Alfi,Afrizal,Nuraini,Reza,Silvester,Wulan
Program Studi Teknik Elektro-D3
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,Fakultas teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang
aspek manusia dalam kerja yaitu ditinjau secara anatomi, fidiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan produk.
Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi efisiensi, kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan manusia ditempat kerja, dirumah dan
ditempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem
dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi
dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan
manusianya.
Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga
digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya.
Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika,
fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri. Selain itu
ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, psikologi,
perancangan, analisis, sinesis, evaluasi proses kerja dan produk bagi
wiraswastawan, manajer, pemerintah, militer, dosen, dan mahasiswa
Kata kunci : Ergonomi
PENDAHULUAN
Semakin pesatnya perkembangan teknologi seperti sekarang ini
telah merubah merubah pola fikir manusia dari pemikiran primitive menjadi
pola pikir modern. Karena pesatnya teknologi seperti sekarang ini sehingga
teknologi menjadi kebutuhan pokok manusia terutama untuk dapat
membantu pekerjaan mereka. Artinya peralatan dan teknologi merupakan
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk
berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu, disisi lain akan terjadi dampak
negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang
mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi dan tidak
akan ada risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai
risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja.
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja
yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja,
proses kerja, dan lingkungan kerja.
Secara umum ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia dalam
usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya. Dari
sebuah sumber menunjukan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang
dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan
ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan
efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic di segala
bidang kegiatan adalah suatu keharusan. Secara umum penerapan
ergonomic dapat dilakukan di mana saja, baik di lingkungan rumah,
perjalanan, lingkunan social maupun di lingkungan tempat kerja. Ergonomi
dapat diterapkan kapan saja dalam putaran 24 jam dalam sehari semalam,
sehingga baik pada saat bekerja, istirahat, maupun dalam berinteraksi
social kita dapat melakukan dengan sehat, aman dan nyaman. Setiap
komponen masyarakat pekerja maupun masyarakat social harus
menerapkan ergonomic dalam upaya menciptakan kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Untuk menerapkan ergonomic secara benar dan tepat, maka kita harus
mempelajari dan memahami ergonomi secara detail. Dalam penerapan
ergonomi diperlukan suatu seni, agar apa yang akan diterapkan dapat
diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang besar
kepadanya.
Pengalaman empiris menunjukkan bahwa pencapaian kinerja
manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi
telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan
kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah
lulus audit sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa “without
ergonomics, safety management is not enough”. Sangat disayangkan
apabila ergonomi sering disalah-artikan dan hanya dikaitkan dengan aspek
kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh manusia.
Akibatnya, aplikasi ergonomi masih belum dianggap penting, terutama di
perusahaan – perusahaan di Indonesia, sehingga banyak sekali rancangan
sistem kerja yang tidak ergonomi. Hal ini terlihat dari ketidaksesuaian
antara pekerja dengan cara kerja, mesin, atau alat kerja yang dipakai,
lingkungan tempat kerja, atau menyangkut pengaturan beban kerja yang
tidak optimal.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahas Latin yaitu “Ergon (Kerja)” dan
“Nomos(Hukum Alam)”. Ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia
dalam usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya
(Nurmianto,2004). Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi
untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan baik dalam berativitas maupun istirahat dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas
hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka,2004).
Dari pengertian ergonomi yang telah dipaparkan oleh beberapa
penulis dapat disimpulkan bahwa ergonomi merupakan ilmu yang
membahas tentang kenyamanan dilingkungan kerja sehingga dengan
adanya kenyamanan dapat tercipta nya lingkungan kera yang baik.
Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga
digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya.
Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika,
fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri
2. Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan ergonomi adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban
kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontrak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat
guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu
usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antra berbagai aspek yaitu
aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem
kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas
hidup yang tinggi.
