Anda di halaman 1dari 12

1.

LUMBA-LUMBA

Lumba-lumba umum paruh pendek adalah spesies lumba-lumba biasa. Ia memiliki


jangkauan yang lebih besar daripada lumba-lumba biasa yang berparuh panjang, terjadi
di seluruh samudera beriklim hangat dan tropis, termasuk Samudra Hindia meskipun
dalam jumlah yang lebih kecil daripada tempat lain yang ditemukan.

2. GAJAH

Gajah adalah mamalia besar dari famili Elephantidae dan ordo Proboscidea. Secara
tradisional, terdapat dua spesies yang diakui, yaitu gajah afrika (Loxodonta africana)
dan gajah asia (Elephas maximus), walaupun beberapa bukti menunjukkan bahwa
gajah semak afrika dan gajah hutan afrika merupakan spesies yang berbeda (L.
africana dan L. cyclotis). Gajah tersebar di seluruh Afrika sub-Sahara, Asia Selatan, dan
Asia Tenggara. Elephantidae adalah satu-satunya famili dari ordo Proboscidea yang
masih ada; famili lain yang kini sudah punah termasuk mamut dan mastodon. Gajah
afrika jantan merupakan hewan darat terbesar dengan tinggi hingga 4 m dan massa
yang juga dapat mencapai 7.000 kg. Gajah memiliki ciri-ciri khusus, dan yang paling
mencolok adalah belalai atau proboscis yang digunakan untuk banyak hal, terutama
untuk bernapas, menghisap air, dan mengambil benda. Gigi serinya tumbuh menjadi
taring yang dapat digunakan sebagai senjata dan alat untuk memindahkan benda atau
menggali. Daun telinganya yang besar membantu mengatur suhu tubuh mereka. Gajah
afrika memiliki telinga yang lebih besar dan punggung yang cekung, sementara telinga
gajah asia lebih kecil dan punggungnya cembung.

Gajah merupakan hewan herbivora yang dapat ditemui di berbagai habitat, seperti
sabana, hutan, gurun, dan rawa-rawa. Mereka cenderung berada di dekat air. Gajah
dianggap sebagai spesies kunci karena dampaknya terhadap lingkungan. Hewan-
hewan lain cenderung menjaga jarak dari gajah, dan predator-predator seperti singa,
harimau. hyena, dan anjing liar biasanya hanya menyerang gajah muda. Gajah betina
cenderung hidup dalam kelompok keluarga, yang terdiri dari satu betina dengan anak-
anaknya atau beberapa betina yang berkerabat beserta anak-anak mereka. Kelompok
ini dipimpin oleh individu gajah yang disebut matriark, yang biasanya merupakan betina
tertua. Gajah memiliki struktur kelompok fisi-fusi, yaitu ketika kelompok-kelompok
keluarga bertemu untuk bersosialisasi. Gajah jantan meninggalkan kelompok
keluarganya ketika telah mencapai masa pubertas, dan akan tinggal sendiri atau
bersama jantan lainnya. Jantan dewasa biasanya berinteraksi dengan kelompok
keluarga ketika sedang mencari pasangan dan memasuki tahap peningkatan
testosteron dan agresi yang disebut musth, yang membantu mereka mencapai dominasi
dan keberhasilan reproduktif. Anak gajah merupakan pusat perhatian kelompok
keluarga dan bergantung pada induknya selama kurang lebih tiga tahun. Gajah dapat
hidup selama 70 tahun di alam bebas. Mereka berkomunikasi melalui sentuhan,
penglihatan, penciuman, dan suara; gajah juga menggunakan infrasonik dan
komunikasi seismik untuk jarak jauh. Kecerdasan gajah telah dibandingkan dengan
kecerdasan primata dan cetacea. Mereka tampaknya memiliki kesadaran diri dan
menunjukkan empati kepada gajah lain yang hampir atau sudah mati.

Gajah afrika digolongkan sebagai spesies yang rentan oleh International Union for
Conservation of Nature (IUCN), sementara gajah asia diklasifikasikan sebagai spesies
terancam. Salah satu ancaman terbesar bagi gajah adalah perdagangan gading yang
memicu perburuan liar. Ancaman lain adalah kehancuran habitat dan konflik dengan
penduduk setempat. Di sisi lain, gajah digunakan sebagai hewan pekerja di Asia. Dulu
mereka pernah digunakan untuk perang; kini, gajah seringkali dipertontonkan di kebun
binatang dan sirkus. Gajah dapat dengan mudah dikenali dan telah digambarkan dalam
seni, cerita rakyat, agama, sastra, dan budaya populer.

3. KELINCI

Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak
bagian bumi. Kelinci berkembangbiak dengan cara beranak yang disebut vivipar.
Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa.
Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha.
Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul)
dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci
berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonial,
padahal di Pulau Sumatra ada satu spesies asli kelinci sumatera (Nesolagus netscheri)
yang baru ditemukan pada tahun 1972.

Saat ini sejumlah jenis kelinci menjadi hewan peliharaan dan hewan pedaging.
Beberapa jenis kelinci sebagai hewan pedaging juga ada yang dijadikan hewan
peliharaan. Jenis kelinci terbesar di dunia, yaitu Continental Giant biasanya dijadikan
hewan pedaging, tetapi ada juga yang memeliharanya dan secara resmi telah menjadi
kelinci terbesar di dunia dengan tingi/panjang 4 feet + 4 inci (132 sentimeter) dan berat
3,5 stones (22,2 kilogram).
4. IKAN

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan
bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka
ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi,
ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih
diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75
spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes,
800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas
Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak (jv, bjn), jukut (vkt).

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft)
hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inch). Ada beberapa
hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti paus, ikan cumi dan ikan
duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.

Sampai saat ini, ikan pada umumnya dikonsumsi langsung. Upaya pengolahan belum
banyak dilakukan kecuali ikan asin. Ikan dapat diolah menjadi berbagai produk seperti
ikan kering, dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan asin, kemplang, bakso ikan
dan tepung darah ikan sebagai pupuk tanaman dan pakan ikan.
5. BURUNG

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki
bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai
Archaeopteryx.

Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga
burung unta, yang lebih tinggi dari manusia. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 –
10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di
Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.

6. KUPU-KUPU
Kupu-kupu merupakan hewan yang aktif di siang hari, sehingga akan sangat sulit untuk
menemukan kupu-kupu di malam hari. Setelah berubah menjadi kupu-kupu organisme
ini bisa terbang, tetapi tidak seperti burung yang bisa terbang sangat tinggi, kupu-kupu
bisa terbang hanya sekitar 2 -3 meter saja, cukup rendah.

Kupu-kupu juga terbang untuk mencari makan secara terpisah, apabila Anda mengkin
pernah melihatnya bergerompol, itu artinya mereka sedang mengalami fase reproduksi.
Pada fase reproduksi ini kupu-kupu jantan akan membuahi kupu-kupu betina,
selanjutnya kupu-kupu betina yang akan bertelur untuk membentuk organisme baru.
Kubu-kupu biasanya memulai fase kawin atau reproduksi setelah 5 atau 6 hari keluar
dari kepompong.

7. UNTA / ONTA

Unta atau Onta adalah dua spesies hewan berkuku belah dari genus Camelus (satu
berpunuk tunggal - Camelus dromedarius, satu lagi berpunuk ganda - Camelus
bactrianus) yang hidup ditemukan di wilayah kering dan gurun di Asia dan Afrika Utara.
Rata-rata umur harapan hidup unta adalah antara 30 sampai 50 tahun.

Domestikasi unta oleh manusia telah dimulai sejak kurang lebih 5.000 tahun yang lalu.
Pemanfaatan unta antara lain untuk diambil susu (yang memiliki nilai nutrisi lebih tinggi
daripada susu sapi) serta dagingnya, dan juga digunakan sebagai hewan pekerja.
8. BADAK BERCULA SATU / BADAK JAWA

Badak bercula satu atau di Indonesia lebih dikenal sebagai Badak Jawa memiliki nama
latin Rhinoceros sondaicus. Rhino berarti hidung dan ceros berarti tanduk, sedangkan
sondaicus diambil dari kata Sunda yang merupakan suku dimana hidupnya badak
bercula satu ini.

