Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah - Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Sangat berharap Laporan kami dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai fenomena fungsi trotoar yang telah berubah akhir - akhir ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata - kata
yang kurang berkenan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari
permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki. Para pejalan kaki berada
pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan
memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari manajemen lalu
lintas adalah berusaha memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa
menimbulkan gangguan - gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan
trotoar.
Perlu tidaknya trotoar dapat diidentifikasikan oleh volume para pejalan kaki yang berjalan di
jalan, tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki dan pengaduan/permintaan
masyarakat. Di pusat kota trotoar bukan untuk pejalan kaki. Trotoar malah menjadi tempat
jualan pedagang kaki lima, tempat meletakkan pot bunga maupun ditanami pohon. Warga
kota mungkin saja menganggap sepele adanya trotoar dan fungsi utamanya. Tetapi
sesungguhnya, trotoar adalah ruang yang menjadi hak asasi. Kita bisa saksikan kondisi paling
memiriskan dengan fungsi trotoar itu di berbagai tempat di kota - kota besar.
Penataan trotoar di besar saat ini sebatas fasilitas yang diadakan karena pembentukan jalan.
Perencanannya belum mempertimbangkan aspek – aspek manusiawi dan hanya sekedar
mengakomodasi kepentingan pejalan kaki. Sudah selayaknya pembangunan trotoar
direncanakan untuk memberikan kenyamanan untuk penggunanya. Oleh karena trotoar adalah
elemen sebuah pedestrian; yaitu ruang luar yang digunakan untuk kegiatan penduduk kota
sehari - hari seperti kegiatan berjalan - jalan melepas lelah, bersantai, sebagai tempat aspirasi,
kegiatan bersama dan sebagai (juga) tempat berjual - beli. Dengan fungsi utamanya yaitu
memfasilitasi pejalan kaki untuk bergerak dari satu bangunan ke bangunan yang lain, dari
bangunan ke ruang lain yang ada atau sebaliknya, atau dari suatu tempat ke tempat yang
lainya di kawasan perkotaan. Pedestrian atau pejalan kaki (bahasa Yunani pedester/pedestris)
yaitu orang yang berjalan kaki atau pejalan kaki. Pedestrian juga diartikan sebagai pergerakan
atau sirkulasi atau perpindahan orang atau manusia dari satu tempat ke titik asal (origin) ke
tempat lain sebagai tujuan (destination) dengan berjalan kaki (Rubenstein, 1992). Jalur
pedestrian yang baik harus dapat menampung setiap kegiatan pejalan kaki dengan lancar dan
aman. Persyaratan ini perlu dipertimbangkan di dalam perancangan jalur pedestrian.
Sedangkan kenyamanan dari pejalan kaki adalah dengan menyediakan elemen yang
mendukung tanpa adanya gangguan dari aktivitas lain yang menggunakan jalur tersebut.
Lebar
No Penggunaan Lahan
Minimun (M)
1 Perumahan 1,5
2 Perkantoran 2,0
3 Industri 2,0
4 Sekolah 2,0
5 Terminal/Stop Bus 2,0
6 Pertokoan/Perbelanjaan 2,0
7 Jembatan/Terowongan 1,0
2.4 Jalur Pejalan Kaki
1) Lebar efektif minimum ruang pejalan kaki berdasarkan kebutuhan orang adaah 60
cm ditambah 15 cm untuk bergoyang tanpa membawa barang, sehingga
kebutuhan total minima untuk 2 orang pejalan kaki bergmidengul atau 2 ora ng
pejaan kaki berpapasan tanpa terjadi berpapasan menjadi 150 cm.
2) Dalam keadaan ideal untuk mendapatkan lebar minimum Jalur Pejalan Kaki (W)
dipakai rumus sebagai berikut:
𝑃
W35 + 1,5
P = volume pejalan kaki (orang/menit/meter)
W = lebar Jalur Pejalan Kaki.
3. Lebar Jalur Pejalan Kaki harus ditambah, bila pada jalur tersebut terdapat
perlengkapan jalan (road furniture) seperti patok rambu lalu lintas, kotak surat,
pohon peneduh atau fasilitas umum lainnya.
4. Penambahan lebar Jalur Pejalan Kaki apabila dilengkapi fasilitas dapat dilihat seperti
pada Tabel 1. tersebut di bawah ini.
Tabel 1. Penambahan Lebar Jalur Pejalan Kaki
5. Jalur Pejalan Kaki harus diperkeras dan apabila mempunyai perbedaan tinggi
dengan sekitarnya harus diberi pembatas yang dapat berupa kerb atau batas
penghalang.
6. Perkerasan dapat dibuat dari blok beton, perkerasan aspal atau plesteran.
- Trotoar dibandung
2.5 Standar Perencanaan dilapangan
Loaksi : Jln. Teuku Umar, Toko Depan, Kota Langsa.
- Lebar trotoar 2 meter
- Kemiringan Memanjang 7%
- Fasilitas Pendukung seperti tempat duduk dan tanaman.
Sketsa 2D
Sketsa 3D
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi
dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang
bersangkutan. Menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Marga
No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999 yang dimaksud dengan trotoar
adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak
didaerah manfaat jalan, yang diberi lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih
tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu
lintas kendaraan.
3.2 Saran
Agar Pihak terkait seperti pemeritah lebih sigap dalam menanggapi pembangunan
Trotoar dan perawatan Trotoar, Dikarenakan Trotoar merupakan fasilitas yang
menunjang dalam kehidupan sehari – sehari bagi pejalan kaki.