Anda di halaman 1dari 35

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

SEKILAS MENGENAI SISTEM INFORMASI

Dosen Pengampu : Ashari , S.E., M.Si., Akt., CA.,CPA

OLEH

 Deddy Kusuma 12030119210002


 Regita Mitha Dewi 12030119210008
 Indra Dwi Apriliyanto 12030119210012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2019
1.1 SEKILAS SISTEM INFORMASI

1.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari dua kata yaitu sistem dau informasi, sistem yang berarti
kumpulan dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan memiliki tujuan yang sama,
informasi, merupakan fakta dari data yang sudah diproses yang memiliki kegunaan bagi
penggunanya dalam proses pengambilan keputusan. Secara umum sistem informasi bertujuan
untuk mengumpulkan, memproses kemudian menyebarkan informasi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, misalnya untuk pengambilan keputusan. Sebagian besar sistem terdiri dari
sistem-sistem yang lebih kecil yang disebut dengan subsistem, dan secara umum setiap sistem
juga berfungsi sebagai unsur pendukung dari sistem yang lebih besar. Setiap subsistemdi desain
untuk mendukung satu atau lebih tujuan organisasi, setiap perubahan dalam satu sub sistem
tidak dapat dilakukan tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap subsistem yang lain dan
keseluruban sistem.

Dalam kegiatan sehari-hari dapat saja terjadi pertentangan tujuan atau goal conflict, hal
ini terjadi karena tidak konsistennya antara tujuan yang ingin dicapai oleh satu subsistem
dengan sistem yang lain maupun sistem dalam suatu organisasi sebagai kesatuan. Sementara
selain dapat terjadi goal conflict keadaan ideal yang diperlukan dalam perusahaan atau
organisasi adalah adanya goal congruence, dimana setiap subsistem memiliki kesamaan tujuan
dengan subsistem yang lain maupun organisasi secara keseluruban. Sumber daya manusia
selalu menjadi bagian dari sistem informasi, apakah itu sebagai seseorang yangmemasukkan
data, merekam, memproses atau menerima laporan dari hasil proses yang berada dalam suatu
sistem informasi. Manusia memiliki keterbatasan dalam mengolah informasi yang diterimanya
dalam suatu waktu, apabila informasi tersebut berlebih atau berada di atas batas
kemampuannya maka terjadilah apa yang disebut dengan information overload, pada saat
information overload terjadi maka hal-hal yang dapat terjadi diantaranya adalah penurunan
mutu pengambilan keputusan serta kenaikan biaya dalam penyediaan informasi. Sistem
informasi pada dasarnya memiliki banyak komponen, salah satunya adalah teknologi
informasi, yang dapat digunakan untuk melakukan penyaringan dan pemampatan data serta
pengolahandata dengan lebih efisien. Dalam penyediaan informasi terutama dalam hal efisiensi
perlu di bitung apa yang disebut dengan value of information, dalam value of information
diperhitungkan manfaat atau benefit informasi dikurangi dengan biaya-biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan informasi tersebut. Manfaat atau benefit dari informasi adalah
berkurangnya ketidakpastian, meningkatnya kualitas keputusan, peningkatan kemampuan
untuk merencanakan dan menjadwalkan kegiatan. Sementara untuk biaya-biaya untuk
menghasilkan informasi adalah: waktu dan sumberdaya yang dihabiskan untuk menghasilkan
informasi. Biaya dan manfaat dari suatu informasi bukanlah hal yang mudah untuk di
kuantifisir, dan sulit untuk menetapkan manfaat dari suatu informasi sebelum informasi itu
dihasilkan dan digunakan. Karakteristik dari informasi yang berguna dan memiliki arti adalah:
relevan (relevant), andal (reliable), lengkap (complete), tepat waktu (timely), dapat dimengerti
(understandable), dapat diverifikasi (verifiable) dan dapat digunakan/diakses (accessible).
Karakteristik relevan (relevant) dari informasi artinya informasi tersebut dapat mengurangi
ketidakpastian, meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan, atau dapat
mengkonfirmasi dan memperbaiki ekspektasi yang dibuat sebelumnya, keandaalan (reliable)
artinya informasi yang ada bebas dari galat (error) atau bias dan secara akurat
merepresentasikan kejadian-kejadian yang ada dalam organisasi maupun aktivitas.
Karakteristik lengkap (complete) artinya informasi yang ada tidak meninggalkan aspek-aspek
penting dari suatu kejadian atau aktivitas yang diukurnya. Tepat waktu (timely) artinya
informasi tersedia pada saat diperlukan oleh pengguna untuk pengambilan keputusan. Dapat
dimengerti (understandable), artinya informasi yang disajikan dalam tatanan tampilan yang
berguna dan mudah dibaca. Dapat diverifikasi (veriable) artinya informasi yang tersedia dapat
dibuktikan kebenarannya, salah satunya adalah apabila proses untuk mendapatkan suatu
informasi di kerjakan oleh dua orang yang berbeda dan independen akan menghasilkan
informasi yang sama. Dapat dijangkau atau diakses (accessible) artinya informasi tersedia pada
saat dibutuhkan dan dalam tampilan yang memang dapat digunakan. Dalam pengelolaan
perusahaan atau organisasi, setiap manajer atau pengambil keputusan memerlukan informasi
untuk dapat membuat keputusan yang efektif. Selain membutuhkan informasi dalam
pengambilan keputusan, dalam perusahaan atau organisasi terdapat apa yang disebut dengan
proses bisnis (business process). Proses bisnis adalah kumpulau dari aktivitas-aktivitas dan
tugas-tugas yang berbubungan, terkoordinasi dan terstruktur yang dikerjakan oleh orang atau
komputer atau mesin yang membantu tujuan tertentu dari organisasi atau perusahaan. Dalam
proses mendapatkan keputusan yang efektif organisasi harus memutuskan mengenai
keputusan-keputusan apa yang harus diambil dan informasi-informasi apa saja yang
dibutuhkan untuk mengambil keputusan, bagaimana cara mengumpulkan, memproses data
yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi. Proses pengumpulan, dan pemrosesan terkait
dengan prosesproses bisnis dasar yang ada dalam perusahaan. Informasi yang dibutuhkan oleb
perusahaan atau yang dapat dikelola oleh perusahaan dapat berasal dari internal maupun
eksternal perusahaan. Informasi yang berasal dari internal perusahaan antara lain posisi
persediaan, jumlah penjualan, kebutuhan kapasitas produksi, sementara keputusan yang dapat
diambil berdasarkan ketersediaan informasi posisi persediaan misalnya berapa jumlah
persediaan barang yang harus dibeli kembali, untuk jumlah penjualan keputusan yang dapat
diambil misalnya berapa jumlah pajak pertambahan nilai yang terutang, untuk kebutuhan
kapasitas produksi keputusan yang dapat diambil misalnya luas bangunan yang diperlukan
untuk mesin-mesin produksi. Untuk informasi yang berasal dari luar organisasi (ekternal)
misalnya term pembayaran dan peraturan pemerintah, untuk keputusankeputusan yang dapat
diambil berdasarkan informasi eksternal misalnya, berapa yang harus dibayar kepada vendor,
dan untuk peraturan pemerintah misalnya, berapa jumlah pajak yang harus dibayar, dan jumlah
BPJS ketenagakerjaan yang harus disetor. Aktivitas bisnis pada umumnya merupakan kegiatan
berpasangan memberi dan menerima (give-get exchange), yang dapat disebut transaksi
(transaction). Transaksi merupakan perjanjian antara dua entitas untuk menukarkan barang
atau jasa atau kejadian-kejadian lain yang dapat diukur dengan angka-angka ekonomis (angka
moneter, atau nilai uang).

Kegiatan-kegiatan terkait pertukaran dalam perusahaan dapat dikelompokan menjadi


lima proses bisnis atau siklus transaksi utama yaitu:

1. Siklus pendapatan (revenue cycle)

Siklus ini adalah siklus dimana barang dan jasa dijual untuk memperoleh kas atau setara kas
atau janji untuk menerima pembayaran berupa kas atau setara kas di masa mendatang. Dalam
siklus ini kegiatankegiatan utamanya antara lain: menerima dan menjawab pertanyaan dari
konsumen, menerima order dari konsumen dan mencatatkannya kepada sistem informasi
akuntansi, mensahkan penjualan kredit, melakukan pemeriksaan ketersediaan persediaan.

2. Siklus pengeluaran (expenditure cycle)

Siklus ini adalah siklus dimana perusahaan membeli persediaan barang jadi untuk dijual atau
membeli bahan baku untuk diproses di siklus produksi, dengan memberikan kas atau setara
kas, atau janji untuk membayar dengan kas atau setara kas di masa depan. Kegiatan-kegiatan
utama dalam siklus ini antara lain: membuat permintaan pembelian untuk barang dan jasa,
menyiapkan, mensahkan dan mengirimkan permintaan pembelian kepada vendor, menerima
barang dan jasa dan melengkapi laporan penerimaan.
3. Siklus produksi atau konversi (production or conversion cyle)

Siklus ini adalah siklus dimana bahan baku diolah menjadi barang jadi. Kegiatan-kegiatan
utama dalam siklus ini antara lain: mendesain produk, merencanakan dan menjadwalkan
produksi, memproduksi barang, menyimpan barang jadi, menyiapkan laporan manajemen.

