Anda di halaman 1dari 22

MENAFSIRKAN DIAGRAM - DIAGRAM

Sekurangnya ada tiga tingkat untuk menafsirkan diagram. Yang pertama adalah polah
keseluruhan dan kepadatan diagram seperti kita mencerahnya sebagai suatu totalitas pada
lembar itu. Yang kedua adalah makna potensial kumpulan. Kumpulan diagram yang
berkenaan dengan sebuah kategori isyu tertentu (inderawi, neigborhood) atau yang mencakup
suatu jaringan isyu yang mengatasi kategori isyu (pola pohon-pohonan dalam kaitan
membingkai view ke tapak). Yang ketiga adalah penafsiran tiap diagram sendiri – sendiri
atau fakta tapak.

Penafsiran diagram-diagram adalah upaya kita untuk memberi makna kepada apa
yang telah kita temukan perihal tapak kita. Kita sedang mencoba mengubah data menjadi
informasi. Ketika kita sedang mengumpulkan data dan mendiagramnya, kita barangkali
berpikir akan konsep – konsep disain yang mungkin untuk menghadapi berbagai kondisi
tapak.
Penafsiran adalah bilamana kita membaca diagram membiarkannya menanamkan
sesuatu pada kita perihal apa yang mungkin kita harapkan ketika kita benar – benar memulai
konseptualisasi disain. Pengharapan ini adalah mendisain karena menghasilkan sekumpulan
sikap untuk menghadapi tapak dan membantu kita merumuskan strategi untuk menghadapi
kondisi tapak dalam disain.
Kita dapat menafsirkan beberapa hal dari pola –
pola diagram pada lembaran kita. Pada tingkat
penafsiran ini tiap diagram berperan sebagai sebuah
suara pemilih. Berdasarkan jumlah diagram belaka
yang telah kita tempatkan di bawah berbagai label
informasi (lokasi, konteks neighborhood, dst) kita
cenderung untuk mengganggap yang paling banyak
sebagai yang potensial paling penting. Dalam arti,
kepadatan diagram memberi petunjuk permulaan
“dimana harus di lakukan dengan sesuatu” pada tapak.
Kepadatan berangkali menggambarkan kedalaman
keterlibatan kita pada rasa kepentingan relatif kita akan
fakta-fakta tapak. Kita cenderung untuk melewatkan
lebih banyak waktu bertayang lebar pada informasi
tapak yang kaya dan potensial penting serta tidak
terlalu banyak pada isi yang kita rasa tidak terlalu
memeberi karapan sebagai faktor pemberi bentuk
utama. Pada tikat penapsiran ini kita harus waspada terhadap kenyataan bahwa informasi
tapak terbentuk hanya lebih banyak punya sub-heading meskipun sesungguhnya relatif tidak
penting sebagai pengaruh pada bentuk

Sebuah latihan yang amat bermanfaat, bilamana


diagram diagram telah lengkap dan terorganisir, adalam
mencari jaringan atau kumpulan kumpulan baru isyu
tapak yang mungkin menciptakan kumpulan informasi
tapak yang bermakna.

Proses ini melibatkan pengecekan tiap diagram


tapak terhadap masing masing yang lain untuk melihat
apakah ada suatu hubungan antara keduanya yang tidak
kita serap sebelumnya. Jika sebagi contohnya, kita
menghubungkan kenyataan bahwa kita punya
penggunaan tapak tetangga yang potensial negatif
dengan variasi suhu musiman, curah hujan tahunan,
kontour tapak dan pola drainase, kita mungkin ingin
untuk menjajagi potensi menciptakan saluran penyangga untuk menyekat pengaruh tanah
tetangga mengandalkan drainase, memberikan keuntungan bagi fungsi tapak kita dan
membentuk sesuatu yang menguntungkan untuk menghemat energi dalam bangunan kita.
penafsiran ini tidak memberi kita suatu pemecahan tertentu bagi situasi itu tapi memberi kita
suatu target situasional untuk diusahakan dalam pembuatan keputusan disain. jika penafsiran
kita terhadap jaringan-jaringan diagram dapat membantu kita membentuk rambu rambu yang
mengarahkan konsep konsep kita, hal itu akan telah berperan sebagai titik kunci dalam
progresi kita terhadap disain akhir.
Tingkat penafsiran yang paling umum adalah tingkat penafsiran fakta tapak sendiri-
sendiri dan kumpulan diagram di dalam suatu kategori isu (Klimat, Legal, dsb). dengan
menyaring makna dari dan/atau memberi makna kepada tiap diagram tapak kita dapat
menduga dan memperkirakan hal-hal tertentu perihal tugas disain akhir. beberapa contoh
pada halaman berikut

