Soal:
1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan ekonomi digital?
2. Temukan melalui mencarian denan internet (browsing) perusahaan-perusahaan internasional
yang membeli:
a. Cengkeh
b. Pala
c. Ikan tuna
d. Teripang
(spesifikasi, mutu, persyaratan yang harus dipenuhi)
Jawab:
1. - kelebihan ekonomi digital:
a. Salah satunya ialah efisien. Dengan menggunakan layanan ekonomi digital, masyarakat
dapat menggunakan fasilitas yang cepat dan murah selain itu, para pelaku usaha tidak perlu
membawa barang dagangannya sendiri ketempat di mana para konsumen berada. Mereka
para pelaku usaha bisa dengan mudah mendapat pelanggan melalui perantara layanan
ekonomi digital. Dengan begitu, usaha kecil menengah (UKM) yang tidak memiliki modal
terlalu banyak bisa mengembangkan uahanya dengan bersaing diskala nasional maupun
internasional.
b. Dengan layanan ekonomi digital masyarakat dapat menemukan metode usaha yang baru.
Terbukti dengan adanya ekonomi digital mulai terbentuk berbagai usaha yang
menguntungkan seperti belanja layanan online, dan sebagainya.
c. Dalam bidang produksi, para pengusaha tidak perlu memproduksi barangnya sendiri untuk
dijajakan kepada konsumen, melainkan bisa menggunakan metode dropship. Dalam
metode ini para pelaku usaha dapat mengirimkan barang secara langsung kepada pelanggan
dari pemasok. Maka dari itu semakin banyaknya paa pengusaha, akan semakin menguatkan
perekonomian indonesia di masa depan.
- Kekurangan ekonomi digital:
a. Layanan ekonomi digital dapat mengancam bertambahnya jumlah pengangguran,
karena penjuan bisa bertransaksi langsung melalui layanan yang ada dengan cara
mudah.
b. Disisi lain ekonomi digital dalam e-commerce misalnya, masih sring ditemukan
insiden kecurangan oleh oknum pekerja.
c. Selain itu, data yang ditampilkan oleh para pengguna layanan ekonomi digital sebagian
kurang valid dan mengenai kerahasiaan data pribadi juga masih bermasalah karena
belum ada regulasi mengenai jaminan data dan sistem transaksi elektronik.
2. Perusahaan-perusahaan Internasional yang membeli:
SPESIFIKASI
1. Ruang lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu,cara pengujian mutu dan cara pengujian mutu dan cara
pengemasan cengke.
2. Defenisi
Cengkeh adalah bunga yang belum mekar dari tanaman cengkeh Eugenia carvophyllus
(Sprengel) Bullock et harrison) dari famili Myrtaceae,yang di keringkan.
3. Jenis Mutu
Standart kualitas engkeh di golongkan dalam tiga jenis mutu, yaitu mutu I, II, III.
4. Syarat Mutu.
Syarat Mutu Mutu
I II III Cara pengujian
Ukuran Rata Rata Tidak rata Organoleptik
Warna Coklat kehitam- coklat Coklat Organoleptik
hitaman
mengkilap
Bau Tidak apek Tidak apek Tidak apek Organoleptik
Bahan asing* % SP-SMP-32-1975
(bobot/bobot)maks 0,5 1,0 1,0
(ISO/R927-1969(E)
Gagang cengkeh SP-SMP-32-1975
% (bobot/bobot) 1,0 3,0 5,0
maks (ISO/R927-1969(E)
Cengkeh SP-SMP-32-1975
inferior** % 2,0 2,0 5,0
(bobot/bobot)maks (ISO/R927-1969(E)
SP-SMP-32-1975
Cengkeh rusak*** Negatif Negatif Negatif
(ISO/R927-1969(E)
Kadar air % SP-SMP-32-1975
(bobot-
bobot)maks 14,0 14,0 14,0 (ISO/R927-1969(E)
Keterangan besar
contohnya 10 gr
Kadar minyak
atsiri % 20 18 16 SP-SMP-32-1975
(vol/bobot) kering
mutlak min.
Keterangan:
*Bahan asing= semua bahan yang bukan berasal dari bunga cengkeh
**Cengkeh inferior= cengkeh keriput, patah dan telah dibuahi
***Cengkeh rusak= cengkeh jamuran dan telah diekstraksi
1. Strategi S-O
Strategi S-O merupakan strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan
kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar
besarnya.
2. Strategi S-T
Strategi S-T merupakan strategi yang diterapkan menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman yang ada.
3. Strategi W-O
Strategi W-O merupakan strategi yang di terapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi W-T
Strategi W-T merupakan strategi yang di terapkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
(c). Strategi Peningkatan Daya Saing Tuna Olahan Indonesia di Pasar Internasional
Tuna Indonesia sebagian besar diekspor dalam segar dan beku (55%), dan 45% di tuna
olahan. Pada tahun 2006-2010, Indonesia memiliki indeks RCA tuna segar 4,56-8,18, tuna beku
0,49-1,43 dan proses Ikan tuna 1,25-2,68. Berdasarkan analisis profil kompetitif, tiga faktor
produksi dan pemasaran sangat berpengaruh terhadap daya saing ikan tuna yaitu:
(1). mutu ikan tuna yang dihasilkan diproses dengan berat 0,143.
(2). tarif dan non tarif dengan berat 0.114 dan
(3). pengembangan dan pasar promosi dengan berat 0,110.
Faktor-faktor manusia dan kelembagaan, faktor yang memiliki peranan penting dalam
peningkatan daya saing adalah:
(1). Peran Pemerintah dalam pengembangan industri pengolahan tuna dengan berat 0.147.
(2) Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menangani mutu dengan bobot
0,135, dan
(3) peran pemerintah dalam pencegahan dan penanganan illegal fishing berat 0,130.
Berdasarkan analisis analisis RCA dan analisis matriks profil kompetitif strategi
prioritas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya saing tuna Indonesia yang diproses
dengan faktor-faktor produksi dan pemasaran seperti:
(1) Meningkatkan mutu olahan tuna Indonesia.
(2) Mendorong mengatasi hambatan tarif dan non tarif.
(3) meningkatkan pengembangan pasar dan pengetahuan promosi.
Prioritas strategik untuk faktor-faktor manusia dan kelembagaan adalah:
(1) Meningkatkan Peran Pemerintah dalam pengembangan industri pengolahan tuna.
(2) Meningkatkan kapasitas SDM yang mampu menangani mutu
(3) pemberantasan dan pengendalian illegal fishing.
- Volume ekspor tuna Indonesia periode tahun 2006-2009 mengalami peningkatan, namun
pada tahun 2010 volume ekspor tuna Indonesia mengalami penurunan 7%. Hampir 60% ekspor
ikan tuna Indonesia dalam bentuk ikan segar dan beku. Negara tujuan ekspor tuna segar adalah
Jepang yang mencapai hampir 80% dari total ekspor tuna segar, kemudian disusul Amerika
Serikat, Belanda dan Yemen. Negara pesaing Indonesia untuk produk tuna segar adalah
Kroasia, Malta, Tunisia, Turki, Australia, Spanyol, Jepang USA dan Equador. Ekspor tuna
olahan memberikan nilai tambah dan mendorong tumbuhnya industri pengolahan ikan di dalam
negeri, maka perlu dilakukan upaya meningkatkan nilai tambah ekspor ikan tuna. Dukungan
kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri pengolahan tuna ini sangat diperlukan,
sehingga ekspor tuna olahan akan meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan devisa
negera.
a. Aspek Teknis
1) Keragaan unit penangkapan
a. Kapal/ perahu
Kapal yang digunakan adalah kapal motor berkekuatan 23 PK. Kapal terbuat dari kayu jati
dengan ukuran panjang kapal (L) 12 meter, lebar kapal (B) 2,8 meter, dan tinggi (d) 3 meter. Kapal
ini memiliki 2 mesin yaitu mesin utama dan mesin tambahan dengan merk Dongfeng. Perawatan
dan perbaikan kapal dilakukan ketika kapal mengalami kerusakan, namun umumnya nelayan
melakukannya 3 bulan sekali. Perawatan mesin juga dilakukan 3 bulan sekali.
b. Alat tang
Penangkapan teripang dilakukan dengan tangan dengan cara menyelam. Peralatan yang
digunakan antara lain lampu petromaks 5 buah, masker 5 buah, senter laut 5 buah, kompresor,
regulator dan masker 3 pasang, selang 100 m, dan sampan atau penganak 5 buah dengan ukuran
panjang 4 meter, lebar 60 cm, dan tinggi 50 cm.
c. Nelayan
Nelayan teripang di perairan Kepulauan Seribu terdiri dari nelayan Madura dan nelayan lokal.
Namun, saat ini nelayan yang lebih aktif dan produktif merupakan nelayan Madura. Jumlah nelayan
dalam kapal ini adalah 5 orang dengan 1 orang sebagai kapten dan 4 orang lainnya sebagai ABK.