4. Siklus sumber daya manusia atau siklus penggajian (human resource/payroll cyle)

Siklus ini adalah siklus dimana perusahaan mengikat kontrak dengan karyawan, melakukan
pelatihan, memberikan imbal jasa atau kompensasi, melakukan evaluasi, melakukan promosi
serta melakukan pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja. Kegiatan-kegiatan utama dari
siklus ini antara lain: melakukan kegiatan rekruitmen, mengikat kontrak, melatih pegawai baru,
melakukan evaluasi kinerja karyawan dan mempromosikan karyawan, memberhentikan
karyawan, melakukan pemutakhiran data karyawan.

5. Siklus pendanaan/keuangan (financing cycle)

Siklus ini adalah siklus dimana perusahaan menjual saham dari perusahaan kepada investor,
meminjam uang, investor menerima dividen dan pembayaran bunga atas pinjaman. Kegiatan-
kegiatan utama dari siklus ini adalah membuat anggaran kas, menjual saham dan sekuritas
lainnya kepada investor, meminjam uang dari kreditur, membayar dividen kepada investor,
membayar bunga kepada kreditur. Selain dari 5 kelompok siklus tersebut, terdapat sistem jurnal
umum dan pelaporan (general ledger and reporting system) sistem ini berbubungan dan
memiliki antarmuka dengan kelima kelompok atau siklus utama, yang fungsinya untuk
menghasilkan informasi berupa laporan-laporan, baik untuk internal maupun eksternal.

1.1.2 Ragam Sistem Informasi

Sistem informasi selain dapat dikelompokan menurut siklus-siklus seperti yang telah
disampaikan dapat pula dikelompokkan menurut tujuan khusus yang ingin dilayani oleh jenis
sistem informasi. Ragam system informasi tersebut adalah:

1. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System)


Sistem ini bertujuan untuk melayani kebutuhan informasi bagi manajemen menengah, system
ini memiliki kemampuan untuk melaporkan informasi mengenai kinerja perusahaan. Informasi
mengenai kinerja kemudian digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan bisnis
untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sistem informasi manajemen
mendapatkan data dari transaction processing system (TPS), dalam bentuk laporan-laporan
baik dalam bentuk angka maupun grafts. Laporan-laporan ini dapat berbentuk laporan barian,
mingguan ataupun bulanan, laporan-laporan ini kemudian dapat menjadi dasar dari prosedur
penyelesaian masalah-masalah rutin yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information System)

Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang dirancang untuk memungkinkan akuntansi
sebagai bahasa bisnis untuk dapat menjalankan fungsinya. Sistem informasi akuntansi adalah
alat agar akuntansi dapat menjalankan fungsinya dalam identifikasi data, mengumpulkan data,
menyimpan, mengembangkan serta mengukur informasi ataupun data terkait dengan transaksi
ekonomi yang terjadi dalam perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat juga diartikan
sebagai kesatuan struktur yang menggunakan sumberdaya fisik yang terdiri dari komponen-
komponen yang mentransformasikan data-data ekonomi menjadi data-data akuntansi untuk
dapat digunakan oleh pengguna internal maupun eksternal.

3. Sistem Informasi Eksekutif {Executive Information System)

Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang secara khusus dirancang dengan
tujuan untuk menyediakan informasi baik yang berasal dari eksternal maupun internal
perusahaan untuk manajemen maupun eksekutif senior. Data maupun laporan yang disedikan
oleh EIS, hiasanya merupakan informasi yang berupa rangkuman, namun memungkinkan
penggunanya mendapatkan informasi yang lebih detail {drill down) atas suatu informasi.

1.1.3 Pengendalian Internal, Manajemen Risiko, Corporate Governance dan IT


Governance

Kondisi yang ada pada lingkungan bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk mampu
mengantisipasi hal-hal negatif yang dapat berdampak negatif pada perusahaan hal-hal negatif
tersebut disebut sebagai risiko, untuk menanganinya, perusahaan harus menerapkan dengan
apa yang disebut pengendalian internal. Risiko bagi perusahan dapat didefinisikan dalam
bentuk ancaman (threat) yaitu hal-hal negatif apa saja yang mungkin terjadi dan memiliki
dampak negatif terhadap perusahaan, kemudian risiko tersebut dapat di bitung jumlah
kerugiaannya dalam besaran mata uang (rupiab atau dolar) apabila terjadi yang disebut dengan
paparan (exposure) atau dampak (impact). Risiko bukanlah suatu hal yang terjadi, namun
perusahaan harus memperhitungkan kemungkinan risiko itu terjadi, kemungkinan risiko itu
terjadi disebut dengan kemungkinan keterjadian (likelihood). Risiko-risiko terhadap
perusahaan dapat berasal dari kesalahan yang tidak disengaja (unintentional errors), kesalahan
yang disengaja (deliberate errors atau fraud), kehilangan aset yang tidak disengaja
(unintentional losses of assets), pencurian aset (thefls of assets), penerobosan keamanan
(breaches of security), kekerasan (acts of violence) dan bencana alam (natural disasters).
Risiko-risiko dapat juga berasal dari keadaan lingkungan yang memang diarahkan seperti
kolusi, baik antara internal-internal, ataupun internal dan eksternal adalah kerjasama dua orang
atau lebih untuk tujuan penipuan, sukar untuk dihilangkan meskipun dengan prosedur kontrol
yang baik. Risiko dapat pula berasal dari kurangnya penegakan peraturan oleh manajemen yang
kemudian ada kemungkinan tidak menuntut orang yang bersalab karena dampaknya dapat
membuka aib manajemen. Kejahatan komputer memiliki tingkatan risiko yang sangat tinggi
dan kegiatan penipuan sukar untuk dideteksi.

Pengendalian internal merupakan proses yang diterapkan untuk menyediakan keyakinan yang
memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian dapat dicapai. Tujuan-tujuan pengendalian
tersebut adalah:

1. Menjaga aset: mencegah atau mendeteksi akuisisi yang tidak terotorisasi, penggunaan atau
penghapusan.

2. Memastikan bahwa laporan-laporan yang ada mencatat dan melaporkan aset-aset perusahaan
secara

akurat dan wajar.

3. Menyediakan informasi yang akurat dan andal.

4. Menyiapkan laporan keuangan berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan.

5. Mendorong tercapaikan kepatuhan-kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan manajerial.

6. Kepatuban terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.


Pengendalian internal menjalankan tiga fungsi dasar yaitu:

1. Pengendalian preventive (preventive controls)

Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah agar masalab tidak terjadi.

2. Pengendalian deteksi (detective controls)

Pengendalian ini bertujuan untuk menemukan masalab yang timbul ketika masalab ini belum
dapat

dicegah untuk tidak terjadi.

3. Pengendalian koreksi (corrective controls)

Pengendalian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalab maupun


memperbaiki keadaan ketika masalab telah terjadi.

Secara umum pengendalian internal dapat dikelompokan menjadi dua kategori yaitu:

1. Pengendalian umum (general controls)

Merupakan pengendalian yang dijalankan untuk memastikan bahwa lingkungan pengendalian


pada tingkat organisasi berada pada keadaan yang stabil dan dikelola dengan baik, misalnya
keamanan, infrastruktur teknologi informasi, pembelian perangkat lunak, pengembangan serta
perawatan.

2. Pengendalian aplikasi (application controls)

Pengendalian ini dijalankan untuk memastikan bahwa transaksi diproses secara benar, hal
menjadi fokus dalam pengendalian ini adalah: keakuratan, kelengkapan, validitas dan otorisasi
dari data yang direkam, dimasukkan, diproses dan dikirimkan ke sistem yang lain maupun yang
dilaporkan. Kerangka-kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengembangkan
pengendalian internal adalah COBIT, COSO dan COSO Enterprise Risk Management
Framework. Khusus untuk manajemen risiko, COSO mengembangkan Enterprise Risk
Management-Integrated Frame Work (ERM) yang prinsipnya dikembangkan dengan maksud
untuk meningkatkan proses-proses

pengelolaan risiko (risk management). Dasar-dasar pengembangan ER M ini adalah:

1. Perusahaan dibentuk untuk memberikan value terhadap pemiliknya.


2. Manajemen harus menetapkan sejauh mana ketidakpastian ingin diterima dalam membentuk
value.

3. Ketidakpastian dapat meningkatkan risiko, yang mana kemungkinan suatu hal negatif terjadi
akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan value bagi pemiliknya.

