oleh:
Kelompok 4
2. Bagaimana prinsip kerja dari mobil listrik tersebut? Bagaimana cara menghitung
energi yang dibutuhkan oleh mobil listrik untuk tiap km jarak yang ditempuh?
a
Gambar 1. Prinsip Kerja Mobil Listrik (Sumber: basicknowledge101.com)
Prinsip Kerja Mobil Listrik
Daya Listrik yang bersumber dari listrik PLN atau Generator lewat alat pengisisan
(Charger) yang berperan untuk merubah arus bolak balik (AC) jadi arus searah (DC) sesuai
sama dengan keperluan pengisian dari baterai lewat dua buah kabel yakni positif serta
negatif untuk isi baterai. Baterai terbagi dalam 3 unit, 12 Volt, 200 Ah dipasang dengan
cara seri di mana terminal positf baterai 1 dikaitkan ke terminal negatif dari baterai 2 serta
terminal positif dari baterai 2 dikaitkan ke terminal negatif baterai 3 sedang terminal negatif
dari baterai 1 serta terminal positif baterai 3 diperoleh keluaran sebesar 36 V, 200 Ah
Sesudah baterai penuh, listrik yang tersimpan pada baterai bisa dipakai untuk
memutar motor penggerak lewat solenoid yang mempunyai 2 terminal yang berperan
menyambung serta memutus di mana terminal positif pada baterai dipasang pada satu
diantara terminal pada solenoide dikaitkan ke kendali kecepatan, di mana solenoide ini
dikendalikan oleh dua buah saklar sebagai pembatas yang di gunakan pada system gas serta
rem yang cuma bisa berperan sesudah kunci kontak dinyalakan.
Untuk mengatur besar kecilnya putaran motor penggerak dipakai kendali kecepatan
yang mempunyai 4 buah terminal utama yang di beri sinyal masing masing terminal Bat +,
Bat -, A2, M -, serta juga tiga buah terminal untuk input dari potensio atau induktiv. Kabel
positif yang lewat solenoid dikaitkan pada terminal Bat + pada kendali kecepatan.
Kendali yang inputnya berbentuk tanda analog dari potensio serta juga induktiv
trhole sensor yang dipasang pada mekanisme gas, supaya kendaraan bisa bergerak maju,
mundur serta netral dipakai saklar mekanis maju mundur SM3 (saklar mekanis maju
mundur) yang diberi nama masing masing terminal a1, a2, b, c d1, d2 terminal C dikaitkan
ke terminal A2 kendali kecepatan, lewat terminal A2 pada motor penggerak. Terminal M-
pada kendali kecepatan dikaitkan segera ke A1 pada motor penggerak. Untuk terminal B
serta D pada SM3 mempunyai dua buah kutub di mana digunakan untuk membolak balikan
input arah arus pada terminal S1 serta S2 pada motor penggerak.
Untuk memperkirakan berapa energi yang digunakan oleh mobil tersebut, kita
menggunakan pendekatan penggunaan bensin atau solar untuk genset dengan kapasitas
cukup besar. Energi rata-rata yang bisa dihasilkan oleh genset dalam 1 liter bensin atau
solar, adalah sekitar 0,36 liter per kWh. Dengan asumsi efisiensi yang sama, maksimum
mobil saya gunakan untuk menempuh 10 km dengan konsumsi bensin 1 liter, telah
menghabiskan energi hanya 2,78 kWh. Dengan demikian, mobil mesin bensin dengan
kapasitas 50 liter yang bisa menempuh perjalanan sekitar 500 km, akan menghabiskan
energi sebanyak 138 kWh saja.