2) Metode operasi penangkapan
Persiapan trip dimulai pukul 15.00 wib. Nelayan melakukan pengangkutan alat tangkap dan
ransum ke kapal. Pada pukul 15.30 wib berangkat dari fishing base menuju fishing ground.
Penangkapan dilakukan di daerah perairan Kepulauan Seribu, seperti wilayah perairan Kelurahan
Panggang dan Kelurahan Kelapa. Habitat teripang merupakan daerah terumbu karang dan lamun.
Sesampainya di daerah penangkapan, nelayan melakukan persiapan alat yang akan digunakan untuk
mencari teripang. Pencarian teripang dilakukan pada malam hari. Pengambilan teripang dilakukan
dengan menggunakan tangan saat menyelam. Terdapat 2 cara dalam melakukan penyelaman saat
proses
penangkapan teripang, yaitu:
- Penangkapan teripang dengan penyelaman menggunakan kompresor.
Salah satu ujung selang dihubungkan ke kompresor kemudian ujung lainnya dihubungkan
ke regulator (mouth piece/second stage) yang dipasangkan ke mulut. Alat ini dapat berfungsi
mengatur tekanan udara yang masuk ke tubuh. Kemudian, para nelayan secara bergiliran menyelam
ke laut dengan kedalaman lebih dari 5 m dan 1 orang berjaga di kapal. Alat bantu lainnya yang
digunakan adalah masker dan senter laut sebagai penerang. Teripang yang diambil dimasukkan ke
kantong yang dibawa nelayan saat menyelam. Setelah terisi cukup 15 banyak, nelayan akan naik ke
permukaan untuk meletakkan teripang ke kapal, kemudian nelayan akan melakukan penyelaman
kembali.
b. Aspek Kelayakan Usaha
1. Modal investasi
Modal investasi adalah pengeluaran atau modal yang digunakan untuk menjalankan suatu usaha
perikanan tangkap. Pada usaha yang dilakukan total investasi usaha sebesar Rp41 050 000. Modal
ini digunakan untuk investasi kapal sebesar Rp25 000 000, 2 mesin berkekuatan 23 PK masing-
masing sebesar Rp2 500 000, dan alat bantu dalam penangkapan seperti lampu petromaks 5 buah
sebesar Rp1.050.000,00, masker 5 buah sebesar Rp750 000, senter laut 3 buah sebesar
Rp1.500.000,00, kompresor Rp3 000 000, regulator dan masker 3 pasang Rp750 000, selang 100 m
Rp2 500 000, dan peralatan memasak Rp600 000. Adapun rincian modal investasi dapat dilihat pada
Lampiran 5.
2.Biaya usaha
Biaya usaha ialah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan operasi penangkapan. Total biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp44 725 000, terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap
adalah biaya yang harus dikeluarkan dan jumlahnya tetap. Penggunaan biaya ini untuk perawatan
kapal, perawatan mesin, penyusutan kapal, penyusutan mesin, penyusutan lampu petromaks,
penyusutan kacamata, penyusutan penganak, dan penyusutan peralatan memasak. Biaya tidak tetap
atau disebut juga biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan jika melakukan operasi penangkapan
dan jumlahnya dapat berubah sesuai kebutuhan operasional penangkapan. Penggunaan biaya ini
untuk membeli bahan bakar, oli, konsumsi nelayan atau ransum, biaya pengiriman barang, dan bagi
hasil penerimaan.
3.Penerimaan usaha
Penerimaan usaha merupakan hasil yang didapat dari operasi penangkapan. Besarnya
penerimaan yang diperoleh dari penjualan hasil tangkapan selama 1 tahun adalah Rp321 350 000.
Penerimaan usaha didapat dari 2 musim, yaitu musim oboran dan musim sedang. Total penerimaan
pada musim oboran sebesar Rp209 150 000 dengan jumlah produksi sebanyak 429 kg berupa
teripang kering. Total penerimaan pada musim sedang adalah Rp112 200 000 dengan jumlah
produksi sebanyak 219 kg berupa teripang kering.
4.Analisis Usaha
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan diketahui bahwa keuntungan yang diperoleh
pemilik usaha sebesar Rp78 405 000 lebih besar daripada total biaya. Pada nilai R/C 1,32
menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan menguntungkan. Periode atau waktu yang dibutuhkan
dalam menutup investasi yang ditanam atau PP senilai 6,37 bulan. Nilai PP ini lebih rendah dari
maksimum umur teknis yaitu 8 tahun. Hasil analisis ROI menunjukkan nilai 188%, yang berarti
bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan pada usaha perikanan teripang tersebut akan memberikan
keuntungan sebesar Rp188.