25 PDF
25 PDF
TRAKTUS
UROGENITAL
Pemeriksaan
ini
juga
merupakan
foto
pemandu,
merupakan
survey
primer
untuk
penilaian
awal
adanya
proses
patologi
di
traktus
urinarius
atau
dalam
abdomen.
Pemeriksaan
ini
juga
merupakan
foto
awal
dari
suatu
urography
dengan
kontras.
Foto
polos
abdomen
sering
pula
disebut
sebagai
KUB,
BNO,
dan
BOF
yang
masing-‐masing
merupakan
singkatan
dari
Kidney,
Ureter
and
Bladder
Foto,
Blaas
Nier
Overzicht,
Buik
Overzicht
Foto.
Pada
foto
polos
abdomen
terdapat
beberapa
densitas
radiography
yang
berbeda
:
- Udara
berwarna
hitam
- Kalsifikasi
berwarna
putih
- Jaringan
lunak
berwarna
abu-‐abu
Dengan
memperhatikan
densitas
radiography
tersebut,
struktur
intra
abdomen
dapat
dibedakan.
Kalsifikasi
atau
bayangan
radioopak
dapat
merupakan
bayangan
dari
batu
di
sepanjang
traktus
urinarius,
kalsifikasi
divaskular
yang
disebut
phlebolith.
Densitas
yang
Meningkat
dari
struktur
tulang
dapat
disebabkan
oleh
proses
osteoblastik
pada
metastase
karsinoma
prostat.
Batu
asam
urat
yang
bersifat
radiolusen
dan
batu
radiopak
yang
super
impose
dengan
struktur
tulang
sulit
dilihat
dengan
foto
polos
abdomen.
- Side
:
-‐Batas
sisi
kiri
dan
kanan
harus
mencakup
seluruh
abdomen.
-‐Batas
atas
harus
mencakup
outline
kedua
ginjal.
- Foto
polos
abdomen
memang
bukan
sarana
yang
ideal
untuk
diagnosa.
Tetapi
walaupun
begitu
pemeriksaan
ini
merupakan
sarana
yang
ekonomis
untuk
follow
up
batu
saluran
kemih
opak,
untuk
mendeteksi
benda
asing
yang
opak
dan
untuk
melihat
posisi
dari
stent
dan
drain.
Bahan kontras:
Pada
tahun
1905
Voelcher
dan
Von
Lichtenberg
dari
Jerman
membuat
sistogram
dengan
menggunakan
larutan
koloid
perak,
dan
tahun
berikutnya
mencoba
melakukan
retrogade
pyelography
dengan
bahan
kontras
yang
sama.
Kekurangan
dari
bahan
kontras
larutan
Silver
ini
ialah
sulit
pembuatannya
dan
traumatis
untuk
ginjal.
1. Intravenous Pyelography :
Persiapan penderita:
Bila
perlu
dilakukan
test
kehamilan
,
persiapan
usus
walaupun
tidak
mutlak
perlu
dilakukan
untuk
memperjelas
visualisasi
pelviokaliks
sistem.
Makanan
cair
mulai
dilakukan
sejak
24
jam
sebelum
pemeriksaan
kemudian
diberikan
laxan/urus-‐urus
atau
enema.
Persiapan
usus
mutlak
dilakukan
pada
pasien
dengan
obstipasi
kronis
atau
gangguan
neurologis
usus.
Dehidrasi
memperbaiki
visualisasi
kontras
tetapi
meningkatkan
resiko
CIN.
Penghentian
intake
cairan
6-‐8
jam
sebelumpemeriksaan
cukup
untuk
visualisasi
yang
optimal.
Tehnik.
Foto-‐foto
yang
lain
tergantung
masing-‐masing
kasus.
Bila
terdapat
indikasi
bersaing
antara
pencitraan
traktus
urinarius
dan
traktus
digestivus
maka
IVP
dikerjakan
lebih
dulu.
RPG
adalah
visualisasi
imagine
dari
ureter
dan
pelviokaliks
sistem
secara
retrogade,
melalui
sistoskopi
dimasukkan
ureter
kateter
ke
dalam
muara
ureter,
kalau
perlu
sampai
pelviokaliks
sistem
dan
diikuti
penyuntikan
kontras
Indikasi
Retrogad
pyelography
adalah
bila
dengan
pemeriksaan
lain
yang
kurang
invasive
misalnya
IVP
informasi
tentang
ureter
belum
cukup.
