Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi


bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya
dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi
antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan
hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi.
Mikrobiologi ialah organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia
mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri, protozoa, virus,
serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita
mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinamakan
mikrobe atau protista); dimana ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti
juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya, dan peranannya
dalam kesehatan serta kesejahteraan kita. (Volk, 1993.)

Mikroorganisme yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran


dari bebagai jenis mikroba yang berbeda. Pentingnya mengisolasi suatu mikroba
dari lingkungan kita seperti pada diri kita sendiri karena banyaknya mikroba atau
bakteri yang sulit untuk diamati atau dibedakan secara langsung oleh panca
indera. Sehingga dengan isolasi akan mempermudah kita untuk melihat dan
mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba pada beberapa medium yang
berbeda-beda serta melihat morfologi dari mikroba atau
bakteri.(Dwidjoseputro,1994)

Prinsip dari isolasi mikroba dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam medium
buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena
dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap
pada tempatnya, ada beberapa teknik isolasi mikroba yakni Metode gores atau
streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium
agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel
bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri
tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke
medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni. Metode tuang atau pour plate
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan
medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya pada petridisk atau
dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang
medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada
pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok
sehingga terbentuk koloni tunggal (Hadioetomo, 1993)

Teori Dasar Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang
diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat
morfologi koloni, morfologi sel bakteri, pengujian sifat-sifat fisiologi dan
biokimianya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh beberapa faktor luar
seperti susbtrat, pertumbuhan , pH, temperatur, dan bahan kimia. Bakteri yang
nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan
persyaratan ekologinya berbeda.(Hadioetomo, 1993)

Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada


manusia maka dilakukan suatu langkah identifikasi dan isolasi terhadap spesimen
yang diperoleh dari tubuh manusia yang didiagnosa terinvasi oleh bakteri.
Spesimen yang biasa digunakan sebagai bahan pemeriksaan dapat berupa feses
dan sisa-sisa bahan makanan atau cairan tubuh lainnya.(Hastuti, 2012)

Bakteri merupakan organisme uniseluller dan prokariotik serta umumnya


tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik. Escherichia coli
termasuk dalam familly Eubacteriaceae. Escherichia coli umumnya merupakan
bakteri pathogen yang banyak ditemukan pada saluran pencernaan manusia
sebagai flora normal. Morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk batang
pendek (coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm, sebagian besar
gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli atau biasa
disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada
umumnya, bakteri yang ditemukan pada feses, dan dapat menyebabkan masalah
kesehatan pada manusia seperti diare, muntaber, dan masalah pencernaan
lainnya.(irianto, 2006)

Feses merupakan hasil metabolisme tubuh manusia yang terdiri atas materi
yang tidak dicerna oleh usus, bercampuran dengan ekstrasi aliran darah yang
berubah hasil ekskresi dari kelenjar, usus, mukus, serta empedu sehingga
menyebabkan warna feses coklat kehitaman, masa volume feses dipengaruhi oleh
asupan makanan atau minuman yang dikonsumsi, apabila asupan yang
dikonsumsi mengandung low-fibres, seperti daging maka jumlah feses yang
dihasilkan semakin sedikit, sebaliknya banyak mengandung serat (fibres) maka
semakin banyak pula feses disekresikan. Selain itu feses juga mengandung virus,
bakteri, kista, dan telur dari golongan plathyhelmintes yang bersifat patogen,
sehingga apabila tidak diolah atau dibuang sembarang akan membahayakan
manusia serta lingkungan. Adapun komposisi dari feses yaitu nutrien. Nutrien ini
merupakan zat gizi yang ada dimakanan dan minuman yang kita konsumsi, feses
biasanya mengandung nutrien yang berupa nitrogen, fosfor, kalsium dan carbon.
(Hastuti, 2012)

Bakteri yang telah ditumbuhkan pada media pertumbuhan selanjutnya dapat


dilakukan pewarnaan gram serta uji biokimia. Uji biokimia yang biasanya dipakai
dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain uji
TSIA, uji MRVP, uji Urea, uji Citrat, dan lain-lain. Pengujian biokimia
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi.

1. Uji TSIA (Triple Iron Agar)

Fungsi dari uji pada media TSIA yaitu untuk mengetahui kemampuan bakteri
untuk memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam
karbohidrat yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Glukosa berada di dasar media
sedangkan laktosa dan sukrosa berada di bagian lereng.

2. Uji MR-VP
Uji MR atau Uji methyl red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi
asam campuran (metilen glikon). Interpretasi hasil negatif (-) ditandai dengan
tidak terjadinya perubahan warna media menjadi merah setelah ditambah methyl
red 1%. Sedangkan hasil Positif (+) ditandai dengan terjadinya perubahan warna
media menjadi merah setelah ditambahkan methyl red 1%. Artinya bakteri
menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa
yang terkandung dalam media MR (Cowan, 2004).

Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai


produk yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhannya
menjadi 5.0 atau lebih rendah. Penambahan indikator pH methyl red dapat
menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam.

Sedangkan uji VP atau Uji Voges-Proskauer merupakan Uji yang digunakan


untuk mengetahui pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil
fermentasi glukosa. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna
media menjadi merah setelah ditambahkan a-naphtol 5% dan KOH 40%. Positif
(+) : terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan a-naphtol
5% dan KOH 40%, artinya hasil akhir fermentasi bakteri adalah asetil metil
karbinol (asetoin) (Colome, 2001).

3. Uji Urea

Kandungan medium Urea adalah buffer, urea, sedikit nutrient dan indicator
phenol red. Hasil yang positif pada media ini yaitu merubah media yang berwarna
kuning menjadi merah mudah karena mempermentasikan karbohidrat. Sehingga
hanya bakteri yang memiliki enzim urease asam triptofan dan asam amino.

4. Uji Media gula-gula

Uji gula-gula merupakan media yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi


bakteri. Indikator yang digunakan adalah merah fenol, untuk mengetahui
terjadinya pembentukan asam atau tidak sebagai hasil penguraian gula pada
medium. Di dalam media gula-gula ini digunakan tabung Durham untuk
mengetahui ada tidaknya pembentukan gas sebagai hasil penguraian gula dalam
medium. Media gula-gula ini terdiri dari glukosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa.

5. Simmon’s Citrate

Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada
media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa
dan berubah warna menjadi biru. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadinya
perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri ini tidak
mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke
dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citra sebagai salah satu/satu-
satunya sumber karbon. Positif (+) : terjadinya perubahan warna media dari hijau
menjadi biru, artinya kuman menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya
sumber karbon (Ratna, 2012).

6. SIM

Media SIM atau Sulfide Indol Motility merupakan media untuk


mengidentifikasi pergerakan atau motility, indol atau adanya cincin merah setelah
dilakukan penambahan reagen kovac, serta sulfide yaitu untuk mengetahui
perubahan warna.
DAFTAR PUSTAKA

Colome, JS.Et, al. 2011. Laboratory Exercieces in Microbiology West


Publishing. Company. New york

Cowan, ST.2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge


University Press. London

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia,


Jakarta

Hastuti, S.U, 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press

Irianto, K, 2006. Mikrobiologi jilid 1. Bandung: Yrama Widya Persada

Ratna, sini. 2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratrium. Jakarta: PT Gramedia

Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai