Disusun oleh
SUTRISNO
NPM 1206195735
Semua aktifitas dalam tubuh seperti metabolisme tidak lepas dari kinerja hormon
yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Fungsi kelenjar endokrin dapat diketahui melalui
pengkajian kesehatan dengan wawancara. untuk mengumpulkan data subyektif dan
pengkajian fisik untuk mengumpulkan data obyektif. Beberapa hormon mempengaruhi
seluruh jaringan tubuh dan organ-organ dan manifestasi dari disfungsi nonspesifik,
membuat pengkajian fungsi endokrin lebih rumit dibandingkan dengan sistem lainnya.
A. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin mungkin dapat dilakukan hanya sebagian
dari keseluruhan pengkajian. atau mungkin sebagian sudah dapat diatasi sendiri oleh klien
dengan pengetahuan dan kecurigaan terhadap masalah fungsi endokrin.
Satu-satunya organ endokrin yang dapat dipalpasi adalah kelejar tiroid.
Bagaimanapun pengkajian lainnya dapat memperlihatkan informasi mengenai masalah
endokrin termasuk inspeksi pada kulit. rambut dan kuku. raut muka. refleks dan sistem
muskuloskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting seperti tanda-tanda
vital yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap ketidakmampuan fungsi sistem
endokrin. Klien mungkin duduk setelah melakukan latihan. Refleks hammer digunakan
untuk tes refleks tendon bagian dalam. Utamakan latihan perawat mengumpulkan data
penting dan menjelaskan teknik kepada klien untuk mengurangi cemas. Penambahan
teknik untuk mengkaji hipokalsemia, tetanus. Komplikasi terhadap kekacauan endokrin
termasuk urutan latihan.
Teknik Pemeriksaan Kelainan Yang Mungkin Ditemukan Kulit
Kulit Hiperpigmentasi ditemukan pada klien addison desease atau
Inspeksi warna kulit cushing syndrom. Hipopigmentasi terlihat pada klien diabetes
mellitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme.
Palpasi (tekstur. kelembaban. Dan adanya Kulit kasar. kering ditemukan pada klien dengan
lesi. hipotiroidisme. dimana kelembutan dan bilasan kulit bisa
menjadi tanda pada klien dengan hipertiroidisme. Lesi pada
ekstremitas bawah
mengindikasikan DM.
Kuku dan Rambut Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh klien
dengan penyakit addison desease, kering, . tebal. dan rapuh
terdapat pada penyakit hipotiroidisme, rambut
lembut]hipertyroidisme. Hirsutisme terdapat pada penyakit
cushing syndrom
Muka (inspeksi bentuk dan kesimetrisan Variasi dan bentuk dan struktur muka mungkin dapat
wajah), inspeksi posisi mata diindikasikan dengan penyakit akromegali mata.
Kelenjar Thyroid Tidak membesar pada klien dengan penyakit graves atau
Palpasi kelenjar tyroid terhadap ukuran dan goiter. Multiple nodulus terdapat pada metabolik. seperti yang
konsistensinya. Pemeriksa berdiri di ditunjukkan hanya pada nodul yang bisa diindikasi bisul,
belakang klien dan tempatkan kedua tumor malignan dan. benigna.
tangan anda pada sisi lain pada trachea di
bawah kartilago thyroid. Minta klien untuk
miringkan kepala ke kanan Minta klien
untuk menelan. Setelah klien menelan.
pindahkan pada sebelah kiri. selama
palpasi pada dada kiri bawah
Fungsi Motorik Peningkatan refleks dapat terlihat pada penvakit
Mengkaji tendon dalam-tendon refleks hipcrtiroidisme penurunan refleks dapat terlihat pada penvakit
Refleks tendon dalam disesuaikan dengan hipotiroidisnie
tahap perkembangan biceps,
brachioradialis,triceps, Patellar, achilles.
Fungsi sensorik Neuropati periperal dan parastesia dapat terjadi pada diabetes,
Mengkaji fungsi sensorik Tes sensitivitas hipotiroidisme dan akromegali.
klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi,
sentuhan, lembut. Stereognosis.
Bandingkan kesimetrisan area pada kedua
sisi dan tubuh. Dan bandingkan bagian
distal dan proksimal
dan ekstremitas. minta klien untuk
menutup mata. Untuk mengetes nyeri
gunakan jarum yang tajam dan tumpul.
Untuk tes temperature. gunakan botol yang
berisi air hangat dan dingin. Untuk
mengetes rasa getar gunakan penala garpu
tala. Untuk mengetes stereognosis.
tempatkan objek (bola kapas, pembalut
karet) pada tangan klien. kemudian minta
klien mengidentifikasi objek tersebut.
Struktur Muskuloskeletal Orang jangkung, yang disebabkan karena insufisiensi growth
Inspeksi ukuran dan proporsional struktur hormon. Tulang yang sangat besar, bisa merupakan indikasi
tubuh klien akromegali.
Hipokalsemi Tetani Peningkatan kadar kalsium]tangan dan jari-jari klien kontraksi
Pengkajian tanda trousseaus dan tanda (spasme karpal)
chvoteks
Beberapa variasi yang normal dibandingkan dengan yang tidak, dapat menjadi bingung
dengan penemuan abnormal pada endokrin adalah sebagai berikut :
a. Pikun, beberapa kecil coklat, flat macula dapal dilihat pada lengan dan dorsal pada
tangan.
b. Seboroik, keratosis, penebalan pada area pigmentasi, dapat dilihat pada wajah dan
tangan.
c. Pertumbuhan rambut yang lambat
d. Kuku semakin tebal, brittle dan kuning
e. Kulit wajah menjadi louggar dan tulang menjadi lebih menonjol. Penurunan
terhadap sensasi perabaan
f. Penurunan refleks tendon
g. Penurunan tinggi badan
Bickley, L.S & Szilagyi, P.G (2009). Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates,
Edisi 8. (terjemah) alih bahasa dr. Andri Hartono, editor dr. linda D, dr. Andita N,
dan dr. Sherli K. Jakarta:EGC
Gosling JP: A decade of development in immunoassay methodology. Clin Chem
1990;36:1408.
Vaitukaitis JL: Hormone assays. In Felig P. Endocrinology and Metabolism, 2nd ed.
McGrawHill,1987; 58-62
Ekins R: Measurement of free hormones in blood. EndocrRev 1990;11:5.
Black, Joyce M., Hawks, Jane Hokanson. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical
Management for Positive Outcomes. Philadelphia: Elsevier Sounders.
Potter, P.A., dan Perry, A.G. (1999). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and
Practice. 4th Ed. (Terj. Renata Komalasari). Jakarta: EGC.
Linton, A.D. (2012). Introduction to Medical Surgical Nursing. 5th Ed Philadelphia:
Elsevier Sounders.
Mone, PL.,Burke,K.(2008). Medical Surgical Nursing: Critical Thinking In Client Care.
4th Ed. New Jersey: Pearson Education Inc.
Sherwood, L. (1996). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. (Terj. Brahm. U. Pendit).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, S.C. (2002). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing.
(Terj. Agung Waluyo). Jakarta: EGC.
Willms, J. (2003). Physical Diagnosis: Bedside Evaluation of Diagnosis and Function.
(Terj. Harjanto). Jakarta: EGC.