Hewan yang sangat membutuhkan pertolongan ini berstatus IUCN Critically


Endangered, artinya tinggal satu langkah lagi menemui kepunahan. Saat ini saja
populasi Badak Jawa hanya tinggal 63 ekor saja dan hanya ada di Taman Nasional
Ujung Kulon, Banten, Indonesia sehingga badak bercula satu ini merupakan ikon yang
sangat penting bagi Taman Nasional ujung Kulon (TNUK).

Badak Jawa memiliki berbagai karakteristik morfologi yang cukup unik. Badak bercula
satu yang ada di Ujung Kulon ini relatif lebih kecil dan lebih terang warna kulitnya
dibandingkan badak bercula satu yang lainnya. Badak jantan dan badak betina tidak
memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Berat rata-rata Badak Jawa adalah sekitar
900 sampai 2.300 kilogram. Hewan ini dapat hidup di alam bebas sampai usia 35
bahkan bisa mencapai usia 40 tahun. Panjang cula yang dimiliki Badak Jawa tidak lebih
dari 20 cm. Gigi yang dimiliki badak bercula satu ini cukup tajam dan panjang.
9. HARIMAU SUMATRA

Harimau sumatra (bahasa Latin: Panthera tigris sumatra) adalah subspesies harimau
yang habitat aslinya di pulau Sumatra, dan merupakan satu dari enam subspesies
harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi
satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies
terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan
antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatra. Uji genetik
mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan
bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil
lestari.

Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini.


Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi.
Tercatat 66 ekor harimau sumatra terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.

Pada tahun 2017, Satuan Tugas Klasifikasi Kucing dari Cat Specialist Group merevisi
taksonomi kucing sehingga populasi harimau yang hidup dan punah di Indonesia
sekarang digolongkan sebagai P. t. Sumatra.

Harimau dipercaya merupakan keturunan hewan pemangsa zaman purba yang dikenal
sebagai Miacids. Miacids hidup pada akhir zaman Cretaceous kira-kira 70-65 juta tahun
yang lalu semasa zaman dinosaurus di Asia Barat (Andrew Kitchener, “The Natural
History of Wild Cats”). Harimau kemudian berkembang di kawasan timur Asia di China
dan Siberia sebelum berpecah dua, salah satunya bergerak ke arah hutan Asia Tengah
di barat dan barat daya menjadi harimau kaspia. Sebagian lagi bergerak dari Asia
Tengah ke arah kawasan pergunungan barat, dan seterusnya ke Asia Tenggara dan
kepulauan Indonesia, sebagiannya lagi terus bergerak ke barat hingga ke India.

10. KERBAU

Kerbau adalah binatang memamah biak yang menjadi ternak bagi banyak bangsa di
dunia, terutama Asia. Hewan ini adalah domestikasi dari kerbau liar (orang India
menyebutnya arni) yang masih dapat ditemukan di daerah-daerah Pakistan, India,
Bangladesh, Nepal, Bhutan, Vietnam, China, Filipina, Taiwan, Indonesia, dan Thailand.

Saat ini populasi kerbau liar di Asia mulai menurun dan dikhawatirkan pada masa yang
akan datang tidak akan ada lagi populasi kerbau liar yang dapat ditemukan. Kerbau
dewasa dapat memiliki berat sekitar 300 kg hingga 600 kg. Kerbau liar dapat memiliki
berat yang lebih, kerbau liar betina dapat mencapai berat hingga 800 kg dan kerbau liar
jantan dapat mencapai berat hingga 1200 kg. Berat rata-rata kerbau jantan adalah 900
kg dan tinggi rata-rata di bagian pundak kerbau adalah 1,7 meter.

Salah satu ciri yang membedakan kerbau liar dari kerbau peliharaan adalah bahwa
kerbau peliharaan memiliki perut yang bulat. Dengan adanya percampuran keturunan
antara kerbau-kerbau antara populasi yang berbeda, berat badan kerbau dapat
bervariasi.

Klasifikasi kerbau masih belum pasti, tetapi Bubalus bubalis biasa dikelompokkan
menjadi tiga anak jenis:
Kerbau liar (B. bubalis arnee), moyang bagi kerbau sungai
Kerbau sungai (B. bubalis bubalis) yang berasal dari Asia Selatan.
Kerbau rawa (B. bubalis carabauesis) yang berasal dari Asia Tenggara.

11. ZEBRA

Zebra adalah binatang dari famili kuda yang tubuhnya berbelang-belang hitam dan
putih. Habitat hewan ini tersebar di Afrika Selatan, Afrika Barat, dan Afrika Timur. Ada
tiga jenis zebra yaitu zebra gunung (Equus zebra), zebra dataran (Equus quagga) dan
zebra primitif (Equus grevyi).

Belang-belang pada tubuh zebra dapat membantu sistem pertahanan zebra terhadap
predator. Belang zebra dapat membingungkan predator. Zebra memiliki "warna
disruptif" seperti beberapa katak pohon dan ular belang. Belang pada tubuh zebra
memecah kontur rata hewan, menyamarkan bentuk asli zebra. Ketika zebra bergerak,
pola itu lebih membingungkan lagi. Berbeda dengan kuda polos biasa. Para ilmuwan
berpendapat bahwa belang pada zebra terjadi karena evolusi, baik variasi maupun
seleksi alam. Zebra betina melahirkan 1 anak, yang hampir langsung dapat berdiri dan
berlari sekitar 1 jam setelah dilahirkan.

12. BERUANG
Beruang adalah binatang dalam kelas mamalia yang tergolong ordo Carnivora, familia
Ursidae. Beruang adalah binatang buas jenis Ursus, berbulu tebal, dapat berdiri di atas
kedua kakinya, bercakar, dan bermoncong panjang.Atau dalam (Inggris: bear) yang
berasal dari Bahasa Inggris kuno yaitu bera.
Dalam nama ilmiahnya Ursidae. Ursidae sendiri berasal dari dua kata yaitu ursus dan
idae. Ursus berasal dari bahasa latin ursus yang berarti beruang, dan idae berasal dari
bahasa Yunani kuno Eidos (bahasa Yunani: εἶδος).

13. MACAN TUTUL

Macan tutul (bahasa Latin: Panthera pardus) adalah salah satu dari empat kucing
besar. Hewan ini dikenal juga dengan sebutan harimau dahan karena kemampuannya
memanjat. Pada mulanya, orang berpikiran bahwa macan tutul adalah hibrida dari singa
dan harimau, sehingga muncul nama "leopard" di kalangan peneliti Eropa awal. Macan
tutul jawa (P. p. melas) adalah fauna identitas Jawa Barat dan termasuk hewan yang
terancam punah di Indonesia.

Macan tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter.
Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-
bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil. Macan tutul betina
serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.

Daerah sebaran macan tutul adalah di benua Asia dan Afrika. Spesies ini sempat
dianggap memiliki banyak anakjenis (lebih dari 30 subspesies) yang ditemukan di
segala macam habitat, mulai dari hutan tropis, gurun, savanah, pegunungan dan daerah
pemukiman, tetapi sekarang direduksi menjadi hanya sembilan setelah dilakukan
pengujian molekuler.

Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain.
Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi, betina
biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama induknya sampai
macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua tahun.

Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan


untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari
berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang
pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar
habitatnya.

Pada umumnya, Macan Tutul menghindari manusia. Namun macan yang kurang sehat,
kelaparan atau terluka sehingga tidak dapat berburu mangsa yang biasa, dapat
memangsa manusia. Ada peristiwa mengenai seekor Macan Tutul jantan di
Rudraprayag memangsa lebih dari 125 jiwa, dan seekor Macan Tutul betina yang
disebut "Macan Tutul Panar" memangsa lebih dari 400 jiwa pada awal abad ke-20 di
India.

Anda mungkin juga menyukai