Mobil listrik dengan kebutuhan energi 138 kWh tersebut, menggunakan batere
rekomendasi 42 V, 200 Ah (Prof. Pekik) dan usability 75% dari kapasitas, membutuhkan
batere sebanyak 22 unit. Dengan baterai sejumlah ini, jarak tempuh akan meningkat
sebanding dengan rasio efisiensi motor fisik dibanding motor listrik. Misalnya rasio
efisiensi transmisi motor fisik dibanding motor listrik adalah 1:2, maka dengan energi 138
kWH atau 22 unit betere dalam kondis yang sama bisa menempuh 1000 km.
5. Jelaskan reaksi apa yang terjadi di dalam PEMFC sehingga dapat dihasilkan listrik?
PEMFC merupakan sel elektrokimia menggunakan bahan bakar hidrogen yang
dioksidasi pada anoda dan oksigen yang direduksi pada katoda. Komponen PEMFC yang
paling penting adalah elektroda sebagai tempat terjadinya reaksi kimia. Elektroda terdiri
dari PEM, CL dan GDL.
Terdapat reaksi elektrokimia yang dapat mengkonversi energi kimia menjadi energi
listrik dengan adanya bahan bakar dan pengoksidan. Reaksi elektrokimia pada PEMFC
melibatkan perpindahan muatan darisatu elektroda ke elektroda yang lain dan perpindahan
muatan tersebut akandisertai dengan perpindahan elektron. Namun dalam proses
perpindahannya, ion dan elektron tidak melalui jalur yang sama. Ion
H+ berpindah dari anoda ke katoda melalui elektrolit/mebran, sedangkan elektron (e-)
berpindah melalui konduktor yang mengalirkan listrik.
6. Bagaimana Hidrogen diperoleh sebagai bahan baku dalam PEMFC?
Dapat dilihat bahwa hidrogen masuk ke dalam sebuah Sel Bahan Bakar melalui
saluran khusus yang terhubung ke anoda. Dari anoda, hidrogen yang telah menjadi ion H+
akan berpindah ke katoda melalui elektrolitdengan bantuan katalis (yang digunakan pada
PEMFC biasanya platina). Sementara elektron mengalir melalui rangkaian listrik/beban
yang terhubung. Pada katoda akan terjadi reaksi antara H+, elektron dan oksigen dan
membentuk air. Energi listrik dihasilkan oleh perpindahan elektron melalui rangkaian
listrik eksternal/beban (Ismail, 2008).
7. Apakah ada tipe sel bahan bakar selain PEMFC yang digunakan secara komersial?
- DMFC (Sel Bahan Bakar Metanol)
Sel Bahan Bakar Metanol menggunakan material elektrolit membran polimer, yang
digunakan juga oleh PEMFC. Sel Bahan Bakar ini menggunakan methanol (CH3OH)
cair sebagai bahan bakar. Methanol dipertimbangkan sebagai bahan bakar yang lebih
mudah disimpan dan berpindah tempat sehingga aplikasinya adalah pada peralatan
listrik yang portable
- AFC (Sel Bahan Bakar Alkali)
Sel Bahan Bakar Alkali menggunakan potasium hidroksida sebagai elektrolit.
Konsentrasinya berkisar antara 30-45% tergantung pada system. Pada reaksinya, ion
hidroksil (OH) ditransfer dari katoda ke anoda melalui elektrolit sedangkan elektron
mengalir melalui rangkaian listrik eksternal/beban. Ion hidroksil akan bereaksi dengan
hidrogen dan membentuk air serta mengalirkan electron
- PAFC (Sel Bahan Bakar Asam Fosfat)
Sel Bahan Bakar Asam Fosfat menggunakan asam fosfat sebagai elektrolitnya. Sel
Bahan Bakar Asam Fosfat ini merupakan jenis yang paling awal dikomersialkan.
Kelebihannya adalah dapat mentoleransi ketidakmurnian hidrogen, Sel Bahan Bakar
Asam Fosfat dapat mentoleransi adanya Karbon Monoksida (CO) sebesar 1,5%
sehingga jenis bahan bakar yang dapat digunakan beragam. Kekurangannya adalah
daya yang dihasilkannya lebih rendah dibandingkan jenis yang lain
- MAFC (Sel Bahan Bakar Karbonat)
Sel Bahan Bakar Karbonat menggunakan senyawa sodium/magnesium karbonat
bersuhu tinggi sebagai elektrolit. Sel Bahan Bakar ini menggunakan hidrogen, karbon
monoksida, gas alam, propana, dan hasil dari gasifikasi batubara sebagai bahan bakar.
Dapat bekerja pada suhu yang tinggi sehingga memungkinkan efisiensi yang tinggi jika
kalornya dimanfaatkan serta fleksibilitas dalam menggunakan bahan bakar dan katalis.
Namun suhu yang tinggi juga menyebabkan risiko karat dan kerusakan komponen yang
tinggi serta tidak cocok untuk penggunaan di perumahan
- SOFC (Sel Bahan Bakar Oksida Padat)
Sel Bahan Bakar Oksida Padat menggunakan senyawa keramik seperti Zirkonium
Oksida atau Kalsium Oksida sebagai elektrolit. Suhu operasinya bisa mencapai
10000 𝐶. Sel Bahan Bakar ini sangat cocok untuk pembangkitan daya-daya besar. Suhu
operasi yang tinggi menyebabkan efisiensi konversi daya yang tinggi dengan memakai
sistem hybrid dimana kalornya dimanfaatkan untuk jenis pembangkit yang lain seperti
turbin uap atau turbin gas.
Tabel 1. Sel Bahan Bakar Komersial
Seng (Zn) Seng disebut zink atau timah sari. Merupakan logam yang aslinya berwarna
putih kebiruan, berkilau serta memiliki sifat diamagnetik. Difungsikan sebagai katode
atau kutub negatif pada baterai.
Timbal (Pb) Timbal merupakan salah satu bahan kimia paling berbahaya bagi manusia
dengan sifat toksiknya. Memiliki unsur PB seringkali digunakan pada bidang industri
modern sebagai bahan pembuatan baterai. Lempeng timbal peroksida biasa digunakan
sebagai kutub positif baterai.
9. Reaksi apa yang terjadi sewaktu lempengan seng dan batang timbal dimasukkan ke
dalam gelas dan kedua elektroda tersebut dihubungkan dengan kawat tembaga?
Terjadi reaksi sel volta, sepotong logam seng dimasukkan ke dalam larutan seng (II)
sulfat, ZnSO4(aq), pada satu wadah (gelas) Sementara, sepotong batang timbal juga
dimasukkan ke dalam larutan timbal (II) sulfat, PbSO4(aq), pada wadah lainnya. Potongan
logam tersebut disebut elektroda yang berfungsi sebagai ujung akhir atau penampung
elektron. Kawat penghantar akan menghubungkan elektroda-elektrodanya. Sel Volta
bekerja atas dasar prinsip reaksi redoks. Rangkaian sel dilengkapi pula dengan jembatan
garam. Jembatan garam, memberikan jalan bagi ion untuk bergerak dari satu tempat ke
tempat lainnya untuk menjaga larutan agar muatan listriknya tetap netral.
10. Logam mana yang menjadi katoda dan logam mana yang menjadi anoda? Mengapa?
Bagaima menuliskan sel elektrokimia tersebut?
Elektroda seng disebut anoda, yaitu elektroda yang menjadi tempat terjadinya reaksi
oksidasi. Oleh karena anoda melepaskan elektron, maka anoda kaya akan elektron
sehingga diberi tanda negatif (kutub negatif).
Elektroda timbal disebut katoda, yaitu elektroda yang menjadi tempat terjadinya reaksi
reduksi. Oleh karena katoda menerima elektron, maka katoda kekurangan elektron
sehingga diberi tanda positif (kutub positif)
11. Apakah anda dapat memperkirakan besarnya tegangan potensial dalam sel tersebut?
Besarnya potensial sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta merupakan total dari
potensial elektrode unsur-unsur sesuai dengan reaksinya. Jika suatu zat mempunyai Eo
reduksi besar berarti ia mudah mengalami reduksi dan susah mengalami oksidasi dan
sebaliknya jika suatu zat mempunyai Eo reduksi kecil maka ia sukar mengalami reduksi
dan lebih mudah mengalami oksidasi. Besarnya Potensial Sel dapat dirumuskan :
Dalam hal ini, hasil perhitungan potensial sel dapat bernilai positif ataupun negatif.
Jika potensial sel bertanda positif berarti reaksi dapat berlangsung, sedangkan jika potensial
sel bertanda negatif berarti reaksi tidak dapat berlangsung.
12. Sewaktu sel tersebut dihubungkan dengan voltmeter terbaca pengukuran sebesar
0,529 V. Bagaimana penjelasan anda tentang adanya perbedaan potensial antara
hasil eksperimen dengan hasil teoritis?
Dari hasil eksperimen, didapatkan nilai pengukuran potensial sel sebesar 0,529 V
sedangkan menurut teoritis menggunakan data potensial reduski sel dari literature,
didapatkan nilai potensial sel reaksi sebesar 0,63 V. Hal ini bisa saja terjadi dikarenakan
Esel bergantung pada berbagai faktor seperti konsentrasi larutan Zn2+ dan Pb2+, suhu, dan
lain-lain. Pada pengukuran besar potensial sel reaksi secara teoritis di atas, menggunakan
data-data potensial standar reduksi, yang diambil pada kondisi standar (konsentrasi 1 M),
namun pada saat eksperimen dilakukan, konsentrasinya tidaklah standar, melainkan
sebesar 0,05 M. Selain itu, bisa jadi dalam pengukuran saat eksperimen, suhu di sekitar
tempat eksperimen tidak sesuai dengan suhu standar sebesar 298oK sehingga dalam
menggunakan potensial standar reduksi tiap setengah sel untuk menghitung potensial sel
reaksi menghasilkan hasil yang kurang tepat bila dibandingkan dengan hasil teoritis.
Topik 2: Potensiometri
1. Bagaimana Anda menjelaskan kemampuan alga dalam menyerap logam pada bacaan
di atas?
4. Bagaimana Anda menjelaskan tentang yang anda baca di beberapa literature bahwa
bila menggunakan teknik potensiometri langung perlu penambahan senyawa penjaga
kekuatan ion dalam larutan aau TISAB (Total Ionic Strength Adjustment Buffer ), dan
untuk apa dilakukan teknik penambahan larutan standar atau larutan sampel tak
diketahui ( standard addition atau sample addition method ) ?
TISAB (Total Ionic Strength Adjustor Buffer) adalah larutan penyangga yang
memiliki kekuatan ionik cukup tinggi dan mampu meningkatkan kekuatan ionik suatu
larutan sehingga relatif menjadi lebih tinggi dari semula. Penambahan TISAB tidak akan
mengganggu proses analisis karena ion-ion yang terkandung di dalamnya adalah ion-ion
asing yang tak terukur potensial selnya sehingga dapat menghilangkan perbedaan ion dari
kedua larutan.
a. Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang akan
diukur.
b. Diperlukan perhitungan yang lebih rumit dibandingkan dengan potensiometri
langsung.
c. Konsentrasi sampel juga harus diketahui sebelum memulai analisis untuk menentukan
konsentrasi standar dan volume yang sesuai untuk kedua larutan.
5. Bila Anda menggunakan metode sample addition pada teknik potensiometri,
bagaimana Anda menjelaskan cara penentuan konsentrasi logam pada sampel?
