Anda di halaman 1dari 11

PENGURUSAN KEUANGAN NEGARA

Batasan Keuangan Negara


Keuangan negara adalah : semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat
dijadikan milik negara yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
Hak-hak negara :
1. Hak untuk menarik pajak.
2. Hak untuk menarik iuran.
3. Hak untuk mencetak uang.
4. Hak untuk mengadakan pinjaman.
5. Hak untuk melakukan pinjaman paksa.
Kewajiban negara : menyelenggarakan tugas/fungsi negara

Ruang Lingkup Keuangan Negara


Ruang linglup keuangannegara : APBN, APBD, Anggaran BUMN/BUMD, bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, yang hakekatnya seluruhkekayaan negara
Dalam pengelolaannya, ruang lingkup keuangan negara tersebutdibagi menjadi :
1. Pengelolaan Fiskal → oleh Pemerintah secara Langsung
2. PengelolaanMoneter → oleh Bank Sentral
3. Pengelolaan Kekayaan Negara Yang Dipisahkan → oleh BUMN/D

Asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara


BPKP (2007) menjelaskan bahwa penerapan kaidahkaidah yang baik (best practices)
dalam pengelolaan keuangannegara berlandaskankepada asas :
1. Asas Tahunan
2. Asas Universalitas (Kelengkapan)
3. Asas Kesatuan
4. Asas Spesialis
5. Asas Akuntabilitas
6. Asas Profesionalitas
7. Asas Proporsionalitas
8. Asas Keterbukaan
9. Asas Pemeriksaan Keuangan

Pengurusan keuang Negara Secara Langsung


Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara langsung ini terdapat
2 tipe pengurusan :
1. Peng. Umum/Administratif(Administratief Beheer)
2. Peng. Khusus/Bendaharawan(ComptabelBeheer)
Tujuan pengelolaan keuangannegara :
1. Realokasi sumber daya secara adil dan merata.
2. Pemerataan pembangunan
3. Menjaga kestabilan ekonomi, pertahanan dan keamanan negara

Pengurusan Umum/Pengurusan Adminisratif


Pengurusan Umum :
1. Otorisator (Penguasa Primer).
2. Ordonatur (Penguasa Sekunder).
Dipegang oleh Presiden, dan dilimpahkan kepada Para Menteri/ Ketua Lembaga
Pemerintah Non Kementerian.
Otorisator
Otorisator → Pejabat yang berwenang mengambil tindakan yang mengakibatkan adanya
penerimaan/pengeluaran negara
Otorisasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Otorisasi yang bersifat luas/umum. Otorisasi ini dalam pelaksanaannya tidak
membawa akibat secara langsung terhadap penerimaan dan pengeluaran negara, serta
dikeluarkan dalam bentuk peraturan seperti : UU, PP, Kepres.
2. Otorisasi yang bersifat sempit/khusus. Otorisasi ini dalam pelaksanaannya membawa
akibat secara langsung terhadap terhadap penerimaan dan pengeluaran negara, serta
dikeluarkan dalam bentuk Surat Keputusan Otorisasi/SKO, misalnya : Otorisasi
Permanen, Otorisasi Rutin.

Ordonatur
Ordonator → Pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan pembebanan tagihan
yang diajukan kepada kementerian/lembaga sehubungan dengan tindakan otorisator,
serta memerintahkan pembayaran dan atau menagih penerimaan yang timbul sebagai
akibatpelaksanaananggaran.
Tugas ordonatur :
1. Mengusahakan agar penerimaan-penerimaan negara masuk ke kas negara tepat pada
waktunya (kecualiuntuk Pajak, Bea & Cukai)
2. Menerima, menguji dan membebankan tagihantagihan kepada negara sesuai dengan
bagian dan mata anggarannya (menerbitkanSPM)

Pengurusan Khusus/Pengurusan Bendaharawan


Bendaharawan : Orang/badan hukum yang ditugaskan untuk menerima, menyimpan,
dan membayar (mengeluarkan) atau menyerahkan uang, surat berharga, dan barang
milik negara di dalam gudang atau tempat penyimpanan yang lain.
Berdasarkan objek pengurusannya :
1. Bendaharawan Uang.
2. Bendaharawan Barang.
Menteri Keuangan bertindak sebagai : Bendahara Umum Negara. Dibantu oleh Kuasa
BUN : Dirjen Perbendaharaan Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

Bendaharawan Uang
Bendaharawan uang dikelompokan menjadi 2 :
1. Bendaharawan Umum.
Tugasbendaharawanumum ini meliputi :
a. Menerima uang yang berasal dari pemindahbukuan, dan dari setoran
penerimaan pajak dan PNBP.
b. . Menyimpan uang negara, uang pihak ketiga yang dikuasainegara,dan surat
berharga.
c. . Membayar berbagai tagihan dari pihak ketiga berdasarkanketentuanyang
berlaku.
d. . Mencatat semua transaksi keuangan dan
mempertanggungjawabkanpengurusannya.
2. Bendaharawan Khusus.
Berdasarkan ruang lingkup tugasnya, bendaharawan khusus dibedakan menjadi :

a) Bendaharawan Penerima/Penyetor Tetap (Bend. Penerima Bea Dan Cukai,


Bend. Penerima pada kementrian/lembaga negara yang mempunyai
penerimaan non pajak, dan menata-usahakan sendiri penerimaannya Tugas
bendaharawan Penerima adalah :

1) Menerima penerimaan-penerimaan negara yang berada dalam ruang lingkup


tugasnya.
2) Menyimpan penerimaan-penerimaan tersebut.
3) Menyetorkan penerimaan-penerimaan negara ke rekening kas negara.
4) Mencatat semua transaksi keuangan dan mempertanggungjawabkan
pengurusannya kepada kementrian/lembaga negara yang membawahinya.
b) Bendaharawan UUDP : Tugas bendaharawan UUDP yaitu menangani
pengeluaran-pengeluaran rutin atau pengeluaran-pengeluaran pembangunan.
Bendaharawan UUDP ini terdiri atas :
1) Bendaharawan Rutin
2) Bendaharawan Proyek
3) Bendaharawan Pembuat Daftar Gaji,
4) Bendaharawan Pensiun

5) Bendaharawan Pemberi Uang Muka Cabang

6) Bendaharawan Pemegang Uang Muka Cabang

7) Bendaharawan Pemilu

Bendaharan Barang

Bendaharawan barang adalah bendaharawan yang bertugas menerima,


menyimpan, menyalurkan, mencatat, dan mempertanggungjawabkan semua barang
milik negara yang berada dalam pengurusannya.

Pejabat yang berkuasa mengadakan barangnya adalah para menteri dan ketua
lembaga negara yang dalam hal ini bertindak selaku Kuasa Material.

Dalam praktek, fungsi ini dilimpahkan kepada Pembantu Kuasa Material yang
dijabat oleh para direktur jendral dan panglima TNI.

Dilihat dari ruang lingkup tugasnya, Bendaharawan Barang dapat dibedakan


menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :

1. Bendaharawan Gudang Pusat : Bertugas menerima, menyimpan dan


menyalurkan barang kepada instansi-instansilain di daerah.
2. Bendaharawan Gudang Penyalur : Bertugas sebagai perantara gudang pusat
dan gudang persediaan, terutama bagi instansi di daerah yang tidak dapat
berhubungan langsung dengan gudang pusat.
3. Bendaharawan Gudang Persediaan : Bertugas mengurusi barang untuk
instansinya (sebagai gudang pemakai) dan menyalurkan barang kepada
instansi seinduk di bawahnya.
4. Bendaharawan Gudang Pemakai : Bertugas mengurusi barang untuk dipakai
bagi kepentingan instansinya sendiri.
Penatausahaan Keuangan Daerah

Asas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah :

•Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara


penerimaan/pengeluaran dan orang atau badan yang menerima atau menguasai
uang/barang/kekayaan daerah, wajib menyelenggarakan penatausahaan sesuai
dengan peraturan perundangundangan.

•Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan


dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD
bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari
penggunaan surat bukti dimaksud. PP 58 Pasal 86 PMDN 13 Pasal 184

Untuk pelaksanaan APBD, sebelum tahun anggaran berjalan, Kepala Daerah


(KDH) menetapkan:

a. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD (Surat Penyediaan


Dana)

b. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM (Surat Perintah


Membayar (uang)

c. Pejabat yang diberi wewenang mengesahkan SPJ (surat


pertanggungjawaban)

d. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SP2D (Surat Perintah


Pencairan Dana)

e. Bendahara penerimaan/pengeluaran

f. pejabat lainnya yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD.


Peraturan Menteri Dalam Negeri (PMDN) 13 menambah 2 ayat untuk
pelaksanaan APBD, kepala daerah menetapkan:

Bendahara Pengeluaran yang mengelola :

1. Belanja bunga

2. Belanja subsidi

3. Belanja Hibah

4. Belanja BantuanSosial

5. Belanja Bagi Hasil

6. Belanja bantuan Keuangan

7. Belanja Tidak Terduga

8. Pengeluaranpembiyaan pada SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan


Daerah) Bendaharapenerimaanpembantu dan bendahara pengeluaran pembantu
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) PMDN 13 Pasal 185

• Bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran


pembantuSKPD

Pejabat lainnya yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD


dideligasikan oleh Kepala daerah kepada kepala SKPD mencakup:

1. PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan SKPD) yg diberi wewenang fungsi


tata usaha keuangan pada SKPD

2. PPTK (Panitia Pelaksana Teknis Kegiatan) yg diberi wewenang


melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dgn bidang
tugasnya

3. Pejabat yg diberi wewenang menandatangani surat bukti pemungutan


pendapatan daerah
4. Pejabat yg diberi wewenang menandatangani surat bukti penerimaan kas
dan bukti penerimaan lainya yang sah

5. Pembantu bendahara penerimaan dan/atau pembantu bendahara


pengeluaran

PMDN 13 Pasal 185 ayat 3 & 4

Bendahara penerimaan dan/atau Bendahara pengeluaran dalam


melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan pada satuan kerja dalam SKPD dapat
dibantu oleh → Pembantu Bendahara

PP 58 Pasal 88

Pembantu Bendahara Penerimaan → Melaksanakan fungsi sebagai kasir


atau pembuat dokumen penerimaan.

