Bank Indonesia (BI) memperkirakan jumlah uang yang diedarkan (UYD) akhir
tahun ini mencapai Rp 542,8-Rp 566,4 triliun atau tumbuh 8,6 persen-13,3 persen
dibandingkan periode sama pada 2013 yang mencapai Rp 500 triliun.
Sementara jumlah uang kartal yang keluar dari BI (outflow) periode Desember
2014, diperkirakan akan mencapai Rp 82,6-Rp 88,1 triliun atau tumbuh 11,3
persen-18,7 persen. Sedangkan itu untuk jumlah uang kartal yang masuk ke BI
(inflow) diprediksikan sebesar Rp 21,4-Rp 26,1 triliun atau naik 4,8 persen-27,9
persen.
“Seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang positif, UYD setiap tahun
cenderung meningkat. Tahun ini kami mempredikasikan jumlah UYD akan
mencapai kisaran Rp 542,8-Rp 566,4 triliun,” ujar dia dalam acara Kegiatan
Sharing Info Mengenai Kesiapan Sistem Pembayaran Tunai Bank Indonesia
Menghadapi Libur Akhir Tahun di Jakarta, Selasa (23/12).
Sama halnya dengan jumlah UYD, jelas Dian, jumlah uang outflow maupun inflow
juga selalu meningkat setiap tahun. Rata-rata kenaikkan outflow dan inflow
selama Desember setiap tahun sebesar 11,9 persen dan 3,8 persen. Hal itu, ujar
dia, terjadi saat hari besar keagamaan, liburan sekolah, dan akhir tahun.
“Kenaikkan uang outflow dan inflow tersebut merupakan siklus musiman di akhir
tahun, terutama untuk penyelesaian transaksi, realisasi anggaran serta
pembayaran tunjangan kinerja akhir tahun baik untuk instansi pemerintah atau
perusahaan swasta,” jelas dia.
Selain itu, Dian menambahkan, sepanjang tahun ini jumlah uang palsu yang
ditemukan BI ada sebanyak 7 lembar per 1 juta lembar. Jumlah tersebut
berkurang jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebanyak 11 lembar
per 1 juta lembar. Adapun tahun ini uang palsu untuk dolar AS ada 100 lembar
per 1 juta lembar, euro 43 lembar per satu juta lembar, dan pound sebesar 143
lembar per 1 juta lembar.
“Sampai saat ini peredaran uang palsu terbanyak itu masih di Pulau Jawa dan
Sumatera Utara. Tetapi, dibandingkan dengan (mata uang) negara-negara lain,
jumlah persebaran uang palsu rupiah kita masih kecil,” ujar dia.