3. Manfaat Ergonomi
Manfaat pelaksanaan ergonomi :
a. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri
pekerja dan kinerja pekerja.
b. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja.
c. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan
pekerja saat bekerja.
d. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan
kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja..
e. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk
meningkatkan produktivitas.
f. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja.
g. Meningkatkan faktor keselamatan kerja.
h. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan
kesejahteraan untuk individu dan institus
4. Prinsip Ergonomi
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap
tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus
mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah
ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
5. Jenis-jenis Ergonomi
Jenis-jenis ergonomi yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif,
ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain
yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan
ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan
suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.
a. Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,
anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang
berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material,
gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan
dan kesehatan.
b. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia,
termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai
akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem.
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain ;
beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-
computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.
c. Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem
sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses.
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ;
komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu kerja,
timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur
organisasi dan organisasi virtual
d. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi
lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.
PEMBAHASAN
1. Pentingnya Ergonomi di Industri
Dari pengalaman menunjukan bahwa setiap aktivitas atau
pekerjaan yang dilakukan apabila tidak ergonomis akan mengakibatkan
banyak ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan
efisiensi daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomi disegala
bidang kegiatan adalah suatu keharusan.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dibutuhkan beberapa
konsep seperti:
Efektif : bekerja dengan efektif sehingga target terpenuhi
Nyaman : pekerja tidak gampang lelah
Aman : timbul rasa aman dan tidak was-was dalam bekerja
Sehat : kondisi dimana karyawan merasa tidak sakit
Efisien : bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang
sedikit mungkin.
2) Proses Kerja.
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan
posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus
dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Gambar: Jangkauan
1) Tata letak tempat kerja.
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional harus lebih banyak
digunakan daripada hanya kata-kata saja.
2) Mengangkat beban.
1. Mengangkat beban. Bermacam-macam cara dalam mengangkat
beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan
sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang
berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang
ditetapkan ILO sebagai berikut:
a) Organisasi kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun.
- Frekuensi pergerakan diminimalisir.
- Jarak mengangkat beban dikurangi.
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan
mengangkat tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
b) Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan bagaimana cara mengangkat
beban yang baik. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum
berat badan.
3. Teori Kaizen
5S mungkin sudah tidak asing bagi orang yang bekerja di industri
atau bagi orang yang memiliki latar belakang pendidikan teknik industri. 5S
merupakan salah satu pondasi yang penting dalam lean process. 5S
adalah pendekatan dalam memperbaiki lingkungan kerja. Melalui 5S, maka
perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat. Tanpa 5S, maka manfaat
dari lean tidak akan optimal. Namun, bukan berarti Anda tidak dapat
mengimplementasikan lean secara terpisah. 5S dapat Anda
implementasikan terpisah dari Lean Process, dan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan Anda.
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat
bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan
sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,
kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung
jawab jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai
peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja serta menjalin
kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam
pembinaannya.
Resiko ergonomi yang menyebabkan kecelakaan kerja kebanyakan
disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak manajemen,
karena pekerja tidak hati hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan
kerja yang telah di buat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor
penyebab yang di timbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya
alat alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak
manajemen masih belum mempertimbangkan segi ergonominya.
DAFTAR PUSTAKA
http://managementfile.com/journal.php?id=36&sub=journal&page=quality&a
wal=40
(di unduh pada tanggal 28 September 2014)
http://purnama-bgp.blogspot.com/2012/12/manfaat-pelaksanaan-ergonomi-
dalam.html
(di unduh pada tanggal 29 september 2014)
Tarwaka,dkk.2004.Ergonomi Untuk keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas.UNIBA PRESS.Surakarta.
Kroemer,K.H.E.,dkk.1994.Ergonomics Design For Ease and Efficiency.
Prentice Hall Internasional,Inc.USA.
Rodgers,Suzanne H.1986.Ergonomic Design For People At Work.Van
Nostrand Reinhold Company.New York.
Nurmianto,E.2008.Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.2nd ed.Guna
Widya.Jakarta