Selain
itu
RPG
seringkali
dilakukan
sebagai
bagian
awal
dari
ureteroskopi
dan
perkutaneus
nephrolitotripsi..
APG
adalah
pencitraan
PKS
dan
ureter
dengan
jalan
memasukkan
kontras
melalui
kateter
nephrostomi
4. Sistourethrography :
a. Sistography
static.
b. Sistography
voiding
c. Urethrography
retrogade
a. Sistography
static
Indikasi
:
- ruptur
buli-‐buli
- Fistel
dari
buli
- Lesi
didalam
buli-‐buli
(
space
occupying
lession
)
- Evaluasi
anastomose
vesikourethra
Tehnik:
Dimulai
dengan
membuat
foto
polos
abdomen,
kemudian
melaui
kateter
dimasukkan
sebanyak
200-‐400
ml
kontras
dan
dibuat
foto
posisi
AP
dan
oblique.
Sebaiknya
pengisian
kontras
dimonitor
dengan
fluoroskopi.
Setelah
itu
dibuat
foto
post
drainage.
b. Sistography
voiding
Sering
pula
disebut
sebagai
voiding
cystourethrography
(
VCUG
)
atau
mictie
cystourethrograpy
(
MCUG
)
Indikasi
:
untuk
melakukan
evaluasi
vesiko
urethra
secar
anatomi
dan
fungsional.
Ini
biasanya
dilakukan
pada
anak-‐anak
dengan
ISK
berulang
untuk
mencari
causaprimernya
seperti:
VUR,
value
(
klep
)
urethra
dan
ureterocele.
Tehnik :
c. Urethrography
retrogade
Indikasi
:
untuk
evaluasi
urethra,
misalnya
untuk
evaluasi
urethra
striktur
atau
ruptur
urethra
5. Loopography
Indikasi
untuk
melakukan
evaluasi
terhadap
conduit
urine
khususnya
bila
ada
masalah.
6. ULTRASONOGRAPHY ( USG )
a. USG Ginjal :
USG
memberikan
data
yang
amat
baik
atas
keadaan
parenkim
ginjal,
dapat
membedakan
massa
yang
solid
atau
kistik
dan
juga
untuk
evaluasi
dan
menetukan
derajat
hidroneprosis.
Selain
itu
USG
berguna
untuk
evaluasi
allograft
dan
batu
ginjal.
Batu
ginjal
ditandai
dengan
area
hyperechoic
dengan
acoustic
shadow,
fat
perirenal,
kortek
dan
medula
ginjal
dapat
dibedakan
dengan
jelas
pada
gambar
USG.
Pemeriksaan
dengan
doppler
(
color
)
dapat
dipakai
untuk
menilai
vaskularisasi
dan
aliran
darah
ginjal.
b. USG Adrenal :
Dengan
USG
dapat
dideteksi
beberapa
kelainan
dari
kelenjar
adrenal
seperti
adanya
tumor,
kista
dan
perdarahan.
Kelenjar
adrenal
kanan
lebih
mudah
diperiksa
daripada
yang
kiri.
Pemeriksaan
dengan
CT
Scan
dan
MRI
memberikan
hasil
yang
lebih
bagus
daripada
USG.
c. USG Buli-‐buli
Pemeriksaan
USG
buli-‐buli
biasanya
dikerjakan
bersama
dengan
USG
Ginjal
dan
disebut
USG
Urologi.
Indikasi
dari
pemeriksaan
ini
adanya
lesi
intravesika,
misalnya
tumor
buli-‐buli,
batu
buli-‐buli,
ureterocele,
pembesaran
prostat,
khususnya
yang
intravesika,
batu
diuereter
ostia
atau
bladder
neck,
bekuan
darah
intravesika,
pengukuran
sisa
urin,
kapasitas
buli
dan
lain-‐lain.
Tranduser
atau
probe
untuk
pemeriksaan
buli-‐buli
ada
beberapa
macam
yaitu
:
tranabdominal,
tranurethral,
transvagina,
dan
transrectal.
