Anda di halaman 1dari 4

Info Desa

Sianjur Mulamula adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten
Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini dikelilingi bukit-bukit yang indah, hamparan sawah yang
teratur dan memiliki keajaiban alam yang sangat memukau dengan warga berjumlah 695 jiwa dan
terbagi menjadi tiga dusun.

Saat menyambangi desa tersebut, ketenangan dan kesejukan sekitar sudah terasa dan tentu membuat
betah. Apalagi saat mendaki kaki gunung Pusuk Buhit dan melihat Desa Sianjur Mula-mula dari atas,
keindahan bukit dan persawahan yang bewarna membuat desa ini semakin memikat.

Secara geografis, desa Sianjur Mulamula ini berada 1080 m di atas permukaan laut. Diapit oleh dua
lembah yaitu Lembah Sagala dan Lembah Limbong di sebelah barat daya Danau Toba menjadikan desa
ini lebih didominasi oleh sumber-sumber air (mual). Hampir semua rumah penduduk desa ini berada di
kaki lembah. Di sepanjang tepi desa, yang terlihat hanyalah tebing yang menghubungkan antara desa ini
dengan desa-desa di daerah Kab. Dairi dan Kab. Karo.

Kehidupan di Desa ini tergolong aman dan nyaman. Semua orang yang ditemui sangat ramah. Terbukti
dari cara mereka menyambut orang yang baru mereka kenal termasuk peneliti. Mereka masih
mempertahankan budaya Batak Toba sebagai warisan leluhur mereka.

Berdasarkan sejarah oral Batak, Desa Sianjur Mula-mula adalah wilayah permukiman orang Batak
pertama yang disebut Siraja Batak. Sitor Situmorang (2009:11) mencatat, bahwa desa ini “menurut
sejarah lisan Toba, yaitu tarombo (silsilah), merupakan desa yang diwariskan dari generasi ke generasi,
pemukiman pertama, desa yang terorganisir, didirikan oleh leluhur orang Batak Toba melalui usaha
pertanian bersawah dan memakai sistem irigasi.” Pemaparan tersebut menggambarkan bahwa sejak
awal mula, orang Batak di daerah tersebut sudah membangun hubungan yang akrab dengan alam. Dan
juga, tanah dan segala isinya itu yang pertama sekali dikenal. Alam itulah yang pertama yang dengannya
manusia Si Raja Batak berelasi.

Keindahan Desa

Pemandangan bentangan sawah dengan warna-warninya kini sedang menjadi objek foto yang diburu
para traveller.
Bukit Desa Sianjur Mula-mula, Samosir, Sumatera Utara, pun menjadi objek wisata foto dengan view
bentangan sawah dan perbukitan yang kini ramai dikunjungi.

Cukup spesial, pasalnya bentangan sawah warna warni dipadu barisan bukit dan pemandangan rumah
adat hingga pemandangan kota Samosir dari atas tampak jelas menambah warna objek foto yang akan
dipotret.

Tidak bisa melewatkan kegiatan foto-foto jika sedang berada di atas bukit tersebut.

Uniknya lagi, walaupun berada di atas ketinggian, jalan menuju ke atas cukup bagus dan bisa dilewati
sepeda motor dan mobil.

Dipandang dari ketinggian puncak, hamparan persawahan hijau di Desa Sianjur Mula Mula, Samosir,
Sumatera Utara ini seperti karpet alami nan indah. (TRIBUN MEDAN/ SILFA HUMAIRAH)

Sehingga wisatawan bisa puas mendapatkan keindahan tersebut ganpa harus susah payah mendaki atau
trackking.

Pia, traveler, menuturkan sangat banyak objek wisata yang bisa ditemui di Sianjur Mula-mula, mulai
wisata budaya sejarah, budaya hingga wisata alam ada di desa tersebut.

“Menyelam sambil minum air, datang berkunjung mendapat banyak objek wisata untuk digali lebih
banyak menambah pengetahuan budaya dan sejarah serta juga dapat menikmati kekayaan alamnya
seperti pemandangan di atas bukit ini,” katanya.