Pembantu Bendahara Pengeluaran → Melaksanakan fungsi sebagai kasir,


pembuat dokumen pengeluran uang atau pengurusan gaji.

PMDN 13 Pasal 186

PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BENDAHARA PENERIMAAN

Bendahara penerimaan pada SKPD wajib menyelenggarakan pembukuan


terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung
jawabnya,yg terdiri atas :

a) BKU (Buku Kas Umum)

b) Buku pembantu per rincian objek penerimaan

c) Buku rekapitulasi penerimaanharian

Dokumen sebagai sumber pencatatan:

o SKP–DAERAH (Surat KetetapanPajak - Daerah)


o SKR (Surat KetetapanRetribusi)

o STS (Surat Tanda Setoran)

o Surat tanda bukti pembayaran

o Bukti penerimaan lain yg sah

PP 58 Pasal 91

Bendahara penerimaan pada SKPD wajib menyampaikan laporan


pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.

LPJ dilampiri dengan :

•BKU
•Buku pembantu per rincian objek penerimaan
•Buku rekapitulasi penerimaan harian
•Bukti penerimaan lain yang sah

PPKD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan pertanggungjawaban


penerimaan.
PP 58 Pasal 91 PMDN 13 Pasal 188 ayat 6

PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PENGELUARAN PENYEDIAAN DANA


PENETAPAN ANGGARAN KAS
SPD (Surat Penyediaan Dana
(Disiapkan: o/ KuasaBUD di-ttd o/ PPKD)
PENGELUARAN
KAS a/ BEBAN APBD
PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BENDAHARA PENGELUARAN
Keterangan naratif Penatausahaan Bendahara Pengeluaran :
1. Permintaan pembayaran dilakukan melalui penerbitan SPPLS, SPP-UP, SPP-GU, dan
SPP-TU.
2. PPTK mengajukan SPP-LS melalui pejabat penatausahaan keuangan pada SKPD
kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran paling lambat 3 (tiga) hari kerja
setelah diterimanya tagihan dari pihak ketiga.
3. Bendahara pengeluaran melalui pejabat penatausahaan keuangan pada SKPD
mengajukan SPP-UP kepada pengguna anggaran setinggi-tingginyauntuk keperluan
satubulan.
4. Untuk penggantian dan penambahan uang persediaan, bendahara pengeluaran
mengajukan SPP-GU dan/atau SPPTU.
5. Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran mengajukan permintaan uang
persediaan kepada kuasa BUD dengan menerbitkanSPM-UP.
6. Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran mengajukan penggantian uang
persediaan yang telah digunakan kepada kuasa BUD, dengan menerbitkan SPM-GU yang
dilampiri bukti asli pertanggungjawaban atas penggunaan uang persediaan sebelumnya.
7. Dalam hal uang persediaan tidak mencukupi kebutuhan, pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran dapat mengajukan tambahan uang persediaan kepada kuasa BUD
dengan menerbitkan SPM-TU.
8. Kuasa BUD menerbitkan SP2D atas SPM yang diterima dari pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang ditujukan kepada bank operasional mitra kerjanya paling lama
2 (dua) hari kerja sejak SPM diterima.
9. Kuasa BUD berhak menolak permintaan pembayaran yang diajukan pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran bilamana: o Pengeluaran tersebut melampaui
pagu; dan/atau o Tidak didukung oleh kelengkapan dokumen sesuai dengan
ketentuanperundang-undangan.
10.Jika Kuasa BUD menolak permintaan pembayaran, SPM dikembalikanpaling lama 1
(satu) hari kerja setelah diterima.

PP 58 Pasal 92, 93,94


SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH (SAPD)
 Pemerintah daerah menyusun sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD)
yang mengacu kepada SAP yang ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah dan mengacu pada perda tentang pengelolaan keuangan daerah.
 Kepala daerah berdasarkan SAP menetapkan peraturan kepala daerah
tentang kebijakan akuntansi.
 Sistem akuntansi pemerintah daerah paling sedikit meliputi:
a. Prosedur akuntansi penerimaan kas
b. Prosedur akuntansi pengeluaran kas
c. Prosedur akuntansi aset
d. Prosedur akuntansi selain kas

Pp 58 pasal 96,97,98

Anda mungkin juga menyukai