Anda di halaman 1dari 10

ika putri

Jumat, 17 Mei 2013


makalah tentang bounding attachment akbid ibtisam aulia

MAKALAH ASKEB II
TENTANG
BOUNDING ATTACHMENT
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 12:
1. IKA PUTRI
2. SABDARIA

AKADEMI KEBIDANAN IBTISAM AULIA KISARAN


T/A 2011-2010

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BOUNDING ATTACHMENT


Bounding adalah Ikatan antara ibu dan bayi dalam masa awal
neonatus,sedangkan attachment adalah sentuhan.Bounding Attachment adalah
istilah dalam kebidanan atau psikologi kebidanan yang artinya ikatan antara ibu dan
bayi dalam entuk kasih sayang dan belaian.
Bounding attachment terjadi pada kala IV dimana diadakan kontak antara ibu-
ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Pengertian Bounding Attachment
menurut beberapa ahli yaitu :
1. Menurut Klause dan Kennel (1983) adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata,
baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera
bayi setelah lahir.
2. Nelson (1986), bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua
dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang
meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan
perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir;
attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4. Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi
sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang
seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang
saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;
attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas
yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan
bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih sayang antara
ibu dengan bayi yang di lahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis dan
fisiologis.Ikatan ibu dan anak di mulai sejak anak belum di lahirkan dengan suatu
perencanaan dan konfirmasi kehamilan,serta menerima janin yang tumbuh sebagai
individu.Sesudah lahir sampai minggu – minggu berikutnya ,kontak visual dan fisik
bayi memicu berbagai penghargaan satu sama lain.
B. Prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment (Mercer, 1996)
yaitu :
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu
akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses bounding attachment ini.
2. Suatu tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang
kompeten.
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan
semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga
penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang
terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu
untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.

4. Kedekatan orangtua dengan bayi


Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin
secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.

5. Kecocokan orangtua dengan bayi ( termasuk keadaan, temperamen dan jenis


kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan
anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal
kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga
yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat
kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.

Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain
juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran
menjadi seorang ayah, diantaranya :

a. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai
keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
b. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga perhatian yang
disebabkan oleh :

1) cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak.


2) kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang
bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
3) Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan
keberhasilannya sebagai seorang ayah).
4) Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis
kelamin.

C. Tahap-Tahap Bounding Attachment


1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara,
dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.

2. Bounding (keterikatan)

3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

D. Elemen-Elemen Bounding Attachment


1. Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua
dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan
cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.

2. Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan
kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk
saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).

3. Suara – Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.

4. Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter,
Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan
aroma susu ibunya (Stainto, 1985).

5. Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan


orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-
nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya.
Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan
balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang
positif.

6. Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan
ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk
ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi
kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi
sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.

7. Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa
kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–
anak.

Penelitian belum dapat membuktikan bahwa kontak dini merupakan hal yang
penting untuk hubungan orangtua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada
beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :

1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.

2. Reflek menghisap dilakukan dini.

3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.

4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak , body warmth (kehangatan
tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

E. Cara untuk melakukan Bounding Attachment ada bermacam-macam antara


lain:
1. Pemberian ASI ekslusif

Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir atau
yang biasa disebut dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), secara langsung bayi akan
mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan
diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini:

a. Untuk bayi
1) Kehangatan
Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang
diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya
mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.

2) Kenyamanan
Ternyata bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis
dibandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.

3) Kualitas perlekatan
Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan inisiasi
dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu menyusu.

b. Untuk ibu
Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya
pendarahan.

Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu

1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya
dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian
karena hypothermia (kedinginan).
2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga
mengurangi pemakaian energi.

3) Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu.
Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri
yang lebih ganas dari lingkungan.

4) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan
antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk
pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk
mengolah asupan makanan.

5) Asi yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antibodi yang dapat


mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.

6) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi
usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein
manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus
bayi.

7) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif
dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.

8) Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnya oksitosin yang penting karena:

a) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan


mengurangi perdarahan ibu.
b) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai
bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri),
dan timbul rasa sukacita/bahagia.

c) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna
putih) dapat lebih cepat keluar.

c. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu
dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan
antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi
selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak
dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar
terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif,
ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak
dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI,
karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena
dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan
terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

F. Sibling Rivalry
Sibling Rivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara saudara kandung.
Persaingan antara saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak
karena merasa ada ancaman gangguan yang mengganggu kestabilan hubungan
keluarganya dengan adanya saudara baru.
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi
positifnya, antara lain:
1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa
keterampilan penting.
2. Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling
rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1. Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
5. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6. Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari
satu sama lain.
7. Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga
adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8. Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka
sendiri.
10. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan
kekerasan fisik.
11. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan
untuk anak-anak.
12. Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama
lain.
13. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua
sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang
paling bagus.

Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:


1. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama
pasca kelahiran.
2. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif
tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan

DAFTAR PUSTAKA

Desty, dkk. 2009. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi
Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Tim pengajar askeb III.(2007).Penuntun belajar askeb III jurusan kebidanan
poltekkes Depkes Yogyakarta,’’Yogyakarta
Indiarti,M.T. (2005)Panduan lengkap kehamilan persalinan dan perawatan
bayi,Diglossia Media,Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai