Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

DISUSUN :
EGO ANDRIANO
(1604015172)

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PROF.DR.HAMKA

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

JURUSAN FARMASI

JAKARTA 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengenal bermacam-macam alat dan bahan kimia yang

sering dipakai dalam analisis atau percobaan serta penggunaannya.

B. Teori dasar
Ilmu kimia merupakan ilmu yang bersifat eksperimental. Ilmu kimia
mengembangkan metode ilmiah, maka pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada
pembelajaran, melalui eksperimen di dalam laboratorium kimia yang sangat mutlak
diperlukan. Dalam suatu laboratorium kimia terdapat alat-alat eksperimen yang dapat
digunakan untuk berbagai macam percobaan. Selain itu, di dalam laboratorium kimia
juga terdapat bahan-bahan eksperimen (Hiskia, 1993).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya (Firebiology, 2007).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau
mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakuka praktikum tersebut. Hal
ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga risiko
kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan alat-alat yang digunakan
dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran atau perhitungan yang
dilakukan menunjang ketetapan hasil analisis kimia. Penggunaan alat yang tidak steril
dapat menyebabkan kesalahan dalam praktikum (Sudarmaji, 2005).
Ketetapan hasil analisis kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat,
maka setiap cabang kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau tidak
langsung memerlukan analisa kimia (Harjadi, 1990).
Praktikum kimia tidak hanya mempelajari ala-alat percobaan namun kita juga
mempelajari bahan kimia. Karakteristik bahan kimia adalah bahan kimia mudah
terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, bahan radioaktif, bahan korosif,
penyebab korosi, dan bahan beracun (toksik). Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan mengenai komposisi dan sifat dari bahan kimia tersebut, sehingga dapat
memahami sifat dan interaksi bahan tersebut dalam keadaan lingkungan sekitar
(Hiskia, 1993).
Pengenalan alat dan bahan yang dipakai saat praktikum mmeliputi macam-
macam alat dan bahan, mengetahui nama-nama alat, mengetahui sifat dari bahan
kimia, memahami fungsi serta cara kerja alat dan bahan tersebut. Setiap alat dibuat
dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang
spesifik. Alat-alat tersebut terbuat dari bahan yang berbeda-beda, ada yang terbuat
dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain. Peralatan tersebut ada
yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan
alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Chang, 2005).
Sebagian besar alat yang dipakai dalam analisis kimia terbuat dari gelas.
Selain itu ada pula yang terbuat dari porselin, besi, dan karet. Alat-alat yang terbuat
dari gelas antara lain:
1. Alat-alat yang terbuat dari gelas:

a. Buret, adalah pipet ukuran panjang, yang dilengkapi dengan kran untuk mengukur

volume cairan yang akan dikeluarkan atau dipindahkan secara akurat sesuai dengan

keinginan. Biasanya digunakan dalam titrasi. Ukuran buret bervariasi dari 10 sampai

50 mL terbagi ke dalam skala kecil 1/10 mL.

b. Pipet seukuran, adalah pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan atau zat cair

dalam satu ukuran volume tertentu. Besarnya volume pipet bervariasi dari 1 mL

sampai 100 mL. tingkat kesalahannya kurang dari 0,01 mL.

c. Pipet tetes, pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan dengan cara

meneteskan larutan atau zat cair tanpa memperhatikan volumenya.

d. Volume flask (labu ukur) adalah labu gelas yang mempunyai volume tertentu, serta

mempunyai leher dan mulut yang sangat kecil dibandingkan dengan labunya.

Digunakan untuk mengencerkan larutan, menampung larutan atau zat cair dengan

volume yang tepat, dan membuat larutan strandar dengan tepat dan teliti.

e. Gelas ukur, adalah tabung gelas berskala untuk mengukur volume larutan atau zat

cair dengan tepat. Gelas ukur bermulut lebar dan bercucuk, lebar mulut sama dengan

lebar alasnya. Standar deviasinya kira-kira 1 persen dari volume yang sebenarnya.
f. Labu Erlenmeyer, adalah labu gelas untuk menampung larutan. Labu Erlenmeyer ada

yang berskala dan ada yang tidak, ada yang bertutup dan ada yang tidak bertutup.

Digunakan untuk menampung larutan pada saat titrasi atau menampung larutan hasil

destilasi.

g. Labu didih, adalah labu gelas yang digunakan untuk mendidihkan larutan. Biasanya

digunakan untuk destruksi jaringan.

h. Labu destilasi, adalah labu gelas untuk penyulingan (destilasi), misalnya penyulingan

amoniak (NH3) pada analisis Nitrogen.

i. Kuvet, adalah tabung gelas yang digunakan untuk menampung larutan yang diukur

dengan spektofotometer. Kuvet mirip dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih

kecil.

j. Eksikator atau desikator, adalah alat untuk menyimpan bahan atau benada agar tetap

kering, terutama bahan yang higroskopis.

k. Tabung reaksi, adalah tabung gelas yang dipakai untuk mereaksikan zat.

l. Gelas arloji, adalah cawan gelas berbentuk irisan bola yang digunakan sebagai alat

untuk penguapan atau pengeringan zat yang terlarut.

Alat-alat gelas yang dipakai dalam analisis kimia harus dibuat dari bahan gelas

yang tahan panas dan korosi. Biasanya alat-alat gelas yang memenuhi kualifikasi

tersebut bermerk: Pyrex, Scott, Assisten, Corning, dan Leerdam.

2. Alat-alat yang terbuat dari porselin:

a. Cawan porselin, cawan bercucuk yang diapakai untuk penguapan atau pengeringan

padatan dalam bentuk tepung.

b. Mortar, adalah alat tumbuk yang terbuat dari porselin untuk menghancurkan zat

dalam bentuk padatan.


c. Sendok porselin atau spatula, digunakan untuk mengaduk dan mengambil bahan

kimia berbentuk tepung dan padatan.

3. Alat-alat yang terbuat dari karet:

a. Filler, adalah alat penyedot yang gerdiri dari bola karet yang dilengkapi dengan tiga

cabang leher. Filler digunakan untuk menyedot dan mengeluarkan larutan.

b. Prop atau tutup karet adalah tutup botol atau labu yang terbuat dari karet, terkadang

dilubangi untuk pipa destilasi.

4. Alat-alat yang terbuat dari logam:

a. Statif, adalah tiang besi yang digunakan untuk memegang buret atau gelas lainnya.

Statif dilengkapi dengan manice dan klem.

b. Oven listrik, digunakan untuk menghilangkan atau menguapkan air.

c. Waterbath, digunakan untuk memanaskan larutan tanpa kontak langsung dengan

sumber panas.

d. pH-meter, digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan larutan.


BAB II

METEOLOGI PERALATAN

A. Alat Dan Bahan


1.Alat
 Tabung Reaksi
 Pipet
 Labu Ukur
 Gelas Piala
 Erlemayer
 Buret
 Buret
 Beaker glass

2.Bahan

 Aquadest -KMnO4
 HCl - CaCO3
B. Skema Kerja
1. Pengenalan Alat
1. Dicuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer dan buret.
2. Aquadest dimasukkan kedalam buret, untuk larutan berwarna bening, dibaca
miniskus bawahnya.
3. Aquadest dikeluarkan dari dalam buret, kemudian dicuci.
4. Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam buret, untk larutan berwarna gelap
amati miniskus atasnya.
5. Setelah diamati KMnO4 dikeluarkan dari buret kemudian dicuci lagi.

2. Penimbangan dan Pembuatan Larutan CaCO3


1. Diletakkan gelas arloji pada neraca analitik. Kemudian dicatat massanya.
2. Dimasukkan CaCO3 dengan menggunakan sendok hingga angka digitalnya
mencapai 3,00 gram.
3. Disiapkan 25 ml aquadest ke dalam gelas bekker.
4. Dimasukkan CaCO3 yang telah ditimbang ke dalam gelas bekker kosong.
5. Dituangkan 25 ml akuades tadi ke dalam gelas bekker yang berisi CaCO3
secara perlahan-lahan dengan cara membilaskan aquadest ke dinding gelas.
6. Mengaduk larutan dengan menggunakan pengaduk.
7. Diamati endapannya.

