Antibodi Monoklonal
Antibodi Monoklonal
A. Definisi
2. Penyaringan produksi antibodi tikus Serum antibodi pada darah tikus itu
dinilai setelah beberapa minggu imunisasi. Titer serum antibodi
ditentukan dengan berbagai macam teknik seperti enzyme link
immunosorbent assay (ELISA) dan flow cytometry. Fusi sel dapat
dilakukan bila titer antibodi sudah tinggi jika titer masih rendah maka
harus dilakukan booster sampai respons yang adekuat tercapai.
Pembuatan sel hybridoma secara in vitro diambil dari limpa tikus yang
dimatikan.
3. Persiapan sel myeloma Sel myeloma yang didapat dari tumor limfosit
abadi tidak dapat tumbuh jika kekurangan hypoxantine guanine
phosphoribosyl transferase (HGPRT) dan sel limpa normal masa
hidupnya terbatas. Antibodi dari sel limpa yang memiliki masa hidup
terbatas menyediakan HGPRT lalu digabungkan dengan sel myeloma
yang hidupnya abadi sehingga dihasilkan suatu hybridoma yang dapat
tumbuh tidak terbatas. Sel myeloma merupakan sel abadi yang dikultur
dengan 8-azaguanine sensitif terhadap medium seleksi hypoxanthine
aminopterin thymidine (HAT). Satu minggu sebelum fusi sel, sel
myeloma dikultur dalam 8-azaguanine. Sel harus mempunyai
kemampuan hidup tinggi dan dapat tumbuh cepat. Fusi sel meng-
gunakan medium HAT untuk dapat bertahan hidup dalam kultur.
4. Fusi sel myeloma dengan sel imun limpa Satu sel limpa digabungkan
dengan sel myeloma yang telah dipersiapkan. Fusi ini diselesaikan
melalui sentrifugasi sel limpa dan sel myeloma dalam polyethylene glycol
suatu zat yang dapat menggabung-kan membran sel. Sel yang berhasil
mengalami fusi dapat tumbuh pada medium khusus. Sel itu kemudian
didistribusikan ke dalam tempat yang berisi makanan, didapat dari cairan
peritoneal tikus. Sumber makanan sel itu menyediakan growth factor
untuk pertumbuhan sel hybridoma.