadi entrepreneur sukses. Niat juga menentukan
parameter kesuksesan, yang bisa berbeda untuk setiap orang. Adapun, komitmen akan membuat
seseorang bertahan untuk terus melakukan sesuatu hingga tujuan tercapai. Nah, sebelum sukses,
seorang entrepreneur biasanya mengalami banyak ujian lahir dan batin. Jika niat dan komitmennya tidak
kuat, niscaya dia akan tumbang, jauh sebelum kata sukses dapat diraih.

2. Kemauan untuk terus belajar

Seorang enterpreneur sejati adalah seseorang yang memiliki hasrat untuk terus belajar. Dia tidak lelah
untuk terus menambah ilmu dan keahlian. Hal ini sangat diperlukan, mengingat tingkat persaingan dan
penipuan saat ini semakin tinggi. Tanpa kemauan untuk menambah dan mengaplikasikan ilmu maupun
keahlian, seorang entrepreneur akan tergerus oleh persaingan yang semakin sengit. Entrepreneur yang
enggan belajar juga rentan ditipu. Alih-alih untung, malah jadi buntung.

3. Komunikasi

Kemampuan komunikasi juga merupakan salah satu modal utama bagi calon pengusaha sukses. Seorang
enterpreneur akan banyak berhubungan dengan klien, rekan sesama pengusaha, supplier, atau bahkan
asisten dan karyawan. Kemampuan komunikasi yang baik membuatnya mudah untuk menyamakan
persepsi dan tujuan, mencapai kesepahaman, juga membuat suasana kerja menjadi hangat dan
produktif.

4. Disiplin

Entrepreneur yang sukses juga merupakan orang yang disiplin sehingga memiliki kinerja yang bagus serta
dapat dipercaya. Dia dapat membagi waktu dan asetnya dengan baik, menyelesaikan pekerjaannya tepat
waktu, dan mematuhi standar kualitas yang ditetapkannya. Jadi, tidak mengherankan jika kedisiplinan
dapat mengantar seorang pengusaha kepada kesuksesan.
5. Ramah dan dermawan

Selanjutnya, seorang calon pengusaha sukses juga memiliki jiwa sosial yang baik. Dia tidak segan untuk
menyisihkan hartanya untuk kebaikan sesama. Dia menyadari bahwa segala sesuatu yang diperoleh
merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kesuksesan pun bukan hanya dilihat dari banyaknya
harta yang dikumpulkan, tetapi juga kesuksesan menjalin hubungan dengan orang-orang yang setara
dengannya, yang lebih sukses darinya, maupun orang-orang yang kurang beruntung. Dia juga menyadari
bahwa merekalah orang-orang yang turut mengantarnya menuju kesuksesan. Mereka adalah klien,
pelanggan, penasihat, dan orang-orang yang akan mendoakannya.

Nah, setelah mengetahui modal yang dibutuhkan untuk jadi entrepreneur sukses, sudah siapkah Anda
menjemput kesuksesan?

Tahap wirausaha

Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru,
melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan
dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.

Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya,
mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi
bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan
yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Tahap mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat
bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Anda mungkin juga menyukai