4. Ketidakpastian dapat juga meningkatkan kemungkinan suatu hal positif terjadi yang akan
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan value bagi pemilik.

5. Kerangka kerja ER M dapat mengelola ketidakpastian, proses membuat dan menjaga value
bagi pemilik. E R M framework pada dasarnya dibuat berdasarkan risiko, yang memberikan
tambahan kepada kerangka pengendalian COSO terkait risiko. Selain dikendalikan, risiko
dapat juga diterima, dihindari, didiversifikasikan, disebarkan atau dipindahkan (accepted,
avoided, diversifed, shared atau transferred). Saat ini perusahaan pada umumnya tidak dapat
menghindari penerapan teknologi informasi yang menjadi hal fundamental dalam mendukung,
mempertahankan, mengubah cara berbisnis, maupun mengembangkan bisnis hingga kebutuhan
atas kepemimpinan baik dalam perusahaan maupun teknologi informasi. Kepemimpinan dalam
perusahaan dapat dicapai dengan menerapkan tata kelola dalam perusahaan atau yang dikenal
dengan corporate governance, sementara untuk tataran teknologi informasi dikenal apa
yangdisebut dengan information technology governance. Corporate governance dalam
perusahaan pada prinsipnya membentuk rangkaian tanggung jawab dalam perusahaan, otoritas
dan komunikasi, serta kebijakan, standar, pengukuran kinerja dan pengendalian internal yang
memandu semua komponen dalam perusahaan untuk menjalankan peran dan memenuhi
tanggungjawabnya. Kebutuhan atas corporate governance sebagian didasarkan pada adanya
agency problem dalam perusahaan dimana hal ini ditimbulkan adanya pemisahan antara
kepemilikan perusahaan dan manajer sehingga manajer memiliki kesempatan untuk dapat
bertindak berdasarkan kepentingannya dibandingkan dengan kepentingan pemegang saham,
sehingga berdasarkan teori keagenan, kemungkinan pemegang saham berada pada pihak yang
dirugikan karena tindakan-tindakan atau keputusan yang diambil oleh manajer. Untuk dapat
mengurangi akibat buruk dari masalab keagenan ini maka ditetapkan beberapa hal seperti
misalnya, dewan direksi (untuk kasus Indonesia terdapat Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi) berperan untuk mengawasi strategi perusahaan, struktur dan sistem yang berjalan
untuk kepentingan pemegang saham, adanya auditor eksternal yang memastikan keandalan
dari laporan keuangan. Selain itu juga ditetapkan adanya komisaris independen maupun komite
audit. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang menjadi unsur fundamental
perusahaan maka selain dari corporate governance diperlukan juga information technology
governance (I T Governance), yang pada prinsipnya berfungsi untutk memastikan bahwa
sumberdaya yang digunakan sesuai dengan risiko dan manfaat yang akan diperoleh dalam
inisiatif dalam penerapan T I dan inisiatif tersebut sejalan dengan tujuan-tujuan organisasi, atau
dapat dikatakan bahwa I T governance ada untuk memastikan bahwa fungsifungsi teknologi
informasi yang ada dalam perusahaan atau yang akan ada memang mendukung dan
meningkatkan pelaksanaan strategi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Beberapa hal
yang menjadi pencetus I T Governance adalah: nilai bisnis dari penerapan Teknologi Informasi,
pengakuan dampak teknologi informasi serta kemampuan T I yang dapat digunakan menjadi
faktor yang memungkinkan pelaksanaan corporate governance dan kepatuban, maupun sebagai
faktor yang memungkinkan pelaksanaan pengendalian internal secara baik.

Sistem informasi memiliki komponen-komponen untuk dapat berfungsi, komponen-komponen


tersebut adalah:

1. Orang-orang (people) yang menggunakan sistem.

2. Prosedur dan aturan-aturan (prosedure and instruction) yang digunakan untuk


mengumpulkan, memproses dan menyimpan data.

3. Data mengenai organisasi dan kegiatan-kegiatan.

4. Perangkat lunak (soflware) yang digunakan untuk pengolahan data.

5. Infrastruktur teknologi informasi (information technology infrastructure), yang terdiri dari


komputer, peralatan dan jaringan komunikasi yang digunakan dalam sistem informasi
akuntansi.

6. Pengendalian internal dan prosedur keamanan untuk menjaga data-data yang ada dalam
system informasi akuntansi.

Profesi akuntan memiliki banyak peran dalam kaitannya dengan sistem informasi antara lain:

1. Auditor - Mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan memberikan opini terhadap


laporan keuangan.
2. Manajer bagian Akuntansi - bertanggung jawab terhadap proses akuntansi dalam
perusahaan.

3. Bagian perpajakan - bertanggung jawab terhadap pelaporan dan pembayaran pajak


perusahaan.

4. Konsultan - Melakukan analisis dan perancangan sistem informasi perusahaan.

1.2 TIPE SISTEM INFORMASI DAN HUBUNGAN ANTARA : MIS, AIS DAN EIS

1.2.1 Sistem Informasi Eksekutif (EIS)

1. Elemen sistem informasi eksekutif: database, presentation features, other decision-support


activities, application development feature, typical installation confgurations.

2. Keuntungan dan keterbatasan sistem informasi eksekutif

3. Proses bisnis yang dipengaruhi oleh sistem informasi eksekutif:

a. Organisasi data dan akses.

b. Sistem pelaporan manajemen.

c. Pengembangan soflware perusahaan.

d. Soflware dan hardware pendukung.

e. Computer system downsizing and rightsizing.

1.2.2 Definisi Sistem Informasi Eksekutif

Sistem informasi eksekutif (executive information system) atau EIS, merupakan sistem
yang dapat memberikan informasi-informasi penting atau informasi kunci yang berasal dari
sumber-sumber internal maupun eksternal bagi eksekutif senior dan manajer. Secara
bersamaan sistem informasi eksekutif menjalankan fungsi-fungsi pendukung pengambilan
keputusan, penyebaran/komunikasi informasi dan mendorong kepedulian. Secara umum EIS
menyediakan informasi dalam bentuk rangkuman namun memungkinkan penggunanya untuk
mendapatkan informasi yang lebih detail (fitur drill down). EIS juga diharapakan menyediakan
informasi yang dapat dengan mudah digunakan oleh penggunanya (user friendly) yang
dilengkapi dengan format tampilan yang dapat memudabkan untuk menganalisis data, dengan
menggunakan antar muka grafis. Antar muka yang digunakan dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan penggunanya, terkadang EIS juga terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi atau
perangkat lunak pengolah kata, pengolah angka ataupun aplikasi-aplikasi lain yang dapat
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, selain itu EIS juga memfasilitasi
komunikasi antar eksekutif dalam perusahaan, baik dalam bentuk email maupun fitur-fitur
pesan lainnya. Implementasi EIS dalam suatu organisasi kadang memaksa perusahaan untuk
merestrukturisasi informasiinformasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan maupun
proses-proses yang digunakan untuk pengumpulan informasi. EI S mungkin dikenal dengan
nama yang berbeda-beda misalnya decision support system ataupun executive support system.
Apapun namanya implementasi EIS dalam perusahaan terus mengalami peningkatan.

1.2.3 Elemen Sistem Informasi Eksekutif

Sistem informasi eksekutif (EIS) bukanlah suatu teknologi khusus, EIS merupakan
sistem aplikasi yang menggunakan berbagai unsur teknologi seperti antar muka grafis, personal
computer, basis data relasional dan jaringan komunikasi data untuk menampilkan data-data
penting perusahaan kepada manajemen. Implementasi EIS normalnya akan memasukkan fitur-
fitur database dan penampilan data, selain itu EIS juga akan menggunakan fitur-fitur
pendukung pengambilan keputusan lainnnya seperti pengolah angka dan memiliki fitur
pengembangan aplikasi seperti bahasa pemograman generasi keempat.

1.2.4 Fitur Antarmuka Basis Data

1. Ketersediaan Basis Data

EIS mengakses informasi dari semua basis data yang tersedia dalam perusahaan
termasuk produksi, keuangan, konsumen dan pemasok, namun EIS juga dapat mengakses basis
data eksternal yang memberikan informasi mengenai industri maupun berita-berita bisnis
kepada eksekutif. EIS yang mengakses informasi dari luar perusahaan harus secara efektif
menyaring data dengan jumlah yang besar supaya EIS dapat efektif, beberapa alternatif dapat
dijalankan oleh perusahaan untuk dapat menyaring data-data ini, antara perusahaan dapat saja
memiliki satu bagian khusus yang tugasnya menyaring data-data dari eksternal sebelum data
tersebut diintergrasikan kedalam EIS.
2. Basis Data Multi Dimensi

Agar EIS dapat menjadi EIS yang efektif, EIS harus dapat mengakses basis data yang
dapat diorganisasikan sedemikian rupa dan ditampilkan dalam bentuk multi dimensional.
Bentukan multi dimensi tersebut antara lain dengan menampilkan data-data mengenai
penjualan yang dikelompokkan menurut produk, jenis konsumen ataupun lokasi penjualan.
Namun perlu diperhatikan bahwa kemampuan EI S untuk dapat menampilkan
pengelompokkan data atau dalam bentuk apapun sangat tergantung dari struktur basis data
yang ada dalam perusahaan, atau tergantung pada desain database yang menjadi landasan atau
sumber data dari EIS. Sehingga sangat penting EI S memiliki kapasitas untuk dapat
menggunakan sistem operasi yang beraneka ragam dan mampu untuk menggunakan data dari
sistem basis data yang berbeda, system informasi saat ini sudah berubah dari sistem tertutup,
berdasarkan vendor tertentu menjadi system yang memiliki standar terbuka, yang dapat
disediakan oleh berbagai macam vendor.

