Abstrak
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
inovatif dan menitikberatkan kepada siswa dalam hal mencari suatu informasi yang
berasal dari suatu permasalahan dunia nyata secara berkelompok. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar
siswa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode Pre Experimental Design
dengan One Shot Case Study. Pemilihan sampel menggunakan simple random sampling.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Samarinda yakni pada kelas XI IPS 1,
dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik tes untuk mengetahui hasil belajar, dan penilaian model Problem
Based Learning (PBL) menggunakan angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
penerapan model Problem Based Learning (PBL). Teknik yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah uji regresi linear sederhana. Berdasarkan analisis melalui regresi linear
sederhana diperoleh dari penelitian ini besarnya kontribusi pengaruh model Problem
Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar adalah 32.7 %.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diterima oleh siswa melalui pendidikan
atau pelatihan yang dilakukan atau ditransfer oleh seorang guru kepada siswa yang akan
menghasilkan kemampuan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dapat diimplementasikan
siswa dalam kehidupannya, baik diaplikasikan dalam masyarakat, dalam keluarga
maupun dunia kerja. Menurut Gagne, hasil belajar adalah hasil dari proses belajar
mengajar yang dicapai siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan. Secara
umum hasil belajar dapat dikategorikan sebagai keterampilan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap (Suprihatingsih, 2016:63).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang mencari hubungan
kausal. Antara variabel model pembelajaran problem based learning (PBL) dan hasil
belajar. Selanjutnya desain penelitian ini menggunakan desain pre experimental
design dengan one shot case study. Dimana metode pre experimental design belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang
ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Dan penelitian ini
menggunakan one-shot case study karena dalam penelitian ini tidak ada kelompok
kontrol, dan objek penelitian ini menggunakan satu kelas yang diberikan perlakuan
model pembelajaran problem based learning (PBL) serta diberi post-test, kemudian
hasil belajarnya diolah dengan hasil statistik regresi sederhana dengan bantuan SPSS.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPS semester ganjil SMA
Negeri 5 Samarinda tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 4 kelas yang beralamat
di jalan Ir. H. Juanda No. 1, Air Putih, Samarinda Ulu, Kota Samarinda Sampel pada
penelitian ini yaitu kelas XI IPS 1, Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah simple random sampling.Simple random sampling adalah teknik pengambilan
sampel secara acak dengan tidak memperhatikan tingkatan strata yang ada dalam
populasi tersebut.
HASIL PENELITIAN
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang, setelah selesai
dilaksanakannya proses pembelajaran di kelas XI IPS 1, pada pertemuan terakhir
siswa diberikan soal post-test yang berupa soal pilihan ganda 20 dan soal essay 5
yang berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan menggunakan
model pembelajaran problem based learning (PBL), dengan demikian dapat
diketahui pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap
hasil belajar siswa.
1. Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 5 Samarinda
Dari analisis hasil belajar siswa setelah melalui proses pembelajaran, hasil
belajar siswa setelah diajarkan menggunakan model pembelajaran problem based
learning (PBL) diperoleh presentase sebesar 94% dengan rincian 33 siswa tuntas
dalam pembelajaran dari 35 siswa. Ketuntasan belajar siswa berpedoman dengan
KKM sekolah pada mata pelajaran geografi yaitu dengan nilai 75. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah diperoleh, rata-rata untuk hasil belajar siswa yaitu 87.
Nilai ini didapatkan dari nilai evaluasi post-test, nilai rata-rata ini sudah mencapai
nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Demikian hasil belajar ini
tergolong dalam kriteria sangat baik dengan presentase ketuntasan 80%, maka
pembelajaran dikatakan berhasil.
Hasil belajar geografi dapat dipresentasikan dari 35 siswa terdapat 32 siswa
atau 91% dengan kriteria sangat baik. Kemudian 2 siswa atau 6% siswa dengan
kategori baik, dan 1 siswa atau 3% dengan kategori cukup baik. Hal ini
menunjukan bahwa setelah diajarkan menggunakan model pembelajaran problem
based learning (PBL) memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa,
dimana terdapat 33 siswa atau 94% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM), dan 2 siswa atau 6% siswa yang belum mencapai KKM,
berdasarkan hasil tersebut, artinya lebih dari 94% siswa telah berhasil mencapai
tujuan pembelajaran, akan tetapi masih ada 2 siswa atau 6% siswa masih belum
mencapai nilai KKM.
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010:54) bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal
meliputi kesehatan jasmani, yaitu Faktor Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan
baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan
seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,
kurang bersemangat. Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani.
Faktor eksternal meliputi faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima
pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah.
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa , relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
Kedua faktor internal dan eksternal ini secara terpadu mempengaruhi aktifitas
siswa dalam pembelajaran di kelas.Pada saat penelitian, para siswa sangat antusias
dan aktif dalam mengikuti pembelajaran tetapi terdapat beberapa siswa yang hanya
diam memperhatikan pembelajaran hingga selesai. Selanjutnya selama penelitian
peneliti mengantisipasi faktor tersebut dengan memaksimalkan setiap langkap
pembelajaran di dalam model pembelajaran berbasis masalah. Keberadaan bahwa
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor eksternak dan internal siswa didukung
oleh penelitian Hassoubah dalam Fakhriyah (2014:) yang menyebutkan bahwa latar
belakang kepribadian dan kebudayaan individu dapat mempengaruhi usaha
individutersebut untuk dapat berpikir kritis terhadap suatu masalah dalam
kehidupan.
Berdasarkan hasil pengolahan data hasil belajar, rata-rata hasil belajar siswa
yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 87 sebanyak 33 siswa atau 94% siswa
tuntas dalam proses belajar mengajar pada materi persebaran flora dan fauna.
Ketuntasan belajar siswa berpedoman dengan KKM sekolah pada mata pelajaran
geografi yaitu dengan nilai 75, karena persentase siswa yang tuntas pada materi
persebaran flora dan fauna sebesar 94% maka pembelajaran dikatakan berhasil
dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL).
2. Pengaruh Model Pembelajaran problem based learning (PBL) Terhadap Hasil
Belajar Siswa
Pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan antara model
pembelajan problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Samarinda setelah diterapkan model pembelajaran problem
based learning (PBL), besarnya pengaruh model pembelajaran problem based
learning (PBL) adalah sebesar 32,7 %, pada bagian akhir penelitian, kepada
masing-masing siswa diberikan angket penilaian model pembelajaran problem
based learning (PBL). penyebaran angket ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar penilaian siswa terhadap model pembelajaran problem based learning (PBL).
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data penilaian model pembelajaran
problem based learning (PBL) memperoleh kategori sangat baik. Hasil perhitungan
diperoleh rata-rata total penilaian model pembelajaran problem based learning
(PBL) siswa adalah 22 siswa atau 63% dengan kriteria baik, dan 13 siswa atau 37%
siswa dengan kriteria sangat baik, yang berarti penilaian siswa terhadap model
pembelajajaran problem based learning (PBL) telah mencapai kriteria baik.
Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran problem based learning (PBL)
berpengaruh positif pada hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat bahwa 63% siswa
memiliki kategori baik, serta diperoleh presentase siswa yang telah tuntas pada
materi persebaran flora dan fauna adalah 94% dengan rincian 33 siswa yangtelah
tuntas dalam pembelajaran dari 35 siswa.
Besarnya pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL)
terhadap hasil belajar dapat ditinjau dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa
terdapat pengaruh positif model pembelajaran problem based learning (PBL)
terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMAN 5 Samarinda.Hal ini ditunjukan
dengan signifikan : yaitu 16,04 >4,13 sehingga Ho ditolak. Persamaan garis linear
sederhana yang terbentuk variabel model pembelajaran problem based learning
(PBL) (X) terhadap hasil belajar (Y) pada hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS
1 SMAN 5 Samarinda adalah Y = a + Bx = 40 + 0,55 dengan = 4,13. Berdasarkan
hasil perhitungan analisis regresi linear sederhana didapatkan nilai sebesar 4,13
pada taraf 5%. Disini terlihat hasil = 16,04, sehingga pengaruh model pembelajaran
problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 1
SMAN 5 Samarinda pada taraf signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh
Mayangsari (2014) Model PBL berpengaruh positif terhadap hasil belajar, rata-rata
hasil belajar kelas kontrol 73,475 dan kelas eksperimen 82,017, dan F
hitung=4,157 dan F tabel=0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Selain itu
penelitian ini didukung oleh Rahmawati (2014) Terdapat pengaruh model PBL
terhadap kelas kontrol dan eksperimen, rata-rata hasil belajar kelas kontrol 65 dan
ratarata kelas eksperimen 74. Model PBL menunjukan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
Hasil belajar tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
dikarenakan aktifitas siswa yang aktif dalam pembelajaran. Aktifitas siswa yang
aktif, kreatif, dan kritis dalam setiap pemecahan masalah pembelajaran geografi
materi dapat mengarahkan siswa dalam memahami materi ajar secara mendalam.
Hal ini didukung oleh penelitian Maulidiyahwarti (2016:4) yang menyatakan
Proses pemecahan masalah dapat menggiring siswa untuk mentransfer
pengetahuan mereka dalam memahami masalah di kehidupan nyata. Problem
Based Learning membantu siswa mengonstruksi materi secara kontekstual. Siswa
dapat memahami materi dengan baik sesuai dengan konteks kehidupannya. Hal ini
selain berpengaruh terhadap hasil belajar siswa juga berpengaruh terhadap
kehidupan siswa di masa mendatang.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarmi (2012:112) yang menyatakan bahwa
“Pembelajaran Berbasis Masalah atau problem based learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar, bekerja secara kooperatif di
dalam kelompok untuk memecahkan permasalah-permasalahan di dunia nyata.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang
menarik untuk dikembangkan saat ini. Pembelajaran berbasis masalah merupakan
suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental peserta didik untuk memahami
konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal
pembelajaran
Selain itu penggunaan model pembelajaran berbasis masalah juga mendukung
siswa untuk memahami materi pelajaran geografi. Hal ini dikarenakan langkah-
langkah di dalam model pembelajaran berbasis masalah membangkitkan rasa ingin
tahu siswa terhadap materi pelajaran melalui serangkaian pemecahan kasus. Hal ini
senada dengan penelitian Abdurrozak dkk (2016:8) dimana faktor pendukung
dalam penelitian yang membantu dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif
yaitu, 1) Siswa berdiskusi dengan baik; 2) Siswa aktif dalam melaksanakan
pembelajaran; 3) Guru memberikan bantuan dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk memahami cara penyelesaian
masalah; 4) Siswa dapat memperkaya gagasan; 5) Adanya LKS yang dapat
digunakan sebagai salahsatu alat untuk mempermudah siswa dalam memahami
konsep pembelajaran; 6) Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, karena
adanya praktek yang langsung melibatkan siswa; 7) Siswa dapat
mempertimbangkan situasi yang berbeda; 8) Beberapa siswa menikmati tantangan
dan optimis pada pembelajaran.
Hal ini senada juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Tuti Mutia Sri
Agustina (2015) yang menunjukan terdapat pengaruh model pembelajaran problem
based learning (PBL) terhadap hasil belajar, yang membuat nilai rata-rata siswa
menjadi baik dan berpengaruh secara signifikan. Model Problem Based Learning
(PBL) ini dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran geografi dengan
aktif dalam pemecahan masalah. Siswa juga dapat bekerjasama dalam kelompok
danmendapatkan pengalaman belajar, dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan
penguasaan konsep yang lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrozak R, A. K. Jayadinata, dan Isrok ‘atun. 2016. Pengaruh Model Problem Based
Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1,
No, 1. (Online) http://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/view/3580/pdf
diakses 30 September 2019
Agustina dan Tuti Mutia S. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Hidrologi. Jurnal Education.
Volume 10, Nomor1, Juni 2015: 101-117
Maulidiyahwarti G, Sumarmi, dan Ach. Amirudin. Pengaruh Model Problem Based Learning
Berbasis Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IIS SMA. Jurnal :
Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 2 Bulan: Februari Tahun:
2016 Halaman: 94—100. (Online)
://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6101/2564 diakses 29 September
2019
Mayangsari dan Adawiyah. 2014, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
Pembelajaran Biologi Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi di SMA Negeri 1 Kota Banjar Baru. Skripsi S1 Prodi Pendidikan Biologi:
STKIP PGRI Banjarmasin.
Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosadkarya.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwono, Sarwiji. 2010. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka