8
cross regulator dan bangunan bagi untuk irigasi, beberapa kantong
sampah (trash rack) rusak, serta peralatan hidro-mekanik lainnya.
9
Nama Paket : Package-1 (Strech Curug Weir to Cibeet Siphon at
BTb.23)
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Karawang, Jawa Barat
Nama Balai : Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
Nama SNVT : SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Citarum
Nama PPK : Penyediaan Air Baku
Alamat : Jln. Inspeksi Cidurian Soekarno-Hatta STA 5600
Bandung
Konsultan Supervisi : Korea Rural Community Corporation
Nama Penyedia Jasa : Sacna-Basuki JO.
Alamat Penyedia Jasa : Lina Building, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-7
Kuningan Jakarta Selatan
Nilai Kontrak : Rp. 142.118.776.000,- (include PPN 10%)
Nilai OE : Rp. 162.282.728.300,- (include PPN 10%)
Nilai Add. No. 1 : Rp. 181.919.358.800,- (include PPN 10%)
Nilai Add. No. 2 : Rp. 202.698.933.750,- (include PPN 10%)
Sifat Kontrak : Unit Price
Pemasukan Penawaran : 13 Juni 2012
Tanda tangan Kontrak : 1 Nopember 2013
Notice to Proceed-1 : 11 Nopember 2013 (untuk memulai pekerjaan
Persiapan/MC-0)
Notice to Proceed-2 : 12 Mei 2014 (untuk memulai pek. Konstruksi di
CWZ 1: BTb.0 sd. BTb.5)
Notice to Proceed-3 : 12 September 2014 (untuk memulai pekerjaan
Konstruksi di CWZ 2: BTb.5 sd. BTb.9) : dan
B.Tb 21 – 23a
Notice to Proceed-4 : 24 November 2014 (untuk memeulai pekerjaan
konstruksi di CWZ IV : B.Tb 9 – : B.Tb 21
Kontrak Awal : 600 hari kalender (11 November 2013 sd. 03 July
2015)
Addendum 3 : 872 hari kalender (sampai 31 Maret 2016)
Sumber Dana : Loan ADB (80%) -> LNo.2500 (OCR)-INO=52%;
LNo.2501 (SF)-INO=28%
Pendamping PHLN (20%) à LNo.2500 (OCR) -
INO=13%; LNo.2501 (SF)-INO=7%
Uang Muka=20% NK : Uang Retensi = 5% NK; Min. Interim Payment =
2.5% NK
10
Eskalasi Harga : Dihitung mulai bulan ke-13
11
2.1.3.1 Pengguna Jasa
A. Kepala SNVT
Tugas dari SNVT antara lain :
Bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan pencapaian
target kegiatan/proyek.
Selaku atasan langsung membina dan mengawasi pejabat pembuat
komitmen dalam rangka peningkatan pengawasan melekat.
Menyusun dan mengusulkan DIPA.
Mengusulkan PPK dan bendaharawan kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
Mengajukan permohonan penetapan pemenang pelelangan/
pemilihan langsung/ penunjukan langsung kepada Menteri
Pekerjaan Umum serta menetapkan pemenang sesuai
kewenangannya dan ketentuan yang berlaku.
12
Melakukan pembinaan penyusunan program pelaksanaan
pekerjaan dan keuangan.
Melakukan pembinaan pengadaan jasa konstruksi, jasa konsultan
dan pengadaan barang.
Melaksanakan ikatan/kontrak pekerjaan jasa konstruksi, jasa
konsultan dan pengadaan barang.
Melakukan pembinaan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor, maupun
pekerjaan swakelola, baik kualitas, kuantitas maupun waktu
pelaksanaan.
Memimpin dan melaksanakan kegiatan proyek didalam mencapai
sasaran yang ditetapkan dalam DIPA dan PO serta tanggung jawab
baik segi fisik maupun keuangan serta waktu penyelesaiannya.
Membina sumber daya manusia yang ada di unitnya.
C. Direksi Pekerjaan
Tugas dari direksi pekerjaan antara lain :
Melaksanakan koordinasi dengan unit yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Memberikan bimbingan teknis kepada kontraktor.
Melaksanaan pengawasan dan pengendalian pekerjaan yang
dikontrakkan baik terhadap kualitas maupun waktu
pelaksanaannya.
