Anda di halaman 1dari 14

Pengungkapan Kepedulian Lingkungan oleh Perusahaan Terhadap Kinerja

Ekonomi (Studi Kasus : Perusahaan Tambang Indonesia (2013-2015)

Rizka Fitriasari, MSA., Ak., CA.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh pengungkapan lingkungan oleh


perusahaan terhadap kinerja ekonomi. Adapun variabel pengungkapan kepedulian
lingkungan dijelaskan oleh pelaporan CSR pada publik sedangkan kinerja
ekonomi dijelaskan oleh ROA dan ROE laporan keuangan perusahaan tambang di
Indonesia. Data yang digunakan merupakan data time series dari tahun 2013
hingga tahun 2015 oleh 10 perusahaan tambang di Indonesia. Metode yang
digunakan yaitu uji statistik menggunakan regresi linear. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengungkapan kepedulian lingkungan perusahaan tidak
mempengaruhi kinerja ekonomi yang dijelaskan oleh ROA dan ROE. Dengan
demikian, pengungkapan kegiatan biaya CSR ke publik tidak mampu
mempengaruhi kinerja perusahaan.

Kata Kunci : Pengungkapan Lingkungan, Kinerja Ekonomi, ROA, ROE

LATAR BELAKANG

Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan oleh


perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial. Tanggung
jawab sosial perusahaan merupakan keseluruhan hubungan perusahaan dengan
semua stakeholdernya, yang meliputi a.l. konsumen, karyawan, masyarakat,
pemilik/investor, pemerintah, dan pemasok. Selain tuntutan masyarakat, tekanan
dari pemerintah juga berperan dalam mendorong perusahaan untuk
memperhatikan tanggung jawab sosialnya (Martha Fani and Ebinger 2005)
Pengungkapan informasi oleh perusahaan merupakan hal yang penting khususnya
bagi para investor. Pengungkapan informasi tersebut disajikan perusahaan dalam
bentuk laporan tahunan. Laporan tahunan digunakan oleh investor untuk melihat
kinerja perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasinya. Informasi yang diperlukan oleh investor bukan hanya
informasi mengenai keuangan saja namun juga informasi mengenai seluruh
aktivitas perusahaan yang dapat berpengaruh bagi para investor seperti laporan
mengenai polusi, gerakan kemasyarakatan, dan keselamatan kerja (Deegan, 2004).
Pentingnya aktivitas dan pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) juga mendapatkan perhatian dari pemerintah, hal tersebut dapat dilihat dari
Undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan tentang pengungkapan
Corporate Social Responsibility (pertanggungjawaban sosial perusahaan) bagi
Perseroan terbatas. UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 66
dan 74, pada pasal 66 ayat 2 bagian c tertulis bahwa selain laporan keuangan,
dalam laporan tahunan perusahaan juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Dalam pasal 74 menyatakan bahwa
setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan. Di Indonesia masalah pencemaran lingkungan masih banyak
terjadi seperti kasus PT Nusa Halmahera Minerals Ltd Perusahaan tambang yang
melakukan aktivitas produksi emas ini berlokasi di Pulau Halmahera. Aktivitas
yang dilakukan oleh perusahaan menghasilkan lubang bekas pertambangan seperti
di lubang tambang (pit) Gosowong, dibiarkan begitu saja, serta longsoran yang
dapat menimbulkan air asam tambang dan berpotensi mencemari badan sungai
Tobobo. Limbah PT NHM juga mencemari teluk KAO. Hal ini mengakibatkan
ikan teri dan udang kecil mati. Kasus lain yang terjadi pada PT Freeport Indonesia
yang terletak di Papua. Pencemaran yang terjadi di Freeport di antaranya
pencemaran tanah dan air sehingga menimbulkan kerugian terutama bagi
kelangsungan ekologi dan masyarakat sekitar. (Global Future Institute, 2009).
Pencemaran lingkungan akibat dari aktivitas yang dilakukan perusahaan,
menimbulkan tekanan dari berbagai pihak khususnya masyarakat terhadap
perusahaan agar perusahaan memberikan informasi yang transparan mengenai
aktivitas lingkungannya didalam laporan tahunan perusahaan (Anggraini, 2006).
Sun, dkk., (2010) menyatakan bahwa pengungkapan sukarela dalam annual report
seperti pengungkapan lingkungan perusahaan atau yang sering disebut dengan
corporate environmental disclosure dipandang perlu untuk menunjukkan kepada
stakeholders akan kesadaran perusahaan dari kepentingan yang lebih luas dan
akuntabilitas dengan cara berperilaku tanggung jawab sosial. Semakin banyaknya
bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya,
maka image perusahaan menurut pandangan masyarakat menjadi meningkat atau
citra perusahaan menjadi baik.
Gray (1993) menjelaskan bahwa pengungkapan lingkungan merupakan
bagian dari laporan keuangan. Gray juga menjelaskan bahwa ada banyak studi
yang menguji lebih lanjut informasi sosial yang dihasilkan oleh perusahaan, dan
menemukan bahwa informasi lingkungan merupakan salah satu bagian dari
informasi tersebut. Pengungkapan informasi lingkungan merupakan bagian
penting dari suatu laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang melakukan
pelaporan ini memiliki beberapa alasan seperti menjaga reputasi perusahaan agar
semakin banyak investor tertarik atau agar perusahaan tetap survive di lingkungan
masyarakat sehingga tidak mengalami penolakan.
Dalam penelitian ini Environmental Disclosure digambarkan melalui
aspek Lingkungan yang ada di dalam GRI 4 Guidelines. Beberapa penelitian
terdahulu mendapatkan hasil yang positif signifikan dalam mengukur hubungan
pengungkapan lingkungan terhadap reputasi perusahaan, seperti Arshad, Othman
dan Othman (2012), Bebbington, Larrinaga dan Moneva (2008), dan Clarke dan
Gibson-Sweet (1989).
Index CSR digunakan untuk mengukur Corporate Reputation. Index
tersebut dikembangkan dengan model Rep TrakTM dan GRI Guidelines. Rep
TrakTM model merupakan metric yang digunakan oleh by Reputation Institute
and Australia’s Reputex untuk mengukur reputasi perusahaan. Penelitian ini
menggunakan model yang telah digunakan diseluruh dunia, lebih dari7000
perusahaan dari 50 negara di seluruh dunia telah mengaplikasikannya. Model
tersebut telah diakui keandalannya dan terbukti valid. RepTrakTM model
mengukur reputasi perusahaan dengan melihat dari 8 dimensi yaitu, Product and
services, Innovation, worlplace, governance, citizenshian , leadership dan
performance. Lebih lanjut penelitian ini menggunkan 3 dimensi yang dianggap
mempunyai kesamaan dimensi dengan CSR. Ketiga dimensi tersebut adalah
citizenship, workplace and governance. Disamping itu ketiga dimensi tersebut
juga mempunyai kesamaan dengan GRI yang merupakan standar pelaporan CSR
yang banyak digunakan oeleh perusahaan –perusahaan di Indonesia. Hal ini sesuai
dengan penelitian Arshad dkk (2012).
Beberapa penelitian terdahulu mendapatkan hasil yang beragam dalam
mengukur hubungan pengungkapan lingkungan terhadap kinerja ekonomi
perusahaan, seperti Sarumpaet (2005) memberikan bukti empiris bahwa tidak ada
hubungan antara environmental performance dan economic performance
perusahaan, akan tetapi ukuran perusahaan berhubungan secara signifikan
terhadap environmental performance sama halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Anggraini (2008) yang mendapatkan hasil bahwa environmental
performance tidak berpengaruh signifikan terhadap environmental disclosure,
tetapi untuk variabel environmental performance dan environmental disclosure
berpengaruh positif terhadap return saham. Ada perbedaan kembali yang
dilakukan oleh Lindrianasari (2007) dimana menemukan secara statistik
environmental performance berpengaruh positif signifikan terhadap
environmental disclosure dan economic performance dengan yang dilakukan oleh
Almilia (2007) menguji environmental performance dan environmental disclusure
terhadap economic performance pada perusahaan pertambangan dan HPH/HPHTI
hasilnya adalah tidak terdapat pengaruh signifikan.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembahasan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Environmental Disclosure berpengaruh positif terhadap Corporate
reputation?
2. Apakah Environmental Disclosure berpengaruh positif terhadap Economic
Performance?

TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh Environmental Disclosure terhadap Corporate
Reputation.
2. Mengetahui pengaruh Environmental Disclosure terhadap Economic
Performance.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya dimana hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk:
1. Pihak Akademisi
Penelitian ini adalah sarana untuk menerapkan teori yang telah peneliti
peroleh dan dapat menjadi bahan referensi kepada pihak-pihak lain yang
berkepentingan mengenai pengungkapan lingkungan, reputasi perusahaan
dan kinerja ekonomi.
2. Pihak Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan akan
pentingnya melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungannya akan mempengaruhi reputasi perusahaan dan dapat
memberikan masukan tentang kebijakan/pengaturan mengenai
pengungkapan tanggung jawab sosial di dalam laporan keuangan
perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Corporate Social and Responcibilty (CSR)

Corporate Social and Responsibility (CSR) menurut Robbins dan Coutler


(2002) ialah kewajiban perusahaan di luar apa yang dituntut oleh hukum dan
system ekonomi (Social Obligation) untuk mengejar tujuan jangka panjang yang
baik bagi komunitas masyarakat. CSR juga dapat diartikan sebagai perilaku etis
dari suatu perusahaan terhadap stakeholdernya (Hopkins, 2004). Seperangkat
kebijakan, tindakan, dan program komprehensif yang terintegrasi kedalam operasi
bisnis, distribusi, dan proses pengambilan keputusan dalam perusahaan yang
umumnya berkaitan dengan isu – isu mengenai etika bisnis, investasi masyarakat,
masalah lingkungan, tata laksana, serta pasar dan tempat kerja (Tsoutsoura, 2004).
Nuryana (2002) turut menjelaskan bahwa CSR ialah pendekatan dimana
perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka
dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip
kemitraan dan kesukarelaan. Sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan
sebagian sumber daya perusahaan (Kotler dan Nancy, 2005). Menurut World
Business Council for Sustainable Development mengemukakan bahwa Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen berkesinambungan dari
kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan
ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya,
serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.

2. Environmental disclosure
Hendriksen (2000) dalam Nurdin (2006) menyatakan bahwa dalam
pengertian luasnya, pengungkapan berarti penyampaian informasi (release of
information). Mattews (1997) dalam Nurdin (2006) menyatakan bahwa
pengungkapan lingkungan sebagai pengungkapan informasi sukarela, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif yang dibuat oleh organisasi untuk menginformasikan
aktivitasnya, di mana pengungkapan kuantitaif berupa informasi keuangan
maupun non keuangan Bethelot, (2002) dalam Al Tuwaijri, (2004)
mendefinisikan environmental disclosure sebagai kumpulan informasi yang
berhubungan dengan aktivitas pengelolaan lingkungan oleh perusahaan di masa
lalu, sekarang dan yang akan datang.

3. Economic Performance
Almilia (2007) menyatakan bahwa economic performance adalah kinerja
perusahaan secara relatif (berubah-berubah dari tahun ke tahun) dalam suatu
industri sejenis (industri yang bergerak dalam usaha yang sama) yang ditandai
dengan return tahunan perusahaan tersebut. Menurut Suratno, dkk (2006)
economic performance adalah kinerja ekonomi secara makro dari sekumpulan
perusahaan dalam suatu industri. Pengukuran kinerja ekonomi dapat dihitung
menurut accounting based measures maupun capital market based. Pada
accounting based measures dapat menggunakan analisis rasio keuangan sebagai
pengukuran secara financial.
Kelemahan menggunakan berbagai macam pengukuran economic
performance adalah mereka cenderung untuk fokus pada satu aspek kinerja
ekonomi suatu perusahaan. Net income mengukur tingkat profitabilitas tanpa
mempertimbangkan ukuran perusahaan, kelemahan ini dapat dilengkapi dengan
menggunakan pengukuran seperti ROA dan skala profitabilitas investasi
perusahaan berdasarkan aset mereka. Namun hal ini akan menjadi bias apabila
sampel tersebut meliputi perusahaan dari berbagai industri (Al Tuwaijri, et al.,
2004)

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Data kuantitatif
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA dan ROE dari perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data penelitian yang digunakan ialah
data sekunder, yaitu perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2015. Penelitian ini menggunakan sektor pertambangan
perusahaan sebagai objek untuk diteliti. Data mengenai variabel Environmental
Disclosure diperoleh dari laporan keberlanjutan perusahaan yang telah dipublikasi
dan tersedia di situs resmi Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id) dan
sumber lain.
Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai
berikut: (1) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI yang
mempublikasikan laporan tahunan yang berakhir 31 Desember 2014-2015. (2)
Data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti tersedia. (3) Perusahaan
sampel tidak mengalami delisting selama periode pengamatan. (4) Tersedia
laporan keuangan perusahaan secara lengkap selama tahun 2014-2015, baik secara
fisik maupun melalui website www.idx.co.id atau pada website tiap-tiap
perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji Asumsi Klasik


Adapun uji asumsi klasik dibutuhkan untuk menentukan data yang
digunakan layak untuk dilakukan uji regresi. Uji asumsi klasik dalam penelitian
ini meliputi uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. Tidak
dilibatkannya uji multikolenaritas dalam penelitian ini ialah model penelitian
tunggal, sehingga hasil pengujian multikol tidak muncul. Berikut disampaikan
hasil uji asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Heterokedastisitas
Hipotesis uji heterokedastisitas ialah sebagai berikut:
H0 : tidak ada heterokedastisitas
H1 : ada heterokedastisitas
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai p value*obs-square = 0,1501 > 0,01,
maka H0 diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan
tingkat keyakinan sebesar 90% bahwa data tidak terdapat
heterokedastisitas dalam model regresi.

b. Uji Autokorelasi
Hipotesis uji autokorelasi ialah sebagai berikut:
H0 : tidak ada korelasi serial
H1 : ada korelasi serial
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai p value*obs-square = 0,0261 > 0,01,
maka H0 diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan
tingkat keyakinan sebesar 90% bahwa data tidak terdapat autokorelasi
dalam model regresi.

c. Uji Normalitas
Hipotesis uji normalitas ialah sebagai berikut:
H0 : error term terdistribusi normal
H1 : error term tidak terdistribusi normal
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai p value*obs-square = 0,131659 > 0,01,
maka H0 diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan
tingkat keyakinan sebesar 90% bahwa error term terdistribusi normal.
2. Uji Regresi Linear
Setelah diketahui bahwa data telah lulus uji asumsi klasik, maka proses
selanjutnya ialah uji regresi linear untuk menemukan hasil penelitian. Adapun
hipotesis dalam regresi linear ini ialah sebagai berikut:
H0 : Kinerja ekonomi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
kegiatan lingkungan oleh perusahaan
H1 : Kinerja ekonomi berpengaruh terhadap pengungkapan kegiatan
lingkungan oleh perusahaan
Model yang digunakan ialah sebagai berikut:
Y = ∝ + ß1 X1 + e
Dimana, Y merupakan variabel dependent yang dijelaskan oleh ROA dan
ROE sedangkan variabel independent dijelaskan oleh kegiatan perusahaan
dalam pengungkapan kepedulian lingkungan. Model tersebut digunakan untuk
dua kali pengujian, mengingat terdapat 2 variabel dependen dan 1 independent.
Adapun tingkat signifikansi yang ditetapkan dalam penelitian ini sebesar 0,05,
artinya ketika nilai lebih besar dari angka tersebut dianggap tidak siginfikan.
Hasil yang telah didapatkan dalam uji regresi yaitu environmental
disclosure dengan ROA memiliki probabilitas sebesar 0,4572, sedangkan
environmental disclosure dengan ROE 0,2751. Hasil tersebut menunjukkan
nilai probabilitas lebih besar dari angka 0,05 sehingga data environmental
disclosure tidak memiliki pengaruh siginifkan terhadap ROA dan ROE, atau
dalam hal ini kinerja ekonomi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa environmental disclosure


tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap kinerja ekonomi. Pengungkapan
kegiatan CSR pada publik tidak serta memberikan dampak yang nyata dalam
kinerja ekonomi atau perusahaan. Artinya, bahwa kegiatan CSR menjadi
kewajiban untuk dilaksanakan bagi perusahaan, namun pelaporan kegiatannya
tidak mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.
Saran bagi perusahaan ialah tetap melaksanakan kegiatan kepedulian
sosial meskipun tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja ekonomi. Kepedulian
sosial oleh perusahaan terhadap lingkungan, diharapkan mampu memberi dampak
yang positif bagi masyarakat maupun citra perusahaan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L. S., & Wijayanto, D. 2007. Pengaruh environmental performance dan


environmental disclosure terhadap economic performance. In Proceedings
The 1st Accounting Conference. Depok (pp.7-9).

Al-Tuwaijri, S.A., T.E. Christensen, and K.E. Hughes II. 2004. The Relations
Among Environmental Disclosure, Environmental Performance, and
Economic Performance: A Simultaneous Equations Approach.
Accounting, Organizations, and Society, 29, 447-471.

Anggraini, Yunita. 2008. Hubungan Antara Environmental Performance,


Environmental Disclosure dan Return Saham. Skripsi Perpustakaan
Ekstensi Undip. Semarang

Angraini. 2006. "Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa
Efek Jakarta)". Paper Presented at the Seminar Nasional Akuntansi 9.

Arshad, Roshayani, Suaini Othman dan Rohana Othman, 2012, Islamic Corporate
Social Responsibility, Corporate Reputation and Performance, World
Academy of Science, www.waset.org

Bebbington, Jan. Carlos Larrinaga dan Jose M. Moneva 2008, Corporate social
reporting and reputation risk management Accounting, Auditing &
Accountability Journal,3 Volume 21, Issue 3

Clarke dan Gibson-Sweet, 1998. The use of corporate social disclosures in the
management of reputation and legitimacy: a cross sectoral analysis of UK
Top 100 Companies, Bussiness Ethics Journal, A European Review,
Volume 8, Issue 1January 1999 Pages 5–13

Deegan, Craig dan Michaela Rankin. 1996. Do a Australian Companies Report


Environmental News Objectively? An Analysis of Environmental
Disclosures Firms Prosecuted Successfully by the Environmental
Protection Authority. Accounting Auditing and Accountability Journal:
50-68.
Gotsi, Manto dan Alan M. Wilson, 2001, Corporate reputation: seeking a
definition, Corporate Communications: An International Journal, volume
6, issue 1.

Gray, Rob; Reza Kouhy & Simon Lavers, 1995, Corporate Social and
Environmental Reporting: A Review of The Literature and a Longitudinal
Study of by UK Disclosure; Accounting, Auditing, & Accountability
Journal Vol. 8 No.2 p. 47- 77.

Indonesian Stock Exchange. 2017. Laporan Keuangan dan Tahunan 2013-2015.


http://www.idx.co.id/id_id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangand
antahunan.aspx. Diakses pada 15 Desember 2017.

Lindrianasari. 2007. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas


Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di
Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 11 (2).

Martha Fani Cahyandito & Ebinger, Frank, 2005, The Effectiveness of


Sustainability Reporting: Is it Only About the Report’s Design and
Contents?, Sustainability Reporting Concepts and Experiences, The ICFAI
University Press, India.

Sarumpaet, S. (2005). The relationship between environmental performance and


financial performance of Indonesian companies. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 7(2), pp-89.

Suratno, Darsono, dan Mutmainah, S, 2006. Pengaruh Environmental


Performance Terhadap Environmental Disclosure dan Economic
Performance. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus
2006 Publik Sektor Manufaktur. Konferensi Nasional Akuntansi. Jakarta,
24 September.

Susanto, Alfonsus. B, 2008. Organizational Readiness for Change: A Case Study


on Change Readiness in a Manufacturing Company in Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40, Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas

LAMPIRAN
Hasil Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.953912 Prob. F(2,27) 0.1612


Obs*R-squared 3.793043 Prob. Chi-Square(2) 0.1501
Scaled explained SS 0.470957 Prob. Chi-Square(2) 0.7902

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 12/19/17 Time: 17:14
Sample: 1 30
Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.240226 0.023670 10.14916 0.0000


ROA^2 0.000146 0.000118 1.237160 0.2267
ROE^2 -3.54E-05 2.32E-05 -1.525644 0.1387

R-squared 0.126435 Mean dependent var 0.225537


Adjusted R-squared 0.061726 S.D. dependent var 0.127013
S.E. of regression 0.123031 Akaike info criterion -1.258127
Sum squared resid 0.408687 Schwarz criterion -1.118007
Log likelihood 21.87190 Hannan-Quinn criter. -1.213301
F-statistic 1.953912 Durbin-Watson stat 1.600412
Prob(F-statistic) 0.161245

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 6.451603 Prob. F(2,25) 0.0255


Obs*R-squared 10.21276 Prob. Chi-Square(2) 0.0261

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/19/17 Time: 17:16
Sample: 1 30
Included observations: 30
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA -0.010014 0.015574 -0.642972 0.5261


ROE 0.005631 0.006450 0.872972 0.3910
C 0.002578 0.077337 0.033337 0.9737
RESID(-1) 0.675635 0.215774 3.131211 0.0044
RESID(-2) -0.129826 0.224345 -0.578687 0.5680
R-squared 0.340425 Mean dependent var 7.22E-17
Adjusted R-squared 0.234893 S.D. dependent var 0.483026
S.E. of regression 0.422505 Akaike info criterion 1.265779
Sum squared resid 4.462755 Schwarz criterion 1.499312
Log likelihood -13.98669 Hannan-Quinn criter. 1.340489
F-statistic 3.225802 Durbin-Watson stat 1.948016
Prob(F-statistic) 0.028933

Uji Normalitas

9
Series: Residuals
8 Sample 1 30
Observations 30
7

6 Mean 7.22e-17
Median -0.280704
5 Maximum 0.618056
Minimum -0.707591
4 Std. Dev. 0.483026
Skewness 0.306747
3
Kurtosis 1.306576
2
Jarque-Bera 4.055075
1 Probability 0.131659

0
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Uji Regresi Liniear

Dependent Variable: ROA


Method: Least Squares
Date: 12/19/17 Time: 17:29
Sample: 1 30
Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.420833 8.360084 0.768035 0.4489


ED -4.249167 5.636367 -0.753884 0.4572

R-squared 0.019894 Mean dependent var 0.472000


Adjusted R-squared -0.015110 S.D. dependent var 15.01098
S.E. of regression 15.12396 Akaike info criterion 8.334778
Sum squared resid 6404.557 Schwarz criterion 8.428191
Log likelihood -123.0217 Hannan-Quinn criter. 8.364662
F-statistic 0.568341 Durbin-Watson stat 1.284481
Prob(F-statistic) 0.457212
Dependent Variable: ED
Method: Least Squares
Date: 12/19/17 Time: 17:31
Sample: 1 30
Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.402304 0.090622 15.47417 0.0000


ROE -0.002780 0.002498 -1.113281 0.2751

R-squared 0.042388 Mean dependent var 1.400000


Adjusted R-squared 0.008187 S.D. dependent var 0.498273
S.E. of regression 0.496229 Akaike info criterion 1.500782
Sum squared resid 6.894807 Schwarz criterion 1.594195
Log likelihood -20.51172 Hannan-Quinn criter. 1.530665
F-statistic 1.239396 Durbin-Watson stat 0.815946
Prob(F-statistic) 0.275054

Anda mungkin juga menyukai