3. Ketepatan Waktu dari Data

EIS dapat menampilkan data yang paling mutakhir, namun kebutuhan ini tergantung
dari keterkaitan antara informasi dan waktu. Kadang proses batch yang dilakukan setiap malam
sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan data yang paling mutakhir, ataupun ada jenis data
yang cukup dimutakbirkan setiap dua hari sekali atau sebulan sekali. Namun pada tingkatan
operasional manajer, informasi yang dibutuhkan adalah informasi real time, sehingga EIS harus
didesain untuk dapat memutakhirkan data secepat mungkin atau real time, sehingga manajer
operasional dapat memanfaatkan data-data ataupun informasi dalam EIS untuk memperbaiki
proses produksi, misalnya untuk menentukan mempercepat jadwal perawatan mesin, apabila
ternyata informasi yang diberikan oleh EI S menunjukkan tren yang menurun dalam kualitas
produksi.

4. Soft Information

Soft information adalah informasi-informasi yang bukan berasal dari kegiatan


operasional normal perusahaan sehari-hari. Soft information dapat berupa informasi-informasi
yang berisi perkiraanperkiraan penjualan dimasa mendatang, harga yang ditetapkan dari
kompetitor maupun informasi kompetitor. Soft information dapat ditampilkan langsung di
layar ataupun disimpan dalam database yang terpisab.
1.2.5 Fitur Tampilan

1. Grafis

Salah satu faktor keberhasilan EIS generasi adalah penggunaan grafis dalam tampilan. Saat ini
tampilan grafis bukanlah suatu hal yang baru, namun EIS tetap menggunakan tampilan grafis
sebagai fitur utamanya, selain grafis EIS juga mengunakan warna sebagai pembeda atau untuk
menunjukan

status tertentu pada layar, sebagai contoh warna merah digunakan untuk menunjukkan adanya
penyimpangan atau peringatan, warna kuning digunakan untuk memberikan informasi kepada
penggunanya bahwa sesuatu perlu diperbaiki. Pada dasarnya warna dapat mengarahkan
pengguna untuk memperhatikan suatu informasi dengan lebih cepat.

2. Natural Language

Fitur yang penting dari EIS adalah penggunaan natural language dalam antarmuka pengguna.
Penggunaan natural language menghilangkan kebutuhan akan bahasa pemrograman computer
yang rumit, namun memungkinkan untuk menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari
dalam memberikan perintah pencarian dalam EIS , sehingga EIS lebih mudah digunakan dan
lebih mudah dipelajari.

3. Penggunaan Mouse, Layar Sentuh, atau Alat Masukan Lainnya

Saat ini alat input untuk EIS sudah beragam, mulai dari penggunaan mouse, touchpad, trackball
ataupun layar sentuh sehingga menggunakan EIS akan lebih mudah, dibandingkan dengan
menggunakan keyboard. Bahkan saat ini sudah tersedia alat yang mampu mengenali gerakan
tangan dan jari ataupun sensor yang melihat arah mata pengguna sebagai alat masukan dalam
komputer.

4. Komunikasi

EIS memiliki fitur untuk mempermudah komunikasi dengan mengintegrasikan fitur-fitur


komunikasi seperti email ataupun sistem pesan lainnya. Eksekutif akan mudah
mempertukarkan pesan-pesan tertulis dengan eksekutif yang lain dari layar EIS. EIS juga di
buat untuk dapat berkomunikasi dalam grup, saat ini fitur-fitur suara ataupun penggunaan video
conference juga telah dikembangkan.
1.2.6 Kegiatan Pendukung Pengambilan Keputusan Lainny a

1. Drill Drown

Analisis Drill Down adalah kemampuan untuk memulai analisis dari angka agregat kemudian
melanjutkan analisis ke angka-angka yang lebih detail (drill down to). Angka-angka yang lebih
detail merupakan pembentuk angka agregat. Ketika pengguna melakukan analisis ke data-data
yang lebih detail, pengguna dapat menemukan analisis yang lebih detail dari suatu
penyimpangan tertentu.

2. Integrasi dengan Pengolah Angka (Spreadsheet)

EIS dapat diintegrasikan dengan spreadsheet untuk dapat menggunakan kemampuan penuh
dari aplikasi spreadsheet dalam pengolah data.

3. Pendukung Pengambilan Keputusan

Dalam berbagai situasi EIS juga memberikan alat-alat analisis yang canggih dibandingkan
dengan yang dimiliki oleh spreadsheet standar.

4. Penemuan Pengetahuan (Knowledge Discovery)

Knowledge Discovery menggunakan komputer untuk memanipulasi data dalam upaya


menemukan pengetahuan atau knowledge, misalnya menemukan tren ataupun perilaku-
perilaku tertentu dari data.

1.2.7 Fitur Pengembangan Aplikasi

1. Fourth-Generation Programming Language

EIS seharusnya menggunakan bahasa tingkat tinggi yang berorientasi pada pemrograman
untuk mengembangkan aplikasi. Perintah-perintah dalam pemrogram EIS seharusnya berisi
perintahperintah query untuk mengambil data, perintah-perintah statistik maupun perintah
matematis.

2. Lxecutive Information System Shells

Banyak aplikasi yang tersedia untuk pengembangan EIS salah satunya adalah pengembangan
aplikasi berbasis grafis untuk pemrograman ataupun untuk membuat perintah-perintah
pencarian data. Selain itu tersedia juga bahasa pemograman yang dapat mempermudah
pengembang untuk mengembangkan grafis antar muka dan desain menu maupun layar.
3. Rule-Based Logic

EIS pada umumnya memungkinkan pengembang untuk memasukkan suatu kemampuan


perhitungan logis kedalam sistem, yang disebut rule-base-heuristic, untuk membantu pencarian
data berdasarkan batasan-batasan tertentu misalnya jangka waktu tertentu ataupun batasan-
batasan lainnya.

1.2.8 Konfigurasi Umu m Implementasi

Secara umum ada tiga konfigurasi yang dapat digunakan untuk menggunakan EIS baik
perangkat keras maupun perangkat lunak, yaitu:

1. Aplikasi EIS yang menggunakan mainframe dan midrange komputer

Konfigurasi EIS yang dipasang di sistem mainframe merupakan konfigurasi pada tahun 80-an.
Data kemudian di-download ke sistem yang lebih kecil yaitu midrange, prosesnya
membutuhkan waktu semalam, dan dikerjakan oleh departemen T I perusahaan.

2. Aplikasi EIS yang menggunakan komputer midrange atau komputer PC dengan


menggunakan LAN Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang cepat berkembang, karena
kemudahannya untuk digunakan.

3. Aplikasi EIS yang menggunakan mainframe, midrange dan aplikasi spreadsheet dan grafis

Konfigurasi ini merupakan salah satu cara yang paling murah untuk menggunakan EIS dimana
perusahaan dapat mengembangkan sendiri fitur-fitur EIS dengan menggunakan menggunakan
macro ataupun otomasi yang tersedia dalam aplikasi spreadsheet.

2.9 Keuntungan dan Keterbatasan Sistem Informasi Eksekutif (EIS)

Alasan utama untuk implementasi EIS adalah untuk mendukung proses pengambilan
keputusan oleh eksekutif yang menggunakan fitur-fitur yang disediakan oleh EIS sebagai
berikut:

1. Integrasi Informasi

Kemampuan utama dari EIS adalah mengumpulkan informasi yang berdasar dari berbagai
system informasi yang ada dalam perusahaan, baik informasi operasional yang berasal dari
lantai produksi, penjualan, maupun informasi yang berasal dari bagian akuntansi maupun
informasi statistik yang berasal dari bagian riset dan pengembangan. Selain itu kemampuan
EIS lainnya adalah kemampuan untuk menggabungkan data internal dan eksternal, informasi
eksternal misalnya statistik yang berasal dari pemerintah, basis data industri dan layanan berita
online.