Melaksanakan pekerjaan swakelola.
Melaksanakan perhitungan volume pekerjaan.
Menyiapkan laporan kegiatan lapangan (Daily, Weekly, Monthly).
Melaksanakan kegiatan O & P untuk bangunan yang telah selesai
tetapi belum diserahkan.
D. Pelaksanaan Administrasi
Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Administrasi antara lain :
Meneliti kebenaran dokumen/bukti pengeluaran sebelum
melaksanakan pembayaran kepada pihak ketiga.
13
Melaksanakan pembayaran atas perintah Pemimpin Proyek dengan
membubuhi tanda tangan pada kata-kata “Lunas dibayar” pada
setiap kwitansi.
Menyiapkan SPP, baik SPP GU maupun SPP LS atas perintah
Pemimpin Proyek ke KPKN.
Tiap akhir periode membuat Laporan Kredit Kas dan Anggaran
(LKKA) sesuai pedoman yang ada dan mengirimkannya ke KPKN.
Menyelenggarakan tata kearsipan yang kearsipan yang
bersangkutan dengan bukti-bukti pembukuan.
Melaksanakan pembukuan atas dasar bukti-bukti pengeluaran /
penerimaan yang sah.
Memonitor setiap pengeluaran panjar dan menyiapkan teguran
tertulis kepada pengambil panjar apabila panjar tersebut telah
melampaui batas yang ditetapkan.
Membina sumber daya manusia yang ada di unitnya.
Membuat Laporan Kegiatan.
E. Pelaksanaan Teknis
Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Teknis antara lain :
Melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik untuk pekerjaan-
pekerjaan yang akan dilaksakan, termasuk penyusunan spesifikasi
teknis dan Rencana Anggaran Biaya (Owner Estimasi) dan
perubahannya.
Bersama-sama unit terkait lainnya menyusun perencanaan tahunan
(DPU/DIPA) dan revisinya.
Menyusun TOR pekerjaan jasa konstruksi yang akan dilaksanakan.
Menyelenggarakan pekerjaan penyelidikan geologi teknik dan
mekanika tanah untuk mendukung pembuatan detail desain dan
pelaksanaan pekerjaan.
Menyelenggarakan pekerjaan pengujian bahan material, mutu,
untuk menunjang pembuatan detail desain dan pelaksanaan
pekerjaan.
Menyelenggarakan pekerjaan survey / pengukuran untuk
mendukung pembuatan detail desain dan pelaksanaan pekerjaan.
Membina sumber daya manusia yang ada di unitnya.
14
2.1.3.2 Penyedia Jasa
A. Project Manager
Tugas dan Tanggung Jawab Project Manager antara lain :
Membuat perencanaan proyek secara menyeluruh meliputi quality
plan, metode kerja, construction, schedule, personil schedule,
material schedule, equipment schedule, RAPB, dan rencana cash
flow.
Pemberdayaan sumber daya secara optimal untuk memenuhi
persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan dalam
pelaksanaan kegiatan dilapangan.
Mengontrol, memonitoring, dan mengevaluasi hasil kegiatan
pelaksanaan terhadap rencana proyek.
Mengidentifikasi dan mencari penyelesaian permasalahan yang
terjadi selama proses pelaksanaan proyek.
Memahami dan melaksanakan serta menyelesaikan kontrak dengan
hasil kerja yang layak sesuai dengan batas waktu, mutu dan
anggaran pelaksanaan yang disetujui.
Efisiensi biaya disegala bidang termasuk overhead, material,
penggunaan peralatan, dan biaya tenaga kerja.
Ketertiban dalam melaksanakan administrasi proyek.
Menerapkan sistem manajemen mutu sesuai bagiannya.
Bertanggung jawab terhadap pemberi kerja (Owner).
B. Site Manager
Tugas dan Tanggung Jawab antara lain :
Membuat laporan mingguan dan bulanan yang menggambarkan
kemajuan pekerjaan (fisik/bobot) terhadap rencana kerja dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Membuat rencana pekerjaan untuk minggu dan bulan berikutnya.
Menyiapkan dan menjabarkan secara detail urutan dan metode
pelaksanaannya.
Membuat gambar kerja / shop drawing untuk pedoman
pelaksanaan di lapangan.
Membuat Schedule dan S Curve.
15
Membuat dan mengevaluasi Schedule Peralatan, Material dan
Tenaga Kerja.
Melakukan Approval, Shop Drawing dan Time Schedule.
Menyiapkan Asbuilt Drawing.
Menerapkan manajemen mutu sesuai bagiannya.
Melakukan koordinasi dengan bagian yang terkait.
Membuat dan menyiapkan semua dokumen administrasi teknik.
C. Site Engineer
Tugas dan Tanggung Jawab antara lain :
Membuat laporan mingguan dan bulanan yang menggambarkan
kemajuan pekerjaan (fisik/bobot) terhadap rencana kerja dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Membuat rencana pekerjaan untuk minggu dan bulan berikutnya.
Menyiapkan dan menjabarkan secara detail urutan dan metode
pelaksanaannya.
Membuat gambar kerja / shop drawing untuk pedoman
pelaksanaan di lapangan.
Membuat Schedule dan S Curve.
Membuat dan mengevaluasi Schedule Peralatan, Material dan
Tenaga Kerja.
Melakukan Approval, Shop Drawing dan Time Schedule.
Menyiapkan Asbuilt Drawing.
Menerapkan manajemen mutu sesuai bagiannya.
Melakukan koordinasi dengan bagian yang terkait.
Membuat dan menyiapkan semua dokumen administrasi teknik.
D. Mekanikal Engineer
Tugas dan Tanggung Jawab antara lain :
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan
alat-alat mekanika yang digunakan selama pekerjaan.
Melakukan pemeriksaan dan perawatan peralatan secara berkala
hal-hal yang berhubungan mekanika sesuai jadwal pengecekan.
Membuat laporan hasil pemeriksaan / perawatan.
E. Quantity Surveyor
Tugas dan Tanggung Jawab antara lain :
16
Mengkoordinir dan mengecek data survey MC 0% sampai dengan
MC 100%.
Melakukan perhitungan volume pekerjaan termasuk pekerjaan
tambah kurang.
Menyiapkan laporan kemajuan pekerjaan rutin SE.
Menyiapkan laporan kemajuan pekerjaan fisik untuk tagihan.
Menyelenggarakan administrasi pergudangan dan peralatan.
Menerapkan manajemen mutu sesuai bagiannya.
F. Superintendent General
Tugas dan Tanggung Jawab antara lain :
Mengkoordinir dan mengecek data survey MC 100%.
Dapat mengelola pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana
kerja, metode kerja dan gambar kerja, termasuk pengkoordinasian
dengan seluruh sub Penyedia Jasa.
Dapat mendeteksi kemungkinan-kemungkinan adanya perubahan
pekerjaan / pekerjaan tambahan / kurang.
Pengendalian kemajuan pekerjaan dilapangan, serta melaksanakan
opname pekerjaan mingguan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Membuat laporan harian secara rutin.
G. Quantity Assurance / QC
Tugas dan Tanggung Jawab antara lain :
Membuat Rencana Mutu Kontrak / Quality Assurance.
Melakukan proses Approval material.
Membuat laporan Quality Assurance dan Amdal (RPL dan RKL)
secara berkala.
Membuat Laporan Harian dan Mingguan bersama supervisor.
Melaksanakan pemeriksaan mutu bahan dan mutu pekerjaan di
lapangan maupun di laboratorium.
Mengevaluasi hasil pemeriksaan mutu bahan dan mutu pekerjaan
di lapangan.
Menyiapkan / membuat administrasi pengetesan material yang
dipakai.
17
Memastikan bahwa kegiatan konstruksi dilaksanakan sesuai
dengan standar-standar yang ditetapkan dalam Rencana Mutu
Kerja dan persyaratan kontrak.
Menerapkan manajemen mutu sesuai bagiannya.
H. Logistik
Tugas dan Tanggung Jawab antara lain :
Pengadaan material dan alat untuk keperluan proyek sesuai dengan
mutu / spesifikasi dan waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
Pengamanan penyimpanan material yang ada digudang baik dari
kecurian, kerusakan maupun sebab-sebab lain.
Pengelolaan dan ketertiban laporan administrasi persediaan barang.
