DISUSUN OLEH :
M. AINURROZAQ (1713201023)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat Nya, kami dapat menyusun MAKALAH yang berjudul “STRESS AKIBAT
KERJA” dengan lancar.
Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat ibu PUTRI
SAHARA HARAHAP Selaku pembimbing materi dalam pembuatan makalah
ini,serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermamfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan
yang kami miliki tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Penulis
KELOMPOK V (LIMA)
2
DAFTAR ISI
BAB I, PENDAHULUAN
B. Tujuan .......................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran .......................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. TUJUAN
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah ini adalah:
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penulisan makalah ini antara
lain:
5
BAB II
PEMBAHASAN
B. JENIS-JENIS STRESS
1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan
individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan,fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance
yang tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak
sehat,negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut
termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit
7
kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang
diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
8
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES
Perasaan cemas.
Ketegangan.
Ketakutan.
Gangguan tidur.
Gangguan kecerdasan.
Perasaan dep[resi / tertekan.
Gejala somatik.
Gejala sensorik.
Gejala kardiovaskuler.
Gejala pernapasan.
Gejala gastrointestinal.
Gejala urogenital.
Gejala vegetatif otonom.
Apakah remaja merasakan.
Stress :
9
Mudah tersinggung.
Tidak lama.
2. Ketegangan yang anda alami berupa :
Terasa tegang.
Lesu.
Mudah terkejut.
Tidak dapat iostirahat.
Mudah menangis.
Gemetar.
Gelisah.
10
Daya ingat buruk.
Sulit berkonsentrasi.
Sering bingun.
Mudah marah.
11
:
Denyut nadi cepat.
Dada berdebar-debar.
Nyeri dada.
Denyut nadi mengeras.
Rasa lemah seperti mau pingsan.
10.Gangguan pernapasan yang anda rasakan yaitu :
Rasa tertekan di dada.
Perasaan seperti tercekik.
Merasa napas pendek atau sesak.
Sering menarik napas panjang.
11. Gangguan gastro intestinal atau gangguan saluran pencernaan yang anda
alami yaitu :
Sulit menelan.
Mual muntah.
Berat badan menurun.
Konstipasi atau sulit BAB.
Perut melilit.
Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan.
Rasa panas di perut.
Perut terasa penuh atau kembung.
12. Gangguan urogenitalia atau gangguan saluran kencing dan kelamin yang
anda rasakan :
Sering kencing.
Tidak dapat menahan kencing.
Nafsu seksual menurun.
12
Tidak dapat kencing.
13.Gangguan vergetatif otonomi atau gangguan ketidak seimbangan tubuh yang
anda alami :
Mulut kering.
Muka kering.
Mudah berkeringat.
Pusing atau sakit kepala.
Bulu roma berdiri.
14.Apakah anda merasakan :
Gelisah.
Tidak tenang.
Mengerutkan dahi dan muka tegang.
Napas pendek dan cepat.
Muka merah.
1. Faktor Lingkungan
13
orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada yang
berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan
terlambat masuk kerja.
Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel pun
menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat
karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri.
2. Faktor organisasi
Faktor organisasi yang dapat menimbulkan stress seperti tekanan untuk
menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu
terbatas,beban kerja berlebihan,serta rekan kerja yang tidak menyenangkan.
F. GEJALA-GEJALA STRESS
1. GEJALA-GEJALA
a. Gejala psikologis Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering
ditemui pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :
Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung.
Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian).
Sensitif dan hyperreactivity.
Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi.
Komunikasi yang tidak efektif.
Perasaan terkucil dan terasing.
Kebosanan dan ketidakpuasan kerja.
Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan
kehilangankonsentrasi.
Kehilangan spontanitas dan kreativitas.
b. Gejala fisiologis Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
14
Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan
mengalami penyakit kardiovaskular.
Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin
dannoradrenalin).
Gangguan gastro intestinal (misalnya gangguan lambung).
Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan.
Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan
yang kronis (chronic fatigue syndrome).
Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada.
Gangguan pada kulit.
Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot.
Gangguan tidur.
Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan
terkena kanker 3).
c. Gejala perilaku Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan.
Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas.
Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan.
Perilaku sabotase dalam pekerjaan.
Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,
mengarah ke obesitas.
Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai
bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-
tiba,kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi.
Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti
menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi.
15
Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas.
Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan
teman.
Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri .
G. PENGENDALIAN STRESS
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih dari pada sekedar
mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif. Hampir
sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang
harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering
melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara
efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari
stres, justru akan menambah masalah lebih jauh.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal
tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga
terjadi dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari empat hal yaitu
tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstra organisasional.
Setelah adanya respon barulah dapat ditentukan bagaimana stress yang dialami
seseorang tersebut. Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negatif
dimana stress itu akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami
stress. Stress-stres yang dialami pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi
dengan banyak metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam
pekerjaan suatu perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat
mengurangi stress yang mereka alami. Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu
beratnya beban pikiran seseorang serta adanya tekanan yang membuat kurangnya
konsentrasi. Namun semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk
dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Penyakit, M., Kerja, A., Alfath, M. R., & Perdana, R. J. (2016). Mata Kuliah K3 Dosen : ELISA
HAFRIDA M . Kes M REZI ALFATH RISKY JAKA PERDANA STT Dumai Program
Studi Teknik Industri Tahun 2016. 1–10.
AS/NZS 4801. (2001). Occupational Health And Safety Management Systems. Australian
Standard. (1990). Australian Standard AS 1885.1-1990: Workplace Injury and Disease
Recording Standard.
Barry S. Levy, David H. Wegman. Occupational Health : Recognizing and Preventing Work
Related Disease. Edisi ke-3,2006
De Vuyst P, Gevenois PA. (2002). Occupational Disesase. Eds WB Saunders, London Direktorat
Bina Kesehatan Kerja. (2008). Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat Kerja bagi Petugas
Kesehatan. Departemen Kesehatan
Endroyo, B. dan Tugino (2007). Analisa Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Konstruksi.
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan.Nomor 2 vol 21-31
Heinrich, HW., Petersen, DC., Roos, NR., Hazlett, S., 1980. Industrial Accident Prevention: A
Safety Management Approach. NY: McGraw-Hill
Hinze, Jimmie. (1997). Construction Safety. NJ: Prentice-Hall. Adzim, HI. (2013). Penyakit
Akibat Kerja.
Husni, Lalu. (2003). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa OHSAS 18001. (2007). Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 03/MEN/98 tahun 1998 tentang Tata
Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
Silalahi, B. dan Silalahi, R. (1995). Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Pustaka
Binaman Pressindo Week,
J. Gregory R. Wagner, Kathleen M. Rest, Barry S. Levy. (2005). A public Health Approach to
Preventing Occupational Disesase and Injuries in Preventing Occupational Disease and
Injuries. Edisi ke-2, APHA, Washington
Salawati, liza. 2015. Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. 15 (2).
18
19