Anda di halaman 1dari 6

Nama Taruna : AZIZ IMAM HANAFI

STB : 3082/CP BK

KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/73/2015 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Jiwa

NAMA JENIS GANGGUAN RINGKASAN KRITERIA/ CIRI UTAMA/


NO TERAPI PROGNOSIS*
JIWA MANIFESTASI KLINIS
1 DELIRIUM Gangguan kesadaran, berkurangnya 1. Psikoterapi suportif Bergantung kepada tata
kewaspadaan terhadap lingkungan, berkurangnya yang memberikan laksana penyakit yang
kemampuan memfokuskan, mempertahankan perasaan aman dapat mendasarinya
dan mengalihkan perhatian, membantu pasien (Intoksinasi, putus obat
defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa menghadapi frustrasi dll)
atau gangguan persepsi dan kebingungan akan
kehilangan fungsi
memorinya.
2. reorientasi lingkungan
2 DEMENSIA sindrom akibat penyakit otak, bersifat kronik 1.Penatalaksana psikososial Perjalanan klasik dari
progresif, ditandai dengan kemunduran fungsi dan psikoedukasi demensia adalah
kognitif multipel, yaitu fungsi memori, aphasia, perburukan bertahap
apraksia, agnosia, dan fungsi eksekutif. 2. Pemberian obat Anti selama 5 sampai 10 tahun
Kesadaran pada umumnya tidak terganggu Demensia seperti Donepezil yang akhirnya
kesulitan mempelajari informasi baru dan mudah dan Rivastigmin menyebabkan kematian.
lupa terhadap kejadian yang baru dialami. Pasien dengan onset
demensia yang dini
kemungkinan memiliki
perjalanan penyakit yang
cepat.
3 GANGGUAN MENTAL DAN Suatu kondisi peralihan yang timbul akibat a. Pemeriksaan tanda vital b. Komplikasi paling umum
PERILAKU AKIBAT menggunakan alkohol atau zat psikoaktif lain Perhatikan tanda-tanda adalah rhabdomyolysis
PENGGUNAAN ZAT sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi intoksikasi c. Simtomatik dengan gagal ginjal akut,
PSIKOAKTIF kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi bergantung dari kondisi kegagalan banyak organ
dan respons psikofisiologis lainnya klinis, untuk penggunaan menyebabkan heatstroke
oral, merangsang muntah merupakan sebab utama
dengan activated charcoal kematian intoksikasi
atau kuras lambung adalah amfetamina. Indikator
penting. d. Antipsikotika; prognosis buruk pasien
haloperidol 2-5 mg per kali intoksikasi amfetamina
pemberian atau adalah koma, shock,
klorpromazin 1 mg/kg BB, kejang, oliguria, dan
oral, setiap 4-6 jam e. hiperpireksia. Asidosis,
Antihipertensi bila perlu hipovolemik, kerusakan
(TD di atas 140/100 ginjal, dan iskemia adalah
mmHg). f. Bila ada gejala faktor-faktor risiko
ansietas berikan ansiolitik potensial untuk
golongan benzodiazepin; berkembangnya gagal
diazepam 3x5 mg atau ginjal akut
klordiazepoksid 3x25 mg. g.
Bila ada kejang, berikan
diazepam 10-30 mg
parenteral h. Aritmia kordis,
lakukan Cardiac monitoring,
misalnya untuk palpitasi
diberikan propanolol 20-80
mg/hari (perhatikan
kontraindikasinya) i.
Kontrol temperatur dengan
selimut dingin atau
klorpromazin untuk
mencegah temperatur tubuh
meningkat j. Observasi di
IGD 1 x 24 jam; bila kondisi
tenang dapat diteruskan
rawat jalan
4 GANGGUAN PEMUSATAN suatu kondisi yang ditandai dengan adanya a. Farmakoterapi GPPH bisa berlanjut
PERHATIAN/HIPERAKTIVITAS gejala berkurangnya perhatian dan atau b. Terapi Psikososial hingga usia dewasa.
(GPPH) PADA ANAK DAN aktivitas/impulsivitas yang berlebihan
REMAJA
5 SKIZOFRENIA Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan a. Farmakoterapi Skizofrenia akan
gangguan penilaian realita (waham dan b. Pemberian obat mengalami masa akut,
halusinasi). a. Gangguan Proses Pikir b. injeksi / Obat Oral masa stabilisasi dan masa
Gangguan Isi Pikir Gangguan Persepsi d. c. Psikoedukasi rumatan
Gangguan Emosi d. Terapi ECT
6 GANGGUAN SKIZOAFEKTIF gangguan jiwa yang ditandai dengan dua a. Farmakoterapi Prognosis skizoafektif
gambaran yang berulang yaitu gambaran b. Pemberian obat lebih baik dari pada
gangguan skizofrenia (memenuhi kriteria A injeksi / Obat Oral skizofrenia tetapi lebih
skizofrenia) dan episod mood baik depresi mayor c. Psikoedukasi buruk bila dibandingkan
maupun bipolar d. Terapi ECT dengan gangguan mood.
Perjalanan penyakitnya
cenderung tidak
mengalami deteriorasi
dan responsnya tehadap
litium lebih baik daripada
skizofrenia
7 EPISODE DEPRESI Episode depresi dapat berdiri sendiri atau Terapi fase akut Terapi fase Prognosis tiap episode
menjadi bagian dari gangguan bipolar. Jika lanjutan Terapi fase adalah baik, akan tetapi
berdiri sendiri disebut Depresi Unipolar. Simtom rumatan gangguan ini bersifat
terjadi sekurang-kurangnya dua minggu dan kronis sehingga psikiater
terdapat perubahan dari derajat fungsi harus menganjurkan
sebelumnya. strategi terapi untuk
mencegah kekambuhan di
masa yang akan datang.
8 GANGGUAN AFEKTIF gangguan jiwa yang bersifat episodik dan Cognitive Behavioural Prognosis gangguan
BIPOLAR ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, Therapy (CBT), terapi bipolar I lebih buruk bila
depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta keluarga, terapi dibandingkan dengan
dapat berlangsung seumur hidup. interpersonal, terapi gangguan depresi
kelompok, psikoedukasi, mayor.Sekitar 40%-50%
dan berbagai bentuk terapi pasien dengan gangguan
psikologi atau psikososial bipolar I mengalami
lainya kekambuhan dalam dua
Pemberian obat-obatan tahun setelah episod
tertentu berupa oran atau pertama.Sekitar 7%
injeksi pasien dengan gangguan
bipolar tidak mengalami
kekambuhan.Sebanyak
45% mengalami lebih
dari satu episod dan 40%
menjadi kronik.Prognosis
gangguan bipolar II
belum begitu banyak
diteliti. Diagnosisnya
lebih stabil dan
merupakan penyakit
kronik yang memerlukan
terapi jangka panjang
9 GANGGUAN PANIK serangan panik yang berulang. Serangan panik a. Farmakoterapi Prognosisnya baik bila
adalah perasaan sangat ketakutan yang muncul b. Terapi Psikososial pasien mendapat
secara tiba-tiba, kekhawatiran yang berlebihan penatalaksanaan yang
atau teror, pada suatu periode tertentu, yang sesuai. Sebanyak 30%-
sering disertai dengan perasaan akan terjadinya 40% pasien dapat
malapetaka. mengalami kepulihan
sempurna dan sekitar
50% pasien berlanjut
mengalami gejala panik
yang derajatnya ringan
yang tidak
mempengaruhi, secara
bermakna, kehidupan
sehari-hari pasien.
10 GANGGUAN ANSIETAS gangguan ansietas kronik yang ditandai dengan a. Farmakoterapi Pada umumnya prognosis
MENYELURUH kekhawatiran yang berlebihan, sulit b. Terapi Psikososial • GAM adalah baik bila
dikendalikan, dan menetap, yang disertai degan Terapi Perilaku Kognitif • mendapat
gejala-gejala somatik dan psikik. Kecemasan Psikoedukasi penatalaksanaan yang
bersifat menyeluruh dan menetap yang tidak sesuai.Sekitar 50% pasien
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan mendapat perbaikan
situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free- dalam tiga minggu
floating” atau mengambang).Gejala dominan pertama
bervariasi, termasuk keluhan kecemasan yang pengobatan.Sekitar 77%
menerap, gemetaran, ketegangan otot, membaik dalam sembilan
berkeringat, pusing, palpitasi, kepala terasa bulan pengobatan
ringan dan keluhan lambung. Sering
diungkapkan rasa takut bahwa pasien atau
keluarga akan menderita penyakit atau
mengalami kecelakaan
11 GANGGUAN OBSESIF- Gangguan obsesif-kompulsif (GOK) merupakan a. Farmakoterapi Awitan GOK berangsur-
KOMPULSIF salah satu kelompok gangguan ansietas yang b. Terapi Psikososial angsur.Untuk
ditandai oleh adanya obsesi dan/atau kompulsi 1) Terapi Kognitif terpenuhinya kriteria
yang berulang, yang berlangsung paling sedikit 1 Perilaku 2) lengkap GOK, kadang-
jam sehari, dan menyebabkan penderitaan yang Psikoterapi kadang diperlukan waktu
jelas atau gangguan fungsi sosial dan pekerjaan berorientsi tilikan 3) bertahun-tahun. Awitan
Psikoedukasi cepat biasanya dikaitkan
dengan adanya stresor
kehidupan yang
bermakna atau
kehilangan. Penyakit ini
bersifat kronik tetapi ada
kalanya bersifat
fluktuatif. Buruknya
prognosis dikaitkan
dengan awitan dini (anak-
anak), bentuk
kompulsinya aneh,
bertumpang-tindih
dengan gangguan depresi
mayor, adanya ide-ide
berlebihan (overvalued),
adanya gangguan
kepribadian (gangguan
kepribadian skizotipal).
Prognosis yang baik
ditandai dengan baiknya
penyesuaian sosial dan
pekerjaan, adanya faktor
presipitasi yang jelas, dan
bentuk simtomnya yang
episodik. Tidak ada
hubungan antara bentuk
obsesinya dengan
prognosis
12 GANGGUAN STRES PASCA Keadaan yang timbul sebagai respons a. Farmakoterapi
TRAUMA berkepanjangan dan/atau tertunda terhadap b. b. Terapi Psikososial
kejadian atau situasi yang bersifat stresor 1) Edukasi tentang
katastrofik, sangat menakutkan, yang cenderung reaksi umum
menyebabkan penderitaan pada hampir semua terhadap trauma 2)
orang (misalnya perang, gempa bumi, Latihan relaksasi 3)
kecelakaan berat, menjadi korban penyiksaan, Terapi Kognitif
terorisme, dan perkosaan) Perilaku 4) Eye
Movement
Desensitation
Reprocessing
(EMDR) 5)
Prolonged Exposure
(PE)

*Prognosis adalah penjelasan yang berkaitan prediksi dari kondisi pasien di masa datang, dengan penyakit yang telah dideritanya, fungsi dari
prognosis ini adalah menentukan rencana terapi selanjutnya, sabagai bahan pertimbangan perawatan dan rehabilitasi

Anda mungkin juga menyukai