(jelaskan juga penurunan persamaannya)
Metode adisi sampel diawali dengan menambahkan volume sampel (Vu) dengan
berberapa variasi ke dalam volume standar (Vs) yang dikonstankan. Kemudian potensial
sampel diukur dan direkam menggunakan ISE (Ion Selective Membran) dengan persamaan:
𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝑆𝑙𝑜𝑔 𝑎2
1
𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑎
yang diubah menjadi: = log 𝑎2
𝑆 1
𝑎1 = 𝐶𝑠
𝑎2 = 𝐶𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
dimana: 𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 𝐶𝑠 . 𝑉𝑠
𝑛𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 𝐶𝑢 . 𝑉𝑢
Esel merupakan nilai perubahan potensial yang terjadi setelah dan sebelum
pencampuran, sehingga:
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸2 − 𝐸1
Dengan nilai aktifitas yang sudah diketahui dari masing-masing larutan (a2 dan a1)
sertanilai Esel, maka didapatkan persamaan sebagai berikut:
𝐶𝑠 . 𝑉𝑠 + 𝐶𝑢 . 𝑉𝑢
𝐸2 − 𝐸1 𝑉𝑠 + 𝑉𝑢
= log
𝑆 𝐶𝑠
𝐶𝑠 . 𝑉𝑠 + 𝐶𝑢 . 𝑉𝑢
𝐸2 −𝐸1 𝑉𝑠 + 𝑉𝑢
10 𝑆 =
𝐶𝑠
𝐸2 −𝐸1 𝐶𝑠 . 𝑉𝑠 + 𝐶𝑢 . 𝑉𝑢
(𝑉𝑠 + 𝑉𝑢 ). 10 𝑆 =
𝐶𝑠
𝐸2 −𝐸1 𝐶𝑢 . 𝑉 𝑢
(𝑉𝑠 + 𝑉𝑢 ). 10 𝑆 = 𝑉𝑠 +
𝐶𝑠
Untuk menentukan kemiringan (slope) kurva kalibrasi, perlu dibuat hubungan antara
log10 C dan potensial sel, di mana C adalah konsentrasi ion pada larutan yang digunakan
dalam mol/L. Berikut akan diuraikan cara pembuatan garis hubungan antara log10 C dan
potensial sel.
Hubungan antara log10 C dan potensial sel untuk ion natrium dituliskan sebagai:
0.0592
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐾 − pX = 𝐾 + 𝑆 log 𝐶
n
di mana C adalah konsentrasi ion natrium dalam larutan dan S adalah kemiringan kurva.
Karena data yang diberikan tidak memungkinkan untuk mencari konsentrasi dalam mol/L,
Persamaan (1) diperluas untuk mencari hubungan log10 C1 dan potensial sel dengan C1
adalah konsentrasi dalam gr/L. Persamaan yang terbentuk adalah:
𝐶
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐾 + 𝑆 log 𝑀𝑟1 = 𝐾 ′ + 𝑆 log 𝐶1 (
dengan Mr adalah masa molekul relatif yang sifatnya konstan. Berdasarkan Persamaan
(10), dapat dibuat hubungan linear dengan log10 C1 sebagai sumbu x dan potensial sel
sebagai sumbu y. Gradien garis yang terbentuk adalah kemiringan kurva kalibrasi.
Data yang ada dapat diolah untuk mendapatkan hubungan antara log10 C1 dan
potensial sel seperti pada Tabel 1:
Berdasarkan Tabel 1, dibuat hubungan antara log10 C1 dan potensial sel seperti pada Grafik 1.
0.16
y = 0,059x - 0,070
0.14
0.12
0.1
0.08 Series1
Linear (Series1)
0.06
0.04
0.02
0
0 1 2 3 4
Dari grafik yang diperoleh, dapat dilihat bahwa persamaan yang terbentuk adalah y =
0.059x – 0.070, sehingga kemiringan kurva kalibrasi yang didapatkan adalah 0.059.
Soal hitungan:
7. Bagaimana anda menentukan nilai potensial sel berikut ini:
Ag/AgCl (jenuh/s), HCl 0.02 M//KCl (jenuh), HgCl2 (jenuh)/Hg (l)
Konstanta kesetimbangan dari reaksi redoks diperoleh dari Eosel. Energi bebas standar
ΔGo untuk reaksi dihubungkan dengan kesetimbangan:
Oksidasi : Cu Cu2+ + 2e
Reduksi : Ag+ + e Ag
Eo = EoAg+/Ag - EoCu/Cu2+
n E0
ln K =
0.0257 V
n E0
K = 𝑒 0.0257 V
1(0,46)
K = 𝑒 0.0257(0,46) = 𝟕, 𝟗𝒙𝟏𝟎𝟏𝟔
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan jawaban dari pertanyaan pemicu
adalah sebagai berikut:
1. Keunggulan dari mobil berbasis listrik dibanding berbasis fosil adalah lebih ramah
lingkungan (tidak menghasilkan polutan) dan lebih efisien karena menggunakan energi
listrik yang diperoleh dari tenaga surya yang kaya di Indonesia
2. Baterai sekunder adalah jenis baterai yang dapat diisi kembali oleh muatan listrik
(rechargeable) dan terdapat 4 jenis baterai sekunder yaitu baterai asam timbal, Nikel
Kadmium, Lithium dan Nikel Metal Hidrida
3. Terdapat reaksi elektrokimia pada PEMFC sebagai substitusi bahan bakar fosil pada mobil
listrik. PEMFC merupakan sel elektrokimia menggunakan bahan bakar hidrogen yang
dioksidasi pada anoda dan oksigen yang direduksi pada katoda.
4. Terdapat bahan bakar lain selain PEMFC yang dinilai cukup konvensional seperti DMFC,
AFC, PAFC, SOFC dan MCFC
5. Pada sel baterai, terdapat 2 elektroda yang digunakan yaitu elektroda seng (anoda) dan
elektroda timbal (katoda)
6. Potensiometri merupakan salah satu metode analisis dalam cabang ilmu kimia analitik yang
menggunakan reaksi reduksi-oksidasi sebagai prinsip dasarnya.
7. Sel potensiometri terdiri dari empat bagian penting yaitu elektrode acuan, elektrode
indikator, jembatan garam, dan voltmeter.
8. Metode terbaik yang dilakukakan untuk menganalisis sampel darah yang diambil dari
pasien pendertita anemia adalah sample addition method. Metode ini dipilih karena
memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan metode lain dan adanya beberapa
kekurangan dari metode lain yang telah diuraikan duraikan dalam makalah.
9. Langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mengetahui kandungan zat besi dengan
sample addition method adalah preparasi larutan sampel dan larutan standar, menyiapkan
peralatan, pengukuran potensial sel, dan menentukan konsentrasi ion besi dalam sampel
10. TISAB adalah sebuah reagen yang ditambahkan pada larutan sampel dan standar yang
berfungsi untuk menjaga pH, aktifitas ion, dan kekuatan ion dari larutan standar.
11. Penentuan kemiringan (slope) kurva kalibrasi, dilakukan dengan cara membuat hubungan
antara log10 C dan potensial sel, di mana C adalah konsentrasi ion pada larutan yang
digunakan dalam mol/L.
12. TISAB tidak terlalu diperlukan pada keadaan-keadaan berikut: ketika larutan sampel dan
larutan standar berada pada kondisi sangat encer, ketika larutan sampel dan larutan standar
diencerkan, dan ketika konsentrasi larutan melebihi 0.1 M.
Daftar Pustaka
Skoog, Douglas Aet Al. Fundamental of Analytical Chemistry 9th edition. 2013. Cengage
Learning. Boston : Massachusetts
Wildan, Abu. 2017. Cara Menghitung Standar Adisi dengan Excel. [Online] Available at:
http://www.sampling-analisis.com/2017/09/cara-menghitung-standar-adisi-dengan-
excel.html#.XZloKEYza00. Accessed at October 6, 2019.