Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

PENYAKIT AKIBAT KERJA(P.A.K)


STRESS AKIBAT KERJA

DISUSUN OLEH :

MASAYU FENNY ANGRAINI (1713201017)

MEIDANI ALDIAN (1713201018)

MEISYE HERLEN SELFIA (1713201019)

M. AINURROZAQ (1713201023)

M. FARIZ HUSAINI (1713201021)

INTAN WIDYA SARI (1713201016)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI

TAHUN AJARAN 2019/2020


1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat Nya, kami dapat menyusun MAKALAH yang berjudul “STRESS AKIBAT
KERJA” dengan lancar.

Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat ibu PUTRI
SAHARA HARAHAP Selaku pembimbing materi dalam pembuatan makalah
ini,serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermamfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan
yang kami miliki tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Jambi, 27 september 2019

Penulis

KELOMPOK V (LIMA)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I, PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 4

B. Tujuan .......................................................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

BAB II, PEMBAHASAN

A. Pengertian Stres dan Stres Kerja ................................................................ 6

B. JenisJenis Stres ............................................................................................ 7

C. Pengukuran tingkat stress ............................................................................ 8

D. Faktor yang mempengaruhi stress .............................................................. 9

E. Faktor peyebab Stres kerja ........................................................................ 13

F. Gejala-gejala stress .................................................................................... 14

G. Pengendalian stress ................................................................................... 16

BAB III, PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 17

B. Saran .......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang mengalami


stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial ekonominya saja tetapi juga
dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang penat juga
akan dapat menyebabkan sters dalam bekerja. Banyak orang yang tidak menyadari
gejala timbulnya stres tersebut dalam kehidupannya padahal apabila kita mengetahui
lebih awal mengenai gejala stres tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini
dapat dilakukan dengan maksud agar terjaminnya keamanan dan kenyamanaan
dalam bekerja. Apabila seseorang yang mengalami stres melakukan pekerjaan itu
malah akan mengganggu kestabilan dalam bekerja. Untuk menjaga kestabilan kerja
tersebut psikologi seseorang juga harus stabil agar terjadi singkronisasi yang
harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang terjadi. Namun tidak
dapt dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi pada seriap
karyawan/pekerja. Mereka mengalami stress karena pengaruh dari pekerjaan itu
sendiri maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami stress dalam
bekerja tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Disinilah muncul
peran dari perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan (stress) yang
dialami oleh pekerjanya. Dalam hal ini perusahaan dapat menentukan penanganan
yang terbaik bagi pekerja tersebut serta mengurangi kinerja karyawan. Melihat
kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya yang baik kami akan
membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui bagaimana stres dan
penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama dalam bekerja.

4
B. TUJUAN

Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah ini adalah:

1. Untuk lebih mengerti mengenai stres dan stres kerja.

2. Untuk memehami mengenai jenis-jenis stres.

3. Agar kita menegtahui apa saja gejala stres dan dampaknya.

4. Agar kita tahu bagaimana cara mencegah stres.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penulisan makalah ini antara
lain:

1. Apa yang dimaksud dengan stres dan stres kerja?


2. Apa saja jenis-jenis stres?
3. Apa saja gejala stres dan dampaknya?
4. Bagaimana cara mencegah dan mengurangi stres yang terjadi?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRESS DAN STRESS KERJA

Stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya,


obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah
berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan
yang tidak menyenangkanyang berasal dari luar diri seseorang. mengemukakan
bahwa stress kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai
stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai
stimulus merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada lingkungan. Definisi
stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk
memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai
konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu.
Pendekatan stimulus respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi
antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar
sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara
kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk memberikan
tanggapan. Sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa
yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang, Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan
dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Masalah Stres
kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak
mulai timbulnya tuntutan untuk efisien didalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja
tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis,
6
peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu.
Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala
stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti :
mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau
bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur.Di
kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan kesamaan
persepsi tentang batasan stres. stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis
yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa
mengatasinya. memandangnya sebagai respon adaptif yang merupakan
karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan eksternal, situasi atau
peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis memahaminya sebagai
ketidak seimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga
menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya.

