Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NIA INDAH PUJIATI

NOSIS : 2019090732029
KELAS :A
MATA DIKLAT : AKUNTABILITAS
GADIK : PARLINDUNGAN, S.E., AK., MT.
TANGGAL TUGAS : 3 OKTOBER 2019

1. Mengapa akuntabilitas pelayanan publik di Indonesia masih begitu rendah ?


Rendahnya akuntabilitas pelayanan publik di Indonesia dipengaruhi oleh diantaranya :
a. Rendahnya nilai moral
Mulai menurunnya nilai moral pada masyarakat mempengaruhi attitude seseorang dalam
memberikan pelayanan yang optimal, seperti sikap apatis/ tidak peduli, nepotisme, sogok
menyogok, dan korupsi. Semakin kurang rasa saling tolong menolong di antara anggota
dan kelompok masyarakat akan semakin tinggi rasa tidak peduli pada tingkat
penyelenggaraan pemerintah. Setiap individu akan sibuk memikirkan diri sendiri tanpa
menghiraukan kepentingan orang lain sehingga lupa pada berbagai kekurangan dalam
penyelenggaraan tugas pemerintah yang akan mengurangi akuntabilitas.
Dengan terjadinya degradasi nilai-nilai moral, maka manusia akan semakin mudah
melakukan hal-hal yang melanggar aturan. Yang terjadi adalah mereka saling berlomba
mencari keuntungan masing-masing dan mengabaikan kepentingan nasional yang lebih
besar.

b. Standar hidup yang berlebihan


Hidup berlebihan tanpa diimbangi dengan kinerja, maka akan berakibat terhadap
memanage Pegawai dengan standar gaji yang tetap, memiliki kecenderungan untuk
berusaha keras mencari penghasilan tambahan agar dapat menghidupi keluarganya. Dalam
kondisi yang demikian ini, setiap usaha pemenuhan kebutuhan hidup tersebut dianggap
normal dinilai wajib.

c. Budaya
Budaya yang berkembang dalam masyarakat di mana para pejabat pemerintah lebih
mendahulukan pelayanan terhadap keluarga dan kerabat daripada publik merupakan
budaya yang tidak mendukung akuntabilitas. Hal-hal yang demikian ini mendorong
suburnya suasana korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini disebabkan karena masih kuatnya
budaya kemiskinan yang melekat pada sebagian besar bangsa tersebut sehingga mereka
saling berebutan dan tidak menyukai antrian dalam mendapatkan sesuatu.

d. Rendahnya kualitas sistem manajemen


Buruknya sistem akuntansi merupakan salah satu faktor penyebab tidak dapat
diperolehnya informasi yang handal dan dapat dipercaya untuk dipergunakan dalam
penerapan akuntabilitas secara penuh.

e. Quality of officers
Kualitas pejabat/petugas mencakup dua permasalahan dalam akuntabilitas. Pertama,
dengan besarnya jumlah kapital yang terjadi untuk membiayai semua program pemerintah,
maka dibutuhkan juga jumlah pegawai pemerintah yang banyak. Namun sayangnya
kualitas yang rendah tersebut telah menyebabkan masalah serius terutama pemborosan,
inefisiensi, dan tidak berjalannya akuntabilitas. Masalah yang kedua, adalah material yang
tersedia kurang menunjang efisiensi dan tidak mendorong motivasi para birokrat sebagai
akibat kurang tersedianya fasilitas diklat dan peningkatan profesionalisme.

Instabilitas politik telah menciptakan rasa tidak aman dan ketidakpastian. Dalam kondisi
yang demikian ini, masyarakat merasa ketakutan dan tidak menghiraukan akuntabilitas.
Para birokrat mungkin akan segera minta pengunduran diri sebagai wujud rasa
kekhawatiran yang tinggi atas situasi dan kondisi yang berkembang.

2. Menurut anda, apa yang sebaiknya harus dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas
pelayanan publik ?

Untuk meningkatkan akuntabilitas public, maka perlu ada perbaikan dalam beberapa aspek,
yakni :
a. Kepemimpinan
Pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh
pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula, terhindarnya dari
aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun
keterbatasan sumber daya, sehinggadengan adanya saran dan penilaian yang adil dan
bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.

b. Transparansi
Keterbukaan atau transparansi akan mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama
antara kelompok internal dan eksternal; Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang
tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan.

c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan
yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan
keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.

d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas atau tanggung jawab institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap
tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas
keputusan yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.

e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan
harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-
hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada
di lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
Adanya peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai
kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.

h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan
akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggung
jawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui
kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi,
dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan,
prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja
yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

Anda mungkin juga menyukai