3. Penyaringan
1. Kertas saring dilipat menjadi ¼ lingkaran, kemudian dilipat lagi 2-3 kali.
2. Kertas saring diletakkan didalam mulut corong.
3. Pinggir-pinggir kertas saring dibasahi didalam mulut corong menggunakan
aquadest agar kertas saring melekat pada dinding corong.
4. Dituangkan secara rata dan perlahan larutan CaCO3 yang sudah tercampur
dengan aquadest melalui corong yang sudah dilapisi oleh kertas saring tadi.
5 Dilihat endapan dikertas saring.

4. Pembacaan Miniskus Melalui Kegiatan Titrasi


1. Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam buret menggunakan corong.
2. Larutan KMnO4 dilihat, larutan tersebut berwarna ungu dan gelap, maka
membacanya dengan miniskus atasnya.
3. Larutan KMnO4 dikeluarkan dari buret dengan memutar klep perlahan dan
dimasukkan kedalam gelas erlenmeyer.
4. Buret dibilas dan gelas erlenmeyer dibilas menggunakan aquadest.
5. Aquadest dimasukkan kedalam buret dengan corong.
6. Aquadest dilihat, larutan tersebut berwarna bening, maka membacanya
dengan dilihat miniskus bawahnya.
7. Buret dan gelas erlenmeyer dibilas lagi.

5. Pengenceran Larutan
1. HCl 0,1 M diambil sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet gondok.
2. Dimasukkan kedalam labu takar.
3. Aquadest ditambahkan sampai titik tera labu takar.
4. Larutan tersebut diencerkan dengan cara labu takar dikocok searah lipatan
tangan apabila tangan lurus, sampai tercampur homogen.
BAB III

DATA PENGAMATAN

1.Alat Laboratorium

Nama Alat Gambar Fungsi Ukuran

Erlenmeyer Tempat membuat larutan. Dalam 25,50,100,200


membuat larutan erlenmeyer ,250,300,500,
yang selalu digunakan. 1000,2000,30
00,5000 ml

Labu destilasi Untuk destilasi larutan. Pada


bagian atas terdapat karet penutup
dengan sebuah lubang sebagai
tempat termometer.

Tempat untuk menyimpan dan 50 ml,100


membuat larutan. Beaker glass ml,250 ml,500
Gelas Beaker
memiliki takaran namun jarang ml,1000
bahkan tidak diperbolehkan untuk ml,2000 ml
mengukur volume suatu zat ciar.

Corong gelas Cprpng dibagi menjadi dua jenis


yakni corong yang menggunakan
karet atau plastik dan corong
yang menggunakan gelas. Corong
digunakan untuk memasukan atau
memindah larutan ai satu tempat
ke tempat lain dan digunakan
pula untuk proses penyaringan
setelah diberi kertas saing pada
bagian atas.
Corong bucher Menyaring larutan dengan
dengan bantuan pompa vakum.

buret Digunakan untuk titrasi, tapi pada 10 ml,25


keadaan tertentu dapat pula ml,50 ml
digunakan untuk mengukut
volume suatu larutan.

Corong pisah Untuk memisahkan dua larutan 250,500,1000


yang tidak bercampur karena ml
adanya perbedaan massa jenis.
Corong pisah biasa digunakan
pada proses ekstraksi.

Labu ukur leher Untuk membuat dan atau 100,250,500,


panjang mengencerkan larutan dengan
1000 ml
ketelitian yang tinggi.

Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan. 5,10,25,50,


Pada saat praktikum dengan
100,250,500,
ketelitian tinggi gelas ukur tidak
diperbolehkan untuk mengukur 1000,2000 ml

volume larutan. Pengukuran


dengan ketelitian tinggi dilakukan
menggunakan pipet volume.

kondensor Untukl destilasi larutan. Lubang


lubang bawah tempat air masuk,
lubang ata tempat air keluar.
Filler (karet Untuk menghisap larutan yang
pengisap) akan dari botol larutan. Untuk
larutan selain air sebaiknya
digunakan karet pengisat yang
telah disambungkan pada pipet
ukur.

Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan 5,10,25 ml

Pipet volume Digunakan untuk mengambil 1,2,5,10,25,50


atau pipet larutan dengan volume tertentu ml
gondok atau sesuai dengan label yang tertera
volumetrik pada bagian pada bagian yang
menggembung.

Pipet tetes Untuk meneteskan atau Kecil dan besar


mengambil larutan dengan
jumlah kecil.

Pengaduk Untuk mengocok atau mengaduk


suatu baik akan direaksikan
mapun ketika reaksi sementara
berlangsung.

Tabung reaksi Untuk mereaksikan dua atau (19x75,12x100


lebih zat. ,

16x150,24x15
0)
Spatula plastik Untuk mengambil bahan-bahan
dan logam kimia dalam bentuk padatan,
misalnya dalam bentuk kristal.
Untuk zat-zat yang bereaksi
dengan logam digunakan spatula
plastik sedangkan zat-zat yang
tidak bereaksi dengan dengan
logam dapat digunakan spatula
logam.

Kawat nikrom untuk uji nyala dari beberapa zat. Diameter 0,5
mm,pqnjqng
150 mm

Indikator Untuk identifikasi keasamaan


universal larutan/zat. Caranya: setelah
kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna
yang ada pada kotak kertas
universal.

Gelas arloji 1. Sebagai penutup saat 76 mm,100


melakukan pemanasan terhadap mm,150 mm
suatu bahan kimia

2. Untuk menimbang bahan-


bahan kimia

3. Untuk mengeringkan suatu


bahan dalam desikator.

Kertas saring Untuk menyaring larutan.


Rak tabung Tempat tabung reaksi. Biasanya
reaksi digunakan pada saat melakukan
percobaan yang membutuhkan
banyak tabung reaksi. Numun
dalam mereaksikan zat yang
menggunakan tabung reaksi
sebaiknya menggunakan rak
tabung reaksi demi keamanan diri
sendiri maupun orang lain.

penjepit Untuk menjepit tabung reaksi.

Klem dan statif Sebagai penjepit, misalnya:

· Untuk menjepit soklet pada


proses ekstraksi

· Menjepit buret dalam proses


titrasi

· Untuk menjepit kondensor pada


proses destilasi

Pemanas Untuk membakar zat atau


spiritus memmanaskan larutan.

Hot plate Untuk memanaskan larutan.


Biasanya untuk larutan yang
mudah terbakar.
2. Alat K3

Sepatu Fungsinya melindungi kaki dari 36-45


jatuhnya barang berat maupun
hantaran listrik yang akan
menyambar kita apabila kaki
terkontak langsung ke tanah.
Masker Berfungsi melindungi pernafasan
(penutup dari zat-zat berbahasa yang dapat
hidung) terhirup melalui hidung.

Sarung tangan Berfungsi melindungi tangan dari


cairan zat berbahaya yang dapat
merusak bagian kulit tangan pekerja.