Pemeriksaan
USG
Buli-‐buli
sebaiknya
dikerjakan
pada
saat
kandung
kemih
berisi
optimal,
tidak
kososng
dan
tidak
terlalu
penuh.
d. USG Prostat :
USG
Prostat
paling
baik
dikerjakan
dengan
menggunakan
probe
transrectal.
Dengan
pemeriksaan
ini
volume
dapat
diukur
dengan
mengkalkulasikan
panjang,
lebar
dan
tinggi.
Alat
USG
generasi
terakhir
dapat
menghitung
volume
prostat
secara
langsung.
Bila
terdapat
area
hipoechoic
sangat
dicurigai
adanya
Ca
Prostat.
Ektensi
dari
Ca
Prostat
juga
dapat
diketahui
dengan
pemeriksaan
USG
ini.
e. USG Scrotum.
f. USG Urethra
USG
pada
urethra
pria
dapat
untuk
menilai
panjangnya
stiktur
dan
luasnya
jaringan
fibros.
Belakangan
ini
peranan
CT
Scan
dalam
pemeriksaan
traktus
urogenital
makin
luas,
makin
penting
dan
makin
sering
digunakan.
Pemeriksaan
ini
sangat
berguna
untuk
pencitraan
adrenal
ginjal
dan
evaluasi
urolithiasis.
Dibandingkan
IVP
hasil
pemeriksaan
CT
Scan
memberikan
visualisasi
yand
lebih
baikparenkim
ginjal
dan
organ
sekitarnya.
Teknologi
alat
CT
Scan
juga
mengalami
perkembangan
dan
perbaikan
yang
kontinyu,
dimulai
dari
alat
yang
konvensioanl
kemudian
helical/spiral
CT
dan
terakhir
adalah
Multislices
CT
Scan.
Pemeriksaan
CT
Scan
dapat
dikerjakan
tanpa
kontras
ataupun
dengan
kontras.
Kontras
dapat
diberikan
peroral
untuk
memberikan
opasitas
pada
organ
cerna
sehingga
mudah
dibedakan
dengan
traktus
urinarius
tetapi
mempersulit
evaluasi
urolithiasis.
Kontras
intravena
seperti
pada
pemeriksaan
IVP.
Pencitraan
ginjal
dengan
CT
Scan
terdiri
dari
beberapa
fase,
yaitu
fase
pra
kontras
(
unenhanced
phase
),
fase
kortio
medular,
fase
nephrogenic
dan
fase
pyelographik.
Pada
fase
pra
kontras
dapat
diketahui
adanya
urolithiasis,
keadaan
parenkim,
kalsifikasi
vaskular
dan
kontur
dari
ginjal.
Fase
kortikomedular,
30
detik
setelah
injeksi
kotras
dapat
dilihat
kortak
dan
medula
seratus
detik
setelah
kontras
dimasukkan
,
masuk
ke
fase
nephrographik
dimana
nephrogram
menjadi
sangat
jelas.
Pada
fase
ini
sangat
baik
menilai
suatu
massa
didalam
ginjal.
Bila
kontras
telah
memasuki
pyelumdisebut
sebagai
fase
pyelographik.
Pada
foto
CT
Scan
akan
tampak
ginjal
dikelilingi
lemak
perirenal
yang
berwarna
gelap.
Kapsul
ginjal
tidak
bisa
dibedakan
dengan
parenkim.
Parenkim
ginjal
yang
normal
adalah
homogen
pada
tiap
fase.
Vena
renalis
kiri
berjalan
di
anterior
aorta
dan
berada
di
posteroinferior
(
caudal
)
dari
a.
Mesenterica
superior.
Vena
renalis
kanan
berada
di
posterolateral
dari
V
kava
inferior
dan
A
renalis
kiri
lebih
kecil
dan
berada
di
posterior
dari
V
Renalis.
Struktur
yang
berada
disekitar
ginjal
kanan
adalah
hepar,
duodenum,
colon
ascenden,
kandung
empedu,
dan
caput
pancreas.
Ginjal
kiri
berada
dekat
kauda
pancreas,
lien
dan
colon
descenden.
CT
Scan
jarang
digunakan
untuk
pencitraan
kelenjar
prostat
dan
vesikula
seminalis.
TRUS
dan
MRI
memberikan
gambaran
yang
lebih
baik.
CT
Scan
dengan
kontras
merupakan
alternatif
dari
IVP.
Setelah
fase
pyelogram
CT
Scan
IVP
ini
dapat
memberikan
gambaran
yang
jelas
dari
ureter.
Indikasi
yang
kuat
untuk
menggunakan
CT
Scan
IVP
adalah
untuk
mengevaluasi
hematuri.
8.
Magnetic
Resonance
Imaging
(
MRI
)
Radionuklir
yang
disuntikkan
pada
penderita
akan
dideteksi
dan
dihitung
oleh
gamma
kamera
dan
diolah
oleh
’
complex
digital
workstation
’
sehingga
bisa
diinterpretasikan.
ginjal karena itu, baik untuk pemeriksaan scan kortek ginjal, misalnya
10 . Diuretic Scintigraphy :
7.
Positron
Emmision
tomography
(
PET
)
scanning
:
Modul
:
PENCITRAAN
TRAKTUS
UROGENITAL
Mengembangkan
kompetensi
Waktu
Sesi
didalam
kelas
…..
x
2
jam
(classroom
session)
Sesi
dengan
fasilitas
pembimbing
…..
minggu
(coaching
session)
Sesi
praktek
dan
pencapaian
kompetensi
12
minggu
(facilitation
and
assessment)
Tujuan Umum
Setelah
mengikuti
modul
ini
peserta
didik
mampu
menguraikan
latar
belakang,
melakukan
pencitraan
urologi
diagnosis,
mengetahui
indikasi
dan
penatalaksanaan
serta
kontraindikasinya
.
Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk :
Proses Pembelajaran
Kenalkan
diri
anda,
jabatan
dan
tanggung
jawab
anda
dalam
proses
pembelajaran
serta
bagaimana
anda
berupaya
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
dengan
partisipasi
penuh
dari
peserta
didik.
Metode pembelajaran :
Metode pembelajaran :
Metode pembelajaran :
Metode pembelajaran :
Ø Tujuan 5 : Mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan oleh media kontras.
Metode pembelajaran :
Metode pembelajaran :
• Curah
pendapat
dan
diskusi
kasus
mengenai
pilihan
follow
-‐
up
imaging.
Persiapan sesi
• Peralatan audiovisual,lightbox
Kompetensi
Keterampilan
Gambaran Umum
Contoh
Kasus
Penderita
pria
63
tahun
dengan
gangguan
nyeri
pinggang
kanan
dan
kiri
,
nyeri
kolik
hilang
timbul
dan
buang
air
kecil
kurang
lancar,
pancarannya
melemah
serta
sering
kencing
malam.
Riwayat
kencing
batu
1
tahun
lalu.
Pemeriksaan
fisik
didapatkan
nyeri
ketok
pinggang
kanan
dan
kiri,
pemeriksaan
colok
dubur
prostate
membesar
grade
II
dan
temperature
36.9C.
laboratorium
didapatkan
leukosit
11.000
dan
serum
creatinin
1,2,gula
darah
acak
189
pemeriksaan
imaging
foto
polos
abdomen
menunjukkan
gambaran
batu
ureter
proximal
kanan-‐kiri
sedangkan
gambaran
Ultrasound
menunjukkan
hidronefrosis
sedang
ginjal
kanan.
Diskusi
• Kaitan
keluhan
dan
faktor
predisposisi
dengan
kasus
batu
dan
Pembesaran
prostat
jinak
?
Tujuan
Pembelajaran
Proses Pembelajaran
Kenalkan
diri
anda,
jabatan
dan
tanggung
jawab
anda
dalam
proses
pembelajaran
serta
bagaimana
anda
berupaya
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
dengan
partisipasi
penuh
dari
peserta
didik.
Metode pembelajaran :
Ø Tujuan
2
:
Mengetahui
langkah-‐langkah
persiapan
imaging
yang
diperlukan
untuk
mendiagnosa
kasus
urologi.
Metode pembelajaran :
• Bedside teaching
• Praktek klinik
Gejala:(keluhanSubjektif)
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Metode pembelajaran :
Metode pembelajaran :
Ø Tujuan 5 : Mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan oleh media kontras.
Metode pembelajaran :
Tujuan
6
:
Menentukan
follow
up
imaging
berikutnya.
Metode pembelajaran :
• Curah
pendapat
dan
diskusi
kasus
mengenai
pilihan
follow
-‐
up
imaging.
Penderita
pria
63
tahun
dengan
gangguan
nyeri
pinggang
kanan
dan
kiri
,
nyeri
kolik
hilang
timbul
dan
buang
air
kecil
kurang
lancar,
pancarannya
melemah
serta
sering
kencing
malam
hari
.Riwayat
kencing
batu
1
tahun
lalu.
Pemeriksaan
fisik
didapatkan
nyeri
ketok
pinggang
kanan
dan
kiri,pemeriksaan
colok
dubur
prostate
membesar
grade
II
dan
temperature
36.9C.
laboratorium
didapatkan
leukosit
11.000
dan
serum
creatinin
1,2,gula
darah
acak
189,
Nilai
PSA
4,8ng/ml.
Pemeriksaan
imaging
foto
polos
abdomen
menunjukkan
gambaran
batu
ureter
proximal
kanan-‐
kiri,Pemeriksaan
TRUS
didapatkan
echodensitas
yang
merata,
volume
prostate
42cc,
sedangkan
gambaran
Ultrasound
menunjukkan
hidronefrosis
sedang
ginjal
kanan.
Setelah
dikerjakan
Foto
IVP
didapatkan
Delayed
function
ginjal
kanan
dan
obstruksi
setinggi
ureter
proximal
kanan-‐kiri,
Indentasi
pada
dasar
buli.
Diskusi
• Apakah
sudah
cukup
dengan
data
ini
saja
dalam
mendiagnosis
dan
rencana
tindakan?
Rangkuman Diskusi
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………........
Rencana
terpilih
untuk
pemeriksan
imaging
lanjutan………………………........
Penilaian Kompetensi
• Hasil Kuesioner
3.Faktor
resiko
yang
berhubungan
dengan
nefrotoxicitas
pada
penderita
yang
mendapat
media
kontras
hiperosmolar
adalah
hipoalbumin
S/B
Kuesioner
Tengah
Pelatihan
a.Hematom
b.Pseudoaneurisma
c.Reaksi Alergi
d.Trombosis
2.Pasien
yang
menggunakan
metformin
beresiko
terjadi
lactic
asidosis
jika
gagal
ginjal
terjadi
karena
dipengaruhi
nefrotoxicitas
bahan
kontras.
FDA
merekomendasikan
pada
pasien
yang
setelah
mendapat
metformin
diberikan
pemberian
bahan
kontras
perlu;
a.USG
d.IVP
Instrumentasi
Penilaian
Kompetensi
Psikomotor
1.Perlu
perbaikan
;langkah
tidak
dikerjakan
atau
tidak
sesuai
dengan
seharusnya
atau
urutannya
tidak
sesuai
(jika
harus
berurutan)
2.Mampu;langkah
yang
dikerjakan
sesuai
dengan
yang
seharusnya
dan
urutannya
(jika
harus
berurutan).Pelatih
hanya
membimbing
untuk
sedikit
perbaiakn
atau
membantu
untuk
kondisi
diluar
normal.
3.Mahir ;langkah dikerjakan dengan benar,sesuai urutannya dan waktu kerja sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
KEGIATAN KASUS
I.MENGENALI………………………………………………….
• ………………………………………………………….
II.PERSIAPAN TINDAKAN
• ……………………………………………………………
• ……………………………………………………………
III.LANGKAH-‐LANGKAH PROSEDUR………………………
Penilaian
Kinerja
Keterampilan
(Ujian
Akhir)
X
:
Tidak
memuaskan
:Langkah
atau
kegiatan
tidak
dapat
ditampilkan
sesuai
dengan
prosedur
atau
panduan
standar
T/T
:
Tidak
ditampilkan
:Langkah
,Kegiatan
atau
keterampilan
tidak
diperagakan
oleh
peserta
selama
proses
evaluasi
oleh
pelatih.
PESERTA:……………………… TANGGAL:………………..
Persiapan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Komentar /Ringkasan:
Rekomendasi :