Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA RAJA
Jalan Balitung, Desa Kota Raja Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin
Kode Pos 37358, Email: pkm.13kotaraja@yahoo.com, no hp: 082373027627

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA RAJA


NOMOR :851/ /SK /PKM.KR/2019

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN

KEPALA PUSKESMAS KOTA RAJA

Menimbang : a. bahwa; penyediaan obat merupakan langkah awal pengelolaan


di Puskesmas untuk melayani keperluan pelayanan dalam
penanganan kesehatannya sehingga perlu diberikan
kewenangan kepada petugas yang berhak untuk menyediakan
obat dengan mengetahui persyaratan penyimpanan obat
sehingga tidak terjadi pemberian obat yang kadaluarsa.

c. bahwa; untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian yang


berorientasi kepada pasien maka pelayanan selama hari kerja
harus diatur tentang peresepan, pemesanan dan pengelolaan
obat yang meliputi persyaratan petugas yang berhak memberi
resep dan meresepkan obat narkotik dan psikotropik, ketentuan
tentang rekonsilasi obat, pencatatan dan pelaporan ESO dan
KTD, penanganan dan pelaporan obat kadaluarsa serta
ketentuan tentang penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b, perlu
menetapkan keputusan Kepala Puskesmas Kota Raja tentang
Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat di
Puskesmas.

Mengingat : 1. Peraturan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang


Kesehatan;
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan
2.
Kefarmasian;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889/Menkes/Per/V/2011
3.
tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin Praktek dan Ijin Kerja Tenaga
Kefarmasian;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30
4. Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
Peraturan Pemerintah nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran
5.
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 nomor 138, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3781);
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.
6.
Peraturan Bupati Merangin No 23 Tahun 2013 tentang Tata
Naskah Dinas Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
7.
Merangin;
Buku Pedoman Penyusunan Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat pertama Tahun 2015;
8.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA RAJA TENTANG


PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS KOTA RAJA

KESATU : Keputusan Kepala Puskesmas Kota RajaTentang Pelayanan


Farmasi;
KEDUA : Adapun penjelasan dari pelayanan farmasi diatas sebagaimana
terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keputusan ini
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya keputusan ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Merangin dan sumber dana lain yang sah
serta tidak mengikat;
KEEMPAT : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan keputusan ini akan dilakukan perubahan
sebagaimana mestinya;
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di, Kota Raja


Pada tanggal, 2019

KEPALA PUSKESMAS KOTA RAJA

YONO, AM. KEP


PENATA MUDA TK I/IIIB
NIP. 19790317 200501 1 005
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS KOTA RAJA
NOMOR :851/ /SK/PKM.KR/2019

TENTANG......... PUSKESMAS KOTA RAJA

PELAYANAN KEFARMASIAN

1. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan bagi keperluan Puskesmas Kota Raja
harus mengikuti Standard Prosedur Operasional Penyediaan Obat yang menjamin
ketersediaan obat untuk Puskesmas Kota Raja
2. Puskesmas Kota Raja memberikan pelayanan obat selama jam kerja kepada pasien
yang datang di Puskesmas
3. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
TUJUAN :

a. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Medis


Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional

b. Meningkatkan kompetensi /kemampuan tenaga kefarmasian


c. Mewujudkan system informasi manajemen
d. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

SASARAN :

a. Puskesmas
b. Polindes / Poskesdes
c. Posyandu
d. Pengobatan Lansia
BENTUK KEGIATAN :

a. Peresepan Obat

1) Obat diresepkan sesuai terapi atas diagnosis pasien


2) Pemberian resep dilakukan oleh petugas farmasi atau petugas lain yang diberi
kewenangan

b. Pemesanan Obat

1) Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan oleh petugas Farmasi


atau gudang obat puskesmas
2) Pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh petugas unit
Pelayanan terkait kepada petugas farmasi gudang obat puskesmas
c. Pengelolaan Obat

Pengelolaan obat di gudang obat dilakukan oleh petugas farmasi meliputi kegiatan
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan, pelaporan dan pengarsipan, Pemantauan dan
evaluasi.

4. Persyaratan patugas yang berhak menyediakan obat bagi pelanggan / pasien di


Puskesmas antara lain:
a) Tenaga tekhnis kefarmasian yang telah memiliki surat ijin kerja Asisten Apoteker
(SIKAA) di puskesmas
b) Tenaga non tekhnis kefarmasian terlatih, dibawah pengawasan dan tanggung
jawab langsung apoteker atau asisten apoteker;
Ketentuan tentang petugas yang berhak menyediakan obat ini berlaku untuk semua
pelayanan obat kepada pelanggan di puskesmas Pelatihan petugas yang diberi
kewenangan menyediakan obat apabila tidak tersedia tenaga yang berkopetensi
dilakukan secara external UPTD Puskesmas Kota Raja yang dilakukan Oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten.
5. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pelanggan di Puskesmas
a. Dokter umum yang telah memiliki izin praktek dokter di Puskesmas .
b. Dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter gigi di Puskesmas
c. Perawat umum yang telah memiliki izin praktek keperawat di Puskesmas
d. Perawat gigi yang telah memiliki izin praktek perawat gigi di Puskesmas
e. Bidan yang telah memiliki izin praktek bidan di Puskesmas
6. Peresepan Narkotika dan Psikotropika bagi pasien antara lain:
a. PERESEPAN NARKOTIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter / dokter gigi yang telah memiliki izin praktek
dokter di Puskesmas
Resep Narkotika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa menimbulkan
kemungkinan salah tafsir
2) Setiap resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan penuh
oleh dokter/ dokter gigi penulis resep
b. PERESEPAN PSIKOTROPIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter umum yang telah memiliki izin praktek
dokter di Puskesmas
2) Resep Psikotropika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa menimbulkan
kemungkinan salah tafsir
3) Setiap Resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan penuh
oleh dokter penulis resep
7. Tidak ada ketentuan yang mengikat mengenai rekonsiliasi obat.
Ketentuan tentang penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/ keluarganya
antara lain:
a. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga harus diketahui oleh dokter
pemeriksa pasien
b. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga telah mendapat persetujuan
dari Apoteker Puskesmas
c. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak mempunyai kontra
indikasi dengan kondisi fisik pasien
d. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien tidak mempunyai efek bertentangan
dengan obat yang dipergunakan dalam proses pengobatan oleh dokter di
Puskesmas
e. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan efek
ganda dengan obat yang dipergunakan dalam pengobatan pelanggan
f. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan interaksi
obat dan berdampak negatif terhadap pengobatan pasien
8. Persyaratan Penyimpanan Obat:
a. Petugas obat menerima obat dari Gufa dengan memeriksa keadaan obat yang
diterima antara lain : kesesuaian jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa serta kondisi
fisik obat
b. Petugas obat menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis untuk setiap
bentuk sediaan
c. Petugas obat mengendalikan sirkulasi obat mengikuti sistem FIFO dan FEFO
d. Petugas obat menyimpan obat Narkotika dan Psikotropika dalam lemari khusus
e. Petugas obat menyimpan sediaan cair dipisahkan dari sedian padat
f. Petugas obat menyimpan vaksin, dan suppositoria dalam lemari pendingin dan
melakukan control suhu setiap hari
g. Petugas obat mencatat semua obat ke dalam Buku Penerimaan Puskesmas dan
Buku Pengeluaran obat
h. Petugas Obat mencatat semua obat yang diterima dan dikeluarkan kedalam kartu
stok obat sebagai kartu kendali persediaan
i. Petugas obat membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO setiap bulannya
j. Petugas obat melaporkan LPLPO kepada kepala puskesmas dan Gudang
Farmasi kabupaten Merangin
9. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat yang kadaluarsa;
a. Petugas obat memeriksa semua obat yang diterima termasuk tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik barang.
b. Petugas obat memasukkan obat ke dalam gudang penyimpanan obat Puskesmas
c. Petugas obat menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis obat dengan
mengikuti system FIFO dan FEFO.
d. Petugas obat melakukan pencatatan obat yang disimpan ke dalam Kartu Stock
Obat sebagai kartu kendali.
e. Petugas obat mendistribusikan obat dari dalam gudang mengikuti system FIFO
dan memperhatikan FEFO nya.
f. Petugas obat melakukan control rutin terhadap kualitas obat termasuk tanggal
kadaluwarsa.
g. Petugas obat memilah obat yang telah kadaluwarsa dan menyimpan di tempat
terpisah dari obat lain.
h. Petugas obat membuat daftar obat yang telah kadaluwarsa.
i. Petugas obat melaporkan obat kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
j. Petugas obat mengambil obat kadaluwarsa dengan membuat Berita Acara Serah
Terima Obat Kadaluwarsa kepada GUFA
10. Pencatatan, Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat dan Kejadian Tidak
Diinginkan
a. Petugas obat menyampaikan formulir Monitoring efek samping obat (MESO)
kepada petugas kesehatan pemeriksa pasien.
b. Petugas kesehatan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan timbulnya
efek samping obat yang dipergunakan dalam terapi terhadap pelanggan.
c. Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping obat dalam formulir MESO.
d. Petugas kesehatan menyerahkan laporan MESO kepada petugas obat.
e. Petugas obat memberikan kompilasi data hasil monitoring efek samping obat yang
diterima dari petugas kesehatan.
f. Petugas obat membuat laporan monitoring efek samping obat Puskesmas.
g. Kepala puskesmas memeriksa dan menandatangani laporan Monitoring Efek
Samping Obat.
h. Petugas tata usaha membubuhkan nomor surat keluar Laporan Monitoring Efek
Samping Obat.
i. Petugas obat mengirimkan Laporan Monitoring Efek Samping Obat ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Merangin.
j. Petugas obat mendokumentasikan arsip Laporan Monitoring Efek Samping Obat.

KEPALA PUSKESMAS KOTA RAJA


YONO, AM. KEP

Anda mungkin juga menyukai