Jas lab Berfungsi melindungi seluruh tubuh S,m,l,xl,xll


dari zat berbahaya

Pemadam Api Memadamkan api saat akan


Ringan terjadinya kebakaran/mencegah
kebakaran

3. Bahan Kimia

No Nama Kimia Rumus Kimia Bm Drajat Kemurnian Sifat Fisik

1 Natrium Na2CO3 105, 99 P. A Serbuk,


Carbonat warna putih
2 Asam CH3COOH 60, 05 P. A Cair,
Asetat bersifat
korosif

3 Magnesium MgO 40, 30 U. S. P Serbuk


Oxide heavy warna putih

4 Kalium Klorida KCl 74, 55 P. A Serbuk,


warna putih

5 Ammmonium NH4NO3 80, 04 P. A Lunak,


nitrat warna putih

6 Saccharose C12H22O11 324, 30 Ph Eur, Ph Nord, Butiran


reinst NF padat,
warna putih

7 Natrium NaOH 40, 00 P. A Serbuk


Hidroksida warna putih

8 Ammonia NH3 0, 91 25% Cairan


Sollution

9 Ammonium NH4F 37, 04 P. A Serbuk

10 Oksalic acid H2C2O4 38, 37 P. A Kristal


dihydrate

11 Hydrochloric HCl 1, 19 37% Cairan


acid fuming
lasm klorida

12 Asam oksalat C2H2O4 2+ H2O 23, 09 P. A Putih,


serbuk
BAB IV

PEMBAHASAAN

A. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium


Dari hasil data pengamatan tersebut setiap praktikan harus mampu mengenal dan
memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan berbagai macam alat yang ada di
laboratorium. Sebelum menggunakan alat laboratorium terlebih dahulu harus dicuci agar
steril. Alat-alat laboratorium dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : alat gelas, alat
pemanas dan alat lainnya seperti gelas arloji, pengaduk gelas, corong dan botol semprot.
Alat-alat seperti statif digunakan untuk menyangga buret, propipet untuk menyedot cairan
pada pipet.

B. Penimbangan dan Pembuatan Larutan


Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum menimbang,
semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan.
Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang
tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak
berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada
praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk
mencari tahu massa suatu benda.
C. Penyaringan
Penyaringan pada percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan
ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3,
nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali kedalam larutan,
karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3
berwarna putih.
D. Pembacaan Miniskus
Miniskus adalah suatu larutan yang dimasukkan kedalam buret dan membentuk
cekungan. Antara pembacaan lqrutan yang berwarna dan tidak berwarna misalnya
aquadest untuk ukurannya maka bagian bawah miniskus yang dibaca. Sedangkan untuk
membaca volume larutan yang berwarna misalnya KMnO4 maka dilihat adalah miniskus
bagian atas.
E. Pengenceran
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu ukur, dihitung jumlah zat
yang akan diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan
diencerkan harus dihitung terlebih dahulu. Tujuan pengenceran adalah untuk
memperkecil konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :


1. Dalam penggunaan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan petunjuk
seperti cara penggunaan alat, meletakan dan juga cara menggunakan alat dari
listrik.
2. Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena berbahaya.
3. Alat-alat gelas mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi dibandingkan
alat-alat lainnya, karena alat-alat gelas terbuat dari bahan kaca yang mudah
pecah.
4. Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.
5. Pada proses penyaringan berguna untuk menyaring endapan atau zat hasil dari
suatu percampuran larutan.
6. Pada proses penimbangan berguna untuk menimbang bahan kimia dengan
benar menggunakan neraca analitis.
7. Pada proses pengenceran berguna untuk mengencerkan berbagai bahan kimia
dengan benar.
8. Pada proses titrasi, apabila larutan berwarna gelap maka yang dibaca adalah
miniskus atas, dan apabila larutan berwarna bening maka yang dibaca adalah
miniskus bawah.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri,
alat dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika
percobaan berlangsung praktikan harus bisa menjaga keselamatan kelompok, jangan
egois, serta sesama praktikan tidak boleh bercanda ketika percobaan sedang
berlngsung.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga:
Jakarta.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Kelima.
Penerbit Erlangga. Jakarta.

Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.

Syukri, S. 1999. “Kimia Dasar Jilid I”. ITB : Bandung.


etrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar I. Erlangga. Jakarta.

Purnamasari, et al. 2010. Uji Kinerja Adsorben Kitosan-Bentonit Terhadap Logam Berat Dan
Diazonin Secara Stimulan. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia. Vol. 1, No. 2 Hal. 121-134.

Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai