Anda di halaman 1dari 17

KEMUHAMMADIYAHAN

“KHITAH MUHAMMADIYAH DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA


DAN BERNEGARA”

Dosen Pengampu :
Muhammad, S.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok XI
Alifa Achita Amyunas 1911102411181
Juliana Saputri 1911102411199
Lutfia Novi Rahmawati 1911102411139
Khomariah 1911102411182

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
SI KEPERAWATAN ALIH JENJANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya dan
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad
SAW. Sehingga dapat terselesaikan tugas Makalah mata kuliah
Kemuhammadiyahan tepat pada waktunya.

Makalah ini tersusun atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat: Dosen mata ajar Kemuhammadiyahan bapak Muhammad, S.Pd.I

Akhir kata, Semoga makalah ini meberikan manfaat bagi penulis


khususnya dan pembaca pada umumnya serta membawa manfaat bagi
perkembangan ilmu.

Samarinda , 26 september 2019

penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman sampul ……………………………………………………………. i


Kata pengantar……………………………………………………………… ii
Daftar isi…………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.3.1 Tujuan Umum ……………………………………… 2
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Khittah Muhamadiyah dalam kehidupan berbangsa dan 3


bernegara …………………………………………………….
2.2 Muhammadiyah sebagai bagian dari NKRI…………………. 7
2.3 Tanggung jawab Muhammadiyah terhadap NKRI………….. 9
2.4 Bentuk/ model peran kebangsaan…………………………… 10

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan……………………………………………………. 12
3.2 Saran………………………………………………………… 12

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang keberadaannya sudah


sejak lama bahkan ikut berperan serta dalam perjuangan juga sebagai sebuah
gerakan yang dahulunya hanya memfokuskan pada penyebaran agama hal ini
tidak dapat disepelekan begitu saja. Dalam penyebaran agama yang dilakukan
oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah tidak hanya
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran semata. Akan tetapi
di samping itu Muhammadiyah sebagai gerakan sekaligus organisasi juga
turut membantu bangsa ini agar bisa terlepas dari cengkeraman penjajah.

Berangkat dari hal ini maka Muhammadiyah sebagai bagian dari


komponen bangsa sekaligus sebagai warna dalam kemajemukkan bangsa
tercinta ini. Kita akui sebagai bangsa yang majemuk baik dari terdapatnya
berbagai macam suku, bahasa dan kebudayaan serta organisasi-organisasi
kemasyarakatan (ORMAS) adalah warna yang masing-masing mempunyai
keunikan tersendiri.

Dalam bidang Politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya:


dengan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar dalam arti dan proporsi yang
sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis
konsepsional, secara operasional dan secara konkrit riil bahwa ajaran Islam
mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan
makmur serta sejahtera, bahagia, material dan spiritual yang diridahai Allah
swt. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh
pada kepribadiannya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian Latar Belakang Di Atas Bagaimana Untuk


Mengetahui Khitah muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Khitah muhammadiyah dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara

1.3.2 Tujuan Khusus

a.Untuk mengetahui Khitah muhammadiyah dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara

b. Untuk mengetahui Muhammadiyah sebgai bagian dari pendiri NKRI

c. Untuk mengetahui Tanggung jawab muhammadiyah terhadap NKRI

d. Untuk mengetahui Bentuk/ Model Peran kebangsaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

Secara bahasa (lughowi) istilah khittah berasal dari bahasa arap


(khiththotun) yang artinya garis besar/langkah. Sehingga arti Khittah
Muhammadiyah berarti garis-garis besar atau langkah-langkah persyarikatan
Muhammadiyah. Sedangkan dari segi istilah (ishtilahi) yang dimaksud khittah
muhammadiyah adalah pedoman yang berisi arah, kebijakan atau langkah-langkah
yang dirumuskan oleh persyarikatan muhammadiyah,yang harus dilaksanakan
untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Indrawan dalam
sufyanto, S.Ag, M. Si(2007) Khittah artinya garis besar perjuangan. khittah itu
mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan,
pedoman, dan arah perjuangan. hal tersebut mempunyai arti penting karena
menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota
muhammadiyah. garis-garis besar perjuangan muhammadiyah tersebut tidak boleh
bertentangan dengan asas dan tujuan serta program yang telah disusun.

2.1 Khitah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da'wah amar


ma'ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut
seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalat
dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan
dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi
gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan
Agama Islam menjadi rahmatan lil-'alamin dalam kehidupan di muka bumi
ini.
Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa
dan negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi

3
melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi
panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah
kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut
diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai kepribadian,
keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya sebagai acuan
gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab dalam mewujudkan
"Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur".
Menurut Indrawan (2014) Peran dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat dilakukan melalui dua strategi dan lapangan perjuangan.
Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan
kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan
oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat
kelembagaan negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang
bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan
politik tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan
negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan
yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara sebagaimana dilakukan oleh
kelompok-kelompok kepentingan (interest groups).
Muhammadiyah secara khusus mengambil peran dalam lapangan
kemasyarakatan dengan pandangan bahwa aspek kemasyarakatan yang
mengarah kepada pemberdayaan masyarakat tidak kalah penting dan strategis
daripada aspek perjuangan politik kekuasaan. Perjuangan di lapangan
kemasyarakatan diarahkan untuk terbentuknya masyarakat utama atau
masyarakat madani (civil society) sebagai pilar utama terbentuknya negara
yang berkedaulatan rakyat. Peran kemasyarakatan tersebut dilakukan oleh
organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti halnya Muhammadiyah.
Sedangkan perjuangan untuk meraih kekuasaaan (power struggle) ditujukan
untuk membentuk pemerintahan dalam mewujudkan tujuan negara, yang
peranannya secara formal dan langsung dilakukan oleh partai politik dan
institusi-institusi politik negara melalui sistem politik yang berlaku. Kedua
peranan tersebut dapat dijalankan secara objektif dan saling terkait melalui

4
bekerjanya sistem politik yang sehat oleh seluruh kekuatan nasional menuju
terwujudnya tujuan negara.
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi
kemasyarakatan) yang mengemban misi da'wah amar ma'ruf nahi munkar
senantiasa bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan
dan reformasi nasional sesuai dengan khittah (garis) perjuangannya serta
tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang
dialami oleh bangsa dan negara. Karena itu, Muhammadiyah senantiasa
terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai berikut:
Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan
negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan
keduniawian (al-umur ad-dunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi, dijiwai,
dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang utama. Karena itu
diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh warga Muhammadiyah
dalam menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun
melalui pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang
mutlak diperlukan untuk membangun kehidupan di mana nilai-nilai Ilahiah
melandasi dan tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban
untuk terwujudnya "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur".
Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat
guna terwujudnya masyarakat madani (civil society) yang kuat sebagaimana
tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
kenegaraan sebagai proses dan hasil dari fungsi politik pemerintahan akan
ditempuh melalui pendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai

5
prinsip-prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif dalam
kehidupan negara yang demokratis.
Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang
bersifat praktis atau berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk
dijalankan oleh partai-partai politik dan lembaga-lembaga formal kenegaraan
dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya sistem politik yang demokratis
dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara. Dalam hal
ini perjuangan politik yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik
hendaknya benar-benar mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya
nilai-nilai utama sebagaimana yang menjadi semangat dasar dan tujuan
didirikannya negara Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945.
Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud
dari dakwah amar ma'ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses
dan kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita
luhur bangsa. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa
dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju
kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban.
Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun.
Muhammadiyah senantiasa mengembangkan sikap positif dalam memandang
perjuangan politik dan menjalankan fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar
ma'ruf nahi munkar demi tegaknya sistem politik kenegaraan yang
demokratis dan berkeadaban.
Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota
Persyarikatan untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik
sesuai hati nurani masing-masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus
merupakan tanggungjawab sebagai warga negara yang dilaksanakan secara
rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan Muhammadiyah,
demi kemaslahatan bangsa dan negara.
Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam
politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara

6
sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab (amanah), akhlak
mulia (akhlaq al-karimah), keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian
(ishlah). Aktifitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya
memperjuangkan misi Persyarikatan dalam melaksanakan da'wah amar
ma'ruf nahi munkar. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak
atau golongan mana pun berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan,
menjauhi kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis dan
berkeadaban.

2.2 Muhammadiyah Sebagai Bagian Dari Pendiri NKRI

Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal ini jelas dapat
dilihat dari lahirnya Organisasi Islam yang berdiri sebagai plopor kebangkitan
Islam yang ada di Indonesia sejak tahun 1912. Muhammadiyah merupakan
gerakan islam yang memiliki ideologi yang sama dengan cita-cita bangsa
Indonesia, yakni seperangkat paham tentang kehidupan dan strategi
perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
Dalam Muhammadiyah sendiri banyak organisasi yang dibentuk untuk
membangun bangsa ini mulai dari masalah keagamaan, pendidikan dan sosial.
Salah satu cotoh dari organisasi kemuhammadiyahan ini yaitu terobosan baru
dalam bidang pendidikan dengan mengadopsi pendidikan berbasis Belanda
namun masih berdasarkan pada Islam yang pada saat itu masih dianggap
asing bagi masyarakat.
Selain itu kelahiran Muhammadiyah memberikan corak spirit dan cita-cita
untuk perkembangan zaman yang lebih baik sesuai dengan paham Islam yang
sesungguhnya. Adapun sesungguhnya tujuan dari gerakan Muhammadiyah
ini yaitu perjuangan untuk kesejahteraan bersama (masyarakat) berdasarkan
pada tuntunan Al- Qur’an dan As- Sunnah, hal inilah yang menjadikan
Muhammadiyah menjadi salah satu pendiri dari NKRI karena cita-cita
Muhammadiyah dan Kebangsaan Indonesia ini sama yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Seseorang atau sebuah

7
organisasi yang ikut serta dalam membangun dan mendirikan NKRI
merupakan sebuah kesadaran diri ingin membangun bangsa ini dengan
mewujudkan masa depan bersama dalam sebuah negara yang besar.
Umat Islam Indonesia melalui partai-partai Islam telah terlibat aktif dalam
proses politik. Ini berati penerimaan pada demokrasi tidak lagi menjadi
masalah alias sudah final. Selama ini tokoh- tokoh Organisasi Islam seperti
NU, Muhammadiyah, Persis, dan lain- lain telah dapat bekerja sama dengan
pemerintah. Ini menunjukan bahwa demokrasi menjadi instrument politik
bangsa ini untuk mewadahi aspiras- aspirasi politik yang terus berkembang,
dengan demokrasi memungkinkan terjadinya kesepakatan- kesepakatan
politik dicapai guna menjadi keberlanjutan bangsa ini alam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang memiliki ideologi yang
sama dengan cita-cita Indonesia, yakni seperangkat paham tentang kehidupan
dan strategi perjuangan untuk mewujudkan cita- cita Bangsa, salah satu
Ideologi Muhammadiyah yaitu ajaran atau ilmu pengetahuan yang secara
sistematis dan menyeluruh membahas mengenai gagasan, cara- cara, angan-
angan, atau gambaran dalam pikiran untuk mendapatkan keyakinan mengenai
hidup dan kehidupan yang benar dan tepat berdasarkan tuntunan Al- Qur’an
dan As- Sunnah, salah satu ideologi ini sama halnya dengan tujuan/ cita- cita
bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan keadilan dan
kesejahtraan bagi rakyat Indonesia yang berdasarkan pada tuntunan agama.
Muhammadiyah telah menetapkan visinya tentang masyarakat ideal,
namun Muhammadiyah tidak memiliki niat untuk mendirikan negara Islam
Indonesia. Muhammadiyah harus memegang teguh kerangka NKRI dalam
konteks nasionalisme karena beberapa alasan: Muhammadiyah menginginkan
kesejahteraan umat (maslahah ummah) sebagai tujuan utama perjuangan
politik Muhammadiyah sebagai partai politik. Muhammadiyah sangat
menyadari bahwa gerakan globalisasi mengandung “agenda baru atau
tersembunyi dari para pendukungnya, sehingga Muhammadiyah harus
membangun konsep negara demi kedaulatan negara, bangsa dan wilayah, dan

8
untuk membentengi negara dari intervensi negara lain sebagai akibat dari
ketidakadilan global.

2.3 Tanggung Jawab Muhammadiyah Terhadap NKRI

Sebagai bagian besar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


dan sebagai salah satu pendirinya, Muhammadiyah merasa punya tanggung
jawab. Bagi Muhammadiyah, penuain tanggung jawab ini adalah refleksi
keimanan dan sekaligus komitmen kebangsaan. Dan komitmen ini telah
dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan ikut andil dalam memajukan
kebudayaan dan peradaban pada bangsa ini.
Faktanya dalam segala aspek kehidupan, baik kehidupan beragama,
Berbangsa dan Bernegara, Muhammadiyah telah hadir sebagai Agen
Pembaharuan.
Tanggung jawab Muhammadiyah terhadap NKRI dilakukan melalui
dengan memberikan pencerahan, dengan melakukan gerakan pencerdasan
dengan mendirikan sekolah-sekolah seperti SD, SMP, SMA dan perguruan
tinggi diseluruh Indonesia, peningkatan kualitas kesehatan dengan
mendirikan rumah sakit, dan kehidupan sosial serta pemberdayaan tarap
kehidupan ekonomi masyarakat dengan membuat amal-amal usaha sebagai
lapangan pekerjaan bagi warga yang membutuhkan.
Munir Mughni dalam Muhammadiyah Pintu Gerbang Protestanisme
mengungkapkan bahwa kyai Ahmad Dahlan adalah sosok yang memiliki
etika populis yang sangat peduli pada nasib rakyat yang miskin dan
menderita, kyai Ahmad Dahlan membangun rumah sakit dan membuka
sekolah-sekolah untuk orang miskin. Dokter-dokter yang bekerja dirumah
sakit tidak hanya berasal dari pribumi sendiri namun juga dokter-dokter
kebangsaan Belanda yang beragama katolik. Gerakan yang dilakukan kyai
Ahmad Dahlan pada bidang sosial untuk kemajuan indonesia tanpa
memandag ras, keturunan, bahkan agama apapun.
Dari ungkapan tersebut, dapat kita ketahui bahwa demi kemajuan dan
kedaulatan NKRI, Muhammadiyah membangun banyak infrastruktur yang

9
berguna untuk masyarakat. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab
Muhammadiyah terhadap NKRI. Muhammadiyah sebagai karakteristik moral
power yang selalu menjadi teladan, pelindung, pengayom dan penyelamat
bagi masa depan bangsa, negara, agama dan umat manusia.

2.4 Bentuk atau Model Peran Kebangsaan Muhammadiyah

Bentuk atau model Muhammadiyah dikenal sebagai sebuah organisasi


Islam yang yang didalamnya berisikan tentang pembaharuan dalam bidang
Keyakian dan Kepribadian masyarakat tentang nilai-nilai kehidupan yang
dianut masyarakat berdasarkan budaya bangsa.
Adapun peran dari model Muhammadiyah yaitu untuk merubah moral
dan karakter dari bangsa Indonesia yang beragam dengan pembinaan terhadap
masyarakat. Selain itu, peran Muhammadiyah dalam merubah bangsa
Indonesia menjadi lebih baik yaitu dengan dengan dibangunnya infrastruktur
bagi kepentingan masyarakat baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial
dan lain-lain dengan dibangunnya sekolah- sekolah dan yayasan lainnya.
Bentuk dan model Muhammadiyah pada umumnya mengacu pada
kesejahteraan bangsa sesuai dengan dasar-dasar atau pedoman garis
perjuangan Muhammadiyah yaitu menyebarkan dakwah amal ma’ruf nahi
munkar atau menyeruh pada kebaikan.
Adapun bentuk dan model organisasi Muhammadiyah yaitu bersifat
impersonal atau institusional, bukan sekedar himpunan orang-perorangan
yang bersifat kelembagaan. Keunggulan Muhammadiyah terletak pada
gerakan melalui organisasi. Organisasi Muhammadiyah merupakan sebuah
instrumen fisik organisasi (body of structure) yang didalamnya terkandung
nilai-nilai dasar, norma, dan strategi perjuangan untuk mencapai tujuan yakni
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dalam kiprahnya, Muhammadiyah dituntut untuk meneguhkan dan
merevitalisasi gerakannya keseluruh lapangan kehidupan dengan melakukan
pembaharuan sehingga sesuai dengan Keyakinan dan Kepribadian sebagai

10
pilar kekuatan gerakan pencerahan peradaban diberbagai lingkungan
kehidupan.
Sebagai organisasi Islam, tugas Muhammadiyah yaitu sebagai pelopor
nilai-nilai demokrasi Islam. Karena Islam dan demokrasi memiliki nilai-nilai
yang sama yaitu mengembangkan humanisme, pemerintah yang bersih dan
bertanggung jawab, penegakan supermasi hukum, kesetaraan, keadilan, dan
kesejahteraan sosial.
Sebagai salah satu ormas Islam modernis terbesar di Indonesia tujuan
dari organisasi Muhammadiyah yaitu bukan hanya memurnikan ajaran-ajaran
Islam namun juga sebagai gerakan pembaharuan untuk kepentingan bangsa
serta memperkuat demokrasi untuk mewujudkan kepastian hukum dan
kerukunan antar umat beragama

11
BAB III
PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan yang telah dari hasil makalah dan memberikan
saran. adapun kesimpulan dan saran diuraikan sebagai berikut :

3.1 Simpulan
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi
kemasyarakatan) yang mengemban misi da'wah amar ma'ruf nahi munkar
senantiasa bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan
reformasi nasional sesuai dengan khittah (garis) perjuangannya serta tidak
akan tinggal diam dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh
bangsa dan negara. Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal
ini jelas dapat dilihat dari lahirnya Organisasi Islam yang berdiri sebagai
plopor kebangkitan Islam yang ada di Indonesia sejak tahun 1912.

Bagi Muhammadiyah, penuain tanggung jawab ini adalah refleksi


keimanan dan sekaligus komitmen kebangsaan. Dan komitmen ini telah
dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan ikut andil dalam memajukan
kebudayaan dan peradaban pada bangsa ini. Bentuk dan model organisasi
Muhammadiyah yaitu bersifat impersonal atau institusional, bukan sekedar
himpunan orang-perorangan yang bersifat kelembagaan.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah kita sebagai mahasiswa/i
ataupun warga Muhammadiyah hendaknya mengetahui dan memahami khittah
Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan serta dapat
menghargai perjuangan dengan tidak menyimpang dari garis yang telah ditetapkan.
selain itu juga penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat

12
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Akhsrullah. 2015. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Makassar. Pdf

Fahrudinm, Fuad. 2006. Agama dan pendidikan demokrasi. Yogyakarta: Insep

Fauzi, Galih Ayub. 2018. Peran Muhammadiyah Dalam Berbangsa Dan

Bernegara. Wordpress. diakses pada tanggal 26 september

2019.

Indrawan, Dani. 2014. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Scribid. diakses pada

tanggal 26 september 2019

Rosyid, Wahyu. 2011. peran muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan

dalam mencerahkan indonesia. Universitas

Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.

Anda mungkin juga menyukai