Suatu tinjauan terhadap informasi tapak bersama dengan pencerahan kita akan tapak
sesungguhnya memberi tahu kita apakah tapak itu mempunyai sifat menuntut atau tidak. Jika
ada beberapa isyu tapak yang merupakan suatu tantangan dari segi ukuran, intensitas, nilai
atau kualitas lainnya, kita diragakan terhadap fakta dalam menafsirkannya dan dapat
memperkirakan perbendaharaan disain dalam kumpulan – kumpulan konseptual yang
mungkin diperlukan untuk menaggapi kondisi tapak itu.

1. Ada tapak tertentu yang relative tidak ber-feture hampir tidak memberi perangsang
kepada kita sebagai disainer. Tapak lainnya mungkin memberikan aspek tunggal atau
banyak, pengaruh yang positif atau nrgatif, yang dapat memberi kita titik tolak dalam
pemikiran kita perihal penempatan fungsi – fungsi pada tapak.

2. Ukuran tapak dalam kaitan ruang - ruang fungsional yang akan tempatkan memberi
tahu kita apakah kita sedang bekerja dengan situasi bangunan dan tapak yang ketat
atau longgar. Situasi ketat menyiratkan penumpukan fungsi – fungsi (bangunan dan
parkir bertingkat) dan keperluan untuk menyusun ruang tapak residu sampai
manfaatnya maksimum. Hampir tidak ada ruang terbuang dalam hal ini dan kerutinan
disain kita untuk menangani “situasi ketat” akan tepat.
3. Mungkin ada amanat dari bentuk-bentuk bangunan sekeliling bagi berbagai tanggapan
arsitektural stilistis pada proyek kita. Bilamana ada suatu keadaan sekitar yang
bertalian yang perlu di hormati (skala, material, landscaping, kepadatan land use,
penggunaan ruang terbuka, fenetrasi, berbentuk atap, berbentuk serambi, detail,
aksesori, dsb), kita harus menentukan sikap kita terhadap keadaan sekitar itu (kontras
atau penyesuaian) dan memusatkan diri pada pendekatan- pendekatan konseptual
yang terbukti berhasil dalam situasi itu.

4. Kontur tapak mungkin amat tegas yang menyebabkan kita memperkirakan suatu
bangunan tanggung atau suatu pengolahan tanah yang besar untuk memadukan
bangunan dan fungsi-fungsi eksterior dengan lahannya. Kadangkala kontur dan
permukaan lainnya ( pohon, batuan, bangunan lain, dsb feature dimana fungsi-fungsi
harus di letakkan pada tapak (lapangan bermain pada daerah terbesar dan terdatar;
parkir pada sisi rendah untuk menghindari masalah drainase dengan bangunan
bangunan pada tanah yang tinggi untuk mengatasi masalah drainase dan
memungkinkan kemiringan yang di perlukan untuk menghubungkan bangunan
dengan utilitas pembuangan.

5. Jalanan sekitar dan pola lalu lintas kendaraan biasanya menentukan dimana kita dapat
memasukkan kendaraan ke tanah kita. Tanggapan tipikal disini termasuk menghindari
keluar masuk dan dari jalan utama, menggunakan jalan minor untuk masuk keluar
yang lebih aman dan perlahan serta penempatan titik keluar masuk sejauh mungkin
dari persimpangan jalan.

6. Jalan sekitar atau fungsi yang bersebelahan mungkin merupakan pengaruh negatif
pada proyek kita sehingga kita mungkin ingin menggunakan pabrik dan daerah bukan
untuk orang sebagai suatu penangkal antara pengaruh negatif itu dalam proyek kita.

7. Kondisi cuaca tahunan mungkin sedemikian rupa sehingga kondisi itu menggerakkan
beberapa konsep pemberi bentuk. Panas atau dingin berlebihan mungkin
mengusulkan suatu sikap yang lebih defensif sepertihalnya menurunkan
bangunananya kedalam tanah, curah hujan yang besar mengusulkan desain jaringan
pengelolaan air untuk secara sistematis menggunakan air itu sehingga tidak merusak
tapak kita ataupun tanah di sebelahnhya.
8. Pemunduran yang besar seringkali di gunakan untuk beraktifitas outdoor dan parker.

9. Pembatasan tinggi bangunan dan larangan lainnya akan meneruskan konstrain


pemasangan ke seluruhan dan kadangkala perbendaharaan bagi bangunan kita.

10. Demi ekonomi, kita mungkin ingin menempatkan bangunan kita dekat dengan pinggir
tapak dimana utilitas bersedia untuk menghindari jaringan utilitas pada tapak yang
mahal
Dengan menggunakan Analisa sebagian
terhadap sebuah tapak berikut memperlihatkan
bagaimana sketsa vignet desain tapak dapat
dirangsang dalam menanggapi masing masing faktor
tapak dan kondisi. Sketsa vignet membangkitkan
konsep konsep untuk mengatur semua aktifitas client
dan ruang ruang pada denah itu.

Baik tiap tiap sketsa vignet desain tapak


maupun konsep konsep pengaturan tapak menyeluruh
Digambar dari pengalaman lampau kita sebagai
desainer dan perbendaharaan ide ide desain tapak yang
kita bawa bawa dari jasa proyek ke proyek lainnya.
Dengan menganalisa berbagai kondisi tapak dengan
diagramming. Semakin luas perbendaharaan idea
design yang kita punya untuk digambar untuk
menanggapi dengan sehat kondisi kondisi tapak
semakin mungkin kita menghasilkan sebuah rencana
tapak dan design bangunan yang berhasil.

berikut adalah beberapa contoh analisa Kondisi Site dan Hasil Vignet Desainnya:

1.1 KONDISI SITE (Neighborhood/Keadaan Sekitar)


- Pada gambar pertama terdapat office (kantor) pada sisi barat site dan juga parkiran
kantor tersebut pada sisi utara site.
- Terdapat juga city park (taman kota) di sisi timur site, sungai kecil dan juga
jembatan pejalan kaki.
- Terdapat monumen pada sisi barat daya site.
- Bernegosiasi terhadap pemerintah mengenai pengembangan sungai yang akan
digunakan sebagai bagian dari site.

1.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Dipastikan di bagian timur site adalah "high density zone" yang memiliki arti
wilayah yang padat akan pejalan kaki, maka dari itu harus dimanfaatkan semaksimal
mungkin daerah di timur site tersebut dikarenakan terdapat taman kota di sisi timur
site.
- Parkir harus pula diselaraskan dengan parkiran yang berada di sisi utara site
sehingga dimanfaatkan sebagai daerah lalu lalang kendaraan.
- Dibiarkan terbuka pada bagian barat daya site agar mendapatkan pandangan
langsung ke monumen kota.
- Membuat site bagian dari taman kota.
- Membuat aliran sungai melewati site dengan tembok rendah agar tidak
menghalangin pandangan.

2.1 KONDISI SITE (Size/Area/Ukuran)


- Memiliki luas tanah seluas 55000 sf atau 5,1 hektar.
- Jalan di samping site memiliki lebar 30' atau sekitar 9 meter, dan jarak dari jalan ke
site sekitar 10' atau sekitar 3 meter

2.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Building footprint (bangunan) dengan patokan luas 5928 sf (550,729 meter persegi).
- Parking (parkir) dengan patokan 15 mobil/350sf (32,5161 meter persegi). Dengan
total 5250 sf (487,741 meter persegi).
- Play area (area bermain) dengan patokan luas 5000 sf (464,5152 meter persegi).
- Service area (area pelayanan/servis) dengan patokan luas 600 sf (55,7418 meter
persegi).
- Drop out/Pick up area dengan setidaknya memiliki luas 1300 sf (120,774 meter
persegi) atau 520 sf (48,3096 meter persegi).
- Covered play area dengan patokan 1000 sf (92,903 meter persegi).
- Tanah yang terprogram baru hanya 19.078 sf (1772,4042 meter persegi).
- Tanah yang belum terpakai harus diprogram secara optimal.
3.1 KONDISI SITE (Setbacks/Easements/Peraturan)
- Sepadan pada bagian utara site harus sepanjang 7' atau sekitar 2 meter.
- Sepadan pada bagian barat dan selatan site harus sepanjang 30' atau sekitar 9 meter.
- Sepadan pada bagian timur site harus sepanjang 25' atau sekitar 7,5 meter.

