TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip dari isolasi mikroba dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam medium
buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena
dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap
pada tempatnya, ada beberapa teknik isolasi mikroba yakni Metode gores atau
streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium
agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel
bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri
tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke
medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni. Metode tuang atau pour plate
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan
medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya pada petridisk atau
dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang
medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada
pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok
sehingga terbentuk koloni tunggal (Hadioetomo, 1993)
Teori Dasar Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang
diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat
morfologi koloni, morfologi sel bakteri, pengujian sifat-sifat fisiologi dan
biokimianya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh beberapa faktor luar
seperti susbtrat, pertumbuhan , pH, temperatur, dan bahan kimia. Bakteri yang
nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan
persyaratan ekologinya berbeda.(Hadioetomo, 1993)
Feses merupakan hasil metabolisme tubuh manusia yang terdiri atas materi
yang tidak dicerna oleh usus, bercampuran dengan ekstrasi aliran darah yang
berubah hasil ekskresi dari kelenjar, usus, mukus, serta empedu sehingga
menyebabkan warna feses coklat kehitaman, masa volume feses dipengaruhi oleh
asupan makanan atau minuman yang dikonsumsi, apabila asupan yang
dikonsumsi mengandung low-fibres, seperti daging maka jumlah feses yang
dihasilkan semakin sedikit, sebaliknya banyak mengandung serat (fibres) maka
semakin banyak pula feses disekresikan. Selain itu feses juga mengandung virus,
bakteri, kista, dan telur dari golongan plathyhelmintes yang bersifat patogen,
sehingga apabila tidak diolah atau dibuang sembarang akan membahayakan
manusia serta lingkungan. Adapun komposisi dari feses yaitu nutrien. Nutrien ini
merupakan zat gizi yang ada dimakanan dan minuman yang kita konsumsi, feses
biasanya mengandung nutrien yang berupa nitrogen, fosfor, kalsium dan carbon.
(Hastuti, 2012)
Fungsi dari uji pada media TSIA yaitu untuk mengetahui kemampuan bakteri
untuk memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam
karbohidrat yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Glukosa berada di dasar media
sedangkan laktosa dan sukrosa berada di bagian lereng.
2. Uji MR-VP
Uji MR atau Uji methyl red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi
asam campuran (metilen glikon). Interpretasi hasil negatif (-) ditandai dengan
tidak terjadinya perubahan warna media menjadi merah setelah ditambah methyl
red 1%. Sedangkan hasil Positif (+) ditandai dengan terjadinya perubahan warna
media menjadi merah setelah ditambahkan methyl red 1%. Artinya bakteri
menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa
yang terkandung dalam media MR (Cowan, 2004).
3. Uji Urea
Kandungan medium Urea adalah buffer, urea, sedikit nutrient dan indicator
phenol red. Hasil yang positif pada media ini yaitu merubah media yang berwarna
kuning menjadi merah mudah karena mempermentasikan karbohidrat. Sehingga
hanya bakteri yang memiliki enzim urease asam triptofan dan asam amino.
5. Simmon’s Citrate
Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada
media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa
dan berubah warna menjadi biru. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadinya
perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri ini tidak
mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke
dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citra sebagai salah satu/satu-
satunya sumber karbon. Positif (+) : terjadinya perubahan warna media dari hijau
menjadi biru, artinya kuman menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya
sumber karbon (Ratna, 2012).
6. SIM
Ratna, sini. 2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratrium. Jakarta: PT Gramedia