B. JENIS-JENIS STRESS

Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua,yaitu:

1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan
individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan,fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance
yang tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak
sehat,negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut
termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit

7
kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang
diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

C. PENGUKURAN TINGKAT STRES


1. Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan kriteria HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scale). Unsur yang dinilai antara lain: perasaan
ansietas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan,
perasaan depresi, gejala somatik, gejala respirasi, gejala gejala
kardiovaskuler, gejala respirasi, gejala gastrointestinal, gejala urinaria, gejala
otonom, gejala tingkah laku. Unsur yang dinilai dapat menggunakan skoring,
dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
 0: Tidak ada gejala dari pilihan yang ada.
 1: Satu gejala dari pilihan yang ada.
 2: Kurang dari separuh dari pilihan yang ada.
 3: Separuh atau lebih dari pilihan yang ada.
 4: Semua gejala ada.
2. skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item dijumlahkan sebagai
indikasi penilaian dertajat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Skor < 14 tidak ada stress.
 Skor 14-20 stres ringan.
 Skor 21-27 stres sedang.
 Skor 28-41 stres berat.
 Skor 42-56 stres berat sekali.

8
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES

Beberapa faktor yang mempengaruhi stres individu (Sunaryo, 2004) adalah:


1. Faktor biologis herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofisiologik,
neuhormonal.
2. Faktor psiko edukatif. kepribadian, pengalaman, kondisi lingkungan.
Gejala stress yang dialami klien sesuai dengan skala hars :

 Perasaan cemas.
 Ketegangan.
 Ketakutan.
 Gangguan tidur.
 Gangguan kecerdasan.
 Perasaan dep[resi / tertekan.
 Gejala somatik.
 Gejala sensorik.
 Gejala kardiovaskuler.
 Gejala pernapasan.
 Gejala gastrointestinal.
 Gejala urogenital.
 Gejala vegetatif otonom.
 Apakah remaja merasakan.
Stress :

1. Perasaan cemas yang anda alami biasanya :


 Firasat buruk.
 Takut akan pikiran sendiri.

9
 Mudah tersinggung.
 Tidak lama.
2. Ketegangan yang anda alami berupa :
 Terasa tegang.
 Lesu.
 Mudah terkejut.
 Tidak dapat iostirahat.
 Mudah menangis.
 Gemetar.
 Gelisah.

3. Ketakutan yang anda hadapi yaitu :


 Pada gelap.
 Ditinggal sendiri.
 Pada orang asinmg.
 Pada keramaian lalu lintas.
 Pada kerumunan orang banyak.

4. Gangguan tidur yang anda alami berupa :


 Sukar memulai tidur.
 Terbangun malam hari.
 Tidak pulas.
 Mimpi buruk.
 Mimpi yang menakutkan.
5. Gangguan berpikir ada pada yaitu :

10
 Daya ingat buruk.
 Sulit berkonsentrasi.
 Sering bingun.
 Mudah marah.

6. Bila anda merasa tertekan, maka anda :


 Kehilangan minat atau kemauan.
 Sedih.
 Bangun dini hari.
 Berkurangnya kesukaan pada hobi.
 Perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
7. Gangguan somatic atau gangguan otot yang anda alami berupa :
 Nyeri otot.
 Kaku.
 Kekdutan otot.
 Gigi gemertak.
 Suara tidak stabil.
8. Ganguan sensorik atau gangguan dari penerimaan rangsangan yang anda
rasakan :
 Tangan berdenyut.
 Penglihatan kabur.
 Muka merah dan pucat.
 Merasa lemah.
 Perasaan seperti di tusuk-tusuk.
9. Gangguan kardioskasvuler atau gangguan peredaran darah yang anda rasakan

11
:
 Denyut nadi cepat.
 Dada berdebar-debar.
 Nyeri dada.
 Denyut nadi mengeras.
 Rasa lemah seperti mau pingsan.
10.Gangguan pernapasan yang anda rasakan yaitu :
 Rasa tertekan di dada.
 Perasaan seperti tercekik.
 Merasa napas pendek atau sesak.
 Sering menarik napas panjang.
11. Gangguan gastro intestinal atau gangguan saluran pencernaan yang anda
alami yaitu :
 Sulit menelan.
 Mual muntah.
 Berat badan menurun.
 Konstipasi atau sulit BAB.
 Perut melilit.
 Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan.
 Rasa panas di perut.
 Perut terasa penuh atau kembung.
12. Gangguan urogenitalia atau gangguan saluran kencing dan kelamin yang
anda rasakan :
 Sering kencing.
 Tidak dapat menahan kencing.
 Nafsu seksual menurun.

12
 Tidak dapat kencing.
13.Gangguan vergetatif otonomi atau gangguan ketidak seimbangan tubuh yang
anda alami :
 Mulut kering.
 Muka kering.
 Mudah berkeringat.
 Pusing atau sakit kepala.
 Bulu roma berdiri.
14.Apakah anda merasakan :
 Gelisah.
 Tidak tenang.
 Mengerutkan dahi dan muka tegang.
 Napas pendek dan cepat.
 Muka merah.

