BJ Habibie mungkin lebih terkenal karena perannya yang dahulu pernah menggantikan Soeharto
menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. Beliau menduduki jabatan presiden ketiga Indonesia
untuk menggantikan posisi presiden sebelumnya yang mengundurkan diri. Meski nama BJ Habibie cukup
terkenal, namun tidak banyak yang mengetahui biografi BJ Habibie terkait perannya dalam dunia
teknologi modern di Indonesia.
Masa pemerintahan yang amat sangat singkat, yakni hanya 1 tahun 5 bulan dari 1998 hingga 1999 ini,
terlaksana ketika pemerintahan sebelumnya ‘dimakzulkan’ dan sedang dalam keadaan tidak stabil.
Kebijakannya yang paling teringat adalah, keputusannya untuk melepaskan Timor Leste yang sudah
dipertahankan oleh pemerintahan sebelumnya dengan terburu-buru; alasan utamanya karena ada
gejolak internal yang ingin memisahkan dan memerdekakan diri.
Beberapa kebijakan yang diambil pada masa kepemimpinannya didasarkan pada faktor-faktor yang
sudah terukur dengan akurat. Namun demikian, kebijakannya selalu mengundang kontroversi dan sikap
tidak setuju. Kontroversi yang muncul berupa anggapan bahwa BJ Habibie adalah tokoh apolitis (tidak
politis; tidak berminat pada politik) yang tidak berperasaan. Padahal anggapan tersebut salah, tujuan
beliau hanyalah ingin membangun pemerintahan transparan.
Agama Islam
Ayah BJ Habibie adalah seorang ahli pertanian yang berasal dari keturunan Bugis, Gorontalo, dan Ibunya
yang merupakan keturunan etnis Jawa. Darah Bugis dan Jawa yang mengalir dalam tubuhnya membuat
BJ Habibie begitu memahami kedua etnis ini dengan baik. Karena terus berinterkasi dengan/dan terlarut
dalam dua etnis terbesar di Indonesia, ia dengan mudah menerima hal-hal baru dalam hidupnya.
Beliau merupakan anak ke-4 dari 8 bersaudara, namun hanya beliaulah yang mampu mencapai puncak
sebagai orang nomor satu di Indonesia. Ilmu yang BJ Habibie miliki, khususnya di bidang teknik dan
teknologi modern, mengantarkannya pada puncak kejayaan, di mana beliau telah berperan besar dalam
merancang pesawat dan mendapat kehormatan sebagai warga negara Jerman.
Awal mula karier yang begitu luar biasa ini bermula ketika ia duduk di bangku SMAK Dago. Kecintaannya
akan teknik mesin ia lanjutkan dengan belajar teknik mesin di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung
pada tahun 1954. Rupanya minatnya akan mesin tidak sampai di situ saja, beliau melanjutkan studi
penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Tahun 1954 – 1965.
Pada perguruan tinggi tersebutlah BJ Habibie menerima gelar Diplom Ingenieur pada tahun 1960 dan
menyusul gelar Doktor Ingenieur pada tahun 1965, beserta predikat summa cum laude yang melekat.
Kecerdasannya akan teknologi pesawat terbang ini membuat pihak otoritas Jerman memberikannya
kehormatan berupa visa warga negara Jerman seumur hidup kepadanya.
Karier BJ Habibie
Paska kelulusan dari salah satu perguruan tinggi di bidang konstruksi mesin pesawat ternama di Jerman,
BJ Habibie membangun karier dengan bekerja pada perusahaan penerbangan Messerschmitt-Bölkow-
Blohm yang berpusat di Hamburg, Jerman.