Anda di halaman 1dari 3

Fritz Ridenour: “Many religions and cults admit the problem of sin, but their solution is always different

from
Christianity’s. While Christianity says that the only salvation from sin is faith in Jesus Christ and His atoning
death on the cross, other religions seek salvation through good works or keeping rules and laws” (= Banyak
agama dan sekte mengakui problem dosa, tetapi cara pemecahan / penyelesaian mereka selalu berbeda dengan cara
pemecahan / penyelesaian dari kekristenan. Sementara kekristenan mengatakan bahwa satu-satunya keselamatan dari
dosa adalah iman kepada Yesus Kristus dan kematianNya yang menebus di kayu salib, agama-agama lain mencari
keselamatan melalui perbuatan-perbuatan baik atau dengan memelihara / mentaati peraturan-peraturan dan hukum-
hukum) - ‘So What’s the Difference?’, hal 17.

a) Yudaisme / agama Yahudi.

Fritz Ridenour (tentang ajaran Yudaisme / agama Yahudi tentang ‘keselamatan’): “Anyone, Jew or not, may
gain salvation through commitment to the one God and moral living” (= Siapapun, orang Yahudi atau
bukan, bisa mendapatkan keselamatan melalui komitmen kepada satu Allah dan hidup yang bermoral) - ‘So
What’s the Difference’, hal 63.

b) Agama Hindu.

Fritz Ridenour (tentang keselamatan dalam agama Hindu): “Man is justified through devotion, meditation,
good works and self-control” (= Manusia dibenarkan melalui pembaktian, meditasi, perbuatan baik dan
penguasaan diri sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal 82.

c) Agama Buddha.

Fritz Ridenour (tentang keselamatan dalam agama Buddha): “Man is saved by self-effort only” (= Manusia
diselamatkan hanya oleh usaha sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal 92.

Subhadra Bhiksu: A Buddhist Catechism: “No one can be redeemed by another. No God and no saint is
able to shield a man from the consequences of evil doings. Every one of us must become his own
redeemer” (= Tak seorangpun bisa ditebus oleh orang lain. Tidak ada Allah dan tidak ada orang suci yang
bisa membentengi seorang manusia dari konsekwensi dari tindakan jahat. Setiap orang dari kita harus menjadi
penebusnya sendiri) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 590.

d) Agama Islam.

Fritz Ridenour (tentang ajaran Islam tentang ‘keselamatan’): “Man earns his own salvation, pays for his
own sins” (= Manusia memperoleh keselamatannya sendiri, membayar untuk dosa-dosanya sendiri) - ‘So
What’s the Difference’, hal 72.

Catatan: kata ‘to earn’ sebetulnya berarti ‘memperoleh karena telah melakukan sesuatu’.
e) Dalam agama-agama lain secara umum.

Fritz Ridenour: “Many religions and cults admit the problem of sin, but their solution is always different
from Christianity’s. While Christianity says that the only salvation from sin is faith in Jesus Christ and
His atoning death on the cross, other religions seek salvation through good works or keeping rules and
laws” (= Banyak agama dan sekte mengakui problem dosa, tetapi solusi mereka selalu berbeda dengan solusi
dari kekristenan. Sementara kekristenan mengatakan bahwa satu-satunya keselamatan dari dosa adalah iman
kepada Yesus Kristus dan kematianNya yang menebus di salib, agama-agama lain mencari keselamatan
melalui perbuatan-perbuatan baik atau pemeliharaan peraturan-peraturan dan hukum-hukum) - ‘So What’s the
Difference’, hal 17.

Fritz Ridenour: “Roman Catholicism teaches that faith is just the beginning of salvation, so the believer must
constantly work throughout his life to complete the process” (= Roma Katolik mengajar bahwa iman
hanyalah permulaan dari keselamatan, sehingga orang percaya harus terus menerus bekerja dalam sepanjang
hidupnya untuk melengkapi proses itu) - ‘So What’s the Difference’, hal 41.

· Fritz Ridenour: “The Catholic believes that good works are necessary for salvation” (= Orang Katolik
percaya bahwa perbuatan baik perlu untuk keselamatan) - ‘So What’s the Difference’, hal 45.

· Fritz Ridenour (tentang keselamatan dalam Roma Katolik): “Salvation is secured by faith plus good works
- as channeled through the Roman Catholic Church” (= Keselamatan dipastikan oleh iman ditambah
perbuatan baik - seperti yang disalurkan melalui Gereja Roma Katolik) - ‘So What’s the Difference’, hal 45-46.

Cynddylan Jones mengomentari Ef 2:8-9 sebagai berikut: “You might as well try to cross the Atlantic in a paper
boat as to get to heaven by your own good works” (= Kamu bisa mencoba menyeberangi Lautan Atlantik dalam
sebuah perahu kertas sama seperti kamu mau ke surga dengan perbuatan-perbuatan baikmu sendiri).

Martin Luther: “The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the mind of men was the
idea that somehow he could make himself good enough to deserve to live with an all-holy God” (= Ajaran
sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda pikiran manusia adalah gagasan bahwa
entah bagaimana ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang
mahasuci) - Dr. D. James Kennedy, ‘Evangelism Explosion’, hal 31-32.

Archbishop William Temple, yang dikutip oleh John Stott, berkata sebagai berikut: “All is of God. The only thing
of my very own which I contribute to my redemption is the sin from which I need to be redeemed” (= Semua
dari Allah. Satu-satunya hal dari diriku sendiri yang aku sumbangkan pada penebusanku adalah dosa dari
mana aku perlu ditebus) - ‘The Preacher’s Portrait’, hal 44-45.

Donald Lester: “We are saved by someone doing for us what we cannot do for ourselves” (= Kita diselamatkan
oleh seseorang yang melakukan bagi kita apa yang tidak bisa kita lakukan untuk diri kita sendiri) - ‘The
Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 589.

Anda mungkin juga menyukai