Membuat daftar kebutuhan material dan alat sesuai jadwal.
2.1.4 Proses Kegiatan
18
Gambar 2.1 Jembatan baru yang dibangun di sebelah jembatan lama
19
Gambar 2.3 Proses pengecoran SSP pada sliding area
20
Gambar 2.5 Pemancangan dengan mobile crane di lokasi BTB 3
21
Gambar 2.7 Lining CCSP pada BTB 6
Pada BTB 7, BTB 10, BTB 11, BTB 13, BTB 15, BTB 19, dan
BTB 20 masing masing dilakukan pemasangan Pintu Air yang berfungsi
sebagai pengatur debit yang mengalir.
22
galian sangat luas dan belum digunakan untuk perumahan maupun lahan
pertanian.
23
permukaan air karena gaya tekan kebawah yang lebih kecil daripada gaya
tekan keatas yang dihasilkan oleh air, kesalahan dalam penentuan
kedalaman juga bisa mengakibatkan kapasitas aliran yang direncanakan
tidak sesuai dengan yang ada di lapangan. Siphon yang direncanakan ini
terbuat dari pipa HDPE dengan diameter 1,1 meter sebanyak 4 buah. Pipa
HDPE ini nantinya akan dipasang pada kedalaman 6 meter di bawah
permukaan air. Karena kedalaman saluran tarum barat ini berkisar antara 3
hingga 4 meter, maka diperlukan galian tanah di bawah permukaan air.
Proses penggalian dilakukan oleh excavator dan untuk kontrol kedalaman
dilakukan sonding dengan perahu mesin.
24
dilakukan galian lagi dan di cek lagi dengan proses sonding. Sonding
selalu dilakukan setiap dua hari sekali meski telah mendapat kedalaman
yang di inginkan tetapi karena air sungai yang deras disertai sedimen
tinggi maka harus selalu di kontrol.
25
Gambar 2.12 Pipa HDPE yang diberi concrete ring sebagai pemberat
26
2.2 Aktivitas Selama Praktek
27
Gambar 2.13 Lokasi Pengecoran Beton Pre Cast
28
Setelah tulangan dan bekisting terpasang dan siap untuk dicor,
ready mix dipesan dengan mutu dan volume yang telah
ditentukan.Sebelum pengecoran dilaksanakan, beton segar dari truck
mixer dicek tinggi slump nya apakah sesuai dengan mutu yang
diinginkan, apabila sudah dilakukan uji slump dan sudah benar, surat
jalan diberikan kepada pelaksana sebagai nota terima.
29
Gambar 2.17 Proses perataan permukaan plat beton bertulang
Beton pre cast yang dibuat untuk stoplog ini mempunyai dimensi
panjang 1.1 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 4 meter. Namun bukan
berarti seluruh volume nya berisi beton, karena pembetonan yang
dibutuhkan hanya dua sisi bagian luarnya saja, dengan panjang
masing-masing sisi kiri dan kanan adalah 12cm, lebar 100cm, dan
tinggi 400cm.
30
Gambar 2.19 Pre Cast Stoplog 1
31
Bagian tengah dari beton pre cast ini berupa besi kanal U dan I
beam yang berfungsi sebagai penahan agar beton tetap terjaga stabil
dan tidak mengalamu perubahan dimensi, disamping itu besi tersebut
juga berfungsi sebagai pengait yang nantinya digunakan untuk
pengikat antar beton pre cast satu dan lainnya.
32
2. Pengawasan Pekerjaan pada Proses Pembuatan Stoplog
33
Gambar 2.26 Denah Rencana Stoplog
Dari kondisi eksisting bisa dilihat bahwa stoplog yang sudah ada
terbuat dari pasangan batu kali. Untuk pembuatan stoplog yang baru,
direncanakan dari beton pre cast yang dikombinasi dengan beton cor
insitu. Satu pasangan stoplog bagian depan terdiri dari 5 beton pre cast
dimana dua diantaranya dipasang pondasi bor log. Untuk bagian
belakang stoplog langsung dipasang dengan pondasi menggunakan bor
log tanpa menggunakan beton pre cast seperti bagian depan.
a) Installation Brazing for Placing Pre Cast Stoplog
34
Dalam pelaksanaan pembuatan stoplog diperlukan adanya
lantai pijakan, terlebih karena kegiatan yang dilakukan berada
di air. Lantai pijakan berupa brazing yang digunakan terbuat
dari Besi channel U yang disusun sedemikian rupa sehingga
bisa digunakan sebagai pijakan dan juga sebagai acuan untuk
pemasangan pre cast stoplog.
35
Gambar 2.30 Pemasangan Brazing awal
36
Gambar 2.32 Pemasangan Pre Cast Stoplog Bagian Depan Baris Pertama
37
Pondasi berperan penting dalam semua bangunan konstruksi.
Pada kondisi ini Bore Pile menjadi pilihan sebagai pondasi untuk
pembetonan yang dilakukan. Tiap baris pasangan pre cast dipasang
dua pondasi bore pile, pondasi tersebut dipasang pada pre cast
nomor dua, dan pada pre cast nomor lima.
38
Gambar 2.37 Tiang Silinder yang digunakan sebagai Bor Pile
39
Gambar 2.39 Rencana Concreting Pre Cast Stoplog
Gambar 2.40 Zat Aditif Sika yang ditakar Sebelum Dicampurkan Beton Segar
40
Gambar 2.42 Kondisi Pre Cast setelah dicor
Pre Cast yang telah selesai dicor, elevasi nya masih belum sesuai
rencana yang diinginkan. Tinggi dari pre cast itu sendiri adalah 4,1
meter, sedangkan tinggi yang direncanakan dari dasar saluran adalah
4,7 meter, jadi perlu tambahan cor beton dengan tinggi 0,6 meter.
Gambar 2.43 Kondisi Bekisting dan Besi Tulangan untuk Cor Tambahan
pada atas Pre Cast
41
Gambar 2.44 Kondisi Pre Cast yang sudah selesai diberi cor tambahan
42
f) Installation Precast Slab
Precast Slab berfungsi sebagai dudukan untuk mesin pengambil
sampah pada stoplog. Precast Slab ini terbuat dari beton precast
ccsp dengan panjang 11 meter dan lebar 1 meter. Precast ccsp ini
nantinya akan diditambah dengan cor insitu dengan beton mutu K-
350 sehingga cekungan ccsp terisi penuh oleh beton.
43
Gambar 2.48 Pemasangan Precast Slab
44
2.3 Masalah Yang Dihadapi
2.3.1 Pengecoran Pembuatan Beton Pre Cast
1. Pemasangan bekisting tidak benar, sehingga pada waktu pengecoran
tidak bisa menahan tekanan dari beton ketika dituangkan
2. Pembuatan tulangan pada beton pre cast plat tidak bisa sempurna,
sehingga tidak bisa sesuai dengan rencana. Tulangan yang terpasang
menempel pada bekisting, jadi tidak ada beton decking pada cor paling
tepi.
3. Banyak beton segar yang terbuang karena operator truck mixer dan
pekerja pengecoran kurang komunikatif dalam bekerja.
4. Beton Pre cast yang telah jadi terdapat rongga karena sewaktu
pengecoran ruang pada bekisting tidak sepenuhnya terisi.
5. Hasil pengecoran tidak merata sehingga nilai estetika nya kurang
walaupun secara kualitas kekuatan nya terpenuhi.
6. Faktor alam seperti hujan yang terjadi pada saat akan pengecoran,
ketika pengecoran, dan sesudah pengecoran tidak bisa dihindari
sehingga menurunkan kualitas mutu beton dengan bertambahnya kadar
air yang terkandung pada beton segar tersebut.
45
Gambar 2.51 Hasil Pengecoran yang Kurang Rapi
46
7. Pertemuan antar pre cast stoplog yang dipasang belum tentu tertutup
sempurna, sehingga sewaktu dilakukan pengecoran in-situ, betor
meluber keluar dari pre cast.
8. Lokasi kerja yang berada diatas jembatan kecil membuat mobilitas
terbatas, terutama untuk excavator yang merupakan alat berat utama
dalam pembuatan stoplog ini.
9. Pre cast paling ujung depan tidak terjangkau oleh jangkauan arm dari
excavator.
47
Gambar 2.53 Lokasi tempat kerja yang terbatas
48