Menurutnya, penduduk juga cukup ramah menunjukkan jalan hingga menjelaskan keberadaan sudut
terbaik untuk melihat pemandangan terbaik sudut kota Samosir.

“Mungkin traveller yang aktif main instagram akan mengira view ini berada di kaki gunung Rinjani,
Lombok. Karena objek tersebut mirip dengan pemandangan yang sering diupload para traveller di sana.
Padahal Sumut juga tidak mau kalah, karena kekayaan alamnya juga tak kalah indah,” tambahnya.
Waktu terbaik ke sana tentu pada pagi dan sore hari. Tambah seru jika anda membawa bekal seperti
sedang piknik dan membawa alas untuk jadi dudukan di atas tanah.

Rumah Belajar

Medan. Ada yang unik di Rumah Belajar Sianjur Mula-mula. Rumah Belajar yang berlokasi di Kampung
Hutabalian, Desa Sianjur Mula-mula, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir. Konsep belajar
yang memadukan antara budaya, lingkungan dan nilai-nilai sosial. Uniknya lagi, para murid datang
dengan mengenakan sarung dan berselempangkan ulos.

Sarung dianggap sebagai simbol kesederhanaan sekaligus keterbukaan. Metode belajarnya pun terbilang
tak biasa. Adapun jadwal belajar dibagi dalam 2 bagian. Yakni hari biasa Senin, Selasa, Kamis, Jumat dan
Sabtu pada pukul 15.00- 17.00 WIB.

Sedangkan hari libur dimulai pada pukul 15.00-17.00 WIB. Tidak ada biaya yang dibebankan bagi siswa.
Cukup membawa alat tulis dan buku.

Selain berbahasa Batak (Toba) para murid juga diajarkan berbagai hal yang ada di sekeliling mereka.
Misalnya cara menanam dan memetik padi, menanam pohon serta memainkan alat musik tradisi Batak
Toba.

Mereka juga diberi pemahaman soal ulos, tali-tali dan juga dilatih menulis dan membaca Aksara Batak
Toba. Karenanya Rumah Belajar Sianjur Mula-mula yang baru berusia 2 tahun ini, menyebut dirinya
sebagai Rumah Belajar “Alam Raya”.

Kepada Medanbisnisdaily.com, salah seorang pendiri Rumah Belajar Sianjur Mula-mula, Nagoes Puratus,
menjeskan, ide awal Rumah Belajar ini didorong karena keprihatinan akan generasi muda yang sebagian
besar tidak memahami lagi nilai-nilai budayanya.

Hal itu membuat mereka tidak peka dan cenderung gamang dalam hidupnya. Karenanya bersama para
relawan kami mendirikan Rumah Belajar Sianjur Mula-mula. Metodenya kami adaptasi dari metode
pendidikan secara umum dengan pendekatan kearifan lokal, kata Nogoes.

Dalam perbincangannya dengan Medanbisnisdaily.com, belum lama ini, Nagoes mengisahkan di awal
pendirian Rumah Belajar ini, banyak masyarakat yang bertanya-tanya. Namun setelah waktu berjalan,
mereka semakin mengerti maksud dan tujuan didirikannya Rumah Belajar ini. Rumah Belajar Sianjur
Mula-mula sendiri berdiri pada 25 Oktober 2015.

Nagoes yang pernah bekerja sebagi perawat kesehatan di Medan ini menjelaskan, sesuai dengan
mottonya, “Lestarikan Budayamu, Pature Hutamu”, Rumah Belajar bertujuan untuk menciptakan
generasi muda yang mencintai budayanya sendiri. Dengan begitu, ia akan lebih peka dengan lingkungan
sekitarnya.

“Kami hanya berusaha melakukan yang terbaik sesuai kemampuan, selebihnya biarlah menyebar sendiri
ke dusun dan desa sekitar, seperti virus penyakit,” ujar Nagoes.

Selain di Sianjur Mula-mula, Rumah Belajar yang sama juga telah berdiri di Kampung Hutagurgur, Desa
Sianjur Mula-mula, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir. Ini merupakan cara kami untuk memberikan
yang terbaik bagi generasi muda dan kampung kami, kata Nagoes.

Anda mungkin juga menyukai