2. Tampilan yang Didesain Khusus {Specialized Display)

Kadang laporan tercetak tidak memiliki tampilan informasi yang jelas atau mudah dibaca. EIS
menggunakan tampilan berupa grafik atau gambar-gambar serta warna untuk
merepresentasikan informasi, sehingga sangat membantu senior eksekutif dalam membaca
informasi yang ada, selain itu kemampuan untuk membaca informasi secara bertingkat {drill
down) juga merupakan fitur yang sangat membantu.

3. Pengembangan yang Cepat {Rapid Development)

Aplikasi EI S pada umumnya memiliki alat-alat bantu yang memungkinkan pengembangan


aplikasi secara cepat, yang dapat digunakan oleh programmer maupun pengguna biasa untuk
mengembangkan sistem, sehingga pemrograman untuk mengembangkan fitur-fitur yang baru
dari EIS dapat dikembangkan dengan lebih cepat.

4. Pelaporan Penyimpangan {Exception Reporting)

Salah satu kemampuan dari EIS adalah kemampuan untuk menyaring data rutin, Eksekutif
menggunakan EIS untuk mendapatkan peringatan-peringatan pada saat terdapat indikator-
indikator kunci yang berada di luar kondisi normal, pesan-pesan tersebut dapat diberikan dalam
bentuk pesan, email, ataupun suara.

5. Peningkatan Komunikasi Organisasi

EIS memang dibuat dengan maksud untuk mendukung komunikasi dalam organisasi, sehingga
EIS dapat meningkatkan komunikasi dalam organisasi.

6. Keuntungan Strategik Terkait Penjualan

EIS dapat digunakan sebagai alat untuk mengkompilasi dan mengumpulkan informasi-
informasi strategis mengenai konsumen yang berasal dari berbagai sumber.
7. Keunggulan Bersaing

Informasi yang tersedia dalam EIS dan kemampuan EIS dalam melakukan penyaringan data,
menemukan tren ataupun penyimpangan pada akhirnya dapat digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan strategi-strategi yang sebelumnya tidak dapat dilakukan sehingga meningkatkan
keunggulan bersaing perusahaan.

2.10 Keterbatasan Sistem Informasi Eksekutif (EIS)

Sistem informasi eksekutif bukanlah suatu sistem yang bebas dari keterbatasan, pada proses
pengembangan dan implementasi EIS mungkin mendapatkan kendala-kendala yang berasal
dari sifat data akuntansi yang ada. EIS dengan ketersediaan data dan kemampuan dapat
membuat eksekutif lengah dengan data-data kuantitatif ketika permasalahan sebenarnya berada
pada isu-isu yang bersifat kualitatif.

Beberapa keterbatasan dalam sistem informasi eksekutif antara lain:

1. Masalab Keamanan

Masalab keamanan dapat terjadi apabila akses data lintas departemen tidak diatur secara baik,
sehingga dapat menimbulkan masalab baik terkait masalab password maupun akses data.

2. Keterkaitan Data Keuangan

Kadang data keuangan atau akuntansi yang sebelumnya ada tidak dirancang sesuai dengan
kebutuhan sistem informasi eksekutif, sehingga membuat data-data yang seharusnya ada untuk
sistem EIS tidak dapat diperoleh dan untuk itu diperlukan perbaikan-perbaikan data.

3. Informasi Eksekutif

Informasi yang ada dalam EI S didesain untuk kebutuhan senior eksekutif, sehingga ada
beberapa bagian dari perusahaan yang tidak dapat menggunakan sistem informasi eksekutif.
Namun dapat saja EIS memenuhi kebutuhan bagian atau level yang lain seperti manajer
operasional, namun akan menyebabkan fokus EIS bergeser dari senior eksekutif menjadi
pemenuhan kebutuhan semua orang.

4. Drill Down dan Jenis Analisis Lainnya

Analisis drill down merupakan fitur yang sangat berguna dalam menganalisa data, namun focus
terhadap data-data kuantitatif dapat menggeser fokus dari masalab yang mungkin lebih
merupakan isu-isu kualitatif. Sehingga EIS harus dilihat sebagai salah satu alat yang tersedia
bagi eksekutif dalam mendukung pengambilan keputusan.

5. Pandangan Terintegrasi yang Terbatas (Limited Integrated View)

Pandangan terintegrasi yang disediakan EIS hanya terbatas pada ketersediaan data yang
mampu dikumpulkan oleh EIS, sehingga kemampuan EIS dalam memberikan pandangan
terintegrasi akan terganggu apabila database yang dapat dapat diakses oleh EI S terbatas pada
sebagian kecil dari database yang ada dalam perusahaan.

6. Keterlibatan Eksekutif

Eksekutif harus menjadi bagian integral dalam proses pengembangan EIS , atau kebutuhan
maupun kepentingan eksekutif tidak akan termasuk ke dalam EIS yang dibangun secara baik,
namun pelibatan eksekutif dalam pengembangan sistem informasi eksekutif bukanlah suatu hal
yang mudah.

7. Dukungan Jaringan

Ketika EIS beroperasi dalam perusahaan yang menggunakan jaringan maka baik itu jaringan
local atau jaringan yang menghubungkan perusahaan diseluruh dunia, perusahaan bisa saja di
hadapkan pada aplikasi yang stabil yang dapat menghambat seluruh proses yang berjalan dalam
perusahaan, sehingga diperlukan dukungan tambahan untuk memastikan bahwa hal tersebut
tidak akan terjadi.

8. Biaya

Biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan EIS tidaklah sedikit, sehingga cost and benefit
analysis perlu dikembangkan dan dijalankan dengan baik sebelum memutuskan untuk
mengembangkan EIS.

2.11 Proses Bisnis yang Dipengaruhi oleh Sistem Informasi Eksekutif

1. Organisasi Data dan Akses

Apapun yang digunakan dalam EIS dikumpulkan dari sistem informasi perusahaan yang
bertanggung jawab untuk kegiatan transaksi dalam perusahaan, apabila data tersebut tidak
tersedia maka pengembang EIS perlu melakukan pengembangan agar data tersebut dapat
tersedia untuk pengembangan EIS, dan dapat pula dilakukan perubahan-perubahan terhadap
sistem yang sudah ada, sehingga akhirnya dapat memenuhi kebutuhan sistem informasi
eksekutif.

2. Sistem Pelaporan Manajemen

Keberadaan EIS dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan keefektifan pelaporan dalam
perusahaan dengan memberikan laporan-laporan secara agregat maupun kemampuan-
kemampuan EIS dalam melakukan analisis maupun pelaporan, serta komunikasi.

3. Pengembangan Software Perusahaan

Ketersediaan EIS dengan fitur-fitur kemudahan pengembangan aplikasinya dapat merubah


cara perusahaan dalam pengembangan aplikasinya.

4. Software dan hardware pendukung

Dukungan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan EIS berbeda dengan pengelolaan teknologi
informasi yang bersifat departemental, walaupun pada awalnya pengembangan EIS berada di
bagian keuangan atau marketing, namun pemeliharaan teknologi informasi haruslah meliputi
semua aspek teknologi informasi dalam perusahaan.

5. Computer System Downsizing and Rightsizing

Dengan perkembangan teknologi informasi sekarang ini, perusahaan harus dapat menetapkan
strategi penerapan teknologi informasinya baik untuk sistem informasi eksekutif maupun
sistem informasi lainnya. Saat ini telah tersedia beragam layanan yang dapat digunakan oleh
perusahaan, mulai dari sistem open source sampai dengan layanan berbasis cloud.

1.3 HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN INTERNAL, MANAJEMEN RISIKO,


CORPORATE GOVERNANCE DAN IT GOVERNANCE

Struktur pengendalian intern (SPI) merupakan suatu hal yang sangat memegang
peranan penting dalam auditing. Untuk itu perlu diketahui definisi tentang Struktur
Pengendalian Intern tersebut.“Struktur Pengendalian Intern adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.”

Dengan demikian, SPI dapat mencakup berbagai kebijakan dan prosedur yang sangat
bervariasi dan luas, serta dapat mencakup berbagai tujuan. Namun demikian, hanya dari
beberapa tujuan, kebijakan dan prosedur tersebut yang relevan dengan audit atas laporan
keuangan. Yang relevan adalah seperti kemampuan satuan usaha untuk mencatat, memproses,
mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan sesuai dengan asersi yang termuat dalam
laporan keuangan. Yang tidak relevan adalah seperti kebijakan dan prosedur mengenai
efektivitas proses pengambilan keputusan manajemen tertentu, misalnya tentang penentuan
harga produk yang layak, penentuan besarnya aktivitas pengiklanan, dan lain – lain. Ini
memang penting untuk satuan usaha, tetapi biasanya tidak berkaitan langsung dengan audit
atas laporan keuangan, sehingga tidak perlu dipertimbangkan oleh auditor.Dimana
pengendalian internal menjalankan tiga fungsi dasar yaitu:

I. Pengendalian preventive(Preventive controls): Pengendalian ini bertujuan


untuk mencegah agar masalah tidak terjadi
II. Pengendalian deteksi(detective controls): Pengendalian ini bertujuan untuk
menemukan masalah yang timbul ketika masalah ini belum dapat dicegah untuk
tidak terjadi
III. Pengendalian Koreksi(corrective controls): Pengendalian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah maupun memperbaiki keadaan
ketika masalah telah terjadi.

1.4 LETAK SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM


STRUKTUR ORGANISASI

KONSEP – KONSEP DASAR STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)

Ada empat konsep dasar yang mendasari telaah atas struktur pengendalian intern dan
penetepan risiko pengendalian, diantaranya :

1. Tanggung jawab manajemen


Manajemen, dan bukan auditor yang harus menyusun dan memonitor struktur pengendalian
internnya. Konsep ini sesuai dengan ketentuan yang menyatakan bahwa manajemen, dan bukan
auditor yang bertanggung jawab dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.

2. Kepastian yang wajar

Suatu perusahaan harus mengusahakan struktur pengendalian intern yang memberikan


kepastian yang wajar tetapi bukan mutlak, bahwa laporan keuangannya telah disajikan dengan
wajar. Struktur pengendalian intern disusun oleh manajemen setelah mempertimbangkan baik
biaya maupun manfaat pengendalian tersebut. Seringkali, manajemen enggan untuk
menerapkan sistem pengendalian yang ideal karena biayanya mungkin terlalu tinggi. Sebagai
contoh, auditor tidak selayaknya mengharapkan manajemen dari perusahaan kecil untuk
mempekerjakan beberapa personil tambahan pada bagian akuntansi bila hanya untuk perbaikan
kecil saja pada penyediaan data akuntansi yang lebih terhandalkan. Adakalanya, jauh lebih
murah jika auditor menyelenggarakan pemeriksaan yang lebih luas daripada harus
mengeluarkan biaya pengendalian intern yang tinggi.

3. Keterbatasan yang melekat (inhern)

Struktur pengendalian intern tidak dapat dianggap sepenuhnya efektif, meskipun telah
dirancang dan disusun dengan sebaik-baiknya. Bahkan, meskipun sistem yang ideal telah
dirancang, keberhasilannya tetap bergantung pada kompetensi dan kehandalan oleh
pelaksananya. Sebagai contoh, misalkan prosedur penghitungan persediaan telah disusun
dengan seksama dan dibutuhkan dua orang karyawan yang harus menghitung secara terpisah.
Apabila kedua karyawan yang bertugas tidak memahami petunjuk-petunjuk yang mereka
terima, atau keduanya bekerja ceroboh, penghitungan persediaan itupun cenderung tidak benar.
Bahkan apabila hasil penghitungan itu benar, manajemen mungkin mengabaikan prosedurnya
dan memerintahkan karyawannya untuk menaikkan jumlah perhitungan barang-barang yang
telah dibuat, untuk menaikkan laba yang dilaporkan. Sama halnya bila karyawan yang
bersangkutan, mungkin dengan sengaja menaikkan jumlah perhitungannya untuk menutupi
pencurian barang-barang tersebut oleh salah seorang atau keduanya.Inilah yang disebut
persekongkolan (collusion). Karena keterbatasan yang melekat pada struktur pengendalian
tersebut dan arena auditor tidak dapat mengharapkan kepastian yang wajar dari keefektifannya,
maka kepercayaan tidak dapat sepenuhnya diletakkan pada beberapa tingkat risiko
pengendalian. Karena itu, untuk merancang sistem pengendalian intern yang efektif, auditor
harus memperoleh bukti audit yang cukup dalam menguji pengendalian intern. Selalu ada
kemungkinan bahwa sistem pengendalian tidak dapat melacak seluruh kesalahan yang
material.

4. Metode pengolahan data

Konsep pengendalian intern berlaku sama dengan sistem maupun manual komputerisasi
(EDP). Terdapat perbedaan besar antara sistem manual yang sederhana bagi sebuah perusahaan
kecil dan sistem EDP yang sangat rumit untuk perusahaan industri bertaraf internasional.
Meskipun demikian, tujuan pengendalian intern adalah sama.

KOMPONEN – KOMPONEN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)

Komponen struktur pengendalian internal ada lima komponen, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian (control environment)

Menetapkan suasana suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian


dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen
pengendalian intern lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan
pengendalian memiliki tujuh komponen, yaitu :

a. Integritas dan nilai-nilai etik

Dalam rangka menekankan pentingnya integritas dan nilai etika diantara semua personel
dalam organisasi, CEO dan anggota manajemen puncak lainnya harus :

 Menetapkan suasana melalui contoh mendemonstrasikan integritas dan


standar yang tinggi dari perilaku Contohnya : Direktur selalu member teladan
dengan datang tepat pada waktunya, berpakaian rapi, well trained and well graduated.
 Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, baik secara verbal maupun melalui
pernyataan kebijakan tertulis dan kode etik berperilaku bahwa hal yang sama
diharapkan dari mereka, bahwa setiap karyawan memiliki tanggung jawab untuk
melaporkan pelanggaran yang diketahui atau yang mungkin akan terjadi kepada
tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi, dan bahwa pelanggaran akan dikenakan
denda.
 Memberikan bimbingan moral kepada karyawan yang memiliki latar belakang moral
yang kurang baik yang telah mangakibatkan mereka tidak memperdulikan yang mana
yang baik dan mana yang buruk.
 Mengurangi atau menghilangkan insentif dan godaan yang dapat mengarahkan individu
untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, melawan hukum, atau tidak etis.

b. Komitmen pada kompetensi

Untuk mencapai tujuan entitas, personel pada setiap tingkatan dalam organisasi harus
memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mereka
secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen mengenai
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut.

c. Falsafah manajemen (Filosofi) dan gaya pengoperasian

Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak
dikerjakan oleh organisasi. Sedangkan gaya operasi menentukan ide manajer tentang
bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan. Tindakan sikap dan pendekatan dalam
pengambilan keputusan oleh manajemen sangat mempengaruhi mutu pngendalian internal.
Banyak karakteristik yang mungkin ditampilkan dalam bagian dari falsafah manajemen dan
gaya pengoperasian. Karakteristik termasuk dalam manajemen :

 Pendekatan dalam mengambil dan memantau resiko bisnis.


 Mengandalkan pertemuan informal dengan manajer – manajer kunci lawan sebuah
sistem formal dari kebijakan tertulis, indikator – indikator kinerja dan laporan – laporan
pengecualian.
 Sikap – sikap dan tindakan – tindakan dalam pelaporan keuangan.
 Pemilihan yang konservatif atau agresif dari prinsip –prinsip akuntansi yang tersedia.
 Kesadaran dan konservatif dalam pengembangan perkiraan – perkiraan akuntansi.
 Pengembangan dan pengertian terhadap resiko – resiko yang diasosiasikan dengan
teknologi informasi.
 Sikap – sikap terhadap pemrosesan informasi dan fungsi – fungsi akuntansi dan
personel.
d. Struktur organisasi

Struktur organisasi menyediakan kerangka kerja untuk perencanaan, pelaksanaan,


pengendalian dan pemantauan aktivitas dari suatu perusahaan. Struktur organisasi
berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan
kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan
aktifitas suatu entitas. Pengembangan struktur organisasi untuk suatu organisasi menyangkut
perumusan kewenangan dan tanggung jawab serta alur pelaporan yang dituangkan dalam
bentuk bagan organisasi. Pemahaman hubungan tersebut diperlukan untuk menilai lingkungan
pengendalian organisasi dan dampaknya terhadap efektivitas kebijakan dan prosedur
pengendalian.

e. Dewan Komisaris / Direksi dan Komite Audit yang efektif

Dewan Komisaris dan Komite Audit secara signifikan mempengaruhi kesadaran akan
pengendalian suatu entitas. Panitia audit merupakan sub panitia dari dewan direksi yang
biasanya terdiri dari direktur-direktur yang bukan merupakan bagian dari tim manajemen.
Dewan Komisaris dan panitia audit adalah orang-orang yang tepercaya dan secara aktif
mengawasi akuntansi entitas, kebijakan dan prosedur pelaporan. Faktor yang sangat
berpengaruh pada keefektifan dari dewan direksi dan komite audit, meliputi :

 Orang – orang yang independent dari manajemen, yang berhubungan dewan direktur –
direktur luar, berpengalaman dan lebih tinggi dari para anggota, dan keterlibatan
mereka yang dalam dan meneliti dari aktivitas manajemen.
 Kepatuhan dari tindakan mereka
 Tingkat dimana mereka meningkatkan dan melanjutkan pertanyaan yang sulit dengan
manajemen.
 Sifat dasar dan keterlibatan dari mereka yang interaksi dengan internal dan eksternal
auditor.

Dewan komite audit terdiri dari direktur – direktur luar yang dapat memberi sumbangan
penting untuk perusahaan dalam tujuan pelaporan keuangan dengan mengurangi kesalahan
pelaporan keuangan dan meningkatkan independensi auditor eksternal.
f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

wewenang dan tanggung jawab merupakan perpanjangan dari pengembangan suatu


struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab mencakup penjelasan mengenai
bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas
dibebankan, dan harus saling mempengaruhi satu sama lain dalam memberikan kontribusi
terhadap pencapaian tujuan entitas dan setiap individu bertanggung jawab atas hal apa. Dengan
pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya
yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.

g. Kebijakan dan prosedur kepegawaian

Agar pengendalian internal efektif adalah penting bahwa kebijakan dan prosedur su
mber daya manusia yang diterapkan akan menjamin bahwa personel entitas memiliki
tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan. Praktik tersebut mencakup
kebijakan perekrutan karyawan dan proses penyeleksian yang dikembangkan dengan
baik; orientasi personel baru terhadap budaya dan gaya operasi entitas; kebijakan pelatihan
yang mengkomunikasikan peran prospektif dan tanggung jawab; tindakan pendisiplinan untuk
pelanggaran terhadap perilaku yang diharapkan; pengevaluasian; konseling; dan
mempromosikan orang berdasarkan kinerja periodic; serta program kompensasi yang
memotivasi dan memberikan penghargaan atas kinerja yang tinggi sambil menghindari
disinsentif terhadap perilaku etis. Efektif tidaknya pengendalian intern tergantung pada
kebijakan dan praktik tentang sumber daya manusia yang dianut. Hal ini akan menentukan
apakah setiap karyawan memiliki integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan.

2. Penilaian Risiko (risk assessment)

Penilaian resiko adalah identitas, analisis dan manajemen risiko entitas yang relevan
dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip – prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Proses penilaian resiko entitas harus memperhatikan keadaan
serta kejadian internal dan eksternal yang dapat sangat mempengaruhi kemampuannya dalam
mencatat, memproses, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan. Penialian risiko oleh manajemen juga harus
mempertimbangkan risiko yang muncul akibat beberapa kondisi, terdiri dari identifikasi risiko
dan analisis risiko. Identifikasi risiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal
seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi. Faktor internal
diantaranya kompetensi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karaketrisitik pengelolaan
sistem informasi. Sedangkan Anlisis Risiko meliputi mengestimasi signifikan risiko, menilai
kemungkinan terjadinya risiko dan bagaimana mengelola risiko.

3. Aktifitas Pengendalian (control activities)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh


manajemen untuk mengantisipasi risiko yang dapat menghalangi entitas mencapai tujuannya.
Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkat
organisasionalnya atau fungsional dalam sebuah entitas. Meskipun aktivitas pengendalian
dapat dilaksanakan baik secara manual amupun dengan komputer, namun saat ini penggunaan
komputer telah semakin meluas, dimana pengendalian yang terkomputerasisasi lebih sering
digunakan untuk beberapa tujuan. Aktifitas pengendalian memiliki lima komponen, yaitu :

1. Pemisahan tugas yang memadai

tugas melibatkan suatu pemastian bahwa individu tidak melaksanakan tugas yang
seimbang. Tugas di anggap tidak seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika
memungkinkan bagi seorang individu untuk melakukan kecurangan dan kemudian
menutupinya dalam melaksanakan tugas normalnya.

2. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas

Setiap transaksi harus disahkan dengan benar jika kendali diharapkan untuk
memuaskan. Otorisasi umum berarti bahwa manajemen menetapkan kebijakan untuk diikuti
oleh organisasi. Otorisasi khusus berlaku bagi transaksi individual. Manajemen sering enggan
menetapkan suatu kebijakan umum tentang otorisasi untuk beberapa transaksi

3. Dokumen dan catatan yang memadai

Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi dimasukkan dan diringkaskan.
Prinsip relevan untuk merancang dan dalam penggunaan dokumen dan catatan yang sesuai,
yaitu dokumen dan catatan haruslah :
 Bernomor urut. Dengan bernomor urut akan dapat memudahkan untuk menelusuri dan
mencari dokumen yang hilang ataupun dokumen sebagai bukti terjadinya kecurangan,
ataupun untuk memenuhi kelengkapan audit terkait dengan transaksi.
 Disiapkan pada waktu transaksi berlangsung, atau segera sesudah itu. Bila disiapkan
pada waktu yang realtif lebih panjang, catatan menjadi kurang bisa diandalkan dan
kesempatan salah saji semakin meningkat.
 Dirancang dengan persiapan yang benar dan dapat digunakan untuk berbagai
penggunaan ketika mungkin.

4. Pengendalian atas aktiva dan catatan

Pengendalian fisik adalah aktivitas pengendalian yang fokus pada pembatasan jenis
akses ke aktiva dan catatan yaitu akses fisik langsung dan akses tidak langsung melalui
persiapan dan pemrosesan dokumen.

5. Pengecekan independen dan pelaksanaan

kinerja meliputi review dan analisis manajemen terhadap :

 Laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari saldo akun, seperti akun neraca saldo,
laporan pengeluaran kas berdasarkan pelanggan, atau laporan aktivitas penjualan dan
laba kotor oleh konsumen atau daerah, tenaga penjualan, atau lini produk.
 Kinerja aktual dibandingkan dengan anggaran, peramalan, atau jumlah periode
sebelumnya.
 Hubungan dari rangkaian data yang berbeda seperti data operasi non keuangan dan data
keuangan.

4. Informasi dan Komunikasi (information and communication)

informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran


informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan
tanggung jawab mereka”. Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan
dengan sistem informasi akuntansi adalah transaksi dilaksanakan dengan cara mencegah salah
saji dalam asersi laporan keuangan dan tindakan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh
sumber daya manusia. Oleh karena itu, sistem informasi yang efektif dapat memberikan
keyakinan yang memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah :
1. Sah
2. Telah diotorisasi
3. Telah dicatat
4. Telah dinilai dengan wajar
5. Telah dicatat dalam periode seharusnya
6. Telah dimasukkan kedalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam
pelaporan keuangan tentang bagaimana mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik
yang berada di dalam maupun di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan
penyampaian pihak yang lebih tinggi dalam entitas.Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi
dan pelaporan keuangan, dan juga daftar akun yang juga merupakan bagian dari komponen
informasi dan komunikasi dalam pengendalian internal.

Komponen ini terdiri dari sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi
keuangan dan bagaimana mengkomunikasikan informasi tersebut. Komunikasi melibatkan
penyediaan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pelaporan keuangan kepada pihak
– pihak terkait dari suatu entitas secara tepat waktu. Komunikasi juga mencakup tujuan yang
lebih luas dalam hal pemahaman yang jelas tentang peranan individu dan tanggungjawab yang
berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Komunikasi mencakup
perluasan pemahaman personel tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi
pelaporan keuangan berhubungan dengan pekerjaan lainnya, dan arti pengecualian pelaporan
pada tingkat yang lebih tinggi dalam entitas.

5. Pemantauan (monitoring)

pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern
pada suatu waktu”.Pemantauan dapat dilakukan melalui aktivitas terus – menerus atau evaluasi
terpisah. Prosedur pemantauan yang terus – menerus dilakukan terhadap aktivitas rutin yang
normal terjadi dalam sebuah entitas serta mencakup aktivitas manajemen dan pengawasan yang
biasa. Sebagai contoh, dalam beberapa entitas, auditor internal secara teratur menyediakan
informasi tentang berfungsi tidaknya sistem pengendalian internal, dnegan berfokus pada
evaluasi desain dan operasi pengendalian internal. Evaluasi terpisah adalah penilaian periodik
atas semua atau sebagian pengendalian internal. Evaluasi tersebut dapat dilakukan oleh
personel internal atau oleh pihak luar, seperti kantor akuntan publik.
1.5 KOMPONEN SISTEM INFORMASI

Sistem informasi terbentuk dari susunan dua kata yakni sistem dan informasi :

 Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan dari orang yang sistematis dan
ter-struktur serta menjalankan fungsi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
 Informasi dapat diartikan sejumlah data yang telah diolah dan memiliki
kegunaan untuk suatu tujuan tertentu.

Komponen Dalam Sistem Informasi adalah sebagai berikut :

 PEOPLE / ORANG
Manusia diperlukan dalam operasi sistem informasi. Sumber daya manusia ini meliputi
pemakai akhir dan sebagai pakar sistem. Pemakai Akhir merupakan orang yang
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi. Contohnya adalah
pelanggan, mahasiswa, pemasok dan orang-orang yang berkepentingan. Sedangkan,
Pakar Sistem merupakan orang orang yang mengembangkan dan mengoperasikan
sistem informasi. Contohnya adalah system analyst, developer, operator sistem dan staf
administrasi lainnya. Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran informasi
 PROSEDUR

Prosedur merupakan komponen fisik, karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik
seperti buku panduan & instruksi. Prosedur terdiri dari tiga jenis, yaitu :

 Instruksi untuk pemakai, cara yang diperlukan bagi pemakai untuk


mendapatkan informasi yang akan digunakan.
 Instruksi penyiapan data sebagai input.
 Instruksi operasional.
 DATA ( BASIS DATA/ DATABASE )
Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara
sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk
memperoleh informasi dari basis data tersebut.
Contoh Penggunaan Aplikasi Basis Data Dalam Dunia Bisnis :

 Universitas : Pengelolaan pendaftaran, alumni


 Kepegawaian: Pengelolaan data karyawan, gaji, pajak
 Penjualan : Pengelolaan data customer, produk, penjualan
 SOFTWARE ( PERANGKAT LUNAK )

Software merupakan istilah khusus untuk data yang diformat, dan disimpan secara
digital, termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang
bisa dibaca, dan ditulis oleh komputer. Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang
tidak terwujud.

