Lean Manufacturing
Lean Manufacturing adalah strategi, metode, atau budaya yang dirancang untuk
mencapai siklus produksi manufaktur sesingkat mungkin. Hal tersebut salah satunya
dicapai dengan mengurangi persediaan yang berpotensi terbuang atau tidak
terpakai (waste product) . Tujuannya adalah untuk mengurangi persediaan yang tidak
efektif dan memproduksi barang hanya untuk memenuhi permintaan pelanggan
secara tepat. Manfaatnya adalah termasuk biaya yang terbebankan akan lebih
rendah, kinerja yang lebih tinggi, dan waktu atau siklus produksi yang lebih singkat.
Prinsip-prinsip Lean Manufacturing berbeda dari prinsip perusahaan manufaktur yang
umum dipakai. Sebagai permulaan, prinsip perusahaan manufaktur umumnya
berkonsentrasi pada efisiensi dan pemanfaatan mesin secara penuh yang dapat
menyita waktu lama dan membengkakkan tingkat persediaan. Namun, Lean
Manufacturing adalah tentang bagaimana perusahaan mengurangi persediaan tak
terpakai/terjual karena memproduksi persediaan berlebihan adalah “dosa”.
Taiichi Ohno, salah satu pelopor Lean Manufacturing di awal abad 20, pernah
berkata: “Biaya (cost) tidak hanya untuk dihitung, akan tetapi harus dikurangi”. Maka
dari itu, Lean Manufacturing akan berupaya memangkas persediaan yang sekiranya
tidak akan terpakai/terjual yang pada akhirnya juga akan mengurangi Harga Pokok
Penjualan.
1. 5S
Sistem 5S adalah metode organisasi yang berasal dari akronim lima kata
Jepang: seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke. Jika diterjemahkan secara
berurutan, maka artinya adalah meminimalisasi, mengatur, menerangi, standarisasi,
dan mempertahankan. Istilah tersebut mewakili lima langkah untuk
mengurangi waste product dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Langkah pertama melibatkan proses pengeliminasian unsur dan item yang dirasa
tidak diperlukan di ruang kerja. Selanjutnya, para pekerja harus “mengatur” dengan
memastikan bahwa selalu ada tempat untuk menampung segala unsur
atau item yang diperlukan dan item-item tersebut harus selalu ada di tempat yang
sudah diatur. Maksud dari menerangi adalah membersihkan ruang kerja secara
teratur dan selalu mempertahankan kondisi ruang kerja agar selalu “bersih
bersinar”. Standarisasi dibutuhkan untuk membuat semua proses pekerjaan
dilakukan secara konsisten sehingga setiap pekerja diharapkan dapat
menyelesaikan pekerjaannya sesuai Job Description yang sudah diatur. Langkah
terakhir dimaksudkan untuk mempertahankan dan memperkuat keempat langkah
sebelumnya.
2. Kaizen
Istilah Kaizen adalah praktik bisnis yang berfokus pada peningkatan (improvements)
secara berkelanjutan. Dengan Kaizen, selalu ada ruang untuk evaluasi dan para
pekerja harus selalu mencari cara untuk meningkatkan kreativitas dan
kapabilitasnya. Filosofi Kaizen juga menekankan bahwa ide setiap individu adalah
penting dan bahwa semua karyawan harus dilibatkan dalam proses perkembangan
perusahaan. Sebuah perusahaan yang mempraktikkan Kaizen selalu menyambut
dan tidak pernah mengeluhkan saran untuk perbaikan atau peningkatan di semua
bidang. Ini membantu menciptakan lingkungan dan budaya saling menghormati dan
komunikasi terbuka.
3. Kanban
Teknik Kanban mengandalkan segala bentuk visual untuk mengontrol inventaris
perusahaan. Salah satu contoh realisasinya, kartu Kanban dapat ditempatkan di
area yang terlihat dan strategis bagi karyawan sebagai sinyal ketika persediaan
perlu dibuat atau diisi ulang. Dengan proses ini, produk dirakit dan dibuat hanya
ketika ada permintaan dari konsumen dan memungkinkan perusahaan untuk
mengurangi waste product dan pemborosan. Metode Kanban akan sangat responsif
dan efisien karena produk hanya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
alih-alih dengan mencoba memprediksi kebutuhan mereka di masa depan.
Lean Manufacturing memiliki banyak keunggulan. Keunggulan tersebut seperti
produktivitas yang lebih tinggi, layanan pelanggan yang lebih baik, lead time atau
siklus produksi yang lebih rendah, peningkatan semangat kerja karyawan dan
lingkungan kerja yang lebih aman. Masing-masing berkontribusi untuk memenuhi
tujuan yang paling signifikan dari Lean Manufacturing yaitu peningkatan profit.
Lean Accounting
Di samping aktualnya penerapan Lean Manufacturing, para ahli akuntansi juga
percaya bahwa akuntansi itu sendiri dapat di”ramping (Lean)”-kan, dan bahwa
penerapannya dapat berkontribusi pada peningkatan laba, bukan hanya sekedar
menghitungnya. Lean Accounting adalah konsep yang dirancang untuk lebih
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang telah menerapkan proses Lean
Manufacturing.
Proses Lean Accounting dapat mencakup pengorganisasian biaya dengan
teknik value stream, mengubah teknik penilaian persediaan dan memodifikasi
Laporan Keuangan untuk memasukkan informasi non-keuangan. Penerapan Lean
Accounting pada dasarnya sesuai dengan PABU karena pelaporannya juga berbasis
akrual dan biaya yang dilaporkan merupakan biaya aktual. Berbeda dengan
pelaporan akuntansi konvensional yang masih menggunakan biaya standar yang
masih harus dikonversikan ke biaya aktual.