E. FAKTOR PENYEBAB STRESS KERJA

1. Faktor Lingkungan

Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan Yaitu :

 Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidak pastian ekonomi. Bila


perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin mencemaskan
kesejahteraan mereka.
 Ketidak pastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang
terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan yang
tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat membuat

13
orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada yang
berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan
terlambat masuk kerja.
 Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel pun
menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat
karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri.
2. Faktor organisasi
Faktor organisasi yang dapat menimbulkan stress seperti tekanan untuk
menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu
terbatas,beban kerja berlebihan,serta rekan kerja yang tidak menyenangkan.

F. GEJALA-GEJALA STRESS

1. GEJALA-GEJALA
a. Gejala psikologis Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering
ditemui pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :
 Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung.
 Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian).
 Sensitif dan hyperreactivity.
 Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi.
 Komunikasi yang tidak efektif.
 Perasaan terkucil dan terasing.
 Kebosanan dan ketidakpuasan kerja.
 Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan
kehilangankonsentrasi.
 Kehilangan spontanitas dan kreativitas.
b. Gejala fisiologis Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

14
 Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan
mengalami penyakit kardiovaskular.
 Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin
dannoradrenalin).
 Gangguan gastro intestinal (misalnya gangguan lambung).
 Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan.
 Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan
yang kronis (chronic fatigue syndrome).
 Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada.
 Gangguan pada kulit.
 Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot.
 Gangguan tidur.
 Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan
terkena kanker 3).
c. Gejala perilaku Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
 Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan.
 Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas.
 Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan.
 Perilaku sabotase dalam pekerjaan.
 Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,
mengarah ke obesitas.
 Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai
bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-
tiba,kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi.
 Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti
menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi.

15
 Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas.
 Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan
teman.
 Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri .

G. PENGENDALIAN STRESS

Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih dari pada sekedar
mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif. Hampir
sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang
harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering
melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara
efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari
stres, justru akan menambah masalah lebih jauh.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal
tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga
terjadi dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari empat hal yaitu
tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstra organisasional.
Setelah adanya respon barulah dapat ditentukan bagaimana stress yang dialami
seseorang tersebut. Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negatif
dimana stress itu akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami
stress. Stress-stres yang dialami pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi
dengan banyak metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam
pekerjaan suatu perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat
mengurangi stress yang mereka alami. Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu
beratnya beban pikiran seseorang serta adanya tekanan yang membuat kurangnya
konsentrasi. Namun semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk
dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.

B. Saran

Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi


teknik pengurangan stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut
dengan baik. Karena hal tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta
meningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga
baik bagi perusahaan(lembaga).

17
DAFTAR PUSTAKA

Penyakit, M., Kerja, A., Alfath, M. R., & Perdana, R. J. (2016). Mata Kuliah K3 Dosen : ELISA
HAFRIDA M . Kes M REZI ALFATH RISKY JAKA PERDANA STT Dumai Program
Studi Teknik Industri Tahun 2016. 1–10.

AS/NZS 4801. (2001). Occupational Health And Safety Management Systems. Australian
Standard. (1990). Australian Standard AS 1885.1-1990: Workplace Injury and Disease
Recording Standard.
Barry S. Levy, David H. Wegman. Occupational Health : Recognizing and Preventing Work
Related Disease. Edisi ke-3,2006
De Vuyst P, Gevenois PA. (2002). Occupational Disesase. Eds WB Saunders, London Direktorat
Bina Kesehatan Kerja. (2008). Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat Kerja bagi Petugas
Kesehatan. Departemen Kesehatan
Endroyo, B. dan Tugino (2007). Analisa Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Konstruksi.
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan.Nomor 2 vol 21-31
Heinrich, HW., Petersen, DC., Roos, NR., Hazlett, S., 1980. Industrial Accident Prevention: A
Safety Management Approach. NY: McGraw-Hill
Hinze, Jimmie. (1997). Construction Safety. NJ: Prentice-Hall. Adzim, HI. (2013). Penyakit
Akibat Kerja.
Husni, Lalu. (2003). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa OHSAS 18001. (2007). Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 03/MEN/98 tahun 1998 tentang Tata
Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
Silalahi, B. dan Silalahi, R. (1995). Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Pustaka
Binaman Pressindo Week,
J. Gregory R. Wagner, Kathleen M. Rest, Barry S. Levy. (2005). A public Health Approach to
Preventing Occupational Disesase and Injuries in Preventing Occupational Disease and
Injuries. Edisi ke-2, APHA, Washington
Salawati, liza. 2015. Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. 15 (2).

18
19

Anda mungkin juga menyukai