Perangkat lunak ini dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

 Sistem Operasi

Software sistem operasi merupakan suatu software kompleks yang


mempunyai banyak fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk mengatur
semua perangkat keras komputer yang terhubung dengan CPU. Fungsi
kedua adalah menerjemahkan segala aktivitas pemakai kepada CPU agar
segala yang diperintahkan oleh pemakai dapat dikerjakan oleh CPU. Fungsi
yang ketiga adalah mengatur semua proses yang terjadi di dalam CPU.
Sistem operasi juga berfungsi sebagai tempat atau platform untuk
menjalankan suatu software aplikasi. Saat ini sudah terdapat berbagai jenis
software sistem operasi yang dapat kamu gunakan, di antaranya :

Microsoft Windows (Windows 98, Windows 2000, Windows XP, dan


Windows Vista)

 Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman (programming language) adalah perangkat lunak


yang digunakan untuk merancang atau membuat program sesuai dengan
struktur dan metode yang dimiliki oleh bahasa program itu sendiri.
Berdasarkan tingkatannya, bahasa pemrograman dibagi menjadi tiga, yaitu
:

1. Bahasa Pemrograman Tingkat Rendah (low level language), bahasa


pemrograman jenis ini sangat sulit dimengerti karena instruksinya
menggunakan bahasa mesin. Biasanya yang mengerti hanya pembuatnya
saja karena isi programnya berupa kode-kode mesin.

2. Bahasa Pemrograman Tingkat Menengah (middle level language), bahasa


pemrograman jenis ini penggunaan instruksinya sudah mendekati bahasa
sehari-hari. Walaupun begitu bahasanya masih sulit untuk dimengerti. Yang
tergolong ke dalam bahasa pemrograman tingkat menengah
adalah Assembler.

3. Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi (high level language), bahasa


pemrograman ini lebih ter-struktur dan mudah dimengerti karena
menggunakan bahasa sehari-hari. Contoh bahasa pemrograman tingkat
tinggi adalah Basic, Pascal, Delphi, Visual Studio, C, C + +, ADA, Java,
dan lain sebagainya.

 Program Aplikasi

Program aplikasi merupakan software yang mempunyai fungsi khusus


sesuai dengan tujuan pembuatnya. Program aplikasi merupakan software
yang banyak digunakan untuk membantu menyelesaikan tugas tertentu,
seperti untuk membuat surat, mendengarkan musik, menonton VCD,
menghitung sejumlah angka, dan masih banyak lagi. Berdasarkan
fungsinya, program aplikasi dibedakan menjadi beberapa macam,
diantaranya adalah :

 program aplikasi pengolah kata


 program aplikasi pengolah angka
 program aplikasi pengolah grafis
 program aplikasi pembuat presentasi
 program aplikasi multimedia
 INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
Komponen-komponen utama infrastruktur teknologi informasi mencakup platform
perangkat keras komputer, platform sistem operasi, platform perangkat lunak di
tingkat enterprise, platform jaringan dan telekomunikasi, perangkat lunak pengelola
database, platform Internet, serta layanan konsultasi dan integrator sistem.
Infrastruktur teknologi informasi adalah sumber daya teknologi yang digunakan bersama
yang menjadi platform bagi aplikasi sistem informasi tertentu di dalam perusahaan.
Infrastruktur teknologi informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan
yang digunakan bersama di dalam perusahaan.

Terdapat 5 tahap evolusi infrastruktur teknologi informasi meliputi :

 Era Mainframe
Adalah komputer besar yangdigunakan untuk memproses data dan
aplikasi yang besar. Mainframe umumnyadigunakan dalam suatu
perusahaan atau organisasi yang menangani data sepert isensus, riset
penelitian,keperluan militer atau transaksi finansial. Mainframe dapat
melayani ratusan pengguna pada waktu yang bersamaan. Pengguna-
pengguna inimenggunakan terminal untuk dapat mengakses data dan
aplikasi di dalam komputer besar ini.
 Era Komputer Pribadi / PC
 Era Client / Server
 Era Enterprise Computing
 Era Cloud & Mobile Computing
 PENGENDALIAN INTERNAL
Sistem informasi akuntansi sebagai sistem yang terbuka tidak bisa dijamin sebagai
suatu sistem yang bebas dari kesalahan maupun kecurangan. Pengendalian Internal
yang baik merupakan cara bagi suatu sistem untuk melindungi diri dari tindakan-
tindakan yang merugikan.
Pengertian Pengendalian Internal secara luas yaitu batasan pengendalian intern,
sebagai suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua
metode dan ukuran yang diterapkan oleh perusahaan, dengan tujuan untuk :
 mengamankan aktiva perusahaan
 mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi
 meningkatkan efisiensi
 mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran
organisasi
Berdasarkan tujuan diatas, maka sistem pengendalian internal dikelompokkan menjadi
2 bagian, yaitu :

1. Pengendalian Internal Akuntansi

Meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasi, penyimpanan dan


pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan.

2. Pengendalian Internal Administrasi

Meliputi peningkatan usaha, mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.


Contoh : analisis statistik, program pelatihan dan pengedalian mutu kegiatan
perusahaan.

Karakteristik sistem pengendalian internal

Kehandalan sistem pengendalian internal harus dilandasi dengan karakteristik dari


sistem tersebut, yaitu :

 Adanya pendelegasian wewenang kepada petugas tertentu untuk menyetujui


transaksi dan penetapan tugas, pengecekan kepada petugas yang lain untuk
mengetahui bahwa transaksi telah disetujui oleh petugas yang berwenang.
 Adanya penyelenggaraan akuntansi sedemikian rupa sehingga mudah di cek.
 Adanya pendelegasian secara fisik yang tepat, termasuk penjagaan berganda
terhadap aktiva yang dimiliki.
 Adanya verifikasi secara periodik terhadap eksistensi aktiva yang dicatat.
 Memiliki pegawai yang cakap, mempunyai kemampuan dan latihan yang
cukup, sesuai dengan tingkat pertanggungjawabannya.
 Adanya pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi pencatatan, dan dari
pelaksanaan transaksi yang bersangkutan.
1.6 PERAN PROFESI AKUNTAN DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM
INFORMASI

 Akuntan Sebagai User / Pengguna


Akuntan dapat dikatakan sebagai pengguna sistem informasi akuntansi karena
mereka menggunakan sistem informasi untuk mengolah pemrosesan transksi pada
semua siklus transaksi keuangan perusahaan (membukukan transaksi dan memyusun
laporan).
Sebagai pengguna, akuntan harus bisa memastikan bahwa sistem baru harus berisi
ciri-ciri (features) yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas/fungsi/pekerjaan dalam
organisasi. Peran akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan
mereka kepada para profesional/spesialis sistem yang merancang sistem mereka.
 Akuntan Sebagai Desaigner
Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam perancangan suatu sistem
informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan sebagai harus
dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai pengetahuan
mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik sistem
informasi, dan metode pengembangan sistem, upaya perancangan sistem merupakan
kolaborasi antara akuntan dengan profesional/spesialis sistem.
 Akuntan Sebagai Auditor
Output/hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah berupa informasi laporan
keuangan. Informasi dari laporan keuangan yang dihasilkan Sistem Informasi
Akuntansi harus sesuai dengan kualitas suatu informasi. Salah satunya adalah
ketersediaan bukti fisik/data dalam sistem informasi akuntansi tersebut dalam
menghasilkan laporan keuangan.
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap informasi yang di sajikan laporan
keuangan dibutuhkan seorang auditor. Baik auditor internal maupun auditor
eksternal/publik accountant melakukan pengauditan SIA untuk menyediakan kepastian
(assurance) mengenai informasi yang terkandung pada laporan keuangan tersebut.
Akuntan sebagai auditor harus menguji program yang sedang berjalan, menilai efisiensi
dan efektivitas sistem dan berpartisipasi dalam proses pengembangannya.
Agar tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik, auditor harus memiliki
pengetahuan teknik pengembangan sistem, pengendalian dan teknologi informasi yang
digunakan serta perancangan dan pengoperasian SIA tersebut.

Anda mungkin juga menyukai