3.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Area pada sepadan dapat dimanfaatkan sebagai landskap atau pepohonan sebagai
buffer (peredam suara) ke arah bangunan.
4.1 KONDISI SITE (Contours/Kontur)
- Permukaan tanah tinggi-rendah dari arah barat daya-timur laut.

4.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Diusahakan membuat bangunan dengan 1 tingkat karena bangunan dengan 2 tingkat
tidak akan bekerja dengan optimal.
- Bangunan pada barat daya digunakan sebagai view dari taman kota.
5.1 KONDISI SITE (Drainage/Drainase)
- Alur drainase mengalir dari barat daya site ke timur laut site.
- Air juga mengalir dari jalan ke utara dan timur jalan.
- Terdapat sungai kecil yang menyalurkan air tersebut.

5.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Bangunan diletakkan pada high-ground (dataran yang lebih tinggi) agar
meminimalisir permasalahan drainase.
- Bangunan yang berada pada low-ground (dataran yang lebih rendah) harus
dilindungi dari aliran drainase.

6.1 KONDISI SITE (Trees/Vegetasi)


- Terdapat 3' - 5' perdu pada site.
- Terdapat pepohonan pinus pada site.
- Terdapat beberapa pohon ek yang membentang di dalam dan di luar site.
6.2 RESPON DESAIN VIGNET
- Pepohonan di bagian barat site yang membuat garis akan membuat kesan penekanan
pandangan ke site.
- Pepohonan di bagian timur site digunakan sebagai pelindung dari sinar matahari
timur (pagi-siang).

7.1 KONDISI SITE (Man-made Features/Fitur Buatan Manusia)


- Terdapat trotoar pada bagian barat dan selatan site.
- Terdapat jembatan pada bagian tenggara site.
7.2 RESPON DESAIN VIGNET
- Bagian barat dan selatan site adalah mutlak tempat pejalan kaki.
- Bagian timur site dipertimbangkan bahwa ada beberap orang yang berjalan disana.
- Bagian barat dan selatan site digunakan sebagai lookout-point (tempat memandang)
ke arah tempat bermain pada site.

8.1 KONDISI SITE (Pedestrian circulation/Sirkulasi Pejalan Kaki)


- Pada bagian barat anak-anak sering mengambil jalan pintas ke dan dari
sekolah/taman.
- Pada bagian timur tapak terdapat sirukulasi pejalan kaki minor di sisi sungai.
- Pada bagian selatan tapak terdapat sirkulasi pejalan kaki major di sisi jalan.
8.2 RESPON DESAIN VIGNET
- Diberikan beberapa tempat beristirahat di sepanjang jalan di tepi sungai.
- Dibuat beberapa spot “drop-off” pada daerah selatan tapak.
- Dibuat sirkulasi pejalan kaki yang aman mengintari bangunan.

9.1 KONDISI SITE (Vehicular Circulation/Sirkulasi Kendaraan)


- Sirkulasi kendaraan pada sisi barat site merupakan sirkulasi kendaraan yang minor.
- Sirkulasi kendaraan pada sisi selatan site merupakan sirkulasi kendaraan yang
sedang.
- Terdapat traffic light pada perempatan.
9.2 RESPON DESAIN VIGNET
- Tempat masuk dan keluar kendaraan pada site ditempatkan sejauh mungkin dari
perempatan.
- Dibuat loop kendaraan pada site agar memberi sedikit ruang agar kendaraan dapat
bersirkulasi.

10.1 KONDISI SITE (Views from site/View dari site)


- View dari site terdapat monumen, pepohonan yang berbaris, parker, perumahan,
sungai kecil dan taman.

10.2 RESPON DESAIN VIGNET


- View ke parkir di blok.
- View yang difilter kearah jalan.
- View yang difilter kearah perumahan.
- View yang terbuka kearah taman dan sungai.
- View yang terbuka kearah monumen.

11.1 KONDISI SITE (Views to site/View ke site)


- View dari perkantoran.
- View dari perumahan orang tua.
- View dari jalan.
- View dari taman.

