Postulat Koch
Postulat Koch
Oleh:
Nama : Hastya Tri Andini
NIM : B1A017081
Rombongan : II
Kelompok :2
Asisten : Azma Nurizqi Isnasari
A. Latar Belakang
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah mortar dan pestle,
plastik transparan, kertas label, penggaris, benang, milipore 0,22μm, solatip dan
gunting.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tanaman kacang
panjang, tanah untuk media penanaman, polybag, 5 lembar daun kacang-kacangan yang
terinfeksi penyakit karat daun, akuades steril, arang, cotton bud, stent dan alkohol 70%.
B. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
a. Penanaman Kacang
Langkah pertama adalah menyiapakn 6 bji kacang panjang, kemudian
di tanam dalam 2 polybag masing-masing 3 biji, kemudian dirawat selama 2
minggu.
b. Pembuatan Sap Tanaman
Sap tanaman dibuat dari dau tanaman yang sakit, ditumbuk hingga
halus kemudian diencerkan dalam 100 mL akuades steril secara aseptis, dan
kemudian disaring menggunakan milipore 0,22μm.
c. Inokulasi Virus Tanaman
Tanaman kacang yang telah dipelihara selama 2 minggu diukur
tingginya. Polybag yang satu sebagai uji dan polybag yang lain sebagai
kontrol. Setelah diukur tanaman dilukai dengan arang. Kemudian tanaman
diinokulasikan sap dengan cotton bud steril pada bagian yang telah dilukai.
Daun yang telah dilukai dibungkus dengan plastik bening dan diikat dengan
solatip. Lalu diinkubasi dan dirawat selama 7 hari di green house, setelah 7
hari diukur tinggi tanaman dan diamati gejala yang timbul, seperti klorosis,
nekrosis dan kekerdilan tanaman.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang didapat oleh kelompok kami, dapat dilihat bahwa
pada tanaman uji yang diinfeksi virus pada hari ketujuh tidak mengalami gelaja
penyakit seperti nekrosis, klorosis dan tidak mengalami kekerdilan. Tinggi tanaman
yang diinfeksi virus pada awalnya adalah 78 cm, kemudian 7 hari setelah diberi
perlakuan tingginya menjadi 126,5 cm. Jika dibandingkan dengan tanaman kontrol
yang tinggi awalnya adalah 31 cm dan pada hari ketujuh menjadi 74 cm, tanaman
yang diinfeksi virus mengalami pertumbuhan tinggi yang relatif sama yaitu sekitar
40 cm. Oleh sebab itu, kelompok kami menyimpulkan bahwa tanaman yang diinfeksi
virus tidak mengalami kekerdilan. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan postulat
koch, menurut pernyataan Foster et al. (2008), keberhasilan inokulasi secara mekanis
tergantung pada konsentrasi virus dalam sap, sumber inokulum, metode penyiapan
inokulum, ketahanan virus terhadap sap, dan tanaman inang. Kondisi lingkungan
sebelum dan sesudah inokulasi, seperti cahaya dan suhu juga mempengaruhi
keberhasilan. inokulasi. Daun yang terinfeksi virus umumnya memiliki kenampakan
daun yang permukaannya halus, berbercak dan tidak berlubang.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Bollard, T. & Braille, A., 1993. A simple greenhouse climate control model
incorporating effects on ventilation and evaporative cooling. Agricultural and
Forest Meteorology, 65, pp. 145-157.
Foster, G., Annan, J. D., Schmidt, G.A., & Mann, M.E., 2008. Comment on "Heat
Capacity, Time Constant, and Sensitivity of Earth's Climate System" by S.E.
Schwartz. J. Geophys, 113(1), pp. 1-8.
Liu, R., Vaishnav, R. A., Roberts, A. M. & Friedland, R. P., 2013. Humans Have
Antibodies Against A Plant Virus: Evidence From Tobacco Mosaic
Virus. PloS one, 8(4), pp. 1-7.
Pracaya., 2007. Hama & Penyakit Tumbuhan Edisi Revisi. Salatiga: Agriwawasan.
Rivers, T., 1989. Viruses and Koch’s Postulate. Journal of Bacteriology, 33(1). New
York : The Rockefeller Institute for Medical Research.