Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DI SUSUN OLEH :

DEVI ANGGRAENIE MAMBAT S.KEP

113063C115008

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

BANJARMASIN

2019
I. KONSEP TEORI
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. Anatomi

Hati merupakan sistem utama yang terlibat dalam pengaturan


fungsi hati. Hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dalam tubuh,
yang terletak dibagian teratas dalam rongga abdomen disebelah kanan
dibawah diafragma dan hati secara luas dilindungi oleh iga-iga, berat hati
rata-rata sekitar 1500 gr 2,5% dari berat tubuh pada orang deawa normal,
hati dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus kanan sekitar 3/4 hati, lobus kiri
3/10 hati, sisanya 1/10 ditempati oleh ke 2 lobus caudatus dan quadatus.
Lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang
kedalam lobus itu sendiri dan membagi masa hati menjadi unit-unit yang
kecil dan unit-unit kecil itu disebut lobulus (Pearce,2006).

Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica


dan vena porta. Arteri hepatica keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah
pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95–100% masuk ke hati akan
akhirnya keluar sebagai vena hepatica. Sedangkan vena porta terbentuk
dari lienalis dan vena mensentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya
ke hati darah ini mempunyai kejenuhan 70% darah ini membawa zat
makanan kehati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus.
Cabang vena porta arteri hepatica dan saluran membentuk saluran porta
(Syaifuddin,2003).
Hati dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut
kolagen dan jaringan elastis yang disebut kapsul glisson. Simpai ini akan
masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah
bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yang terdiri
dari sel-sel yang disusun di dalam lempengan-lempengan atau plate
dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler. Di bagian
tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut
traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri
hepatika, duktus biliaris. Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan
mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak
percabangan. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam
intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar dari
saluran empedu menuju kandung empedu (FKUI,2006).
2. Fisiologi
Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, sirkulasi
vena porta yang menyuplai 75% dari suplai asinus memang peranan
penting dalam fisiologis hati, mengalirkan darah yang kaya akan nutrisi
dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk
dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Vena
porta yang terbentuk dari vena linealis dan vena mesenterika superior,
mengantarkan 4/5 darahnya kehati darah ini mempunyai kejenuhan
oksigen hanya 70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limpa dan
usus. Darah ini membawa kepada hati zat makanan yangtelah di absorbsi
oleh mukosa usus halus. Vena hepatika mengembalikan darah dari hati
ke vena kava inferior. Terdapat empat pembuluh darah utama yang
menjelajahi keseluruh hati,dua yang masuk yaitu arteri hepatika dan vena
porta, dan dua yang keluar yaitu vena hepatika dan saluran empedu.
Sinusoia mengosongkan isinya ke dalam venulel yang berada pada
bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan dinamakan vena
sentralis, vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang
merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya kedalam
vena kava inferior didekat diafragma jadi terdapat dua sumber yang
mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya terdapat satu lintasan
keluar (FKUI, 2006). Selain merupakan organ parenkim yang berukuran
terbesar, hati juga sangat penting untuk mempertahankan hidup dan
berperan pada setiap metabolik tubuh. Adapun fungsi hati menurut
(Pearce, 2006) sebagaiberikut:
1) Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah. Aliran darah
melalui hati sekitar 1100 ml darah mengalir dari vena porta
kesinosoid hati tiap menit, dan tambahan sekitar 350 ml lagi
mengalir kesinosoid dari arteri hepatica, dengan total rata-rata 1450
ml/menit.
2) Fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar
sistem metabolisme tubuh. Hepar melakukan fungsi spesifik dalam
metabolisme karbohidat, mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi
glukosa, glukoneogenesis membentuk banyak senyawa kimia
penting dan hasil perantara metabolisme karbohidrat serta
menyimpan glikogen.
3) Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu
yang mengalir melalui saluran empedu kesaluran pencernaan.
4) Tempat metabolis mekarbohidrat, lemak dan protein.
5) Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi
darah.
6) Tempat menyimpan beberapa vitamin (vitaminA,D,E,K), mineral
(termasukzatbesi).
7) Mengontrol produk siserta ekskresi kolesterol.
8) Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna
makanan dan menyerap zat gizi penting.
9) Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun (detoksikasi)
serta memetabolisme alkohol.
10) Membantu menghambat infeksi.

B. Definisi Hepaitis
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan
yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis
dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
Jadi Hepatitis adalah suatu proses peradangan atau inflamsi hati dapat
terjadi karena infeksi virus, reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
biokimia.
C. Etiologi
a) Virus
Uraian Type A Type B Type C Type D Type E

Metode Fekal- Parenteral Parenteral Parenteral Fekal-


transmisi oral seksual, jarang perinatal, oral
melalui perinatal seksual, memerlukan
orang orang koinfeksi
lain keorang, dengan type B
perinatal

Keparah- Tak Parah Menyebar Peningkatan Sama


an ikterik luas, dapat insiden kronis dengan
dan berkem- dan gagal D
asimto- bang hepar akut
matik sampai
kronis
Sumber Darah, Darah, Terutama Melalui darah Darah,
virus feces, saliva, melalui feces,
saliva semen, darah saliva
sekresi
vagina

b) Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol


sirosis.

c) Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis
toksik dan hepatitis akut.
D. Tanda dan Gejala
1) Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2) Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi


virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama
kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan
sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan
malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3) Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan


suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera
yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru
berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal
pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
4) Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa


sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15
hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal,
penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
E. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini
unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat
masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin (obat-obatan)
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
Hipertermi Inflamasi
hepatikus, karena terjadi retensipada heparkerusakan sel ekskresi)
(akibat Peregangan
dankapsula hati
regurgitasi pada duktuli,
Gangguanempedu belum
suplay darahmengalami
normal padakonjugasi (bilirubin
Perubahan kenyamanan Hepatomegali
indirek), maupun bilirubinsel-sel
yanghepar
sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama Perasaan tidak
disebabkan karenanyaman
Gangguan metabolisme karbohidrat Kerusakan sel parenkim, sel hati dan di kuadran kanan atas
lemak dan protein duktulii empedu
kesukaran dalam pengangkutan, intrahepatik
konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak
pucat Nyeriair, maka bilirubin
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam Anoreksia
Gglikogenesis Glukoneogenesis
menurun menurun ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine
dapat dieksresi
dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubinPerubahan Nutrisi:
terkonjugasi
Glikogen dalam hepar berkurang Kurang Dari Kebutuhan
dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
Glikogenolisis menurungatal-gatal pada ikterus.
menimbulkan
Glukosa dalam darah berkurang

Cepat lelah

PATHWAY
Obstruksi Kerusakan konjugasi
Kerusakan sel eksresi empedu
Bilirubin tidak sempura dikeluarkan
Retensi bilirubin melalui duktus hepatikus
Regurgitasi pada duktuli
Bilirubin direk meningkat
empedu intra hepatik
Bilirubin direk Ikterus
meningkat

Peningkatan garam Ikterus Larut dalam air


empedu dalam darah

Pruritus Perubaha Eksresi ke Billirubinuria dan kemih


kenyamanan dalam kemih berwarna gelap
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a) Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
b) Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
c) Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
d) Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
2. Radiologi
a. foto rontgen abdomen
b. pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose
bengal yang berlabel radioaktif
c. kolestogram dan kalangiogram
d. arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
a. Laparoskopi
b. biopsi hati
G. Komplikasi
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang
disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan
stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati
yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih
banyak ditemukan pada alkoholik.

II. ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas : penyakit hepatitis bisa terjadi pada semua umur
2. Keluhan utama : Keluhan yang disebabkan infeksi virus Nafsu makan
menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu
hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang,
bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, demam, pusing, nyeri
persendian dan gatal-gatal.
3. Dasar data pengkajian pasien:
a) AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : kelemahan, kelelahan dan malaise.
b) SIRKULASI
Tanda : Bradikardia (hiperbilirubinemia berat), ikterik pada sklera,
kulit dan membran mukosa.
c) ELIMINASI
Gejala : Urine gelap dan diare atau konstipasi ;feses berwarna tanah liat
d) MAKANAN / CAIRAN
Gejala : hilang napsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau
meningkat (edema), mual/muntah.
Tanda : Asites
e) NEUROSENSORI
Tanda : peka rangsangan,cenderung tidur, letargi dan asteriksis.
f) KENYAMANAN
Gejala : kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, mialgia,
sakit kepala.
Tanda : otot tegang dan gelisah.
g) PERNAPASAN
Gejala : tidak minat atau enggan merokok bagi perokok
h) KEAMANAN
Gejala : adanya transfusi darah
Tanda : demam, eritema, splenomegali
i) SEKSUALITAS
Gejala : pola hidup atau perilaku meningkat risiko terpajan (contoh
homoseksual)

B. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
penderita hepatitis:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b . d anoreksia.
Ds: klien mengeluh hilang napsu makan,
Do : penurunan berat badan (45kg menjadi 40kg) ,mual/muntah
2. Nyeri b . d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta.
Ds: klien mengeluh nyeri.
Do: nyeri tekan pada kuadran kanan atas,mialgia, sakit kepala,
gelisah dan wajah meringis kesakitan.
3. Hipertermi b . d penyakit ( hepatitis)
Ds : klien mengeluh demam.
Do :demam(380c), kelelahan.

C. Intervensi Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b . d anoreksia.
Goal :Klien tidak akan mengalami Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
Ojektif :Klien tidak akan mengalami anoreksia selama dalam
perawatan
Outcome :Dalam jangka waktu 1x24 jam perawatan : napsu makan
meningkat, peningkatan berat badan( 40kg menjadi
42kg).
Intervensi :
a. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
b. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi
sering dan tawarkan pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastrointestinal
dan menurunkan kapasitasnya.
c. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah
makan
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah bau dan rasa
tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
d. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan
pemasukan
e. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.

2. Nyeri b . d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati


dan bendungan vena porta.
Goal : Klien bebas dari nyeri
Objektif :Klien tidak mengalami pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta
selama dalam perawatan
Outcome :Dalam jangka waktu 1x24 jam perawatan: klien tidak
mengeluh nyeri, klien tidak mengalami nyeri tekan
pada kuadran kanan atas ,tidak mialgia, tidak
mengalami sakit kepala lagi, tidak gelisah dan wajah
berseri-seri.
Intervensi :
a. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat
digunakan untuk intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman,
oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui
pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif untuk mengurangi
nyeri.
b. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap
nyeri
- Akui adanya nyeri
- Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang
nyerinya
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan
kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
c. Berikan informasi akurat dan
- Jelaskan penyebab nyeri
- Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui .
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan
nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang
dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
d. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak
mengandung efek hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk
mengurangi nyeri.

3. Hipertermi b . d penyakit ( hepatitis)


Goal : klien bebas dari hipertermi
Objektif : klien tidak akan mengalami penyakit ( hepatitis)
selama dalam perawatan
Outcome : Dalam jangka waktu 1x24 jam perawatan: suhu tubuh
klien normal (380c menjadi 37,50c),tidak mengalami
kelelahan.
Intervensi :
a. Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari
buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang
memicu timbulnya dehidrasi
c. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk
mengurangi panas tubuh melalui penguapan
d. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya
pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien,
mencegah timbulnya ruam kulit.

D. Evaluasi Keperawatan
Hasil yang diharapan meliputi:
1) Napsu makan meningkat, peningkatan berat badan ( 40kg menjadi
42kg).
2) Klien tidak mengeluh nyeri, klien tidak mengalami nyeri tekan
pada kuadran kanan atas ,tidak mialgia, tidak mengalami sakit
kepala lagi , tidak gelisah dan wajah berseri-seri.
3) Suhu tubuh klien normal (380c menjadi 37,50c),tidak mengalami
kelelahan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Jual, 1999, “Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan”,


EGC,Jakarta.

Doenges, Marlynn E, 1999,”Rencana Asuhan Keperewatan : Pedoman Untuk


Perencanaan Dan Pendokumentasiaan Perawatan Pasien”,edisi , EGC, Jakarta.

NANDA internasional, 2010, “Diagnosa keperawatan : klasifikasi 2009-2011”,


EGC,Jakarta.

Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,” Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit”,EGC, Jakarta.

Smeltzer, suzanna C, 2001, “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Brunner dan
Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8,EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai