Anda di halaman 1dari 4

STROKE

No.Dokumen : 440/C.VII.SOP.PU.0022.12/436.6.3.14/2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 01 Desember 2016
Halaman : 1/2

UPTD. Puskesmas
Kedungdoro Tanda Tangan : dr.Rr.Endang Dwihastutiningsih
NIP.196709152002122001

1. Pengertian Stroke adalah defisit neurologis fokal (atau global) yang terjadi mendadak,
lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
menegakkan diagnosa serta penatalaksanaan Stroke.

3. Kebijakan Berdasarkan Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Kedungdoro Nomor


440/C.VII.SP.0008.11/436.6.3.14/2016 Tentang layanan klinis yang
menjamin kesinambungan layanan
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.

5. Prosedur 1. Perawat mempersilahkan pasien masuk poli umum


2. Perawat melakukan anamnesa.
Kelemahan atau kelumpuhan anggota gerak satu sisi (hemiparesis,
hemiplegi), Gangguan sensorik satu sisi tubuh, penyempitan lapangan
pandang (hemianopsia, kwadran anopsia), diplopia, Vertigo, gangguan
berbahasa (Afasia), Disfagia, gangguan bicara (Disarthria), jalan
sempoyongan (Ataksia)
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan tanda vital (Pernapasan, Nadi, Suhu, Tekanan darah
harus diukur kanan dan kiri)
b. Pemeriksaaan jantung paru
c. Pemeriksaan bruitkarotis dan subklavia
d. Pemeriksaan abdomen
e. Pemeriksaan ekstremitas
f. Pemeriksaan neurologis :
 (Kesadaran diukur dengan Glassgow Coma Scale/ GCS)
 Tanda rangsang meningeal (kaku kuduk, lasseque, kernig, brudzinsky)
 Saraf kranialis (terutama nervus VII, XII, IX, X dan nervus kranialis lain)
 Motorik (kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis)
 Sensorik
 Tanda serebelar (dismetria, nistagmus, ataksia, disdiadokokinesia)
 Pemeriksaan reflex batang otak pada pasien kesadaran menurun (pola
pernapasan, reflex pupil, reflex kornea, reflex muntah, reflex okulo
sefalik)
 Pemeriksaan fungsi bahasa/ memori
Pemeriksaan penunjang dilakukan pada faskes tingkat lanjutan.

4. Dokter menegakkan diagnosis Stroke..


5. Dokter memberikan terapi:
Pertolongan pertama pada pasien stroke akut.
a. Menilai jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi
b. Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat
c. Memberikan oksigen bila diperlukan
d. Memposisikan badan dan kepala lebih tinggi (head-and-trunk up) 20-
30 derajat
e. Memantau irama jantung
f. Memasang cairan infus salin normal atau ringer laktat (500 ml/12 jam)
g. Mengukur kadar gula darah (finger stick)
h. Memberikan Dekstrose 50% 25 gram intravena (bila hipoglikemia
berat)
i. Menilai perkembangan gejala stroke selama perjalanan ke rumah sakit
j. Menenangkan penderita
Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat antiplatelet: asetosal,
klopidogrel
6. Dokter memberikan konseling
Memodifikasi gaya hidup sehat
 Memberi nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan
perokok
 Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
 Mengurangi berat badan pada penderita stroke yang obes
 Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau TIA.
Intensitas sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang cukup
berarti hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung 1-3 kali
perminggu.
Mengontrol faktor risiko : Tekanan darah, Gula darah, Kolesterol,
Trigliserida, Jantung
7. Petugas merujuk pasien ke Rumah sakit segera setelah ditegakkan
diagnosis secara klinis.
8. Petugas mencatat di rekam medis pasien

2
6. Diagram Alir
Perawat mempersilahkan pasien
masuk poli umum

Perawat melakukan anamnesa

Dokter melakukan pemeriksaan fisik

Dokter menegakkan diagnosis

Dokter memberikan terapi

Dokter memberikan konseling

Petugas merujuk pasien ke rumah sakit

Petugas mencatat di rekam medis


pasien

7. Unit Terkait - Unit Obat

8. Rekaman historis perubahan.


No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
diberlakukan.

3
2

Anda mungkin juga menyukai