11.2 RESPON DESAIN VIGNET


- View dari arah utara (parkir) diharapkan dibuat daerah servis karena pandangan di
blok.
- Selain pandangan dari utara, pandangan lepas kearah bangunan.
12.1 KONDISI SITE (Views through site/ View melewati site)
- View ke taman dari kantor melalui site.
- View ke taman dari perumahan orang tua melalui site.
- View diantara monumen dan taman.

12.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Dirancang bangunan yang tidak menghalangi pandangan-pandangan dari kondisi
site awal.
- Dibuat bangunan yang yang “terkubur” untuk menyediakan pandangan tanpa
bangunan ke jalanan/taman.

13.1 KONDISI SITE (Noise/Kebisingan)


- Kebisingan kendaraan dari arah perempatan karena terdapat traffic light.
- Kebisingan anak-anak yang sedang bermain dapat mengganggu ketentraman di
perumahan orang tua.
13.2 RESPON DESAIN VIGNET
- Letakkan bangunan sejauh mungkin dari jalan agar tidak terganggu dengan
kebisingan kendaraan.
- Menggunakan rancangan lanskap dan levelling tanah sebagai peredam suara.
- Letakkan tempat bermain anak sejauh mungkin dari perumahan orang tua.
- Menggunakan bangunan sebagai peredam suara.

14.1 KONDISI SITE (Human Cultural/Budaya Manusia)


- Pada barat site terdapat kantor yang digolongkan sebagai lokasi profesional.
- Pada selatan site terdapat perumahan orang tua dan juga perumahan anak muda
dengan pendapatan menengah.
- Komunitas yang besar karena terdapat monument dan juga taman.
- Lokasi yang bebas dari vandalisme, populasi yang stabil, keadaan sekitar yang
positif terhadap proyek yang akamn dibuat.
14.2 RESPON DESAIN VIGNET
- Respon terhadap monument dan taman diharapkan positif kedepannya.
- Dibuatkan tempat yang dapat digunakan orang tua untuk melihat tempat bermain
anak.

15.1 KONDISI SITE (Utilities/Utilitas)


- Pada barat site sudah tersedia saluran listrik, air, gas, dan telepon.
- Terdapat selokan yang memiliki kedalaman kurang lebih 12ft (3,657 m) kebawah di
daerah selatan site pada jalan.
15.2 RESPON DESAIN VIGNET
- Letakkan bangunan di daerah dekat dengan saluran listrik, air, gas, telepon dan juga
selokan agar mengurangi biaya instalasi.

16.1 KONDISI SITE (Wind/Angin)


- Angin dari musim dingin yang berasal dari arah barat laut kearah tenggara secepat
5mph atau sekitar 8kmph.
- Angin dari musim gugur dan semi berasal dari arah barat laut kearah timur laut
secepat 4mph atau sekitar 6,4 kmph.

16.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Dibuat landskap dan tembok untuk melindungi bangunan dari angin musim dingin.
- Membiarkan angin musim gugur dan semi melewati bangunan sebagai penghawaan
alami.
17.1 KONDISI SITE (Rainfall/Hujan)
- Curah hujan sekitar 60”/tahun atau 1,524m/tahun, atau 9” maks/bulan atau 0.22m
maks/bulan.

17.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Hindari desain bangunan yang menampung dan menggenang air.
- Membuat atap miring agar mempermudah drainase.
- Membuat aliran air langsung ke sungai.
18.1 KONDISI SITE (Sunpath/Jalur Matahari)
- Matahari pada musim panas terbit dan terbenam pada sekitar 25 derajat.
- Matahari pada musim dingin terbit dan terbenam pada sekitar 30 derajat.
- Pada musim panas, matahari dapat mencapai 83 derajat diatas kepala.
- Pada musim dingin, matahari dapat mencapai 36 derajat diatas kepala.

18.2 RESPON DESAIN VIGNET


- Bagian barat bangunan diblok secara penuh dari sinar matahari musim panas.
- Bukaan yang minim di daerah utara bangunan agar menghindari kehilangan hangat
bangunan pada saat musim dingin.
- Kaca dengan sedikit overhang diatasnya pada bagian selatan bangunan untuk
melindungi dari sinar matahari musim panas sekaligus mengizinkan cahaya masuk
pada musim dingin.
- Kaca dengan banyak overhang diatasnya pada bagian timjur bangjunan untuk
melindungi dari sinar matahari yang berlebih dari musim panas sekaligus
mengizinkan cahaya masuk pada musim dingin.

Anda mungkin juga menyukai